Pengalaman Praktisi

Mempertahankan Pikiran Lurus dan Perbuatan Lurus Dalam Kultivasi

 (Minghui.org) Saya adalah praktisi dari Provinsi Hebei di China dan bermaksud berbagi pengalaman kultivasi saya selama beberapa tahun terakhir ini.

Mengklarifikasi Fakta Selama Dalam Tahanan
Penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong sangatlah parah sejak bulan Mei hingga November 2001. Istri saya dan saya ditangkap pada hari yang sama dan ditahan di pusat tahanan. Anak perempuan kami yang berumur 11 tahun tinggal sendirian di rumah. Dia harus mengurus dirinya sendiri, memasak sendiri, pergi ke sekolah sendiri dan mengerjakan pekerjaan rumah, semuanya dilakukan sendiri.

Selama dalam pusat tahanan, saya mengatakan pada diri saya sendiri, “Saya sudah di sini, saya seharusnya melakukan klarifikasi fakta.” Saya pun melakukan klarifikasi fakta kepada para tahanan kriminal dan sipir, serta mengekspos bagaimana Partai Komunis China (PKC) merekayasa berbagai hasutan dan kebohongan untuk memfitnah Guru, Falun Dafa dan para praktisinya. Saya menceritakan kepada mereka fakta sebenarnya tentang peristiwa bakar diri di Lapangan Tiananmen, betapa baiknya para praktisi Falun Dafa, dan penyebaran Falun Dafa ke seluruh dunia serta berbagai ramalan dalam sejarah.

Setelah mengetahui fakta sebenarnya, banyak sipir menjadi lebih memahami para praktisi Falun Gong. Namun, ada juga beberapa orang yang tidak ingin mendengarkan atau mempercayai kebenaran ini. Walaupun demikian, saya menjaga agar dapat selalu bersikap baik terhadap mereka karena apa yang saya lakukan adalah benar-benar untuk kebaikan mereka. Saya dengan sabar menjawab semua pertanyaan mereka. Ketika salah seorang sipir mengajukan banyak sekali pertanyaan berdasarkan propaganda kejahatan, saya menjawab semuanya hingga kebingungan dan kesalahpahamannya lenyap. Kemudian dia berkata, “Kamu adalah seorang guru, saya tidak dapat meyakinkan kamu.” Seorang sipir yang lain mengatakan pada saya bahwa dulu istrinya juga berlatih Falun Gong. Namun, dia mempunyai banyak pertanyaan tentang ajaran dalam buku Zhuan Falun. Saya menjawab semua pertanyaannya sampai dia tidak bingung lagi. Seorang praktisi yang ditahan dalam sel yang sama dengan saya melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan, tetapi secara kejam dipaksa makan oleh para sipir. Saya secara terus menerus menasehati para sipir untuk menghentikan kejahatan mereka dan mengatakan kepada mereka prinsip akibat dari melakukan suatu perbuatan baik atau perbuatan jahat. Seluruh tahanan dalam sel saya memahami kebenaran dan berusaha melindungi saya. Belakangan, saya menulis pengalaman kultivasi saya dan memberikannya kepada para sipir dan pejabat penjara agar mereka membacanya. Ketika ada seorang sipir menanyakan kepada saya mengapa saya menandatangani surat tersebut menggunakan sebuah alias, saya mengatakan kepadanya, “Arti dari alias yang saya gunakan adalah agar orang lain tahu keindahan Falun Dafa.” Karena saya terus mempertahankan pikiran lurus, seorang sipir terus mengatakan kepada atasannya bahwa kesehatan saya semakin memburuk dan memberikan kepada saya sebuah pemeriksaan medis. Akhirnya saya segera dibebaskan, dengan diagnosa menderita “penyakit liver.”

