(Minghui.org) Salam kepada Shifu terhormat, salam rekan-rekan praktisi.

Saya seorang praktisi baru asal Hanoi, Vietnam. Tiga tahun lalu, saya beruntung memperoleh Fa. Saya ingat pertama kali membaca Zhuan Falun, dalam sekejap serasa seluruh tubuh dan hati tergetar oleh belas kasih Dafa. Akhirnya saya menemukan tujuan hidup. Perasaan itu terus terpatri dalam hati. Meskipun waktu kultivasi saya relatif singkat, kadang tekun kadang mengendur, namun 3 tahun ini merupakan saat yang terindah dan paling bermakna dalam hidup saya. Saat saya melenceng, Shifu tak hentinya memberikan isyarat dengan belas kasih, membimbing saya kembali ke jalur yang lurus, untuk memenuhi sumpah janji prasejarah saya. Shifu berulang kali melindungi saya dari beberapa kecelakaan serius. Rasa terima kasih kepada Shifu tak dapat diungkapkan dengan bahasa manusia, saya tahu hanya dengan gigih berkultivasi, jangan sampai Shifu mengkhawatirkan saya.

Sejak awal kultivasi, saya segera membaca semua ceramah Shifu, memahami sebagai praktisi baru, saya harus cepat mengejar proses Pelurusan Fa, melakukan tiga hal dengan baik, yang harus dilakukan oleh pengikut Dafa.

1. Kumpulkan Tanda Tangan Petisi Menentang Perampasan Organ

Saya mengklarifikasi fakta dan mengumpulkan tanda tangan petisi mulai dari mal, universitas dan stasiun bus di Hanoi. Mulanya saya harus menerobos sifat tertutup saya dan bercakap-cakap dengan orang tak dikenal. Sering kaki terasa berat melangkah. Upaya pertama mendapat penolakan kasar, bahkan belum sempat menjelaskan. Saya tersenyum sopan dan pergi, tapi hati dipenuhi frustrasi dan kecewa. Perasaan kesal akibat ditolak itu tidak mudah hilang, saya ingin pulang saja, tidak ingin melakukannya lagi. Kemudian saya teringat Shifu, saya coba melepas semua perasaan manusia, menenangkan pikiran, dalam hati terbersit pikiran lurus, saya mendekati kerumunan lainnya. Sambil mencari ke dalam menyadari ada tiga hal saya tidak lakukan dengan baik, pertama: sebelum klarifikasi saya tidak pentingkan pemancaran pikiran lurus; kedua, saya kurang sabar, ingin orang langsung menerima kata-kata saya; ketiga, itu bukan belas kasih saya ingin menyelamatkan mereka, tetapi mengejar prestasi "melapor" kepada Shifu.

Setelah meluruskan pikiran, kondisinya lebih baik. Sebagian besar terkejut dan simpati, sehingga mau menandatangani petisi. Selesai tanda tangan, saya berikan brosur klarifikasi agar mereka bisa memahami lebih banyak fakta tentang Falun Dafa dan penindasan di Tiongkok. Mereka membaca brosur dengan teliti. Hal yang sangat berbeda jika sekedar membagikan brosur tanpa klarifikasi fakta. Vietnam adalah negara komunis, orang-orang di sini teracuni budaya partai komunis. Ciri khasnya saling curiga, tegang waspada, takut tertipu. Selain itu, hampir semua rumah menerima banyak selebaran iklan setiap harinya, sehingga mereka tidak tertarik dengan selebaran. Sehingga saya merasa harus menghargai materi penyelamatan, saat mereka sudah terklarifikasi, tertarik untuk mendalami, baru saya memberikan brosur. Saya pesan kepada mereka meneruskan ke orang lain jika mereka selesai membacanya.

Suatu kali, saya melakukan petisi di pusat perbelanjaan besar. Duduk sekelompok pemuda sambil mengobrol, saya mendekat, menjelaskan tujuan saya. Pemuda yang duduk di tengah menatap saya: "Kamu kemari sudah punya izin? Kamu punya kartu ijin tidak?" Saya menjawab: "Saya relawan yang bekerja dengan nurani. Jutaan orang Tiongkok dibunuh dengan sangat kejam, hanya karena mereka ingin menjadi orang baik, hidup sesuai prinsip Sejati, Baik dan Sabar. Saya ingin bersuara demi mereka, saya juga ingin kalian memberikan suara untuk menghentikan penindasan ini. Saya tidak merasa perlu persetujuan siapa pun." Dia terdiam. Saya jelaskan mengapa Partai Komunis Tiongkok menindas Falun Gong, mengapa perampasan organ terungkap. Akhirnya mereka semua tanda tangan. Pemuda tadi selesai tandatangan berkata: "Saya kepala keamanan di sini. Hari ini saya cuti jadi saya dan teman-teman ke sini." Saya katakan: "Saya senang anda membuat pilihan yang tepat, terima kasih."

