Divine Performing Arts Mempersembahkan Keagungan Dinasti Tang; Empat Pertunjukan Dipadati oleh 10.000 Penonton
Antrian Panjang di Loket Penjualan Karcis, Pemandangan Langka di Tempat Terkenal

(Minghui.org) Tur keliling Divine Performing Arts, sebuah perusahaan yang bermarkas di New York, menghidupkan kembali kebudayaan tradisional Tionghoa melalui tarian-tarian yang diilhami mitologi klasik, tarian rakyat, lagu-lagu bergaya opera, serta musik Barat dan Timur, mengakhiri empat pertunjukannya di Royal Festival Hall di London pada malam 24 Pebruari ditengah-tengah gemuruh tepuk tangan yang panjang. Masyarakat London, yang dikenal dengan sifat-sifat mereka yang konservatif dan berselera tinggi di bidang seni dan musik, sangat bergairah dan antusias sepanjang pertunjukan. Karcis-karcis terjual habis sebelum pertunjukan pembukaan, dan para penonton enggan meninggalkan tempat setiap kali pertunjukan. Sekitar 10.000 orang menonton Chinese Spectaculer selama empat hari ini.

Royal Festival Hall (RFH) adalah gedung konser terkenal di dunia dan tempat kesenian serta warisan permanen  sesudah perang, Festival of Britain diadakan di South Bank pada tahun 1951, dengan julukan "Istana Rakyat." RFH merupakan bagian dari Southbank Centre, juga termasuk The Hayward, Queen Elizabeth Hall dan Purcell Room. Manajemen South Bank Centre berencana untuk menyambut peningkatan pementasan pertunjukan Divine Performing Arts tahun depan.

Menurut staf, karena permintaan yang berlimpah, maka disetujui untuk mencetak dan menjual karcis dimana sebelumnya tidak ditawarkan karena mengganggu pemandangan, agar dapat mengakomodasi penonton yang berjumlah hampir 3.000 setiap pertunjukan. Antrian panjang terjadi di luar loket karcis sebelum  pertunjukan terakhir, dan banyak orang meminta nama mereka dimasukkan ke dalam daftar tunggu, berharap dapat membeli karcis yang dikembalikan.

Seluruh empat pertunjukan selama tiga hari dipenuhi penonton, dan Chinese Spectaculer menciptakan kenangan yang luar biasa bagi sekitar 10.000 orang, suatu fenomena yang jarang terjadi bahkan bagi tempat terkenal seperti Royal Festival Hall.


Penyanyi tenor terkenal Guan Guimin, penyanyi soprano Bai Xue, penyanyi alto Yan Jiansheng, dan pemimpin penari Wang Xuejun

Chen Rutang, dirigen Orchestra Divine Performing Arts

Seluruh empat pertunjukan Divine Performing Arts dipadati penonton

Komentar yang paling sering terdengar tentang Spektakuler adalah, "Sempurna! Mengagumkan! Sangat indah! Sangat menyenangkan! Saya sangat gembira dan benar-benar menghargainya!" Banyak orang mengagumi koreografi yang indah, kostum-kostum yang menari perhatian, latar belakang yang kreatif, ekspresi wajah yang jelas serta bahasa tubuh para penari. Banyak orang berkata mereka belum pernah melihat pertunjukan seindah itu, pertunjukan kelas dunia.

Hampir setiap orang berkata mereka menyukai genderang, "Penabuh Genderang Istana Tang" dan "Genderang Kemenangan," serta mereka menggambarkan suatu perasaan damai dan kenyamanan di lubuk hati mereka setelah menyaksikan pertunjukan. Menurut sebagian orang, perasaan ini mirip dengan apa yang dialami setelah bermeditasi atau terapi fisik. Kebudayaan tradisional Tionghoa menekankan "Kesatuan antara langit dan manusia," dan ketrampilan tinggi dari para pemain  mewujudkan kepercayaan kuno ini, maka itu memancarkan energi luar biasa besar yang membersihkan dan menyegarkan kembali bagi para penonton. Dinasti Tang diketahui sebagai periode kemajuan dan stabilitas di China, ketika literatur, seni dan puisi ditorehkan, Buddhisme, Daoisme dan Konfucius hidup berdampingan dengan harmonis.


