(Minghui.org) Seorang penduduk Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, berusia 69 tahun, dimasukkan ke Penjara Pertama Kota Shenyang pada tanggal 13 Januari 2024 untuk menjalani hukuman satu tahun karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah latihan kultivasi jiwa dan raga yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak Juli 1999.

Shi Zhenduo dijatuhi hukuman satu tahun dengan masa percobaan satu tahun pada bulan Agustus 2022. Setelah masa percobaannya berakhir, pihak berwenang memerintahkan dia untuk menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong. Dia menolak untuk mematuhinya karena tidak ada hukum di Tiongkok yang mengkriminalisasi Falun Gong. Kemudian, kantor Polisi Chang'an menangkapnya pada tanggal 22 November 2023. Dua hari kemudian, Pengadilan Distrik Yuhong memutuskan untuk menjatuhkan hukuman satu tahun yang diberikan pada Agustus 2022 meskipun menurut undang-undang dia tidak perlu lagi menjalani hukuman karena dia tidak pernah melanggar masa percobaan.

Shi dipindahkan dari Pusat Penahanan Distrik Yuhong ke Penjara Pertama Kota Shenyang pada tanggal 23 Januari 2024. Sejak itu, kunjungan keluarganya ke penjara ditolak.

Istri Shi, juga seorang praktisi Falun Gong, meninggal beberapa tahun yang lalu akibat penganiayaan. Putri mereka masih duduk di bangku sekolah menengah ketika penganiayaan dimulai. Remaja yang dulunya cerdas dan ceria ini sangat trauma dengan penangkapan orang tuanya sehingga dia mengalami gangguan mental. Dia tetap tidak berdaya dan tidak ada yang merawatnya sekarang karena ayahnya dipenjara.

Mempelajari Falun Gong

Shi pernah bekerja sebagai insinyur di Kota Chengde, Provinsi Hebei. Dia mengalami kecelakaan kerja pada tahun 1993 dan menderita cedera punggung parah. Tidak ada perawatan medis yang berhasil. Dia harus memakai penyangga punggung sepanjang waktu dan membutuhkan bantuan dalam aktivitas sehari-hari, seperti mencuci rambut. Dia sangat terpukul karena menjadi cacat pada usia 38 tahun dan kehilangan harapan dalam hidup.

Nasibnya berubah pada tahun 1996 ketika dia berlatih Falun Gong. Dia pulih hanya dalam beberapa minggu dan tidak perlu mencari perawatan medis lagi. Dia kembali bekerja dan menemukan beberapa produk baru untuk perusahaannya di tahun-tahun berikutnya. Produk baru ini inovatif dan menghemat biaya bahan baku perusahaannya ratusan ribu yuan setiap tahun.

Kemudian, Shi berhenti dari pekerjaannya dan pindah kembali ke kampung halamannya di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning untuk merawat orang tuanya yang sudah lanjut usia. Dia menemukan pekerjaan baru dan memberikan kontribusi signifikan di tempat kerjanya.

Selama pandemi, Shi ditabrak mobil dan mengalami luka-luka. Setelah terbaring di tempat tidur selama sepuluh hari, dia bisa bangun dan melakukan latihan Falun Gong. Dia segera pulih sepenuhnya.

Istri dan anak perempuan Shi juga bergabung dengannya untuk berlatih Falun Gong di kemudian hari. Putrinya menjadi sangat cerdas, ramah, dan baik hati. Setiap akhir pembelajaran di sekolah, dia dikelilingi oleh teman-teman sekelasnya yang meminta bantuannya untuk mengerjakan soal pekerjaan rumah. Kemudian, dia diterima di sekolah menengah terbaik di Kota Shenyang. Dia terus unggul secara akademis dan membuat teman-temannya terkagum.

Ibu Shi juga berlatih Falun Gong. Dia juga sembuh dari penyakitnya dan bahkan menumbuhkan gigi baru di usia 70-an tahun.

Putri Menjadi Gila

Setelah penganiayaan dimulai, Shi dan istrinya pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan bagi Falun Gong pada bulan September 1999. Mereka berdua ditangkap dan ditahan selama lebih dari satu bulan. Bersama-sama, mereka didenda dengan total sebesar 6.000 yuan.

Setelah pasangan itu dibebaskan dan kembali ke Shenyang, mereka mendapati bahwa putri mereka yang ceria sudah tidak lagi menjadi dirinya sendiri. Remaja itu tampak gelisah dan banyak menangis. Dia mengalami perubahan suasana hati dan kesulitan menyelesaikan tugas sekolahnya.

Pada bulan Juli 2000, polisi menangkap istri Shi di rumahnya di depan putri mereka. Istrinya menolak menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong dan ditahan selama lebih dari satu bulan. Dia juga didenda 3.000 yuan. Putri pasangan tersebut, yang saat itu sudah agak membaik, sangat trauma sehingga dia harus mengambil cuti medis dari sekolah.

Istri Shi ditangkap di tempat kerjanya pada bulan Juli 2001 dan dijatuhi hukuman tiga tahun kerja paksa. Putri mereka, yang bersama ibunya pada saat ibunya ditangkap, tidak dapat bertahan dan mencoba mengakhiri hidupnya dengan melompat dari gedung-gedung tinggi dan membenturkan kepalanya ke dinding. Ketika dia keluar, dia tidak tahu jalan pulang. Pada tahun-tahun berikutnya, dia berkali-kali keluar masuk rumah sakit jiwa. Hati orang tuanya terluka karena penganiayaan telah menghancurkan kehidupan putri mereka.

Meninggalnya istri Shi memberikan pukulan lain bagi putri mereka, yang hingga hari ini masih tidak berdaya.