2. Mengklarifikasi Fakta di Luar Negeri

Sebelum berkultivasi, saya sangat suka bepergian. Hampir setiap 2 bulan pergi jalan-jalan. Setelah mendapatkan Fa, saya sadari itu sebuah keterikatan hati, saya putuskan melepas kesenangan ini meskipun tidak mudah.

Kebiasaan bepergian membawa saya ke banyak negara, berpeluang bertemu dan berbagi dengan praktisi setempat, mendukung mereka dalam proyek klarifikasi fakta, sekaligus belajar dari mereka. Belakangan saya merasa Shifu membantu menyingkirkan keterikatan senang bepergian, saya tidak lagi dalam kondisi seorang turis, namun memiliki tujuan yang jelas: membantu orang lain, berikrar menyelamatkan kehidupan yang harus saya selamatkan.

Tahun lalu, saya dapat kabar pameran buku di India kekurangan praktisi yang memperkenalkan Falun Dafa, saya dan satu rekan praktisi terbang ke Calcutta membantu. Saya selalu berniat ke India, mungkin saya berjodoh dengan negeri ini, kini saatnya kembali memenuhi misi yang harus diselesaikan. Di sana saya mendapatkan pengalaman berharga sambil memperkenalkan Dafa ke warga lokal. Masyarakat umumnya terbuka dan bisa menerima fakta kebenaran, namun tentu saja tidak mudah bisa memasuki kultivasi. Praktisi India berupaya sangat keras menciptakan fondasi dan lingkungan bagi penyebaran Dafa di sana. Usai pameran buku, kami membagikan brosur di objek wisata, pelabuhan, stasiun bus dan kereta api, juga kawasan pecinan kota ini. Orang-orang di sana sepertinya telah menunggu di sana untuk waktu yang lama, dan tertawa saat menerima brosur. Ada pengendara yang berlawanan arah dengan kami, memutar balik kendaraannya untuk meminta brosur. Saya sangat terharu dengan pengaturan Shifu yang belas kasih.

Shifu dalam ceramah “Pengikut Dafa Harus Belajar Fa”: “Sesungguhnya Shifu ingin melakukan sesuatu, pasti bukan sekali pikir lalu sudah selesai, saya harus melakukan banyak persiapan sebagai alas, kalian tidak dapat melihatnya, para Dewa juga sedang mengerjakannya. Segalanya sudah disiapkan sebagai alas, yang kurang adalah usaha anda untuk melakukan.”

Dalam proses kultivasi dan mengerjakan beberapa proyek Dafa, saya semakin memahami dengan "persiapan" yang dikerjakan oleh Shifu. Asalkan saya ingat kata-kata Shifu, setulus hati hendak menyelamatkan orang, Shifu akan membantu. Shifu yang mengatur semuanya, tergantung para pengikut berpikiran lurus melangkah ke luar melakukannya.

Saya memerhatikan penyebaran Dafa di Vietnam telah meluas; tetapi di negara tetangga Kamboja, hampir tak ada praktisi. Saya pernah ke sana beberapa kali, mungkin seharusnya saya mulai membantu orang-orang di sana mengenal Dafa. Dalam waktu singkat saya menemukan seseorang yang membantu saya menerjemahkan selebaran Falun Dafa ke dalam bahasa Kamboja. Lalu saya merancang Fanpage Facebook memperkenalkan Dafa pada masyarakat Kamboja. Hanya dua bulanan, Fanpage mendapat like lebih dari 7.000; video pengenalan Dafa hampir 170.000 views. Setiap hari saya terima banyak pesan dari Kamboja yang menyatakan ingin belajar Dafa. Sayangnya materi belajar masih belum diterjemahkan ke bahasa mereka. Saya berniat saat terjemahan buku ini selesai, saya akan ke sana membuka tempat latihan di taman-taman.

Sambil lalu, saya juga sadari kita dapat memanfaatkan aspek positif media sosial untuk mengklarifikasi fakta dan menyebarkan Fa. Facebook sangat populer di dunia, lebih dari 1 miliar pengguna, memberikan kemudahan bagi pengguna di daerah terpencil dan masyarakat berpenghasilan rendah. Tentu banyak metode berbeda untuk mengklarifikasi fakta, kita seharusnya bekerja sama dalam penyelamatan agar bisa mencapai efisiensi tertinggi.

