Taiwan: Sepuluh Ribu Tiket Gala Divine Performing Arts Terjual pada Hari Pertama Penjualan   

Oleh: reporter Minghui Li Huirong

(Minghui.org) Pada bulan April 2007, pertunjukan Divine Performing Arts mendapat sambutan hangat dari masyarakat Taiwan, dan akan kembali tampil pada bulan Maret 2008. Selanjutnya akan diadakan 20 pertunjukan di empat kota di Taiwan, dan lebih dari 50 ribu orang akan menyaksikan pertunjukan ini. Penjualan tiketnya dimulai pada 5 Desember, dan pada hari pertama telah terjual 10 ribu tiket di Tainan, Kaohsiung, Taichung dan Taipei.


The Divine Performing Arts di Radio City, New York, 2007

Chang Ruilan, sekretaris umum Asosiasi Kebudayaan Internasional New Tang Dynasty – pihak penyelenggara pertunjukan ini – berkata bahwa tiket-tiket untuk pertunjukan di Taipei telah terjual habis hanya dalam waktu 3 jam. Pertunjukan Divine Performing Arts akan mengadakan dua pertunjukan di Taichung, dan akan ditonton oleh 8000 orang. Tiket di Taichung telah terjual 80%, di Kaohsiung dimana akan diadakan 5 kali pertunjukan, penjualan tiketnya telah terjual 30%, dan di daerah Tainan dimana akan diadakan 4 kali pertunjukan, tiket yang terjual sudah 25%.

Divine Performing Arts mempertunjukkan kebudayaan tradisional China melalui tarian-tarian China, yang dipertunjukkan oleh 150 orang anggotanya. Pertunjukan-pertunjukannya disambut secara luas oleh para penonton di seluruh dunia. Pada tanggal 18 Desember, Divine Performing Arts akan mengadakan pertunjukan “Holiday Wonders” di New York.

Artis Terkenal di Internasional: “Divine Performing Arts adalah Produksi Terbagus Yang Pernah Saya Lihat Selama Enam Puluh Tahun”

Artis terkenal di tingkat internasional dalam bidang lukisan, Li Chi-mao, yang juga dikenal sebagai seorang spesialis penilaian dan pelelangan barang-barang antik, kaligrafi dan lukisan, mengatakan, “Saya mengajar di Sekolah Kesenian Taiwan dari tahun 1950 sampai 1990. Banyak rombongan kesenian telah menghubungi saya. Tapi pertunjukan Divine Performing Arts adalah yang paling bagus yang pernah saya lihat dalam 60 tahun ini, karena isi pertunjukan ini memperkenalkan filosofi China dan keharmonisan antara langit dan manusia.


Li Chi-mao, Artis dan Profesor di Sekolah Kesenian Taiwan

Dari sudut pandang yang berbeda, Li mengemukakan pendapatnya. Dia berkata, “Beberapa pertunjukan biasanya mengacu pada agama, ada yang berdasarkan Kongfucu, dan ada juga yang berdasarkan Dao. Tapi Divine Performing Arts secara keseluruhan mencakup semua sistem yang ada didalam kebudayaan. Dari sudut pandang artistik telah mencakup kesadaran akan “Sejati, Baik, Sabar.” Pertunjukan ini, termasuk lagu-lagu, musik dan drama, termasuk semua unsur-unsur moral Tiongkok terhadap kesetiaan, bakti pada orang tua, kebajikan, cinta, takdir, keadilan, kebaikan dan perdamaian. Pertunjukan yang penuh dengan arti mendalam yang membuat orang untuk merenungkannya. Anak-anak tidak suka mendengar cerita-cerita mengenai moralitas Tiongkok kuno, tapi setelah menonton pertunjukan ini mereka dapat meresapinya. Baik anak-anak maupun orang dewasa semua menyukai pertunjukan ini. Siapa yang membuatnya? Benar-benar bijaksana, saya sangat mengaguminya.”

Dia melanjutkan, “Sebagai tambahan, drama-drama seperti Yue Fei dan Mulan sudah tidak dipertunjukkan di Taiwan sejak 1945. Benar-benar susah untuk dibayangkan drama-drama seperti ini dipertunjukkan ke dunia pada waktu seperti sekarang ini. Anak-anak harus menonton supaya mereka mengerti maknanya. Drama-dramanya mempertunjukkan kebudayaan tradisional Tiongkok dengan sangat bagus serta memperlihatkan sifat dasarnya yang damai. Kelompok pertunjukan lain umumnya terfokus pada satu aspek saja. Divine Performing Arts meliputi musik, drama, puisi, tarian dan lukisan. Sangat susah untuk melakukan semua itu sekaligus.”

