(Minghui.org) Sejauh yang bisa saya ingat, orangtua mengajarkan saya untuk menjadi “tajam.” Saya harus mengetahui cara apapun supaya menjadi yang teratas. Pada tahun kedua di tingkat SLTA, saya menemukan buku Zhuan Falun; buku ini mengubah saya dan saya merasakan kebahagiaan yang belum pernah saya alami sebelumnya.

Siswa yang Tidak Begitu Baik

Saya menyukai permainan. Saya akan menghabiskan semua uang saku untuk bermain game. Tentu saja itu tidak membantu prestasi sekolah saya. Saya tidak suka pekerjaan sekolah. Begitu pulang dari sekolah, saya langsung menuju ruang bermain keluarga.

Saya kecanduan pada game. Kecaanduan saya terhadap permainan menjadi semakin kuat sampai saya tidak bisa hidup tanpa bermain game.

Menjadi orangtua Tionghoa yang kolot, ibu dan ayah menginginkan saya unggul di sekolah, jadi mereka berusaha mengurangi kebiasaan saya ini dengan menggunakan cara yang mereka tahu: Mereka akan mengejar saya sambil membawa tongkat, meneriakkan kata-kata kotor sampai saya menangis, dan sering membuat saya berlutut di pinggir jalan di luar rumah kami untuk dilihat oleh semua tetangga.

Karena prestasi sekolah saya yang buruk, saya juga menderita karena perasaan rendah diri. Saya merasa jadi korban bully khususnya dari seorang teman kelas yang jahat. Saya ingin berkelahi dengannya tapi tidak pernah menang. Jika saya tidak bisa mengalahkannya lewat perkelahian dengan tangan, saya berpikir bisa memberi pelajaran kepadanya dengan menggunakan pisau. Pikiran saya sudah menjurus ke arah yang berbahaya.

Saat merasa terhibur dengan pikiran tidak sehat ini, saya menemukan buku Zhuan Falun yang tergeletak di sekitar rumah. Saya tahu Falun Dafa mengajarkan latihan gerakan dan saya mengira bisa membantu saya mengatasi gangguan (di-bully).

Jadi saya mempelajari gerakan latihan. Di lingkungan kami ada warga senior yang dengan hormat kami memanggil “bibi” dan “paman.” Mereka pergi ke lapangan untuk melakukan latihan. Setelah pulang sekolah, saya mulai mengikuti mereka dan melakukan latihan bersama dengan mereka.

Ketika membaca buku tersebut, saya menemukan bahwa buku ini tidak mengajarkan orang-orang cara berkelahi tapi malah jangan berkelahi. Buku itu mengajarkan bagaimana melatih kesabaran ketika dipukul ataupun dicaci maki. Praktisi dituntut untuk menjadi orang baik sepanjang waktu. Ketika orang lain memaki saya, saya tidak boleh bersikap sama seperti dia. Buku itu mengajari saya untuk menjadi baik dan jujur, tidak berbohong, dan menjadi manusia yang sejati.

Meningkatkan Karakter

Paman dan Bibi mengatakan kepada saya bahwa berkultivasi Falun Dafa bukan hanya tentang berlatih gerakan. Saya harus mengkultivasi karakter saya dan menjadi anak yang baik. Saya tidak tahu banyak tentang mengkultivasi karakter, namun saya merasa senang bersama mereka dan mengikuti apa yang mereka katakan.

Tidak lama setelah berlatih Falun Dafa, saya tidak ingin lagi bermain game. Ketika saya bermain, saya benar-benar tidak menikmatinya. Saya ingin berhasil di sekolah, jadi saya menghabiskan waktu luang untuk belajar daripada bermain game.

Dalam setahun saya menjadi satu satu dari siswa terbaik di sekolah dan diterima di sekolah tinggi terbaik di kampung saya. Nilai saya enam puluh lebih tinggi dari nilai terendah sebagai syarat diterima. Para tetangga tidak mempercayainya. Mereka tahu saya adalah anak yang seperti apa dan berpikir orangtua saya menyogok agar saya diterima. Alasan sebenarnya adalah karena saya berlatih Falun Dafa!

Saya belajar Fa dan berlatih gerakan setiap ada waktu luang. Saya belajar dari buku-buku Falun Dafa bahwa saya harus menjadi orang yang baik dan penuh perhatian daripada menjadi egois.