Selama periode tersebut, ada beberapa hal yang telah saya lakukan yang tidak sesuai dengan Fa. Saya mengenakan seragam tahanan, mengerjakan pekerjaan kerja paksa, membiarkan mereka memfoto saya, menandatangani dokumen pernyataan dan membayar denda sebesar 2000 Yuan. Saya melakukan ini semua karena saya belum seutuhnya menyangkal pengaturan kekuatan lama. Setelah saya dibebaskan, saya belajar Fa lebih tekun dan dengan bantuan rekan-rekan praktisi, saya mempublikasikan sebuah pernyataan, menolak segala pengaturan kekuatan lama.

Menolak Cuci Otak Secara Paksa Dengan Pikiran Lurus
Saya memahami bahwa memiliki pikiran lurus yang kuat hanya dapat dihasilkan dari memiliki pemahaman yang jernih tentang Fa. Setelah saya dilepaskan dari pusat tahanan, sekolah tempat saya dulu bekerja hanya memperbolehkan saya bekerja sebagai seorang “tukang bersih-bersih” (sebelum ditahan, saya adalah seorang guru yang memenangkan penghargaan). Jajaran pimpinan sekolah secara nyata mengikuti PKC dalam menganiaya para praktisi demi memperoleh keuntungan politis. Dia mengusulkan agar Kantor 610 mengharuskan para praktisi Dafa menghadiri sebuah konferensi yang memfitnah Falun Gong.  Kami menolak pengaturan ini dengan pikiran lurus kami. Banyak kali terjadi, empat atau lima polisi menyeret istri saya ke dalam sebuah mobil polisi untuk membawa dia ke konferensi sejenis ini. Selama periode tersebut, saya berulangkali menemui pejabat sekolah dan meminta mereka mengembalikan pekerjaan saya dan membayar gaji saya, dimana sekolah telah berhutang pada saya. Saya juga berulangkali menulis surat kepada mereka dan pergi ke kantor mereka untuk melakukan klarifikasi fakta. Saya benar-benar mengerti bahwa kejahatan takut pada kami, dan bukan sebaliknya. Apa yang paling ditakuti oleh kejahatan adalah apabila sifat asli mereka diungkap. Ketika saya secara aktif mencari petugas administrasi untuk berdialog, mereka selalu berusaha menghindari saya.

Pada bulan Agustus 2003, istri saya kembali ditangkap dan dijatuhi hukuman satu tahun kerja paksa di Kamp Kerja Paksa Kaiping - Kota Tangshan. Di sana di bawah tekanan yang ekstrim, dia diubah oleh seorang mantan praktisi yang telah “ditransformasi”, kemudian menulis sebuah surat kepada kepala sekolah dan mengakui “kesalahan”-nya. Suatu hari, kepala sekolah memanggil saya ke kantornya dan menunjukkan surat dari istri saya ini. Waktu itu, saya merasa tidak sabar dan berkata, “Saya tidak ingin membacanya. Dia menulis surat itu di bawah tekanan yang hebat dan itu bukanlah kehendak dia sendiri.” Dia bertanya, “Apakah kamu mengenali tulisan tangannya? Ini adalah surat yang dia tulis sendiri!”  Saya katakan pada dia, “Hal ini tidak bisa mengelabui saya, karena saya tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana.”  Waktu itu, saya merasa benar-benar ingin merobek-robek surat itu. Tetapi kemudian saya berpikir, saya adalah seorang praktisi Falun Gong, saya haruslah selalu berbelas kasih. Jadi saya katakan kepada dia, saya akan membawa surat itu ke rumah untuk saya baca di rumah. Dia setuju dan meminta saya untuk mengembalikan surat tersebut sesegera mungkin. Ketika saya tiba di rumah, surat itu saya bakar.

