Saat-saat yang Menyenangkan: Kenangan yang Berharga
Untuk menghormati peristiwa 15 tahun sejak kedatangan Guru di Qiqihar untuk mengajarkan Fa

(Minghui.org) Pada tanggal 16 Juli 1993, Guru datang untuk mengajar Falun Dafa di Qiqihar dan saya sangat beruntung bisa menghadirinya. Mulai hari itu, saya melangkah ke dalam kehidupan saya yang paling berarti, perjalanan pulang kembali. Selama 15 tahun Pelurusan Fa bersama Guru, semakin banyak keajaiban dari Dafa yang mendalam dapat saya rasakan, dan betapa saya sungguh beruntung.

I. Mempelajari Fa
Pada pertengahan Juli 1993, Asosiasi Qigong Kota Qiqihar menyarankan kami bertujuh, para peminat Qigong untuk menghadiri sebuah seminar yang diorganisir oleh Pusat Kebudayaan dari Kantor Elektronik Qigihar. Setelah Sekjen Perkumpulan Riset Qigong China, Li Zhinan, menyelesaikan laporannya, dia mengenalkan dan merekomendasikan Falun Gong kepada para hadirin. Dia sangat memuji Falun Gong. Dia kemudian mengundang Guru untuk memurnikan langsung tubuh setiap orang, dan meminta Guru untuk memberikan ceramah.

Ketika Guru naik ke panggung, dia melihat dengan sangat belas kasih dengan medan energi luar biasa yang mengelilinginya, dan dia sangat ramah. Secara alami saya mengaguminya. Ketika Guru memurnikan tubuh setiap orang, saya merasakan hawa hangat di sekujur tubuh dan merasakan hilangnya rasa sakit yang telah saya derita selama bertahun-tahun. Ketika saya mendengar ceramah Guru, saya tertarik pada prinsip tubuh dan pikiran adalah bagian dari latihan aliran Buddha ini. Pada hari kedua, saya dan rekan praktisi lainnya dengan bersemangat ikut workshop Falun Dafa.

Pada saat itu, saya telah menjadi penganut Buddha selama lebih dari dua tahun, saya telah mencoba beberapa aliran Qigong yang lain, namun tidak membuat kemajuan apapun. Saya masih menderita cholecystitus, neurosis (sakit syaraf) dan rheumatism (encok). Setelah mengetahui bahwa Falun Dafa adalah bagian dari Aliran Buddha, saya sangat senang dan bergabung dalam workshop Falun Dafa dengan mentalitas mengumpulkan intisari setiap aliran.

Di dalam workshop, ceramah-ceramah Guru mengungguli ajaran Buddhisme tradisional yang telah saya pelajari. Saya sungguh-sungguh belum pernah mendengar hal-hal ini di dalam Buddhisme. Prinsip-prinsip yang dia ajarkan mengenai belas kasih dan meningkatkan Xinxing (watak, kualitas moral). Penjelasannya mengenai meningkatkan Gong dan Xinxing menyakinkan dan menembus kedalaman hati saya. Namun pada saat itu saya sangat bingung dan tidak dapat berhenti menanyakan satu pertanyaan di dalam pikiran. Siapakah Guru Qigong ini? Apakah dia ada di atas atau di bawah Buddha Sakyamuni? Pada workshop hari keempat, saya tidak dapat menahan diri lagi. Selama waktu istirahat saya menjumpai seorang praktisi yang bekerja untuk Guru dan bertanya padanya langsung “Apakah Guru Li lebih tinggi atau lebih rendah dari Buddha Sakyamuni?” Dia tersenyum dan menjawab “Teruslah belajar, Guru Li jauh lebih tinggi dari Buddha Sakyamuni!” Saya sangat tidak yakin pada kata-kata ini, namun, saya terus belajar Dafa dengan pikiran jika ini benar, berarti saya sangat beruntung.

Mungkin Guru melihat keraguan saya, karena selama ceramah di hari berikutnya, dia dengan jelas menyebutkan bahwa Sakyamuni, Yesus dan Lao Zi dan para Sang Sadar lainnya, “menjaga” kami di sekeliling ruang ceramah. Dia juga menyebutkan bahwa dia banyak menderita untuk menyelamatkan makhluk hidup pada saat itu. Pada saat itu saya tidak memahami hal ini dengan baik. Setelah beberapa tahun, saya sekarang dapat secara mendalam merasakan bahwa untuk menyelamatkan kami, Guru menahan banyak penderitaan dan kesukaran demi kepentingan kita. Sangat luas dan tidak dapat diungkapkan!

