(Minghui.org) Kehidupan saya pahit sebelum berlatih Falun Dafa. Suami pertama saya sering memukuli saya dengan parah. Saya mengurusnya dengan sangat baik dan selalu memperhatikan keadaannya. Saya melaksanakan tanggung jawab rumah tangga sepenuhnya dan mengurus dua putra kami saat bekerja. Tidak pernah ada waktu untuk bisa tidur sebelum tengah malam.

Saya sering menyesali ketidakberuntungan saya dan dewa-dewa yang tidak adil. Saya tidak mengerti mengapa saya selalu diganggu. Saya merasa tertekan. Saya menderita berbagai penyakit. Tidak ada obat Barat, Timur ataupun latihan qigong yang bisa menyembuhkan saya. Saya dibuang ke lautan kesengsaraan. Kapan ini semua bisa berakhir? Dalam keputusasaan, saya menceraikan suami saya.

Akhirnya, saya menikah lagi. Suami kedua juga berwatak buruk, mulutnya kotor dan akan memukuli saya jika merasa saya menghinanya.

Suatu kali saya menanyakan dia berkenaan dengan ahli waris rumah kami.

Ia memandang saya dan menjawab, ”Saya meninggalkan rumah ini untuk putra saya!”

Ketika saya mengucapkan beberapa kata tidak setuju, saya dipukuli dengan sangat parah hingga anting-anting terlepas dari kuping saya.

Mantan istrinya, yang tidak saya kenal waktu itu, menelepon untuk memaki saya karena ia merasa kuatir rumah itu akan diberikan kepada saya.

Semua saudara ipar saya sangat provokatif, rewel dan suka mencari kesalahan. Saya tidak dapat berbuat apapun selain menelan pil pahit ini. Penderitaan mental tak terbayangkan dan penderitaan mendalam yang harus saya tanggung sendiri terwujud pada tubuh fisik saya yang terbebani dengan banyak penyakit.

Ketika dalam kondisi spiritual, mental dan fisik yang sangat kelelahan, saya memperoleh Dafa. Dalam dua bulan, penyakit fisik saya hilang dan semangat saya balik kembali. Pandangan saya terhadap dunia berubah. Falun Dafa memberikan harapan kepada saya.

Saya samar-samar memahami Falun Dafa ini bukan hanya qigong untuk kesehatan tubuh. Pasti ada hal lain yang tersembunyi. Jadi, saya melakukan latihan dan belajar Fa dengan rajin setiap hari, menjalani jalur untuk kembali ke jati diri sejati, dan membangun landasan kuat bagi pekerjaan masa depan saya dalam membantu Guru meluruskan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup.

Kesengsaraan dari Suami dan Menantu Saya

Beberapa tahun lalu, pada pagi hari sebelum menantu saya melahirkan cucu, saya membawa sarapan pagi ke rumah. Menantu saya melempar makanan ke lantai dengan marah.

Ia berteriak, ”Apakah ada vitamin dalam makanan yang kamu bawa? Saya akan melahirkan cucu kamu. Tidakkah kamu tahu wanita hamil membutuhkan vitamin?”

Menantu sering berbicara tidak hormat kepada saya. Ketika putra saya berusaha memberi penjelasan kepadanya, ia akan mengeluarkan kata-kata amarah kepada saya untuk waktu yang lama. Orang tuanya akan ikut mencaci saya.

Suatu kali, menantu membawa orang tuanya mampir ke kantor saya. Ia juga bersama dengan saudara iparnya yang datang berkunjung. Mereka semuanya mendukungnya saat ia menangis dan berteriak minta dukungan finansial bagi cucu saya yang belum lahir.

Saya tidak pernah membicarakan hal ini kepada suami saya. Saya takut temperamennya yang jelek akan memperparah situasi. Jadi, saya sendiri menanggung semuanya dan berdiam diri. Saya mengingatkan diri sendiri bahwa saya adalah seorang praktisi. Saya tidak pernah membicarakannya, tetapi memendam kebencian sangat dalam di hati saya.

Ketika cucu saya berusia setahun, mertua dari putra saya masuk rumah sakit untuk dioperasi. Suami melarang saya pergi ke rumah sakit. Ketika saya bersikeras pergi dengan penjelasan, suami memukuli saya.

Saya percaya praktisi tidak seharusnya bercerai, jadi saya pikir ingin pindah keluar, mencari tempat untuk hidup, menghidupi diri sendiri dengan penghasilan sendiri, dan bebas melakukan apapun dan pergi kemanapun yang saya inginkan.

