Keikutsertaan Saya pada Kelas Ceramah Guru di Changchun dan Dalian
Oleh: praktisi Falun Dafa Tiongkok Utara

(Minghui.org) Setiap kali saya mengingat hari-hari dimana Guru menyebarkan Fa dan memberikan ceramah di Changchun, Dalian, Harbin dan Yanji di tahun 1994, saya selalu merasa sangat bersyukur dan air mata memenuhi mata saya. Untuk merayakan ulang tahun Guru dan perayaan 15 tahun Guru menyebarkan Fa, saya menuliskan apa yang saya lihat, dengar dan rasakan selama hari-hari Guru mengajarkan lima kelas ceramah di empat kota dari akhir April sampai awal Mei 1999.

Saya dan putri saya yang tertua menghadiri kelas ceramah ke tujuh di Changchun dari tanggal 29 April sampai 8 Mei 1994. Lebih dari 3000 orang terdaftar di kelas ceramah itu, dan Mingfang Palace tidak mampu menampung begitu banyak orang, meskipun fasilitas gedung itu cukup besar. Untuk mengajarkan Fa kepada semua murid, Guru membagi kelas ceramah menjadi dua bagian; satu di siang hari dan satu di malam hari. Sangat sulit untuk mengajar dua kali sehari, namun Guru sangat ramah kepada kita semua.

Itu adalah pertama kali saya menghadiri salah satu kelas ceramah Guru. Kesan pertama saya terhadap Guru adalah dia sangat hangat, mudah didekati dan pengertian, sebuah panutan bagi semua kultivator. Pada kelas ceramah ini, saya melihat para dewa dari dimensi lain duduk di samping dan di belakang Guru mendengarkan Guru mengajarkan Fa. Setelah hari ketiga, saya melihat roda berwarna-warni di depan mata saya dan saya merasa sangat ringan sewaktu berjalan dan tidak merasa letih sama sekali. Saya masih tetap dapat melihat wajah belas kasih Guru dan mendengarkan suaranya mengajar Fa seperti baru terjadi kemarin.

Saat mengajar di kelas, Guru hanya membawa secarik kertas kecil di depannya dengan beberapa topik tertulis didalamnya, dimana saya dari kejauhan tidak dapat melihat apa yang tertulis di dalamnya. Biasanya satu sesi ceramah berlangsung selama dua atau tiga jam dan Guru berbicara tanpa henti atau ragu. Ajarannya meliputi disiplin yang berbeda namun mudah dipahami. Semua murid merasa nyaman, santai dan menyatu dalam medan energi yang damai yang mengandung Sejati, Baik dan Sabar, hukum alam semesta yang tertinggi. Dari ajaran itu, murid-murid belajar bagaimana menjadi orang baik dan berada di atas manusia biasa. Saya merasa Xinxing (watak, kualitas moral) dan pikiran saya secara terus-menerus meningkat. Hanya dengan mengingat hal ini membuat saya sangat berterima kasih dan amat berbahagia!

Di dalam kelas, muncul ide untuk menyebarkan “Fa” di kota asal saya, jadi saya berbicara kepada Guru dan menerima suatu tanggapan yang positif dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempersiapkannya. Semakin banyak orang yang bergabung dengan kami berlatih Dafa dan ada ribuan orang yang berlatih.

Guru sangat akomodatif terhadap murid-muridnya. Pada tanggal 1 Mei, para murid mengatur pengambilan foto kenang-kenangan kelas ceramah. Para murid dibagi menjadi beberapa kelompok pemotretan karena kita ada banyak orang. Di kelompok saya, saya berdiri di belakang kiri Guru dan putri saya berdiri tepat di samping Guru. Kemudian Guru beralih ke kelompok pemotretan berikutnya, dan seterusnya. Saya menemani Guru sepanjang waktu dan merasa menyesal karena Guru harus melakukan semua itu, khawatir kalau Guru merasa lelah. Bagaimanapun, Guru tersenyum dari awal sampai akhir dan mencoba untuk mengakomodasi setiap murid. Para murid sangat tersentuh jadi kami semua mendekap kedua tangan kami membentuk heshi (merangkapkan kedua tangan di depan dada sebagai tanda penghormatan) kepada Guru. Seluruh kejadian ini diterangi oleh cahaya Buddha.

