(Minghui.org) Seorang mantan pejabat pemerintah Kabupaten Handan, Provinsi Hebei, menuntut Jiang Zemin karena melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong dan menyebarkan kebohongan tentang latihan spiritual ini, terutama karena latihan ini berdasarkan Sejati-Baik-Sabar.

Li Fengzhen (wanita) di bawah investigasi polisi pada akhir tahun 2009 karena seseorang mengirim surat kaleng yang menyatakan dia merencanakan bakar diri di Beijing.

Ia menulis di dalam tuntutan pidananya: ”Jiang Zemin dan kaki tangannya merencanakan dan mementaskan insiden bakar diri pada tahun 2001 di Lapangan Tiananmen, menyalahkan Falun Gong atas luka-luka dan/atau kematian para pelakunya.”

“Falun Gong dengan jelas melarang pembunuhan dan tidak ada seorang praktisi pun yang akan membakar dirinya. Adalah sangat jahat dan menggelikan jika seseorang ingin menjebak saya setelah beberapa tahun peristiwa bakar diri di Lapangan Tiananmen.”

Ia menganggap Jiang bertanggung jawab atas penyebaran kebencian terhadap Falun Gong dan membangun pengikut tidak bermoral yang menyerang praktisi tanpa pikir panjang apakah perbuatan mereka adalah salah.

Ia mengeposkan tuntutan itu kepada Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung pada pertengahan Juni dan menerima konfirmasi sudah terkirim.

Rincian Kasusnya

Surat kaleng dikirim kepada pihak berwenang di Kota Handan pada akhir tahun 2009, menyebutkan Li akan memimpin sekelompok praktisi lokal ke Beijing. Surat itu menyatakan bahwa kelompok ini ingin melakukan “bakar diri” di Beijing. Cui Jiangshui, ketika itu sekretaris Partai Kota Handan, ketakutan dan memerintahkan penyelidikan mendalam.

Sebuah tim pemeriksa didirikan guna menangkap Li dan praktisi lain yang “berpartisipasi.” Empat petugas mengawasi rumahnya sepanjang waktu pada awal Agustus.

Ketika petugas mendobrak masuk rumah Li pada 29 Agustus dan berusaha membawanya ke kamp kerja paksa, mereka menemukan dia terbaring di ranjang, terluka akibat kecelakaan mobil.

Petugas menggeledah rumahnya dan menyita komputer serta flash disk. Ia menjelaskan bahwa prinsip-prinsip Falun Gong melarang membunuh atau bunuh diri, ia tidak akan membakar diri atau mendorong orang lain untuk berbuat begitu. Ia menegaskan bahwa telah dijebak, namun petugas tidak mau mendengarkan dan terus mengganggunya.

Mencari Bukti Untuk Menjebaknya

Ketika petugas tidak bisa menemukan bukti yang bisa digunakan, mereka menahan Liu Jun, sopir yang bertanggung jawab atas kecelakaan Li. Liu merasa khawatir atas tuntutan hukum karena kecelakaan, jadi ia setuju untuk bekerja sama. Polisi menyatakan bisa menangani segalanya sehingga ia tidak terjerat hukum.

Mereka memintanya untuk melihat rekaman kamera pengawas di permukiman Li, mungkin ia melihat praktisi lain ketika sedang berada di rumah Li setelah kecelakaan. Petugas bermaksud menamai mereka yang mengunjungi Li dan diidentifikasi oleh Liu sebagai pengikut dalam “bakar diri.”

Akan tetapi, ketika petugas mengunjungi supir itu terakhir kali, sopir itu dalam kondisi koma akibat kecelakaan mobil lainnya dan meninggal dunia tidak lama kemudian. Polisi akhirnya menyerah dan melepaskan kasus Li ini, di mana mengetahui detail tentang sopir itu dari petugas yang mengawasinya.

Suami Li, kader tingkat biro, merasa kehilangan muka setelah rumah mereka digeledah dan diganggu, sehingga ia beberapa kali meminta cerai. Anak-anaknya juga menentang Li. Satu keluarga yang rukun menjadi terpecah, menyebabkan luka yang sangat dalam.

Latar Belakang

Pada tahun 1999, Jiang Zemin, ketua Partai Komunis Tiongkok, mengabaikan anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan melancarkan penindasan berdarah terhadap Falun Gong.

Penganiayaan ini telah mengakibatkan kematian banyak praktisi Falun Gong  selama 16 tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang telah disiksa karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil organ tubuhnya. Jiang Zemin bertanggung jawab langsung karena telah memulai dan melanjutkan penganiayaan brutal tersebut.

Di bawah perintahnya, Partai Komunis Tiongkok membentuk lembaga   keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610” pada 10 Juni 1999. Organisasi tersebut   berada di atas kepolisian dan sistem judisial dalam melaksanakan perintah Jiang terkait Falun Gong: hancurkan reputasi mereka, bangkrutkan secara finansial, dan hancurkan mereka secara fisik.

Konstitusi Tiongkok mengizinkan warga untuk menjadi penggugat dalam kasus pidana, dan banyak praktisi yang sekarang menggunakan hak tersebut untuk mengajukan gugatan pidana terhadap mantan diktator itu.

Chinese version click here
English version click here