(Minghui.org) Pada pertengahan September 2017, saya bertemu dengan seorang mantan praktisi. Dia mulai berlatih Falun Gong sebelum kampanye penganiayaan oleh Partai Komunis Tiongkok pada 20 Juli 1999.

Saat itu wanita ini bekerja sebagai seorang guru di sekolah menengah. Dia telah mencoba berbagai pengobatan, sewaktu didiagnosa menderita penyakit kardivaskular dan stroke. Setelah berlatih Falun Gong dan membaca buku Zhuan Falun, mata ketiganya terbuka. Dia tidak lagi merasa perlu minum obat, setelah berlatih selama tiga hari .

Ketika Guru Li memurnikan tubuhnya, dia seakan-akan mendapat gejala penyakit jantung. Dia melihat ada gumpalan substansi hitam yang bergerak keluar dari jantungnya di ruang dimensi lain. Suaminya tampak khawatir dan ingin membawanya ke rumah sakit. Dia berkata, ”Jangan khawatir. Guru telah memurnikan tubuh saya.” Kesehatannya kembali menjadi normal setelah berlatih Falun Gong.

Menyerah pada Tekanan

Setelah pemerintah PKT memulai penganiayaan, sekolah tempat wanita ini bekerja mengadakan pertemuan. Dia membela keyakinannya dan berkata, “Saya berlatih Falun Gong.” Ia kemudian menceritakan manfaat yang dirasakannya berkat berlatih Falun Gong, penyakitnya lenyap dan ia selalu sehat.

Namun ia mendapat tekanan besar di rumah, dan mengalami gangguan dari ruang dimensi lain. Suami yang dulu pernah mendukungnya berlatih Falun Gong, kini berbalik menentangnya setelah penganiayaan dimulainya.

Dia kemudian berlatih diam-diam di rumah. Suatu hari dia mendengar suara dari ruang dimensi lain saat berlatih perangkat kedua, “Turunkan tanganmu!” Dia merasa tidak berdaya, dan akhirnya melepaskan keyakinannya.

Guru Tidak Pernah Meninggalkan Praktisi yang Tertinggal di Belakang

Ketika berbicara padanya pada pertengahan-September, saya menyarankan dia agar kembali berlatih. Dia mengatakan bahwa penyakit yang pernah dideritanya kambuh kembali setelah melepaskan Falun Gong, dan telah membentuk gumpalan darah.

Meski sudah tidak berlatih, dia mengatakan tetap membaca buku Zhuan Falun berulang-ulang. Karena beberapa karakter telah dikoreksi, saya menawarkan diri untuk memperbaikinya, namun dia mengatakan akan melakukannya sendiri. Saya kemudian mencetak daftar karakter untuk dia perbaiki dan memberikan perekat dua sisi. Seorang praktisi memberitahu saya bahwa dia membutuhkan tiga hari untuk memperbaiki karakter tersebut pada buku Zhuan Falun.

Saya tersentuh oleh belas kasih Guru, karena Guru tidak pernah meninggalkan satu pun praktisi.

Melepaskan Latihan Falun Gong Karena Takut dan Keterikatan pada Kepentingan Pribadi

Seseorang berkata pada saya bahwa ada seorang praktisi yang diganggu oleh polisi, saat sedang dirawat di rumah sakit karena masalah jantung. Dia lalu menandatangani surat pernyataan tidak berlatih Falun Gong, saat diancam akan kehilangan dana pensiunnya. Ia merasa ketakutan, dan mengalami gejala penyakit jantung.

Seorang koordinator mengatakan bahwa praktisi ini tidak ingin kembali berlatih Falun Gong. Dia merasa prihatin dan tidak mampu membantu.

Setelah kembali ke rumah, saya memikirkan kembali masalah ini, dan merasa kondisi praktisi ini pasti berkaitan dengan diri saya. Karena saya belum pernah bertemu praktisi ini setelah sekian lama, maka saya pun mencari tahu keadaannya.

Divisi tempat ia bekerja mengancam menghentikan upahnya di bawah tekanan Kantor 610. Awalnya dia tidak terpengaruh oleh ancaman itu, sampai kemudian mereka berhenti memberinya gaji.

Keseriusan Berlatih Falun Gong

Saya bersama praktisi lain memutuskan untuk mengunjunginya, sambil membawa pemutar kartu memori SD yang diberi pengaman ganda. Pada kartu memori pertama ada musik Dafa, Pudu dan Jishi; serta musik latihan dan ceramah Guru di Guangzhou. Pada kartu memori kedua berisi artikel Falun Gong berjudul “Mengenang Belas Kasih Guru,” “Ilusi Karma Penyakit,” beberapa musik, serta pengenalan kebudayaan tradisional.

Pada sore hari sebelum Festival Pertengahan Musim Gugur pada 4 Oktober, kami mengunjungi dia lagi sambil membawa bingkisan kue bulan dan buah-buahan.

Setelah melakukan pembicaraan lebih dalam, dia menyadari betapa seriusnya berlatih Falun Gong. Ia menyesal telah menandatangani surat pernyataan tidak berlatih yang baru ditandatanganinya. Ia juga merasa takut dan khawatir kepentingan pribadinya mengalami kerugian.

Dia tahu Falun Gong adalah baik, namun tidak mampu menahan tekanan lebih lama lagi yang dilakukan oleh pelaku penganiayaan, karena itu ia berhenti berlatih. Selain itu ia juga berhenti membaca Mingguan Minghui dan informasi mengenai Falun Gong.

Dia merasa menyesal setelah melepaskan keyakinannya dan berubah menjadi tidak sabar. Dia berobat ke rumah sakit setelah mengalami masalah jantung, dan hanya terbaring di tempat tidur. Ia tak dapat bekerja, meski bisa bangun dan berjalan sehingga depresi bertambah.

Guru Mengendalikan Segalanya

Guru mengatur kunjungan kami saat ia berada di titik terendah. Saya benar-benar merasakan belas kasih Guru. Guru tidak pernah meninggalkan satu pengikut pun di belakang dan merasakan pahit getir yang dirasakan praktisi saat melepaskan keyakinannya. Guru sangat menyayangi jiwa kita dibandingkan diri kita sendiri.

Setelah melakukan perbincangan, dia memutuskan untuk mendapatkan informasi Falun Gong dan Mingguan Minghui dari praktisi terdekat. Ia juga mau menulis pernyataan resmi bahwa ia akan kembali berlatih. Saya pun merasa lega akhirnya kami mampu mengajaknya kembali berlatih.

Dengan ini kami mengingatkan rekan-rekan praktisi untuk memberi perhatian pada mantan praktisi, saat kita belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, dan mengklarifikasi fakta.

Seiring dengan kemajuan pelurusan Fa Guru, banyak kejahatan dari ruang dimensi lain yang menganiaya Dafa dan memanipulasi pikiran manusia telah dimusnahkan.

Mantan praktisi biasanya akan kembali berlatih secepatnya atau di kemudian hari, karena semuanya berada di bawah pengaturan Guru.