Sebelum kelas ceramah berakhir. Guru mengisi dan menandatangani sertifikat Kelas Ceramah Falun Dafa ke-7 di Changchun, kemudia memberikannya kepada kami.

Dari tanggal 1 sampai 8 Juli 1994, saya, kakak perempuan saya, adik perempuan, kemenakan perempuan dan putri tertua saya pergi ke Dalian untuk menghadiri kelas ceramah Guru. Pada saat upacara kelulusan tanggal 8 Juli, kemenakan dan putri saya mempersembahkan sebuah bendera kepada Guru yang bertuliskan “Berkultivasi dengan rajin dengan bimbingan Guru; Menyebarkan Fa ke seluruh dunia.” Di atas panggung selama upacara itu, Guru menerima banyak bendera yang diberikan oleh para murid dan Guru menyalami mereka. Saya terharu sampai menangis, dan semua murid bergandengan tangan. Dalam perjalanan pulang naik kereta, saya tertidur. Kemudian, saya tiba-tiba bangun dan melihat sebuah bola yang bersinar terang di depan mata saya yang berlangsung cukup lama. Saya terkejut dan gembira melihat ini dan memberi tahu kakak saya. Kakak saya berkata bahwa Guru juga ada di dalam kereta ini, dalam perjalanan pulang ke Beijing, jadi apa yang saya lihat adalah karena energi dan kemampuan supranatural Guru. Keindahan dan De (kebajikan, budi pekerti, suatu bentuk materi) Guru yang perkasa memberi saya semangat sepanjang waktu.

Tanggal 5 Agustus 1994, adalah salah satu hari bahagia bagi keluarga saya. Suami saya, kakak perempuan, menantu perempuan, cucu laki-laki dan anak perempuan saya semuanya menghadiri kelas ceramah Guru yang diadakan di stadium hockey es di Harbin yang dihadiri oleh empat ribu orang. Pada tanggal 20 Agustus 1994, putri tertua saya menghadiri kelas ceramah Guru di Kota Yanji. Kami semua merasa mendapat kehormatan untuk dapat menghadiri kelas ceramah Guru.

Partai Komunis China mulai menganiaya Falun Gong pada tanggal 20 Juli 1999 dan mencoba untuk memfitnah Guru dengan mengatakan bahwa Guru mengumpulkan uang. Sebenarnya, sepuluh hari kelas ceramah hanya seharga 40 yuan per-orang, dimana merupakan biaya yang paling rendah diantara bermacam-macam kelas qigong saat itu. Lagipula Guru tidak menerima bayaran kelas ceramah tapi diterima oleh asosiasi qigong setempat. Guru menyumbangkan 7000 yuan dari pembayaran kelas ceramah di Yangi kepada Palang Merah setempat. Guru tidak menghendaki ketenaran ataupun keuntungan apapun untuk menyelamatkan makhluk hidup.

Pada tanggal 30 Desember 1994, saya dan empat puluh praktisi setempat pergi ke Dalian untuk menghadiri konferensi Dafa yang dihadiri oleh 6000 peserta dan diselenggarakan oleh Guru di stadium. Selama konferensi, Guru memurnikan tubuh para peserta seperti yang dilakukannya pada tiap kelas ceramah. Guru meminta kami untuk memikirkan salah satu penyakit kami atau salah satu penyakit yang diderita oleh anggota keluarga kami. Kemudian dia meminta para peserta untuk menjejakkan kaki ke lantai sesuai dengan aba-aba dan lambaiannya. Guru melakukan hal ini dalam dua kelompok. Banyak dari peserta merasakan tubuhnya menjadi ringan dan penyakit mereka lenyap. Kami mendekapkan kedua tangan untuk waktu yang lama dan setiap orang berbahagia, merasa diliputi oleh keajaiban belas kasih Buddha.

Lima belas tahun telah berlalu, namun urutan kejadian dari kelas ceramah Guru sewaktu beliau menyebarkan Fa di Changchun dan Dalian masih sangat kuat di dalam ingatan saya.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2007/5/7/154251.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2007/5/17/85719.html