(Minghui.org) Saya adalah praktisi Falun Gong di Provinsi Liaoning. Saya ingin berbagi pengalaman tentang keluarga saya memperoleh manfaat dari Falun Gong.

Sebelum berlatih Falun Gong, hidup saya penuh dengan air mata. Suami saya tiba-tiba meninggal dunia saat saya berusia 20 tahunan, ketika putri kami hanya berumur setahun dan saya sedang mengandung putra kami. Saya sangat terpukul. Saya kemudian menikah lagi, akan tetapi suami kedua saya ternyata pemalas dan bertemperamen buruk. Ia sering memaki saya dan kedua anak saya. Ia sering meminjam uang dari orang lain dan menghabiskannya dengan berjalan-jalan. Ia bepergian sendirian dan saya harus menanggung utangnya.

Hidup dalam kesengsaraan, saya sering menangis dan bahkan dua kali ingin bunuh diri. Satu-satunya alasan saya memilih tetap menjalani hidup adalah demi anak-anak saya yang masih kecil. Mereka kehilangan ayah mereka. Bagaimana mereka akan hidup jika kehilangan ibunya? Saya melakukan pekerjaan kasar, termasuk bertani, menjual sayur-sayuran, mendaki gunung untuk memotong kayu bakar dan lain-lain. Akibatnya dari semua penderitaan ini, saya menderita berbagai penyakit. Putra saya yang bersifat tertutup menjadi depresi akibat siksaan ayah tirinya. Ketika berusia 14 tahun, ia tidak meneruskan sekolahnya lagi dan harus tinggal di rumah sepanjang tahun.

Saya sangat membenci suami kedua saya, dan tidak ingin mengurusnya jika ia sakit. Akan tetapi, malah kesehatan saya yang memburuk. Yang paling parah adalah saraf tulang belakang terjepit, yang sangat menyakitkan sehingga tidak bisa bergerak. Obat-obatan dan akupuntur tidak berguna. Selama masa terburuk itu, saya membutuhkan bantuan putri saya jika hendak buang air menggunakan pispot karena saya hanya bisa terbaring di ranjang. Hidup saya seperti neraka.

Datang Harapan

Saya mulai berlatih Falun Gong pada Juni 1996, karena kakak maupun putri saya menyarankannya. Falun Gong memberi kehidupan baru kepada saya. Segera setelah melakukan latihan, saraf terjepit lenyap. Kesehatan saya menjadi makin baik. Saya menjadi bertenaga dan optimis.

Saya belajar dari prinsip-prinsip Falun Gong bahwa semua penderitaan hidup adalah disebabkan karma. Saya berhenti membenci suami, dan mulai memperlakukannya menurut prinsip Falun Gong “Sejati-Baik-Sabar.” Ia kemudian menderita stroke dan hanya terbaring di ranjang selama 10 tahun. Saya mengurusnya tanpa mengeluh. Salah seorang tetangga berkata, ”Kalian praktisi Falun Gong sungguh baik. Jika saya seperti kamu, saya tidak akan mengurusnya seperti begini. Ia benar-benar mendapatkan manfaat dari Falun Gong.”

Suatu kali saya berdiri di tepi jendela untuk mengunci jendela dan terjatuh. Kepala saya terbentur lantai dengan suara kencang. Saya pingsan. Ketika sadar, saya mulai muntah-muntah. Putra saya ketakutan dan mau membawa saya ke rumah sakit. Saya berkata, ”Saya adalah seorang kultivator dan Shifu Falun Gong akan merawat saya. Saya akan baik-baik saja.” Setelah muntah-muntah seharian, saya baik-baik saja. Keluarga dan tetangga terkejut akan kekuatan Falun Gong. Mereka semua percaya itu adalah luar biasa. Beberapa dari mereka juga mulai berlatih.

Bibi saya menderita pembengkakan pankreas dan harus dioperasi. Tetapi pembengkakan pankreasnya kambuh lagi setelah itu. Ia sangat kesakitan. Suami dan putranya membawa ia ke rumah sakit dan menghabiskan banyak uang untuk pemeriksaan. Dokter mengatakan bahwa ia tidak boleh dioperasi lagi. Hal yang bisa mereka lakukan adalah mengendalikan rasa sakitnya dengan suntikan. Ia berkata kepada keluarganya, ”Sudah. Saya tidak peduli lagi!” Ia berjalan keluar dari rumah sakit. Suami dan putranya tidak bisa menghentikan ia.

Ia menemui saya di luar dan memberi tahu apa yang dokter katakan. Saya berkata padanya, ”Berlatihlah Falun Gong! Lihat saya. Saya menjadi sehat walafiat.” Ia meminta buku Zhuan Falun sehingga ia bisa berlatih di rumah. Pankreasnya kembali normal dan menjadi sehat sejak itu. Meski berusia 70 tahunan, ia bisa mengurus toko kelontong sendirian, termasuk mengisi barang ke rak-rak. Semua orang di desanya memuji kehebatan Falun Gong.

Sehat dan Bahagia

Saya akan berusia 71 tahun pada tahun ini, tetapi tidak seorangpun percaya karena saya terlihat seperti berusia 60 tahunan. Saya bisa membawa karung seberat 13,5 kg ke lantai enam tanpa istirahat. Seorang tetangga berkata, ”Kamu lebih sehat dari saya! Saya harus beristirahat dua kali jika membawa karung seberat itu. Kamu mengagumkan!”

Berkultivasi Falun Gong mengubah saya dari wanita sakit yang sedih menjadi praktisi yang sehat! Shifu kita yang berbelas kasih telah memberi begitu banyak kepada saya! Tidak ada bahasa manusia yang bisa menggambarkan rasa terima kasih saya. Hal yang bisa saya lakukan hanyalah berkultivasi dengan rajin, melakukan tiga hal dengan baik dan memberi tahu lebih banyak orang tentang kebaikan Falun Gong.