Karena pengaruh Buddhisme Zen yang saya pelajari sebelumnya, setelah mendapatkan Fa, saya tetap membandingkan prinsip Dafa dengan Buddhisme Zen. Setelah banyak kali berpikir, bagaimanapun, saya merasa Dafa benar-benar luar biasa. Kemudian saya memutuskan untuk lebih banyak pergi ke workshop Dafa. Harapan ini terwujud. Melalui pengaturan Guru, saya bergabung dengan tiga workshop Dafa di Dalian, Harbin dan Guangzhou karena kesempatan yang berasal dari perjalanan bisnis, jika tidak, posisi seperti saya tidak akan pernah mempunyai waktu untuk pergi ke workshop karena banyak pekerjaan. Saya mengingat sebuah pertanyaan yang saya tanyakan kepada Guru di Guangzhou mengenai Buddhisme dan saya diyakinkan oleh jawaban Guru. Pertanyaannya adalah “Apakah Raja Sakral Falun yang anda sebutkan di dalam ceramah di waktu yang lalu adalah sama dengan Raja Sakral Falun yang disebutkan Sakyamuni dalam Sutra Bunga Lotus?” dan Guru menjawab,

Di dalam sejarah, Buddha Sakyamuni memang menyebutkan Raja Sakral Falun. Buddha Sakyamuni sebelumnya menyebutkan hal-hal mengenai Roda Fa (hukum) dan Raja Sakral Falun beberapa kali. Ketika orang-orang dikemudian hari mencoba mengingat-ingat apa yang dikatakan Buddha Sakyamuni, mereka tidak lagi dapat secara benar mengungkapkannya. Jadi orang-orang dikemudian hari tidak dapat memahami makna sebenarnya dari apa yang dikatakan Buddha Sakyamuni, yang menyebabkan salah menafsirkan. Kemudian, hal-hal seperti “roda perak”, “roda besi”, “roda perunggu”, dan lain-lain muncul, yang semuanya dibuat oleh orang-orang sesudah itu. Dan mereka berbicara mengenai Buddha Sakyamuni memutar Roda Fa dan seterusnya. Sehubungan dengan hal itu, Buddha Sakyamuni sama sekali tidak berbicara mengenai memutar Roda Fa-nya sendiri. Buddha Sakyamuni mampu meramalkan masa depan, dan dia melihat dan mengetahui bahwa hal itu akan terjadi di masa depan.” (Pengajaran Fa dan Tanya Jawab di Guangzhou, Penjelasan Fa dari Zhuan Falun) --- (terjemahan bebas).

Jawaban Guru membuat saya segera menyadari bahwa dia mengetahui Sutra Bunga Lotus dengan sangat baik. Dia bahkan menjelaskan dengan jelas mengenai roda emas, roda perak, roda besi dan roda tembaga dari raja sakral dan membuat beberapa koreksi. Saya juga menyadari bahwa pemahaman Guru terhadap Sutra Bunga Lotus mungkin bukan melalui bacaan biasa, namun melalui kemampuan supernormalnya untuk melihat situasi sebenarnya 2500 tahun yang lalu. Buku Sutra Bunga Lotus sungguh tebal dan bahkan jika seseorang ingin mengingat paragraf yang melukiskan “Raja Sakral Falun”, akan membutuhkan sedikitnya setengah jam. Namun, Guru langsung menjelaskannya. Melihat kembali masa-masa itu, saya hanya memahami Dafa pada tingkat manusia biasa pada saat itu, dan saya hanya menaruh perhatian pada pengetahuan dan kekuatan supernormal Guru daripada prinsip-prinsip Dafa. Bagaimanapun, itu cukup menarik saya untuk berlatih dan mencari penyadaran di dalam Dafa.

Berkultivasi Dafa tidak hanya melenyapkan semua penyakit saya, namun juga membantu saya menyadari “diri saya yang sejati” dan memahami prinsip-prinsip Fa di tingkat saya, yang mana tidak mampu saya capai, bahkan jika berlatih Buddhisme bertahun-tahun. Saya merasa beruntung melangkah ke dalam jalur yang tepat untuk kembali ke jati diri yang asli. Hanya berkultivasi di dalam Dafa dapat membawa saya, seorang yang amat besar karmanya, sampai pada pencapaian seperti itu.

