(Minghui.org) Lebih dari 2.400 tahun yang lalu, Socrates yang berusia 70 tahun telah dihukum mati di Athena, Yunani. Dia telah dituduh menentang dewa-dewa kuno negara, mencoba untuk memperkenalkan dewa baru dan merusak pikiran anak-anak muda. Namun, dia bersalah hanya karena berbicara kepada anak-anak muda di jalanan, mendiskusikan filsafat dan membangkitkan kebaikan mereka.
Kemudian, ketika otoritas Athena menyadari kesalahan mereka, mereka melacak orang-orang yang menuduh Socrates. Sebagai akibatnya, beberapa dari mereka yang dinyatakan bersalah diasingkan dan yang lainnya dihukum mati. Socrates kemudian dinobatkan sebagai “orang terpintar di zaman kuno.”
Dua ribu tahun yang lalu, ketika Yesus kembali ke kampung halamannya untuk berkhotbah, warga setempat bertanya dengan ragu, “Bukankah ini adalah putra dari tukang kayu?” Mereka tidak menghormati dan mencoba mengusirnya pergi, seperti yang dijelaskan dalam Alkitab:
“Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi” (Luke 4:28-30 NLT)
Namun kini, gereja indah dapat dilihat di mana saja di seluruh dunia, dan ratusan juta umat menyanyikan pujian Yesus.
Dua ribu tahun telah berlalu sejak saat itu. Dunia sedang berubah, dan begitu juga umat manusia. Namun kata-kata Yesus masih terngiang - memang benar, “nabi sering tidak terkenal di kampung halamannya, namun dihormati di tempat lain.”
Di Tiongkok daratan, penindasan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap kepercayaan dan penistaan terhadap orang-orang tak bersalah telah mencapai tingkat yang ekstrem dalam penganiayaannya terhadap Falun Dafa, sebuah penganiayaan brutal yang telah berlangsung sejak tahun 1999. Surat kabar, radio dan stasiun TV kerap menerbitkan dan menayangkan program yang memfitnah latihan tersebut. Foto Tn. Li Hongzhi (pencipta Falun Dafa) dilemparkan ke tanah dan orang-orang dipaksa untuk berjalan di atasnya, dan buku-bukunya dihancurkan dengan truk dan dibakar hingga menjadi abu. Menurut statistik yang belum lengkap, hanya dalam waktu setengah tahun, media PKT menerbitkan sebanyak 300.000 artikel fitnahan yang terhadap Falun Dafa, baik di dalam maupun di luar negeri, dan ratusan juta orang-orang Tionghoa telah dicuci otaknya dengan kebohongan.
Faktanya adalah Falun Dafa yang diajarkan oleh Tn. Li Hongzhi, adalah Fa Buddha, yang mengungkapkan bahwa alam semesta tidak hanya sesuatu secara fisik, namun juga memiliki karakternya tersendiri: karakter dari Zhen, Shan, Ren (Sejati, Baik, Sabar). Prinsip-prinsip ini terserap ke dalam segala bentuk eksistensi fisik, dan kultivator mana pun yang dapat menyatu dengan karakter alam semesta ini adalah Sang Sadar. Tn. Li mengajarkan orang-orang kebenaran yang lebih tinggi, membimbing orang untuk tahu kebenaran ini, namun ia justru dijelek-jelekkan dan difitnah oleh rezim PKT.
Di luar Tiongkok, Tn. Li Hongzhi telah menerima pujian dan kehormatan di seluruh dunia, dan Falun Dafa juga menarik banyak perhatian dan diterima dengan hangat.
Sebagai contoh, praktisi Falun Gong mengadakan sebuah peragaan latihan kelompok besar dan parade indah di jantung kota New York bulan Mei tahun ini untuk merayakan Hari Falun Dafa Sedunia. Mereka juga menerima lebih dari 100 kartu ucapan dari para politikus dari berbagai tingkat pemerintahan.
Di Kanada, politikus dari tiga tingkat pemerintahan mengirimkan kartu ucapan tiap tahunnya pada Hari Falun Dafa Sedunia untuk memuji jasa dan efek positif dari latihan tersebut.
Falun Dafa kini tersebar ke berbagai penjuru dunia termasuk Hong Kong, Taiwan, Russia, Spanyol, Jerman, Swiss, Australia dan banyak negara lainnya. Tiongkok adalah satu-satunya negara di mana Falun Gong dianiaya.
