(Minghui.org) Salam kepada Shifu yang terhormat, salam rekan-rekan praktisi.

Proses Menulis Artikel Pengalaman

Saya praktisi Jakarta yang memperoleh Fa tahun 2003. Proses menuliskan pengalaman ini tidaklah mudah, butuh waktu yang sangat lama bagi saya, sebulan lebih, bahkan beberapa kali berpikir untuk batal menulis. Dalam proses menulis, banyak keterikatan hati yang muncul seperti malas, malu, egois, mentalitas pamer, takut dipandang rendah rekan-rekan, sifat melindungi diri yang kuat. Setiap kali Konferensi Berbagi Pengalaman berlangsung, saya lebih suka menjadi pendengar dan pengamat, menilai pengalaman siapa yang bagus dan siapa yang kurang, bukannya menggunakan kesempatan sakral ini untuk mencari ke dalam, sesungguhnya adalah kurang memahami dan menghormati bahwa Konferensi Fa adalah satu lingkungan yang Shifu berikan kepada kita untuk meningkat bersama. Shifu dalam Ceramah Fa pada Konferensi Fa Vancouver, Kanada tahun 2003 mengatakan, “Kalian jangan memandang ringan Konferensi Fa kalian ini, itu adalah bagian dari seluruh proses Xiulian pengikut Dafa.” Membaca kutipan Fa tersebut, saya berusaha untuk menyelesaikan artikel dan menerobos situasi saya.

Membuka Tempat Latihan

Tahun 2004 atau tepat setahun setelah mendapatkan Fa, saya membuka tempat latihan di tempat wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Saat itu tanpa banyak pemikiran, hanya terkilas di Timur Jakarta belum ada tempat latihan dan Minggu pagi TMII sangat ramai pengunjung yang berolah raga. Awalnya rekan-rekan praktisi bergantian bergabung membantu meramaikan tempat latihan, juga banyak orang baru bergabung masuk, hati sungguh semangat. Seiring berjalannya waktu, karena lokasi yang jauh serta kesibukan rekan-rekan praktisi, saya harus meneruskannya sendiri. Tidaklah mudah berlatih sendirian, klarifikasi fakta, bagi brosur semua sendiri, juga mengajari orang baru yang datang silih berganti, yang kadang bila sedang ramai dapat mencapai 20an orang. tetapi juga sering tidak ada orang baru sama sekali. Saat berlatih sendiri perasaan malu sering muncul apalagi kalau bertemu tetangga, ada perasaan yang berkecamuk karena tidak bisa mencitrakan Dafa yang agung dari sudut positif, sering berpikir katanya Falun Dafa sudah dilatih jutaan orang di lebih dari 100 negara, tetapi mengapa sering latihan sendiri sedangkan senam aerobic yang berada di sebelah diikuti ratusan peserta, kemudian saya memahami perasaan malu merupakan keterikatan hati yang harus saya lepaskan, dalam proses tersebut Shifu banyak memberikan dorongan melalui komentar positif para pengunjung. Sering setelah menyelesaikan perangkat ke-5 sendirian, beberapa orang menyatakan ingin ikut latihan atau langsung membeli buku Zhuan Falun. Melihat mereka telah menunggu dengan sabar hingga saya menyelesaikan meditasi, maka saya pun kadang langsung mengajari mereka, dengan demikian saya latihan dua kali beruntun.

Tahun 2014 setelah 10 tahun mengalami pasang surut di TMII, saya pindah ke sebuah taman dekat rumah, kondisinya juga sama, tidak terlalu berkembang. Kemudian pindah ke sebuah taman yang terletak di kawasan elite, terus berlanjut hingga sekarang. Di sana kembali saya ajak beberapa rekan praktisi untuk bergabung meramaikan tempat latihan, saya juga terus berpikir kenapa di tempat latihan sebelumnya tidak berkembang. Saya terus mencari ke dalam meskipun sulit. Shifu mengajarkan, “Sebagai orang Xiulian, mengintrospeksi ke dalam adalah sebuah pusaka.“ (Ceramah Fa pada Konferensi Internasional di Washington DC, Ceramah Fa di Berbagai Tempat 9). Butuh waktu 10 tahun bagi saya untuk secara bertahap menyadari dan memperbaiki kekurangan-kekurangan diri saya. Saya menemukan banyak keterikatan hati, misalnya: sering datang terlambat; malas dan ragu bila melihat cuaca yang mendung atau hujan; mengerjakan dengan terpaksa; perasaan tertekan yang muncul di hari Sabtu bila memikirkan esoknya ada tanggung jawab di tempat latihan.

Sebuah kejadian pertemuan dengan seorang pemuda bernama Zhang (nama alias) telah menyadarkan betapa saya selama ini kurang menghargai waktu dan tanggung jawab saya sebagai pembimbing. Pagi itu saya kembali datang terlambat, sekitar 10 menit dari waktu yang telah ditetapkan. Zhang yang berasal dari Tiongkok saat itu tengah bekerja di Jakarta. Ia berhasil menemukan tempat latihan kami melalui website. Pagi itu dia telah mengitari taman sebanyak tiga putaran dan dengan kecewa hampir meninggalkan lokasi ketika mendengar suara musik latihan mulai melantun. Ia mencari asal suara musik dengan penuh sukacita. Setelah latihan bersama, dia bercerita bahwa sebelumnya saat ditugaskan di Thailand dia dua kali mencoba mencari tempat latihan yang tertera di web, namun tidak ketemu rekan praktisi.