Mr. and Mrs. John Russell

John Russell adalah seorang pensiunan analis dan istrinya, Elaine Russell, adalah seorang guru. Mereka berdua memuji tinggi bagi ertunjukan terakhir Spektakuler. "Sangat cemerlang. Kami sangat menikmatinya. Kami menjadi sangat bergairah untuk menyambut hari ini. Tarian, pakaian, musik, dan orkestra sangat baik sekali, dan tarian penabuh genderang membangunkan kita semua."

Kerinduan akan budaya Tionghoa bukanlah hal baru untuk orang-orang Inggris. Pameran, Kaisar Pertama: Pasukan Tentara Terakota China, di Musium Inggris menarik lebih dari 100.000 pengunjung dalam enam bulan pertama. Hampir setiap keluarga di Inggris memiliki sesuatu tentang Tionghoa atau lukisan Tionghoa sebagai pusaka keluarga. Bahkan sejak jaman Marco Polo, yang memperoleh ketenaran karena keberanian petualangannya, latar belakang budaya orang Tionghoa yang mengakar dalam selalu menjadi sasaran pencarian dan keingin-tahuan.

Selama istirahat, Ron, seorang programmer komputer, berkata ia sangat menyukai pertunjukan tersebut. Ia menilai bahwa pertunjukan tersebut adalah sangat membantu baginya untuk memahami konteks budaya Tionghoa. "Sangat bagus. Saya terutama tertarik pada konotasi budayanya."

Ron juga mengomentari arti mendalam dari Chinese Spectacular.  "Saya sangat senang karena sangat beruntung untuk menonton pertunjukan ini. Saya akan merenungkan setelah tiba di rumah. Saya tidak mengetahui banyak tentang budaya Tionghoa, tetapi beberapa  hari yang lalu saya pergi mengunjungi pameran Kaisar Pertama: Pakusan Tentara Terakota China, dan saya belajar budaya Tionghoa selama untuk satu minggu. Pertunjukan hari ini telah memperluas pandangan saya."

Banyak orang yang menonton Spektakuler mengatakan perasaan yang sama daya tarik budaya Tionghoa, yang direfleksikan oleh kepopuleran Tai Chi, akupunktur dan obat-obatan Tionghoa. Seperti Mr.Finn, seorang instruktur di Royal Academy of Dance, berkata, "Saya mempunyai jiwa Tionghoa." Bagi mereka yang percaya bahwa tidak ada apa pun terjadi secara kebetulan, mereka mungkin mengira bahwa ada hubungan yang lebih dalam membawa orang-orang menonton Spektakulrr.

Beberapa orang berkata bahwa ketenaran yang luar biasa Divine Performing Arts di Inggris merupakan pertanda awal suatu kecenderungan baru dimana akan membawa kebangkitan kembali seni-seni klasik.

Sementara menikmti keindahan yang mendatangkan inspirasi dari Chinese Spectacular, orang-orang terkejut ketika mengetahui pemerintah China telah memblokir akses internet untuk melihat pertunjukan tersebut, dan konsulat-konsulat China mengganggu sponsor pertunjukan di luar negeri. Peter Clark, mantan produser BBC, sudah melakukan banyak kunjungan ke China. Ia berkata bahwa ia senang melihat pertunjukan tersebut dan DPA menyampaikan nilai-nilai budaya tradisional Tionghoa dengan cara yang berbeda dari Partai Komunis. "Pertunjukan ini menekankan pada "Sejati-Baik-Sabar."  Ia berharap akan ada praktisi Falun Gong memprotes Olympiade di Beijing, dan bahkan orang-orang yang tidak berlatih Falun Gong harus ikut memprotes. Clark merasakan bahwa sangat penting bagi seluruh dunia mengetahui tentang penganiayaan PKC terhadap kepercayaan. Ia berpikir bahwa orang-orang seharusnya tidak takut kepada PKC dan maju terus  serta berkata "Tidak!" atas penganiayaan.
Clark juga menyatakan pemahamannya bahwa suatu budaya tradisional bangsa tidak menjadi hak milik sebuah partai politik tertentu. "Campur tangan Partai Komunis terhadap Divine Performing Arts benar-benar menggelikan. Pertunjukan tersebut tentu menarik banyak orang," demikian menurutnya.

Chinese: http://www.epochtimes.com/gb/8/2/25/n2022599.htm
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/2/26/94807.html