Dua ribu tahun yang lalu, di kampung halaman Yesus, beberapa orang ingin mengusirnya pergi, dan beberapa ingin melemparnya dari tebing. Meski ia berbicara mengenai kebenaran dan menyelamatkan orang-orang, orang menolak untuk memercayainya; mereka memandangnya rendah, mengusirnya dan bahkan membunuhnya. Namun, dua ribu tahun kemudian, Yesus yang sama dinobatkan sebagai seorang penyelamat dan dipuja.
Tentu saja, ada juga orang-orang yang masih berpikir bahwa ini semua ini hanyalah legenda khayalan. Ini mungkin adalah bagian dari proses di mana orang-orang mulai mengenali Sang Sadar. Banyak orang yang dengan keras kepala menolak untuk mendengarkan alasannya mungkin membutuhkan waktu ribuan tahun untuk mengenali kebijaksanaan ilahi.
Orang-orang saat ini sepertinya memperlakukan Tn. Li Hongzhi dengan cara yang serupa layaknya mereka yang salah menganiaya Yesus saat itu. Di negaranya, Tn. Li Hongzhi telah dikutuk dan diancam, sementara di negara lain ia dihargai dan dihormati.
Kebenaran akan selalu bersinar. Saya berharap akan ada lebih dan lebih banyak orang yang akan mempelajari kebenaran ini dan bukannya membiarkan kebenaran lewat begitu saja. Genggam kesempatan berharga ini dan jangan melewatkannya – kesempatan tidak datang dua kali.
Selama 19 tahun belakangan, praktisi Falun Gong, ketika berada di bawah penganiayaan berat, mereka tidak pernah berhenti mengklarifikasi kebenaran kepada orang-orang di sekitar mereka yang telah dibingungkan oleh kebohongan. Menyelamatkan orang adalah harapan yang telah lama disayangi oleh aliran Buddha dan sebuah tindakan kebaikan besar. Namun tindakan kebaikan seperti itu telah disimpangkan dengan kasar oleh PKT dan ditandai sebagai “anti-Partai,” “bermain politik” dan “menciptakan rumor.”
Para praktisi Falun Gong secara tidak sah ditangkap dan dianiaya oleh PKT hingga hari ini. Tahun 2017 sendiri, sebanyak 1.097 praktisi Falun Gong telah dihukum penjara secara ilegal.
Para praktisi Falun Gong disiksa secara keji, termasuk dipaksa meminum air yang dicampur dengan cabai, disuntik dengan obat-obatan yang berbahaya, pemukulan dan bentuk lainnya dari hukuman fisik yang kejam.
Apa yang terjadi hari ini serupa dengan situasi dua ribu empat ratus tahun yang lalu di mana Socrates dituduh menentang dewa-dewa kuno negara, dengan mencoba memperkenalkan dewa baru dan merusak pikiran anak-anak muda. Namun ia hanya mendiskusikan filsafat baik dengan anak-anak muda dalam mencari kebenaran.
Namun penganiayaan praktisi Falun Gong lebih parah dan brutal. Socrates dipaksa untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum racun sementara para praktisi Falun Gong disiksa dengan keji hingga titik di mana hidup menjadi lebih tak tertahankan dari kematian.
Ketika otoritas Athena berusaha memperbaiki kesalahan, mereka yang telah menuduh Socrates menemui hukumannya.
Kini, para praktisi Falun Gong meluangkan usaha dalam mengklarifikasi kebenaran kepada orang-orang, dalam usahanya untuk membujuk para pelaku untuk berhenti melakukan kejahatan. Mereka berharap orang-orang Tiongkok tidak mengulangi kesalahan yang sama dan tidak akan membawa malapetaka kepada diri mereka dan orang lain. Mereka berharap orang-orang Tiongkok tidak akan menjadi kaki tangan dari kejahatan PKT hingga mereka bisa menghindari ganjaran dan malapetaka.
Di mana kebenarannya? Anda harus melihatnya sendiri dengan hati anda dan mencarinya dalam jiwa anda.
Seluruh artikel, grafik, dan konten yang dipublikasikan Minghui.org dilindungi oleh Hak Cipta. Publikasi/cetak ulang yang bersifat non-komersial diizinkan tetapi harus mencantumkan judul artikel, link sumber artikel dan dibuat jelas bahwa itu berasal dari website Minghui.org
Versi bahasa Mandarin
http://www.minghui.org/mh/articles/2018/7/23/真理在哪里-371433.html
Versi bahasa Inggris
http://en.minghui.org/html/articles/2018/11/9/173190.html
Kategori: Opini & Perspektif