Saat melihat gerakannya yang penuh penjiwaan, tiba-tiba saya tersentuh dan haru. Saya dapat merasakan kebahagiannya, kembali bisa bersama-sama melakukan latihan Falun Dafa di taman terbuka secara bebas…

Sesaat saya merasakan medan energi yang begitu kuat seakan hanya kami yang berada di taman itu sedang melakukan latihan Falun Dafa, seakan hanya kamilah yang paling besar dan tidak ada yang lain.

Melakukan latihan Gong bersama Zhang saat itu saya merasakan dua hal secara bersamaan. Hal pertama adalah aura kekejaman penindasan yang dilakukan partai komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Dafa di daratan, seolah kami sedang berada di Tiongkok dan tengah merasakan penderitaan yang sama, satu tubuh dengan rekan-rekan di sana. Di sisi lain saya merasakan ketenangan, kebahagiaan yang luar biasa, perasaan terbukanya seluruh pintu seakan tidak ada lagi sekat semuanya sudah lepas.

Dari kejadian tersebut, saya menarik pelajaran berharga. Keterikatan akan kenyamanan, keinginan untuk tidur lebih lama saya, hampir saja membuat rekan asal Tiongkok kehilangan kesempatan latihan bersama yang sulit diperolehnya di Tiongkok. Saya bertekad untuk lebih ketat dalam mengatur waktu sehingga tidak mengecewakan pengaturan Shifu yang cermat.

Disamping itu, selama bertahun-tahun menjalani tanggung jawab ini, saya memiliki kebiasaan mencuci alas setiap selesai latihan, menjaga kebersihan alas meditasi. Meskipun terlihat sepele, saya berpemahaman bahwa orang-orang yang baru bergabung akan belajar mengenal kebaikan Falun Dafa dari perilaku dan citra yang direfleksikan para pembimbing tempat latihan.

Penutup

Kilas kembali, selama 10 tahun bertanggung jawab atas tempat latihan di TMII, banyak sekali keterikatan hati yang muncul, misalnya: saat banyak orang baru yang datang berlatih perasaan gembira hati dan puas diri mencuat, sebaliknya saat sendirian perasaan malu dan kehilangan muka muncul, sebenarnya ini merupakan lingkungan Xiulian yang Shifu atur agar saya menjadi dewasa dan dapat memandang hambar berbagai macam perasaan yang bergejolak. Proses ini tanpa terasa telah membangun fondasi bagi saya untuk membuktikan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup secara lebih konsisten di kemudian hari. Saat rutin memancarkan pikiran lurus di depan kedubes Tiongkok dan mengumpulkan petisi menentang penganiayaan, tekanan yang kami alami dari para petugas yang belum memahami fakta kebenaran, dukungan, pujian dari masyarakat luas ataupun caci-maki dari mereka yang masih memiliki kesalahpahaman terhadap Falun Dafa, tidak lagi terlalu menggerakkan hati saya.

Selama bertahun-tahun bertanggung jawab di tempat latihan, saya memahami rasa bosan, kesepian, bahkan suatu perasaan tanpa harapan merupakan lintasan utama yang saya hadapi. Sejalan dengan menyadari dan memperbaiki satu demi satu kekurangan diri, Shifu dengan belas kasih dan tanpa lelah telah membukakan jalan yang lebih lapang dan terus menuntun saya sehingga secara bertahap dapat mengubah kondisi tertekan tersebut menjadi perasaan sukacita seperti saat awal membuka tempat latihan di TMII.

Kondisi di tempat latihan sekarang, kadang banyak orang baru yang belajar, kadang hanya 1-2 orang, tetapi saya diberikan banyak kesempatan oleh Shifu, banyak orang-orang dari arus utama – meskipun belum bergabung berlatih – namun sangat ingin tahu dan tertarik dengan Falun Dafa. Kadang mereka meluangkan waktu yang cukup lama untuk berbincang-bincang mengenai Falun Dafa, situasi penganiayaan di Tiongkok termasuk kejahatan pengambilan dan perdagangan organ yang PKT lakukan. Demikian pula, sering wartawan media online meliput atau mewawancarai kami. Saya merasakan fakta kebenaran tengah menyebar semakin cepat.

Akhir kata, dalam kesempatan sakral ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Shifu serta rekan-rekan yang telah memberikan semangat serta dorongan sehingga saya bisa bertahan dalam lingkungan Xiulian, bersama-sama menapaki tahap akhir jalan pelurusan Fa yang telah Shifu atur bagi kita semua, pulang bersama Shifu ke rumah sejati kita.

Heshi

(Dibacakan saat Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Indonesia 2017 di Jakarta)