3. Berkultivasi dengan Baik Memuluskan Persiapan Mengerjakan Proyek Dafa

Saya beruntung bergabung di Tian Guo Marching Band Vietnam, di band ini saya bermain snare drum, awalnya saya pikir snare drum adalah instrumen yang termudah, anda cukup berbekal sedikit pengetahuan dasar musik, dan ketukan tangan, tidak perlu catatan, menguasai oktaf, tidak perlu menekan tombol yang rumit. Sangat sesuai dengan keterikatan kenyamanan saya. Segera, saya sadar tak ada yang mudah. Tempo sulit dimainkan dengan benar, tangan dan pergelangan tangan sangat kaku, mereka mengatakan saya seperti robot. Saya mencoba bermain, tempo tidak tepat, tidak stabil, kadang cepat kadang lambat. Saat awal dikembangkan di Vietnam, kami habiskan banyak waktu berlatih, ditambah pekerjaan kantor dan proyek Dafa lainnya, saya hanya punya sedikit waktu untuk belajar Fa. Hasilnya tak satu pun dikerjakan dengan baik.

Sekali waktu seluruh band latihan bersama, koordinator yang memeriksa kualitas hasil tim snare drum berkata saya harus keluar, dia panggil praktisi lain menggantikan saya. Dia bilang, sejak penggantian itu, suara drum menjadi lebih baik. Mendengar itu, saya sangat terpukul. Perasaan ditolak membuat saya sedih dan kecewa. Saya selalu berbangga diri, terbiasa disanjung dan dipuji. Sekarang tidak lagi. Sampai pulang saya masih sedih, rasanya mau berhenti, beralih ke proyek lain.

Setelah itu, rekan praktisi snare drum sharing. Dia bilang baru saja mimpi seolah nyata, ia mimpi terbang ke langit, melihat Shifu mengajar saya snare drum. Shifu sangat sabar, juga memberi saya senjata Fa berbentuk mutiara untuk melenturkan pergelangan tangan saya. Saya terharu mendengar kisahnya, saya merasa malu dengan kondisi Xiulian saya, baru sedikit kesulitan sudah membuat saya goyah. Saya perbanyak belajar Fa dan mencari ke dalam. Saya menemukan banyak keterikatan, seperti ingin membuktikan kebenaran diri sendiri, kurang sabar, mencari nama dan kepentingan, mengejar kenyamanan, saya berupaya mengikisnya dan memperteguh niat lurus. Perlahan permainan saya ada kemajuan dan bisa ikut pentas. Saya berterima kasih kepada Shifu, saya sadari, upaya sedikit di dimensi ini, di dimensi lain Shifu melipat-gandakan 10, 100 kali bahkan lebih. Semuanya Shifu yang berikan. Setinggi apa pun kemampuan praktisi, semua itu diberikan oleh Shifu, tak ada yang perlu dibanggakan.

Selain bermain drum, saya bertugas mengatur perjalanan marching band tampil di dalam dan luar negeri. Mulai dari perencanaan, mengumpulkan dokumen, mencari penginapan, transportasi dan lain-lain. Hal sepele namun menghabiskan waktu. Saya sering tidak puas karena rekan-rekan tidak berkoordinasi, sepertinya tak ada yang memahami betapa lelahnya mengejar mereka untuk pengajuan visa, yang seharusnya mereka kerjakan sendiri. Saya mulai mengeluh. Saya menatap ke luar. Shifu berkata: “Oleh sebab itu setiap orang bila bertemu kerunyaman apapun, anda pertama harus melihat pada diri sendiri, apakah perbuatan saya tidak cocok? Saya sering mengucapkan satu prinsip, ialah mengatakan segala yang di alam semesta semuanya harmonis dan rata. Diri anda berbuat salah, menjadi terpuntir, terpuntir dengan orang lain, segala yang berada di sekeliling sepertinya semua tidak cocok, hubungan antarmanusia juga menjadi tegang. Saat begini diri sendiri coba cari penyebab dalam diri sendiri, anda meluruskan sisi diri sendiri yang tidak benar, anda bisa temukan segalanya harmonis dan selaras kembali.” <Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Swiss> Saat saya membaca Fa ini baru tersadarkan, menemukan banyak keterikatan hati. Ternyata saya melakukannya karena mengejar pengakuan dan rasa kagum dari orang lain. Setelah saya sadari keterikatan ini, rasa tidak nyaman perlahan lenyap, kapasitas hati lebih lapang, koordinasi marching band lebih harmonis. Supremasi Dafa memang begitu ajaib.

Setelah membaca ceramah terbaru Shifu pada Konferensi Fa New York 2016, saya sadar waktu yang tersisa untuk penyelamatan tidaklah banyak. Dulu saya sangat pemilih jika yang dilakukan tidak sesuai cara saya, sekarang saya tidak lagi seperti itu. Sekarang saya hanya ingin lebih banyak yang tahu akan fakta kebenaran. Tugas apa pun yang memerlukan saya, akan diupayakan dikerjakan. Sungguh tidak ada lagi waktu untuk berdebat. Saya hanya seorang praktisi baru, masih banyak keterikatan hati, mungkin tidak tepat waktu mencapai garis finish, namun saya tak akan membiarkan diri menyesal karena tidak menunaikan sumpah janji saya.

Terima kasih Shifu!
Terima kasih rekan-rekan praktisi!

(Artikel Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa se-Asia 2016 di Denpasar)