II. Mengenai “Mencabut Gigi”
Ketika Guru memberikan ceramah di Qiqihar, bagian yang paling tak terlupakan bagi saya adalah bagian yang mengenai “mencabut gigi”, yang disebutkan dalam Ceramah Tujuh dalam Zhuan Falun di dalam judul “Pengobatan Rumah Sakit dan Pengobatan Qigong”. Seperti yang Guru ceramahkan dalam “mencabut gigi”, dia menyebutkan orang yang sama yang dilihat oleh kebanyakan orang di Qiqihar, termasuk saya, menjual ramuan dan mencabut gigi di gerbang kedua Taman Longsha. Gigi yang ada di stan penjual selalu bertumpuk seperi gunung. Saya masih mengingatnya dengan jelas. Masalah umum seperti “mencabut gigi”, bagaimanapun setelah dijelaskan oleh Guru tidak hanya membantu kami menjadi lebih sadar, namun juga membuat kami merasakan kedalaman kandungan kebudayaan tradisional Tiongkok, dan memecahkan rasa kepercayaan takhayul yang banyak dipegang orang terhadap ilmu pengetahuan modern.

Pada saat itu Guru tinggal di Hotel Wuyi dekat gerbang ke-dua taman. Kadang-kadang dia berjalan-jalan di taman di saat subuh. Banyak orang melihat dia. Suatu ketika seorang praktisi melihat Guru menyembuhkan penyakit seorang anak cacat dari luar kota. Pada awalnya, anak itu tidak dapat berjalan sendiri. Guru melihatnya dan meminta orang tuanya untuk membiarkan anak itu sendiri agar dia dapat mencoba berjalan sendiri. Kemudian anak itu, dengan dibimbing oleh Guru, berangsur-angsur mampu berjalan. Orang tuanya takjub. Ketika mereka memegang anak itu kembali dan berpaling untuk mengucapkan terima kasih pada Guru, mereka tidak dapat menemukannya. Guru selalu membimbing praktisi dengan cara ini, dengan diam-diam melakukan perbuatan baik tanpa meninggalkan nama.

Dengan bercerita mengenai “mencabut gigi” seperti yang terlihat dalam perjalanannya di taman, Guru menguraikan secara terperinci akan kedalaman prinsip pengobatan Tiongkok kuno yang lebih unggul dibandingkan pengobatan modern. Bagaimanapun, saya sadar akan kenyataan bahwa Guru sebenarnya membicarakan prinsip “apa yang tidak terlihat” lebih unggul daripada “apa yang terlihat”. Ramuan kuning dapat secara tidak terlihat menembus pipi dan mencapai gigi, yang melibatkan aksi melalui ruang lain. Peralatan modern adalah terlihat, namun mereka akan menyebabkan orang banyak menderita kesakitan dalam mencabut gigi, dan baik dokter maupun pasien harus melalui banyak masalah, yang kelihatannya tidak masuk akal. Pelajaran ini tidak hanya menerobos konsep kita terhadap pengetahuan modern, namun juga membicarakan prinsip “apa yang tidak terlihat”. Memikirkan mengenai praktisi kita yang menggunakan pikiran lurus untuk melenyapkan kejahatan, saya merasa bahwa para praktisi memancarkan pikiran lurus adalah seperti menggunakan ramuan yang kuat untuk mematahkan gigi. Energi ramuan kuning adalah tidak terlihat oleh mata manusia, namun dapat “menyerang” dan mematahkan gigi melalui pipi. Pikiran lurus praktisi kita adalah juga tidak terlihat oleh mata manusia, namun mereka dapat menembus pegunungan, tembok, mata besi, dan substansi lain yang terihat, melenyapkan semua kejahatan.Semakin kuat pikiran lurus kita, semakin banyak kekuatan yang kita punyai, seperti energi ramuan kunung. Pelenyapan kita akan kejahatan seperti mencabut gigi dari mulut harimau, yang kelihatannya sulit, namun pikiran lurus kita yang tidak terlihat dapat secara menyeluruh melenyapkan kaki tangan kegelapan, setan komunis jahat dan semua setan busuk. Bahkan pesawat modern ataupun peluru kendali tidak dapat dibandingkan dengan kekuatan besar dari pikiran lurus kita. Mereka adalah sebuah perwujudan alam tinggi dari

