Usaha PKC Untuk Mengintervensi Pertunjukan Divine Performing Arts Di Korea Selatan Dikutuk Secara Luas

Oleh Hongmei

(Minghui.org) Sehubungan dengan intervensi yang kuat dari Partai Komunis China terhadap  Pertunjukan Divine Performing Arts (DPA) di Korea Selatan pada 17 Januari 2008, empat organisasi HAM Korea secara bersama menulis surat  kepada Kedutaan Besar China, mengutuk campur tangan kedubes terhadap urusan dalam negeri Korea dan gangguan mereka terhadap pertunjukan DPA tersebut.
 
Sebelumnya, pada 15 Januari 2008 pihak sponsor Korea, Sonata Art Planing Company mengadakan jumpa pers di Press Center di Seoul, dengan tegas mengutuk PKC yang mengekspor  budaya terorisme mereka ke Korea dan perusakan yang PKC telah lakukan terhadap kebudayaan tradisional China. Mereka juga mengutuk PKC yang berusaha menggagalkan pertunjukan DPA di Korea.


Pada 15 Januari 2008, pihak sponsor Korea mengadakan jumpa pers di Seoul Press Center.

Tahun lalu pertunjukan Divine Performing Arts  (DPA)  mengadakan pertunjukan keliling di 30 kota dengan lebih dari 70 pementasan, telah menghibur sekitar setengah juta penonton langsung dan memperoleh  sambutan luas dari para pemimpin politik internasional. Tahun ini pertunjukan DPA direncanakan akan dipentaskan tiga kali di Korea, dari 25 – 27 Februari 2008 dan panitia telah menandatangani kontrak dengan Kyung  University untuk penggunaan Peace Hall di Seoul dan KBS Business di Kota Pusan. Namun, kedua tempat itu membatalkan kontrak secara sepihak pada tanggal 3 Januari dan 15 Januari, karena ada tekanan dari Kedutaan Besar China.
 
Kedutaan Besar China di Korea berulang kali berupaya mengganggu dan menggagalkan pertunjukan DPA tahun lalu di Korea Selatan. Pada akhirnya pertunjukan berakhir dengan sangat sukses, walaupun panitia harus mengubah tempat tiga kali.
 
PKC berulang kali diingatkan dan dikutuk oleh media utama Korea Selatan pada 17 Januari 2008, Solidaritas Anti Korupsi Korea, Hwalbindan,  Solidaritas Nasional untuk Reformasi Judisial, dan Koalisi Warga Demokrasi yang secara bersama-sama menulis surat kepada Kedutaan Besar China di Korea Selatan, menuntut agar Kedutaan Besar China menghentikan gangguan terhadap  kegiatan kebudayaan di Korea Selatan. Pada surat diperingatkan bahwa jika Kedutaan Besar China terus mengganggu dan melakukan intervensi atas urusan dalam negeri Korea serta melanggar kedaulatan Korea Selatan, mereka akan menggagas inisiatif pengumpulan tanda tangan via internet serta kampanye anti-PKC di seluruh dunia  untuk mengungkap dan mengutuk kejahatan PKC.
 
Pada jumpa pers 15 Januari, Direktur Perencanaan Sonata Performing Arts, Li Lianting mengatakan mayoritas penari DPA adalah orang–orang China dan isi pertunjukan adalah tari-tarian, mitos dan legenda tradisional China. Pertunjukannya memiliki kriteria moral yang tinggi serta nilai-nilai universal, memulihkan intisari kebudayaan tradisional China yang telah dihancurkan oleh PKC saat Revolusi Kebudayaan. “Inilah sebabnya mengapa PKC selalu ingin mengganggu dan menghentikan setiap pertunjukan. Sebab budaya tradisional China adalah bertentangan dengan kebudayaan jahat Partai Komunis China, yang mempromosikan ‘Kebohongan – Kejahatan - Kekejaman.’ PKC takut akan pertunjukan DPA.” Ia lebih lanjut mengingatkan PKC agar berhenti menyebarkan budaya terorisme ke Korea Selatan dan berhenti merusak kebudayaan China.
 
PKC masih memainkan trik-trik lama, tetapi hanya dapat mengelabui dirinya sendiri. Pada acara jumpa pers, An Xitai dari perwakilan surat kabar The Epoch Times, seorang penanggung jawab DPA menggaris-bawahi bahwa walaupun PKC kerap berusaha untuk menggagalkan pertunjukan, DPA malah menjadi sangat sukses dan terkenal di Korea Selatan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, An Xitai mengatakan PKC hanya menipu dirinya sendiri dengan tindakan-tindakan demikian. Sebenarnya tindakan itu malah membantu mempromosikan pertunjukan DPA.
 
Sepanjang perjalanan keliling DPA tahun lalu dan pertunjukan Holiday Wonders tahun ini, Kedutaan Besar China telah menelepon atau menulis surat kepada para senator dan pejabat pemerintah Australia, Kanada,  Amerika Serikat dan Jepang. Pada akhirnya tidak hanya surat-surat tekanan dan fitnahan tersebut diungkap ke seluruh dunia, juga rasa ketertarikan orang-orang terhadap pertunjukan meningkat, sehingga mereka malahan pergi menonton, kemudian memujinya.
 
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/1/25/93632.html