Para siswa di sekolah berada di bawah tekanan agar bisa diterima di universitas yang bagus. Para orangtua mengajarkan anak-anak mereka untuk bersaing dengan yang lain, merebut peringkat terbaik. Jadi para siswa tidak akan saling membantu satu sama lain dalam belajar.

Pada awalnya, saya mempunyai pemikiran serupa, tapi sebagai seorang praktisi Falun Dafa, saya sadari bahwa saya harus berubah. Ketika mengatasi pikiran egois ini, saya berusaha untuk membantu orang lain. Seiring saya makin banyak belajar Fa dan mengendalikan diri sendiri, keegoisan saya menjadi semakin lemah. Saya tidak lagi berpikir bahwa saya akan dirugikan jika orang lain belajar dari saya.

Saya membantu orang lain tanpa mengharapkan mereka membantu saya. Saya diterima di sebuah universitas tanpa masalah. Di universitas saya mengikuti permintaan dari buku-buku Falun Dafa, dan saya terus-menerus meningkat. Saya menjalin hubungan baik dengan teman-teman kuliah. Semua orang berpikir bahwa saya adalah orang baik dan bisa dipercaya.

Berkultivasi di Tempat Kerja

Setelah lulus, saya dengan mudah mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan besar di bidang konstruksi rumah mobile. Saya berteman baik dengan kolega saya dan dipercaya. Saya terkenal dengan kemampuan desain grafis.

Suatu hari turun hujan deras di areal konstruksi perusahaan. Setengah dari rumah mobile hancur karena banjir. Pihak perusahaan menyiapkan klaim yang besar kepada perusahaan asuransi.

Manajer saya mengumpulkan foto-foto kerusakan. Dia kemudian menyuruh saya untuk mengedit foto-foto tersebut supaya kerusakannya terlihat lebih parah dari yang sebenarnya. Saya tahu ini adalah berbohong, jadi saya katakan bahwa saya tidak bisa melakukan ini. Karena hal ini, saya dipaksa keluar dari perusahaan.

Ujian

Saya segera menemukan pekerjaan lain, tapi gagal dalam pemeriksaan fisik karena saya mengidap tachycardia, sebuah bentuk penyakit jantung congestive. Dokter sangat menyarankan agar saya minum beberapa obat sebelum kembali diperiksa.

Teman-teman dan kerabat berusaha untuk membantu saya. Bahkan ada yang memberi obat yang saya perlukan. Saya juga tidak yakin apa yang harus saya lakukan. Jika saya tidak minum obat, saya mungkin gagal dalam pemeriksaan fisik, dan ini adalah perusahaan yang sangat bagus.

Jika saya melewatkan kesempatan ini, saya tidak tahu kapan saya akan mendapatkan tawaran sebagus ini. Tapi jika saya minum obat, bukankah tidak sesuai dengan keyakinan saya? Saya mempertimbangkan hal ini beberapa waktu dan memutuskan harus berbuat sesuai dengan jati diri saya yang asli, tidak minum obat apapun. Apapun yang harus terjadi biarlah terjadi. Saya gagal pemeriksaan fisik lagi.

Tawaran pekerjaan lain datang dan hal yang sama terulang kembali. Dua kesempatan berlalu. Namun saya tetap bertindak seperti kultivator sejati. Akhirnya, saya dipekerjakan di pekerjaan lain dengan gaji yang jauh lebih besar dari dua pekerjaan sebelumnya.

Sejak berlatih Falun Dafa, saya telah menjadi orang yang jujur dalam pembicaraan dan perbuataan serta memikirkan orang lain terlebih dahulu. Saya mematut diri sendiri untuk menjadi orang yang lebih baik.

Orang mungkin bertanya pada saya mengapa saya berlatih Falun Dafa. Saya telah menjadi sehat sejak berlatih sepuluh tahun yang lalu, dan telah membuka kebijakan saya. Saya mempelajari sesuatu dengan lebih cepat dan melakukan pekerjaan dengan baik. Saya memahami banyak prinsip penting dalam kehidupan. Pada tingkat yang lebih dalam, Falun Dafa adalah Fa Buddha yang meningkatkan alam pikiran seeorang. Saya telah memperoleh kebahagiaan sejati dari berlatih Falun Dafa.

Chinese version click here
English version click here