Esok harinya ketika kepala sekolah tahu bahwa saya telah membakar surat tersebut, dia menjadi sangat marah. Dia memaki-maki saya, “Kamu tidak belas kasih. Kamu seharusnya tahu bahwa surat itu tidak ditulis untuk kamu, melainkan untuk saya. Saya telah kehilangan kesempatan agar pimpinan sekolah lainnya membaca surat itu.” Saya tetap tenang dan mengatakan kepada dia, “Kepala sekolah, dengarkan saya. Saya sangat peduli pada anda. Apabila anda menyebarluaskan surat itu yang ditulis di bawah tekanan yang hebat, bukankah hal itu sama saja anda juga telah merugikan orang lain?” “Saya tidak mau mendengar penjelasan kamu. Pergi kamu dari sini! Saya tidak ingin melihat kamu lagi di sini!” dia berteriak sambil medorong saya keluar. Orang-orang segera berkerumun di pintu masuk. Seorang guru memegang saya dan membawa saya menjauh. Sejak itu, tidak ada orang berani berkata “transformasi” di depan saya lagi.

Perubahan Sikap Anggota Keluarga Saya
Ketika penganiayaan pertama kali dimulai, ayah, ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan saya sangat terpengaruh pada propaganda PKC serta dengan apa yang mereka lihat dan dengar dari para mantan praktisi yang telah “ditransformasi” di bawah penganiayaan. Setelah kami melakukan klarifikasi fakta dan membuktikan kebenaran Fa dengan pikiran lurus dan perbuatan lurus kami, mereka berangsur-angsur memahami kebenaran. Belakangan, saya membantu mereka mempublikasikan sebuah pernyataan batal atas segala kesalahan mereka terhadap Dafa yang mereka pernah lakukan di masa lalu.

Dua tahun yang lalu, saya sering pergi untuk membagi-bagikan materi klarifikasi fakta kepada para praktisi di kampung halaman saya. Sekali waktu, seorang praktisi dan saya melewati rumah saudara laki-laki saya dalam perjalanan kami membagi-bagikan materi. Saudara lelaki saya melihat saya dan bercerita pada ayah bahwa saya tidak berhenti untuk mampir. Keluarga saya tidak mengerti alasannya dan menjadi marah pada saya. Setelah saya lebih banyak lagi mengklarifikasi fakta kepada mereka dan mengirimkan materi-materi klarifikasi fakta kepada mereka, mereka berangsur-angsur mengerti mengapa saya tidak berhenti mampir di rumah. Setiap kali saya kembali pulang ke rumah, ayah saya selalu bertanya, “Materi apa yang kamu bawa kali ini?” Ketika saya memberikan materi klarifikasi fakta kepadanya, dia segera mengenakan kacamatanya dan membacanya dengan seksama. Ketika paman saya meninggal dunia, saya pulang kembali ke rumah. Suatu hari saya menemukan sobekan brosur Dafa yang saya distribusikan pada malam sebelumnya, tetapi saya tidak menemukan sisa sobekan yang lainnya. Belakangan saya mengetahui bahwa ayah saya telah memungut setengahnya.

Setiap kali saya pulang ke rumah, saya selalu berbicara mengenai Falun Gong dengan ayah saya dan saudara laki-laki saya setidaknya dalam satu malam. Meskipun mereka tidak berlatih, mereka memiliki pemahaman yang teramat positif terhadap Falun Gong. Ayah saya berkata, “Dalam dunia hari ini, saya tidak pernah melihat ada orang baik lagi kecuali praktisi Falun Gong.” Saudara laki-laki saya berkata, “Para praktisi Falun Gong benar-benar tidak mementingkan dirinya sendiri. Mereka melakukan segala sesuatunya untuk menyelamatkan orang lain.”

Cerita di atas hanyalah merupakan sedikit pemahaman dan pengalaman pribadi saya. Mohon tunjukkan apabila ada hal yang tidak tepat. Saya telah memutuskan untuk belajar Fa dan mengkultivasikan diri saya sendiri lebih tekun lagi, agar menjadi layak terhadap belas kasih Guru yang maha besar dan penyelamatannya.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2007/7/6/158315.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2007/7/23/87924.html