(Minghui.org) Kita membuat sumpah prasejarah untuk membantu Guru di masa pelurusan Fa. Guru memberi kemampuan berbeda-beda kepada setiap praktisi dan mengharapkan kita bekerja sama, serta saling melengkapi satu sama lain. Ketika masing-masing dari kita menggunakan kemampuan khusus masing-masing dan saling bekerja sama satu sama lain, kita bisa membentuk satu tubuh dan kita akan mampu menyelesaikan misi kita, yaitu menyelamatkan manusia. Karena konsep manusia biasa serta kurangnya pikiran lurus, seringkali kita tidak bekerja sama dengan baik. Sehingga kita mungkin kehilangan kesempatan untuk menyelamatkan manusia. Ini mengingatkan saya terhadap sebuah kisah tentang filsuf kuno, Shao Yong.

Shao Yong (邵雍; 1011–1077) adalah seorang filsuf pada masa Dinasti Song, ahli kosmologi, penyair juga sejarawan yang berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan paham Neo-Konfusianisme di Tiongkok. Dialah pengarang Puisi Bunga Plum Mekar. Dia mempunyai metode yang akurat untuk meramal yang disebut Huangjishu, yang terdiri atas dua bagian. Ramalan masa depan yang sangat akurat. Ketika dia sudah tua, Shao Yong menurunkan metodenya kepada dua orang murid, masing-masing satu bagian.

Sebelum meninggal, dia memanggil kedua muridnya ke sisi ranjangnya. Mereka menangis dan bertanya siapa yang akan mengajari mereka lagi sekarang. Shao Yong berkata, “Dengar. Kalian berdua harus saling membantu dan menghormati satu sama lain sepeninggal saya. Kalian harus saling memberitahu ketika memperoleh pemahaman baru dalam studi kalian. Jika kalian dapat melakukannya, kemampuan kalian akan meningkat dengan cepat dan Huangjishu kita akan berkembang lebih cepat. Kalian harus mengingat apa yang saya katakan!”

Setelah dia meninggal, masing-masing muridnya berpikir bahwa guru telah memberi teknik sejati kepada mereka. Mereka belajar dengan keras dan berharap bisa berkontribusi seperti guru mereka. Jadi mereka menyimpan pemahaman sebenarnya untuk diri sendiri dan hanya memberitahu sedikit pengetahuan dangkal kepada yang lain. Setelah banyak tahun ketika salah satu murid sudah tua dan sakit, dia menyadari bagian lain dari Huangjishu. Dia teringat kata-kata gurunya dan tiba-tiba memahami bahwa bagian lain dari Huangjishu harus diberikan kepada murid yang lain.

Kedua murid itu bertemu dan mendiskusikan keadaan mereka. Keduanya merasa sangat menyesal dan kemudian menangis. Akhirnya mereka mengerti pengaturan guru mereka. Karena pikiran mereka yang sempit, mereka tidak bekerja sama dengan baik dan tidak meningkat bersama, tetapi malah membuang-buang waktu yang berharga. Mereka tidak bisa meningkatkan Huangjishu walaupun mereka bekerja sama dan meneruskan Huangjishu kepada generasi berikutnya

Beberapa tahun yang lalu, saya dan beberapa praktisi muda bekerja sama untuk mengajar teknik komputer kepada praktisi lain agar menembus blokade internet rezim Tiongkok. Karena beberapa praktisi mempunyai pendapat yang berbeda, kami mengalami konflik. Kadang kala kerja sama kami sangat buruk, atau malah tidak bekerja sama sama sekali. Karena hal ini, praktisi koordinator mencekal kami, dan berkata kami mempunyai kekurangan dalam berkultivasi. Beberapa dari kami dengan tulus berbicara secara terbuka, dan mencari keterikatan kami dari pada mengkritik orang lain.

Sebagai contoh, seorang rekan praktisi yang selalu memperhatikan keamanan memandang rendah praktisi lain yang tidak menaruh perhatian pada keselamatan. Seorang praktisi lain mengalami konflik dengan praktisi yang sangat teliti. Kami berbagi pendapat dan menyadari bahwa kami harus mencari ke dalam dan menyingkirkan keterikatan memandang rendah pada orang lain. Para praktisi muda yang memiliki kemampuan teknis baik membantu beberapa praktisi lain untuk melangkah keluar dan memproduksi materi informasi mereka sendiri.

Ketika memeriksa perilaku sendiri, saya sangat menyesal karena terjadi konflik dengan para praktisi koordinator dan saya tidak cepat menyelesaikannya. Perdebatan kami memperlambat jalannya proyek. Karena sibuk dengan pekerjaan proyek, saya hanya mempunyai sedikit waktu untuk belajar Fa. Bukannya melenyapkan kebencian dan keterikatan, namun kami saling bersaing, kami mengabaikan konflik yang terjadi di antara kami. Pikiran negatiff kami terhadap orang lain telah menyebabkan gangguan dan kerugian pada proyek.

Suatu hari saya menyadari bahwa kita harus bekerja sama dengan baik saat mengerjakan suatu proyek, dan membentuk satu tubuh. Karena keterikatan, kita gagal mengikuti pengaturan Guru. Saya merasa sangat sedih. Saya dengan tulus berbagi pemahaman saya dengan praktisi lain yang terlibat dalam konflik. Berbagi pemahaman yang tulus di antara kami berhasil menyelesaikan konflik.

Sayang, kami terlambat menyadari hal itu! Sama seperti kedua murid Shao Yong yang terlambat ketika mereka akhirnya sadar bahwa mereka harus bekerja sama. Kekuatan lama mengambil keuntungan dari konsep manusia serta keterikatan kita, menggunakannya untuk mengganggu kita dan mengganggu proyek penyelamatan makhluk hidup. Karena kita tidak bekerja sama dengan baik, proyek tidak berperan seperti yang seharusnya dan gagal menyelamatkan orang-orang. Kita tidak boleh melakukan kesalahan seperti itu lagi!

Guru berkata,

“Apa gunanya jika diakhiri? Bukankah pelurusan Fa demi menyelamatkan manusia? Jika saya seorang diri berhasil pergi, untuk apa dunia ini diciptakan? Segala pengaturan prasejarah jadi sia-sia dilakukan. Perpanjangan waktu adalah demi kalian, demi semua makhluk hidup.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Internasional di Amerika Serikat Barat Tahun 2013”)

Melalui belajar Fa, saya menyadari: Guru telah mengurus kita begitu lama! Beliau menahan beban yang begitu besar supaya memperpanjang waktu dan pelurusan Fa tidak berakhir, agar  memberi lebih banyak kesempatan kepada praktisi yang belum melakukan dengan baik dan para makhluk hidup yang belum terselamatkan. Berapa banyak praktisi yang memahami dan menghargai apa yang sudah Guru lakukan untuk kita!

Chinese version click here

English version click here