Anggota Komite Kehormatan Pusat Memuji Program ini
Anggota Komite Kehormatan Pusat Kuomintang, Chiang Fang-chih, menantu perempuan ketiga Chiang Ching-guo [Anak mantan Presiden Taiwan, Chiang Kai-shek], setelah menyaksikan pertunjukan ini berkata, “Makna kebudayaan dalam program-program yang diperkenalkan menunjukkan kebudayaan Tiongkok yang berbeda-beda. Dan kebudayaan-kebudayaan yang berbeda itu dipentaskan dengan sangat indah.”

Dia memuji Divine Performing Arts yang mempromosikan kebudayaan Tionghoa melalui seni. Setiap penari melakukan dengan baik dan mempunyai senyum yang sangat lemah-lembut. Dia paling terkesan dengan acara “Nyala Lilin Malam.” Seluruh dunia harus mempunyai lampu, harapan dan tujuan. Program ini bukan hanya berseni, tapi juga mengekspresikan bahwa manusia di dunia harus mempunyai kepercayaan dan tujuan.”

“Kebudayaan Tionghoa benar-benar hebat,” kata Chiang, “Setiap program mengandung arti yang sangat dalam.”

Seniman terkenal: Pujian untuk layar latar belakang

Yan Mao-chin berkata, “Saya mengerti maksud Divine Performing Arts, terutama perhatiannya terhadap tarian tradisional dan topik-topik bersejarahnya. Benar-benar patut dihargai.”

Pelukis terkenal Yan Mao-chin memuji kostum, layar latar belakang, dan dekorasi panggungnya. Dia berkata bahwa dari sudut pandang profesional, harga tiketnya benar-benar sepandan. Sewaktu muda, dia pernah berpartisipasi dalam mendekorasi panggung. Dia berkata, “Rancangan kostum-kostumnya benar-benar bagus. Kostum-kostum juga cocok dengan gerakan-gerakannya.” Dia paling terkesan dengan “Salju putih di atas Gunung Bersalju.”

Dia menegaskan, “Banyak layar latar belakang dirancang dengan sangat bagus. Contohnya, pada layar untuk penyanyi sopran. Program lain mempunyai tiga bidadari di layar, yang menunjukkan keunikannya.”

Layar untuk “Menggembala di atas Daratan Mongolia” sangat sederhana: langit biru dengan awan-awan putih, dan beberapa bunga di atas daratan yang luas. Terkoordinasi bagus dengan tarian dan membentuk sebuah kontras dengan penari-penarinya. Bahasa seni yang sangat sederhana.”

April lalu, banyak orang Taiwan sangat tersentuh dengan pertunjukan Divine Performing Arts.

Mantan kepala Sekolah Dasar Chuang Ching, Tsai Hsu-hui dan anak perempuannya yang berumur 9 tahun menghadiri pertunjukan kedua di Kaohsiung pada 15 April. Tsai mengatakan bahwa mulai dari pertunjukan pertama “Penciptaan,” melihat latar belakang dimana para Buddha dan Bodhisattva turun ke dunia manusia, dia sangat terharu sampai meneteskan air mata. Dia tidak dapat mengekspresikan perasaannya dengan pikiran atau bahasa apa pun, tapi hanya dapat melukiskan bahwa satu bagian dari jiwanya yang paling dalam telah tersentuh.

Tsai berkata, ketika mendengar lirik-lagu, “Siapakah saya di langit dan bumi yang luas ini, yang sudah gagal untuk mengingat berapa kali telah bereinkarnasi...?” Matanya langsung kembali penuh dengan air mata. Ketika melihat ibunya menangis, anak perempuannya langsung memberikan tisu, dan bertanya dengan penasaran kenapa ibu menangis. Waktu anaknya melihat ke sebelah, dia juga melihat perempuan yang duduk disampingnya juga menangis. Tsai berkata, “Alasan kenapa saya sangat tersentuh, adalah pada saat itu saya memahami asal usul kehidupan. Dia telah menyentuh titik tertentu didalam jiwaku yang paling mendalam. Setelah melewati banyak kali reinkarnasi, saya masih tersesat di dunia manusia. Saya merasa sedikit tersadarkan.”

Tsai berkata bahwa Divine Performing Arts mengandung “keindahan surgawi,” yang mana membedakannya dengan pertunjukan-pertunjukan yang lain. Pada waktu yang bersamaan, dia juga merasakan suatu energi murni membersihkan jiwanya yang paling dalam.


Wu Hongchang, konduktor Orkestra Instrumen Tradisional China Kaohsiung

Wu Hongchang, konduktor Orkestra Instrumen Tradisional China Kaohsiung berkata bahwa selama berlangsungnya pertunjukan dia tidak bisa menghentikan air matanya. Dia sangat takjub dengan kreativitas para koreografer; mereka membuatnya merasa bangga menjadi orang Tionghoa.

Pada tahun ini Divine Performing Arts akan melakukan pertunjukan liburan di 50 kota di seluruh dunia. Diperkirakan lebih dari 650.000 orang di seluruh dunia akan menikmati pertunjukan mereka.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2007/12/7/167893.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2007/12/10/91995.html