(Minghui.org) "Saya berharap lebih banyak orang-apakah Anda orang Kristen, Yahudi, atau agama apapun lainnya akan membicarakan menentang hal ini: orang sedang dianiaya karena keyakinan mereka. Ini adalah masalah yang sangat serius," kata seorang profesor sosiologi yang menyaksikan demonstrasi damai di Taman Liberty Bell di Philadelphia, Pennsylvania, Sabtu.

Dr Adele Cummings adalah seorang profesor sosiologi dari Colorado. Mengunjungi tempat bersejarah Liberty Bell pada tanggal 19 Juli 2014, ia melihat praktisi melakukan latihan Falun Gong. Di samping mereka termampang poster yang menjelaskan 15 tahun penganiayaan brutal di Tiongkok.

Waktu itu pada tanggal 20 Juli 1999, Jiang Zemin dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai melarang Falun Gong di Tiongkok. Dimulai dengan penangkapan besar-besaran, penahanan, penyiksaan, dan pelecehan mental praktisi.

Melalui latihan kelompok, memajang poster, pidato, dan pengumpulan tanda tangan, praktisi berusaha untuk meningkatkan kesadaran dan meminta bantuan untuk mengakhiri kekejaman itu.

Praktisi mengadakan kegiatan pada 19 Juli 2014 di tempat bersejarah Liberty Bell untuk  membangkitkan kesadaran mengenai penganiayaan


Adele Cumming, seorang Profesor Sosiologi mengharapkan lebih banyak orang maju membantu menghentikan kekejaman






Para wisatawan sedang membaca poster untuk mengetahui lebih banyak

Hentikan Penganiayaan

Dr Cummings telah mendengar tentang Falun Gong di masa lalu. Setelah berbicara dengan praktisi dan mengetahui lebih banyak tentang apa yang terjadi, dia berterima kasih pada praktisi atas upaya mereka:  "Apa yang Anda lakukan di sini hari ini adalah sangat penting. Manusia ingin mengejar kehidupan yang lebih baik. Seharusnya tidak ada orang yang menghentikan seseorang untuk menjadi orang yang lebih baik."

John Perkins, seorang konsultan software dari Chicago, juga terkesan dengan apa yang dilihatnya. Dia menghabiskan waktu lama membaca poster dan berkata kepada praktisi,  “[penganiayaan] Ini mengerikan; mengejutkan imajinasi. membuat saya tahu seperti apa sebenarnya komunisme itu. Penganiayaan ini melebihi batas moral manusia; harus dihentikan." Dia mengatakan semua orang termasuk pemerintah AS, perlu melakukan sesuatu untuk mengakhirinya.

Jenn Foreacre, juga seorang IT profesional, dari Lancaster, Pennsylvania. Dia setuju dengan Perkins: "Lima belas tahun terlalu lama. Orang harus memiliki kebebasan berkeyakinan. Kejadian ini mengerikan dan bahkan lebih buruk jika terus berlanjut untuk waktu yang lama." Dia bilang dia telah menandatangani petisi mendesak H.Res.281, sebuah resolusi yang menyerukan untuk mengakhiri kebrutalan terhadap Falun Gong, terutama pengambilan organ praktisi yang masih hidup.

Ingrid Bermodez dari New York memuji resolusi dan berharap Kongres akan meluluskannya. Dia bilang dia menyadari kebrutalan komunisme dan juga telah melihat kegiatan Falun Gong berkali-kali di masa lalu. Menunjuk ke dua putrinya di sampingnya, dia berkata, "Mereka terlalu muda untuk memahami hal ini. Tapi kita harus melakukan bagian kita untuk memastikan bahwa generasi mendatang tidak dicederai. Meskipun komunisme tidak memiliki keberadaan yang jelas di AS, tetapi masih ada di dunia, dan kita harus melakukan sesuatu tentang hal itu."

Penduduk New York Ingrid Bermodez, seorang ibu dari dua putri mengharapkan komunis segera berakhir.

“Sejati-Baik-Sabar Mempunyai Nilai-Nilai Universal”

Elizabeth Prendergast, seorang mahasiswa pascasarjana dari Virginia, sedang mengejar gelar dalam studi agama. Dia mengatakan prinsip Sejati-Baik-Sabar sangat mendalam dan memiliki "nilai universal." Dia mengatakan kepada koresponden Minghui, "Hidup di AS, kita tahu orang-orang harus memiliki hak dasar untuk memilih apa yang harus dipercaya. Adalah terlalu buruk bahwa hal seperti ini bisa terjadi. Kita semua harus melakukan sesuatu untuk menghentikannya." Dia menandatangani petisi untuk H.Res.281 dan mengambil materi untuk dipelajari lebih lanjut.

Elizabeth Prendergast, seorang siswi pasca sarjana dari Virginia, menandatangani petisi menyerukan di akhirinya penganiayaan.

Lynn, manager sebuah perusahaan, datang bersama dua temannya mengunjungi Taman Liberty Bell. Dia membaca poster dan berbicara dengan temannya. Melihat para praktisi sedang bermeditasi, dia berkata, “Terlihat sangat tenang dan damai. Pasti adalah sesuatu yang mereka benar-benar sukai.”

Wisatawan Dari Tiongkok Mempelajari Fakta Kebenaran

Sebagai salah satu tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi di AS, Taman Liberty Bell dikunjungi ribuan wisatawan setiap hari, banyak dari mereka berasal dari Tiongkok.

Yang [wanita], seorang relawan praktisi, sering datang ke Taman untuk memberitahu fakta kebenaran kepada wisatawan Tionghoa tentang Falun Gong. "Mereka telah mendengar dan melihat begitu banyak propaganda kebencian terhadap Falun Gong selama bertahun-tahun, yang telah membuat mereka menentang praktisi yang tidak bersalah yang mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar." Dia mengatakan orang-orang Tionghoa perlu tahu fakta kebenaran sehingga mereka tidak akan ikut hancur bersama  PKT.

Dikejutkan oleh latihan kelompok berskala besar dan pemandangan damai, banyak wisatawan Tionghoa datang untuk membaca poster atau mengobrol di antara mereka sendiri. Beberapa dari mereka mengambil gambar atau video praktisi dang poster mereka.



Wisatawan Tionghoa membaca poster untuk mengetahui lebih banyak


Wisatawan Tionghoa bertanya tentang Falun Gong dan Penganiayaan

Lang (wanita), seorang turis dari Provinsi Guangdong, merupakan salah satu dari 37 wisatawan Tionghoa yang pada hari Sabtu mengumumkan pengunduran dirinya dari PKT dan organisasi afiliasinya demi masa depan yang lebih baik. Dia mengatakan bahwa dia tahu penganiayaan terhadap Falun Gong. "Kebanyakan dari kami tahu PKT telah melakukan banyak perbuatan buruk dan pejabatnya korup."

Saat ia pergi, Lang juga meminta beberapa materi Falun Gong: "Saya tidak punya kesempatan untuk mencoba hal ini di masa lalu. Sekarang adalah waktunya."

Chinese version click here
English version click here