Dengan mata merah dan bengkak karena menangis, saya mulai mencari tempat tinggal. Saya bertemu dengan praktisi senior yang menasihati saya untuk mengikuti prinsip-prinsip Fa dan menyarankan saya pulang ke rumah, belajar Fa dan mencari ke dalam.

Saya mulai menenangkan diri. Saya berterima kasih kepada praktisi tua itu. Saya tahu apa yang perlu saya lakukan sebagai kultivator Falun Dafa sejati.

Jadi, dengan pikiran bulat, saya mengetuk pintu rumah dan berkata pada suami saya, ”Jangan marah. Itu semua kesalahan saya.”

Suami saya terkejut. Tiba-tiba, ia berlutut sambil memegang tangan saya dan berkata, ”Saya bersalah. Kamu terlalu baik. Mulai sekarang, saya tidak akan pernah lagi memukuli kamu.”

Dan ia menepati janjinya sampai hari ini.

Dari belajar Fa, saya menyadari semua yang saya jalani dalam kehidupan ini, semua ketidakadilan, kesakitan dan penderitaan, kelihatan sepertinya saya adalah korban kesewenang-wenangan tetapi sebenarnya adalah hutang yang harus saya bayar atas keburukan yang telah saya lakukan dalam kehidupan-kehidupan sebelumnya.

Dafa memberi kebijaksanaan kepada saya. Pada bagian “Transformasi Karma” di Zhuan Falun, saya memahami prinsip-prinsip Fa dalam mendapatkan empat perolehan ketika orang-orang menciptakan konflik bagi kita sehingga seharusnya kita berterima kasih pada mereka.

Menggunakan Pikiran Lurus dan Perbuatan Lurus Untuk Menyadarkan Keluarga

Ketika saya memahami prinsip-prinsip Fa, saya merasa ringan dan santai. Saya memutuskan untuk mempraktekan prinsip-prinsip ini.

Saya memutuskan untuk mulai dari hal-hal kecil. Saya akan mencari ke dalam atas setiap hal kecil. Saya akan membongkar semua keterikatan yang tersembunyi dan menyingkirkannya.

Saya sangat tidak suka dengan putra tiri saya dan pada suatu hari saya menjelek-jelekannya. Hari berikutnya, rahang saya membengkak. Saya tidak dapat makan, bicara dan amat kesakitan.

Saya menyadari bahwa ini berasal dari kegagalan saya untuk mengkultivasikan pembicaraan. Saya membenci putra tiri saya. Saya tidak pernah memperlakukannya dengan kasih sayang. Saya selalu mencari kesalahannya. Saya menceritakan pemahaman ini dengan suami saya. Saya kemudian memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan sikap buruk dan perasaan negatif saya.

Sore itu, bengkaknya hilang.

Suatu kali, saya melihat seorang pria tampan. Saya terus-menerus memandanginya, menginginkannya. Saya sadar itu bukan sikap yang benar seorang praktisi. Saya menyadari kelakuan saya berakar dari sikap saya yang menyepelekan suami.

Saya menghabiskan dua hari untuk memancarkan pikiran lurus, bertekad melenyapkan keinginan yang membandel ini. Saya kemudian meminta maaf kepada suami saya.

Suatu kali, putra tiri saya meminjam uang dalam jumlah besar kepada saya tetapi enggan untuk membayarnya. Suami saya merasa tidak senang.

Saya berkata padanya, ”Anak kita dalam kesulitan keuangan. Kita harus menolongnya tanpa memikirkan pengembalian dan berbahagialah jika kesulitannya terselesaikan. Itu bisa jadi hutang kita kepadanya.”

Perlu waktu cukup lama sebelum saya bisa menyingkirkan keterikatan pada kepentingan diri sendiri.

Saya memperlakukan semua orang sama. Orang-orang di sekitar saya mulai melihat perubahan saya di bawah bimbingan Dafa. Mereka belajar untuk menghargai bahwa Falun Dafa adalah baik dan praktisi Dafa adalah orang baik.

Sikap Keluarga Berubah 180 Derajat

Mobil menantu saya pernah menabrak mobil lain. Supirnya dengan marah berkata, ”Apakah kamu tahu bagaimana menyetir mobil?”

Menantu saya menjawab, ”Apakah kamu tahu bagaimana berbicara bahasa manusia?”

Segera, ia langsung menyadari kesalahannya.

Ia berkata pada putranya yang berusia 2 tahun, ”Menurut standar nenek kamu, saya melakukan kesalahan.”

