(Minghui.org) Song Shuqing baru saja mau masuk ke gedung apartemennya pada tanggal 7 April sewaktu beberapa polisi yang telah menunggu di sana menjebaknya dan memborgol tangannya.

Ia bersusah payah dengan sekuat tenaga dan berteriak dengan suara keras: “Falun Dafa Baik!”

Keributan itu menarik perhatian tetangga dan pejalan kaki. Polisi merenggut borgol, yang melukai pergelangan tangan Song. Akhirnya mereka menyeretnya masuk ke dalam mobil polisi dan seorang polisi membawanya pergi. Polisi lainnya membuka pintu apartemennya dengan menggunakan kunci yang ditemukan di dompet Song.

Polisi Ma Baigang terkejut sewaktu melihat anak perempuan Song berada di rumah sendirian, “Kamu sudah tumbuh besar. Kamu dulu sangat kecil.”

Ia kemudian berkata kepada wanita muda berusia 20an tahun yang kebingungan ini, “Tunjukkan kepada kami materi Falun Gong ibu kamu.”

Anak perempuan Song tiba-tiba mengenali Ma. Ia pernah datang ke rumah mereka 13 tahun lalu untuk menangkap orang tuanya dan persis sama mengatakan tentang menyerahkan materi Falun Gong ibunya. Ibunya dihukum kerja paksa dua tahun setelah penangkapannya. Meskipun ayahnya kemudian dilepaskan, ayahnya sangat trauma dan meninggal dunia setahun kemudian.

Ma hanya seorang pejabat biasa 13 tahun lalu, tetapi sekarang ia seorang kapten Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Taikang di Kota Daqing, Provinsi Heilongjiang. Ia dipromosikan karena aktif berpartisipasi dalam penganiayaan Praktisi Falun Dafa lokal termasuk Song.

Satu-satunya “Kesalahan” Song yang mengakibatkan ia ditangkap berulang kali adalah menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Dafa (yang juga dikenal sebagai Falun Gong).

Penangkapan Sebelumnya

Setelah memperoleh kesehatan kembali dengan berlatih Falun Dafa, Song, suaminya, ibu mertuanya tidak pernah ragu dalam keyakinannya meskipun ada penganiayaan keras dari Partai Komunis Tiongkok. Keluarga ini sangat menderita di tangan agen PKT termasuk Ma.

Song ditangkap tiga kali di antara tahun 1999 dan 2000 karena menolak melepaskan keyakinannya. Ibu mertuanya yang 80 tahun juga menjadi begitu trauma dan meninggal dunia pada tanggal 24 Juli 2000.

Hukuman kerja paksa dua tahun pada tahun 2002 memberikan pukulan besar terhadap suami Song, yang kemudian meninggal dunia pada tanggal 17 April 2003. Anak perempuan sulung mereka sekolah di kota lain pada waktu itu, dan anak perempuan bungsu berhenti sekolah untuk menjaga ayahnya yang sakit sebelum ayahnya meninggal dunia.

Song berkerja keras untuk mendukung kehidupan kedua anak perempuannya begitu ia dilepaskan pada tahun 2004. Ia tinggal bersama anak perempuan bungsu setelah anak perempuan sulung tamat universitas dan mendapat pekerjaan di Tiongkok Selatan. Polisi lokal sering mengganggu Song di rumahnya.

Pada tahun 2009 Song ditangkap lagi sewaktu mengunjungi seorang rekan praktisi. Ia ditahan 10 hari dan dipaksa membayar 1.000 Yuan.

Staf dari komite tempat tinggal setempat dan pejabat dari Kantor Keamanan Domestik mulai mengganggu Song di tempat kerjanya pada tahun 2014. Mereka juga mengawasinya dengan diam-diam sebelum menangkapnya lagi pada April ini.

Chinese version click here

English version click here