(Minghui.org) Suatu siang di saat perayaan Hari Ayah, saya menyarankan putri saya untuk memberi kado kepada ayahnya. Waktu itu putri saya sangat tidak senang, karena ayahnya tidak xiulian, sering mengganggu kami belajar Fa, temperamennya juga sangat buruk, selalu memarahinya, ia hanya berani marah tidak berani bersuara. Meskipun demikian, saya masih menyarankannya untuk membeli kado, masih menyarankannya untuk meletakkan kado di atas meja bacanya ketika ayah tidak di rumah.

Sebenarnya bermaksud memberinya sebuah kejutan, akan tetapi saat itu ayahnya pulang lebih awal dan melihat putri saya yang baru bangun, menyalahkannya bangun terlalu siang, dengan suara keras membentaknya, juga mengancam untuk tidak memberinya makan. Putri saya marah sekali, langsung mengambil kembali kado yang ada di atas meja baca, balik ke ranjang dan menangis. Ayahnya setelah makan siang langsung pergi, saya membujuk putri untuk makan tetapi dia tidak mau, dengan dongkol mengerjakan tugas pelajaran. Ketika sedang menulis, editannya menjadi kacau, terus saja mengerjakannya berulang-ulang. Saya hanya mengatakan dia dua patah kata saja, akhirnya semua kemarahannya dilampiaskan kepada saya, memarahi saya dengan suara kencang sambil menangis.

Melihat putri yang kehilangan rasional, saya marah dan menyesali, hati manusia biasa semua keluar, makin dipikir semakin benci kepada suami, dalam banyak tahun ini dia selalu tidak memerhatikan saya dan putri. Tetapi setelah berpikir kembali, merasa tidak benar, saya adalah praktisi Dafa, bagaimana bisa bertemu masalah kembali menjadi manusia biasa? Apalagi putri saya masih kecil, meskipun sudah belajar Fa namun prinsip Fa masih belum begitu jelas, jadi bagaimana harus menghilangkan kebenciannya terhadap suami? Setelah hati semakin tenang, memperingati diri sendiri untuk menenangkan diri dulu.

Kemudian kembali ke kamar, berkata kepada putri: “Ayah kamu meskipun suka marah, namun dia sangat sayang kamu. Sifat emosinya memang demikian, terhadap siapa pun juga demikian.... kamu sudah ikut ibu belajar Fa banyak tahun, masih saja belum melewati ujian xinxing, bukankah ini ujian yang pertama?

Guru mengatakan:

“Saat orang lain memperlakukan anda dengan tidak baik, mungkin ada dua macam situasi yang terjadi: yang satu adalah dalam kehidupan anda sebelumnya mungkin pernah berbuat tidak baik pada orang lain, kini hati anda merasa tidak adil: “Mengapa saya diperlakukan seperti ini?” Lalu mengapa pada kehidupan sebelumnya anda memperlakukan orang lain seperti itu? Anda berdalih bahwa anda tidak tahu menahu dengan waktu dahulu, kehidupan sekarang tidak ada sangkut paut dengan kehidupan yang lampau, namun itu tidak dapat dibenarkan. Masih ada satu masalah, dalam konflik menyangkut masalah yang berkaitan dengan transformasi karma, oleh karena itu pada saat menghadapinya secara konkret, harus bersikap luhur, jangan seperti manusia biasa.” (“Zhuan Falun”)

Kemudian saya menceritakan kepadanya bahwa banyak praktisi Dafa demi melindungi Dafa mengalami banyak bencana, ada yang bahkan dianiaya sampai kehilangan jiwa, coba bandingkan dengan mereka, kita hanya mengalami sedikit penganiayaan itu bukan apa-apa?

Saya dengan berpijak di atas Fa menasihatinya, hati diri sendiri semakin damai. Putri saya juga mulai merenung kembali, sikap barusan yang siap perang sudah menghilang, dalam seketika lalu kembali menjadi anak polos dan cantik.

Ketika suami pulang, putri mengembalikan kembali kado yang dibeli ke tempat semula. Suami melihatnya tentu saja sangat senang. Saya mengambil kesempatan menasihatinya: “Putri kita sudah mulai besar, nanti jangan lagi berbuat demikian terhadapnya.” Dia ternyata dengan senang menerimanya.

Sesudah dan sebelumnya hanya beda beberapa jam, keluarga kembali menjadi tenang. Sebuah kesengsaraan keluarga di dalam Dafa menjadi cair dan menghilang.