Putra kedua saya membeli batere dan menyadari telah menerima kelebihan uang kembalian. Ia tidak teringat pedagang mana yang menjual batere itu, jadi ia mendonasikan uang itu demi tujuan baik.

Kadang-kadang, anak-anak saya akan membelikan barang-barang kepada saya namun ketika saya ingin membayar mereka, mereka menyuruh saya untuk menggunakan uang itu membuat materi klarifikasi fakta untuk menyadarkan orang-orang.

Cucu tertua saya juga menyumbangkan uang jajannya untuk keperluan Dafa. Ia telah merayu kakek neneknya (dari pihak ibu) untuk keluar dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi terkaitnya. Ia mengajarkan teman-teman kelasnya untuk mengucapkan, ”Falun Dafa baik! Sejati-Baik-Sabar baik!”

Anggota keluarga saya yang bukan praktisi juga ikut menyalakan dupa kepada Guru ketika mereka datang berkunjung.

Seluruh keluarga saya berubah 180 derajat terhadap Dafa dan Dafa meleburkan konflik-konflik internal kami.

Suami saya terus-menerus memberitahu orang-orang, ”Istri saya adalah orang yang paling baik di seluruh dunia.”

Ia (suami) mengambil alih pekerjaan rumah tangga supaya saya mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan proyek-proyek Dafa. Ia tidak pernah keberatan saya melakukan tiga hal tetapi mendukung saya sebisanya.

Ketika saya membuat kesalahan, anak-anak saya akan berkata, ”Bukankah ini untuk menaikkan Xinxing (watak, kualitas moral) kamu?”

Saya terus-menerus mematut diri dengan ketat. Dafa telah merubah saya dan keluarga saya. Keluarga saya diberkahi dengan ketenangan dan ketentraman.

Istri putra pertama saya memiliki toko. Ia memutar musik-musik Dafa di tokonya dan membagikan materi klarifikasi fakta kepada karyawannya. Kadang-kadang, ia bahkan membantu proyek-proyek Dafa saya. Guru memberkahinya dan keluarganya.

Bahkan mantan suami saya keluar dari PKT dan afiliasinya. Guru juga memberkahinya.

Mengatasi Konflik Saat Tahun Baru

Anggota keluarga saya berkumpul bersama untuk merayakan Tahun Baru. Kami bersenang-senang sampai ketika toilet mampet dan tidak bisa diperbaiki. Suami saya menyalahkan ibu saya dengan mengatakan hal-hal tidak enak didengar.

Anak-anak saya menjadi kesal dan memulai keributan dengan suami saya. Perdebatan mulut ini berlanjut hingga perkelahian fisik. Hati saya gagal untuk tidak tergerak, jadi saya ikut mengomeli suami saya.

Perayaan Tahun Baru kami berakhir dengan bencana.

Pada pagi berikutnya, putra saya berkata bahwa keluarganya telah membicarakan dari hati ke hati setelah mencari ke dalam, ”Kami yang salah. Kami seharusnya mengingat hal-hal baik dari ayah tiri kami. Selama ini, beliau mendukungmu meskipun ada tekanan. Ia telah mengambil alih pekerjaan rumah tangga dan membantu kamu dalam menolong orang-orang memahami Dafa. Ia selalu memperlakukan kami seperti anak-anaknya sendiri. Kami terlalu cepat marah.”

Saya juga mencari ke dalam dan terungkap banyak keterikatan saya.

Kami semuanya saling minta maaf dan keharmonisan kembali terbentuk.

Setelah itu, suami saya berusaha untuk memperbaiki toilet lagi, dan dengan cepat lancar kembali.

Pada hari ke-15 Tahun Baru, anak-anak saya dan keluarga mereka mengunjungi kami lagi untuk meminta maaf secara resmi kepada suami saya, dan semuanya dimaafkan. Kami sekali lagi menjadi keluarga besar yang bahagia.

Dari lubuk hati, saya berterima kasih kepada Guru. Keluarga kami telah belajar untuk menghargai setiap kesempatan yang diatur oleh Guru supaya kami bisa meningkatkan Xinxing.

Saya akan berusaha lebih rajin lagi dalam berkultivasi, menggunakan pikiran lurus untuk menangani setiap situasi, sungguh-sungguh melepaskan ego sendiri sehingga saya bisa menjaga kondisi hati yang berbelas kasih.

Terima kasih semua. Mohon tunjukkan jika ada yang tidak tepat.

Chinese version click here
English version click here