Selandia Baru: Praktisi Mengadakan Rapat Umum dan Pawai untuk Memprotes Penindasan

(Minghui.org) - Pada tanggal 17 Juli 2008, praktisi Falun Gong di Selandia Baru berkumpul di Wellington, ibu kota Selandia Baru, mengadakan rapat umum dan pawai untuk menyerukan agar diakhirinya penindasan selama sembilan tahun oleh Partai Komunis China (PKC) terhadap Falun Gong. Pejabat pemerintah Selandia Baru menghadiri rapat umum dan menyatakan dukungan mereka bagi Falun Gong.


Praktisi Falun Gong mengadakan pawai “anti-penindasan” di Wellington


Peragaan penyiksaan untuk menyingkap PKC mengambil organ praktisi Falun Gong yang masih hidup


Pemimpin Partai Hijau, Russel Norman mengatakan bahwa ia yakin praktisi Falun Gong memiliki hak untuk teguh percaya pada keyakinan mereka, dan penindasan PKC terhadap Falun Gong adalah tidak bisa diterima


Anggota Dewan Kota Wellington, Iona Pannett mengatakan bahwa penindasan PKC terhadap Falun Gong sangat kejam dan tidak bisa diterima

Jam 9.30 pagi, 17 Juli 2008, praktisi Falun Gong mengadakan latihan bersama di kota sibuk Wellington. Latihan mereka yang damai dan harmonis menarik perhatian dari orang-orang yang berjalan lewat. Banyak orang menanyakan tempat latihan di Wellington, dan ingin belajar Falun Gong.

Setelah latihan bersama, pawai “anti-penindasan” dimulai. Puluhan praktisi wanita mengenakan pakaian putih, membawa foto-foto praktisi yang meninggal dunia akibat dari penganiayaan, memimpin barisan dan berjalan perlahan. Banyak orang-orang Selandia Baru yang baik hati terharu oleh pesan yang disampaikan melalui spanduk. Praktisi juga membentang spanduk dengan tulisan “Falun Dafa Hao (baik)” dan “Segera Hentikan Penindasan.” Praktisi juga memperagakan kembali bagaimana kekejaman PKC mengambil organ praktisi Falun Gong yang masih hidup di atas dua kendaraan.

Pada siang hari, banyak pekerja kantoran dan penduduk setempat melewati dan berhenti untuk melihat dan meminta materi. Beberapa orang Selandia Baru tidak mengetahui tentang pengambilan organ secara hidup-hidup oleh PKC dan mereka sangat terkejut setelah mendengar klarifikasi fakta kebenaran praktisi. Mereka berkata bahwa mereka akan memberitahu teman-teman mereka, serta membantu menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan ini. Setelah orang-orang memahami watak jahat dari penindasan ini, mereka menandatangani petisi “Sejuta Tanda Tangan” sebagai ungkapan dukungan mereka bagi Falun Gong. Beberapa orang sesama bangsa China yang telah mengetahui fakta kebenaran dengan diam-diam mengatakan kepada praktisi, “Saya dukung kalian. PKC sangat jahat. Saya percaya pembalasan karma tidak lama lagi.”

Lydia Pabadopoulos, seorang pejabat dari Bank BNZ, menonton pawai dan terharu oleh pesan yang disampaikan oleh praktisi Falun Gong. Ia berkata bahwa ia yakin apapun usaha untuk memaksa orang lain mengubah kepercayaannya adalah jahat.

Prosesi pawai akhirnya mencapai Gedung Parlemen Selandia Baru dimana rapat umum diadakan. Pidato pertama disampaikan oleh Anna yang berumur lima belas tahun. Ia membicarakan tentang ibunya yang sedang ditindas, dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk menyelamatkan ibunya serta mengutuk keras atas kekejaman PKC.

Peter Dunne, pemimpin partai politik United Future, mengutuk keras atas penindasan tersebut. Ia dengan jelas mengatakan, “Penindasan terhadap Falun Gong adalah sangat kejam dan sama sekali tidak dapat diterima. Dalam sembilan tahun ini, apa yang telah dilakukan oleh kultivator Falun Gong, tetap teguh mempromosikan kepercayaan mereka, dengan damai dan rasional menentang penindasan, adalah sangat mengilhami, dan saya juga percaya bahwa mereka akan memperoleh kemenangan akhirnya.”

Pemimpin Partai Hijau, Russel Norman mengatakan, “Saya yakin bahwa praktisi Falun Gong memiliki hak untuk tetap teguh atas kepercayaan mereka, penindasan PKC terhadap Falun Gong adalah tidak bisa diterima. Pemerintah Selandia Baru harus membuat lebih banyak orang mengetahui tentang penindasan ini, pemerintah harus menyuarakan kebaikan. PKC berjanji untuk memperbaiki hak asasi manusia ketika mengajukan diri menjadi tuan rumah Olimpiade, tetapi tidak memenuhi janjinya, dan kondisi HAM di China bahkan lebih buruk.”

Anggota Dewan Kota Wellington, Iona Pannett berkata bahwa penindasan PKC terhadap praktisi Falun Gong sangat kejam dan tidak bisa diterima

Deng, wanita, dari Asosiasi Falun Dafa Selandia Baru berpidato dan mengutuk PKC menangkap sejumlah besar praktisi Falun Gong dalam rangka Olimpiade. Ia juga mengutuk PKC merencanakan kekerasan terhadap praktisi di Flushing, New York. Deng menyerukan agar segera dihentikan penindasan PKC terhadap praktisi Falun Gong.

Ketika malam tiba, praktisi mengadakan nyala lilin malam dalam kondisi turun hujan di kota sibuk Wellington, untuk mengenang praktisi Falun Gong yang meninggal dunia akibat dari penindasan. Mereka membentangkan spanduk untuk memberitahu para pejalan kaki tentang kekejaman yang sedang terjadi di China.

Chinese:http://minghui.ca/mh/articles/2008/7/21/182447.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/7/23/99181.html