(Minghui.org) Sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengambil alih kekuasaan di Tiongkok pada tahun 1949, Partai Komunis Tiongkok secara sistematis menghancurkan nilai-nilai tradisional dan membawa tragedi yang tak terbayangkan bagi bangsa Tiongkok. Melalui kisah-kisah keluarga saya berikut ini, seseorang dapat melihat sekilas betapa jahatnya sistem ini.

Ayah saya saat berusia 37 tahun, dianiaya sampai mati oleh PKT selama Revolusi Kebudayaan, hanya karena ia dilahirkan di keluarga tuan tanah. Ayah saya melakukan banyak perbuatan baik. Ia menanggapi hampir setiap permintaan bantuan bencana dan memiliki reputasi yang baik di wilayah tersebut. Saat itu, para petani sedang diperas habis-habisan oleh pemerintah, namun ketika ayah saya berkuasa, ia tidak pernah melakukan hal seperti itu. Ayah saya dirindukan. Ketika terjadi bencana dan tidak ada pertolongan, orang akan berkata, alangkah baiknya jika ayah anda masih ada.

Agar tetap berkuasa dan membeli hati rakyat, PKT “mengembalikan nama baik” ayah saya pada tahun 1977. Keluarga saya akhirnya diizinkan kembali ke kota dari desa. Kakak perempuan dan saudara laki-laki saya segera mendapatkan pekerjaan. Ibu saya mencoba menggunakan koneksinya untuk mencarikan pekerjaan bagi saya tetapi belum mendapat tanggapan dari departemen sumber daya manusia.

Ketika ibu saya menindaklanjuti ke departemen sumber daya manusia pada musim gugur tahun 1977, dia diberitahu, “Putri anda telah bekerja di sini selama beberapa bulan. Anda mau apa lagi?" Ibu saya tercengang. Ternyata sekretaris komite Partai mengatur majikannya mempekerjakan menggunakan identitas saya. Ibu saya akhirnya menemukan penipu itu.

Qing (alias) seorang wanita, berusia sekitar 19 tahun, empat tahun lebih muda dari saya. Dia mengundang ibu saya ke rumahnya. Dia berlutut di depan ibu saya dan sambil menangis menceritakan pengalaman tragis keluarganya. Keluarganya adalah petani. Ketika dia berusia kurang dari 10 tahun, ayahnya meninggal. Ibunya berusia kurang dari 30 tahun pada saat itu dan merupakan seorang wanita yang menarik. Sekretaris Komite Partai setempat memaksa ibunya untuk tinggal bersamanya. Setelah Qing dewasa, dia juga menjadi seorang wanita muda yang cantik. Pada usia 16 tahun, dia diperkosa oleh sekretaris Partai dan melahirkan seorang putri.

Sekretaris Partai kemudian mengatur agar Qing bekerja menggunakan identitas saya. Ia tinggal bersama Qing dan ibunya dan menjadi direktur komite olahraga kecamatan. Ia kemudian mulai memperkosa banyak atlet remaja putri. Orang tua gadis-gadis tersebut bersama-sama mengajukan petisi dan pria tersebut melarikan diri. Qing masih bisa mempertahankan pekerjaan “saya”, dan khawatir dia akan dipecat jika ibu saya menggugatnya dan itu akan berarti akhir bagi keluarganya.

Ibu saya mengalah, dan sambil menangis, dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia juga tidak memberi tahu kami, takut saya akan mencari Qing untuk mendapatkan pekerjaan saya kembali.

Tanpa menyadarinya, saya mengikuti ujian masuk perguruan tinggi pada akhir tahun itu dan diterima di universitas besar di provinsi tersebut. Baru setelah itu, ibu memberitahu saya tentang keadaan Qing. Dia merasa kasihan pada saya, tapi dia tidak tega menuntut Qing. Jika saya punya pekerjaan saat itu, saya akan merasa lebih bertanggung jawab mencari uang untuk menghidupi keluarga karena saya punya empat adik.

Diterimanya saya masuk perguruan tinggi ternyata membawa hal baik bagi keluarga saya. Terinspirasi dari pengalaman saya, adik-adik saya mulai serius belajar dan mengenyam pendidikan tinggi. Sekarang anggota keluarga saya adalah dokter, guru, atau pejabat pemerintah. Saya yakin kami menerima berkah atas kebaikan ibu saya.

Berbicara tentang berkah atas kebaikan seseorang, kisah saudara laki-laki saya adalah contoh lainnya, yang membuat saya berpikir bahwa betapa pun bejat dan merosotnya moral masyarakat, kita tetap punya pilihan untuk berbuat baik.

Saudara saya bekerja sebagai salesman di koperasi pemasok dan pemasaran komunitas. Pada tahun 1970-an dan 1980-an ketika persediaan sangat langka, seorang tenaga penjualan dianggap sebagai pekerjaan yang baik. Pada tahun 1980, putri mantan anak buah ayah saya mendapat pekerjaan di sebuah peternakan kehutanan sebagai penjaga hutan. Terlalu sulit bagi seorang wanita berusia 20 tahun untuk melakukan pekerjaan ini. Hal ini cukup menuntut secara fisik dan juga berbahaya karena terdapat serigala dan anjing liar di hutan, serta kemungkinan bertemu dengan orang jahat. Ibunya harus tinggal bersamanya karena takut akan keselamatannya.

Dalam keputusasaan, orang tua wanita muda ini memohon kepada saudara laki-laki saya untuk bertukar pekerjaan dengannya. Meski permintaannya berlebihan, ibu saya baik hati dan ingin dia menerima permintaan tersebut. Saudara laki-laki saya juga baik dan setuju.

Sejak itu, saudara saya setiap hari membawa sabit untuk perlindungan diri di hutan. Ia harus berjalan beberapa mil saat bekerja. Ia beberapa kali diancam dengan kekerasan oleh penebang liar, dan pernah hampir terluka. Ibu saya meminta seseorang untuk membantu memindahkan pekerjaan saudara laki-laki saya ke pertanian lain sehingga ia tidak lagi harus bekerja di hutan itu. Saudara saya pensiun dari pertanian milik negara pada usia 60 tahun. Sekarang uang pensiunnya telah meningkat menjadi lebih dari 5.000 yuan (±Rp 10.500.000).