“Dengan maju ke depan niscaya dapat menghasilkan suatu benda
Dengan melangkah mundur segalanya nihil
dan selamanya merupakan teka-teki”
(“Hampa”, Hong Yin II)

Hari ini saya menuliskan pemahaman saya dari “mencabut gigi” yang Guru sebutkan di Qiqihar, dan berharap rekan praktisi akan memandang kejahatan seperti beberapa gigi kecil. Kadang-kadang mereka terlihat kuat, namun, dengan pikiran lurus yang kuat, kita dapat mencabut akarnya dan menghancurkannya di ruang lain, dimana pada saat yang bersamaan menggunakan fenomena mundur dari Partai Komunis China untuk mengekangnya.

III. Menyaksikan Kesukaran yang Ditemui Guru saat Menyebarkan Fa
Ada banyak gangguan saat Guru menyebarkan Fa di Qiqihar. Saya teringat pada hari ke-tiga dari workshop, ada badai besar yang menyebabkan banyak gangguan bagi Guru dan para praktisi. Ada juga seseorang yang membuat masalah di workshop pada hari itu. Suatu hari saya duduk di belakang dan mendengar seseorang berbicara ngawur terhadap Guru. Namun, tiada seorangpun yang mendengarkan dia. Akhirnya orang itu pergi karena dia tidak dapat menahan medan energi kuat di dalam workshop itu.

Guru mencoba mengurangi biaya para praktisi, jadi dia menentukan biaya yang sangat rendah untuk pengajaran. Mereka yang hadir dari awal hanya dibebankan 42 yuan per-orang. Para praktisi yang bergabung di hari-hari sesudahnya hanya dibebankan setengah harga. Workshop itu dimulai dengan sekitar 300 orang dan berakhir dengan 400 orang. Pendapatan dari workshop tidak banyak, namun mereka tetap membaginya dengan Asosiasi Qigong setempat. Karena Asosiasi Qigong setempat hanya tertarik pada uang, mereka sangat tidak puas karena Guru hanya membebankan biaya sangat rendah. Akibatnya, ketika workshop berakhir, Asosiasi Qigong bahkan tidak menyediakan mobil untuk mengantar Guru. Untuk menghemat pengeluaran praktisi, Guru banyak mengorbankan martabat dan kenyamanan diantara manusia biasa! Pada malam hari ketika workshop berakhir, Guru bergegas pergi ke workshop lain di Beijing, jadi dia dan beberapa orang yang bersamanya pergi langsung ke stasiun kereta untuk berangkat dengan kereta api jam 11 malam.

Ketika workshop berakhir, Guru tidak membolehkan praktisi untuk mengucapkan selamat jalan di stasiun. Jadi kami memutuskan untuk diam di luar Pusat Kebudayaan menunggunya lewat dan untuk mengucapkan selamat jalan padanya. Dengan air mata, kami melihat Guru pergi.

Ketika saya mengingat suasana yang tidak terlupakan saat Guru menyebarkan Fa di Qiqihar, saya teringat saat-saat yang menyenangkan dan kenangan yang berharga. Saya merasa bahwa tidak ada kata-kata yang dapat melukiskan keagungan belas kasih Guru. Adalah kehormatan yang paling besar untuk mendapatkan Fa dalam kehidupan ini. Dafa mengakhiri kebingungan dan ribuan tahun penantian kita. Kegembiraan mendapatkan Fa adalah jauh melampaui segala kegembiraan di dunia manusia. Belas kasih dan kebijaksanaan Guru, penampilan Guru yang mulia dan senyum yang murah hati, keperdulian dan kerja keras Guru akan selalu diingat di tanah Qiqihar, dan tersimpan di hati para praktisi.

Bagaimanapun besarnya kesukaran yang saya hadapi, saya akan tabah dalam mengikuti bimbingan Guru, untuk membuktikan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup sampai mencapai kesempurnaan!

Ditulis pada tanggal 3 Juli 2008
Chinese: http://minghui.cc/mh/articles/2008/7/4/181427.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/7/13/98921.html