Vancouver, Kanada: Praktisi
Falun Gong Mengadakan Rapat Umum untuk Memprotes Penindasan
(Minghui.org) - Pada 20 Juli 2008, praktisi Falun Gong di Vancouver, Kanada, mengadakan rapat umum di depan Art Hall di pusat kota, menyerukan agar penindasan diakhiri. Beberapa praktisi dari Daratan China mencela penindasan yang tidak berperikemanusiaan ini dengan menceritakan pengalaman pribadi mereka ditindas di China. Rapat umum tersebut merupakan upaya untuk membuat dunia menyadari kondisi HAM di China dan membantu mengakhiri penindasan.
Praktisi mengadakan rapat umum di Vancouver
untuk mengutuk penindasan Partai Komunis China terhadap Falun
Gong
Reka ulang metode penyiksaan terhadap praktisi di penjara China
Orang-orang menandatangani petisi yang menyerukan agar penindasan
diakhiri
Praktisi memperagakan latihan dan reka ulang metode penyiksaan yang digunakan di dalam penjara China. Sedangkan praktisi lainnya membagikan brosur dan mengumpulkan tanda tangan untuk petisi yang menyerukan agar menghentikan penindasan. Banyak orang berhenti untuk menonton dan membubuhkan nama mereka.
Praktisi Dong, wanita, mengatakan bahwa ia dapat merasakan lingkungan yang sangat berbeda sebelumnya. “Orang-orang ingin mengetahui kebenaran tentang Falun Gong dan penindasan serta banyak yang mendengarkan klarifikasi fakta kebenaran. Beberapa orang mengacungkan jempol dan berkata, ‘Terus dilakukan.’ Yang lain mengatakan, ‘Falun Gong! Falun Gong’ seperti bersorak bagi sebuah tim bola. Beberapa orang China membubuhkan nama mereka dan berterimakasih kepada praktisi Falun Gong yang sudah tua.”
Seorang reporter dan fotografer senior, Richard Paris dari City TV, mengambil foto dan mewawancarai praktisi. Setelah mengetahui tujuan dari kegiatan ini, ia berkata bahwa rapat umum ini sangat bagus dan sangat efektif.
Praktisi Falun Gong China menceritakan
pengalaman pribadi mereka disiksa
Beberapa praktisi China mengungkapkan apa yang sedang terjadi di
penjara-penjara China dengan menceritakan pengalaman pribadi
mereka.
Anqi, wanita, dipenjara secara tidak sah sebanyak lima kali di China, yang terlama adalah bekerja selama tiga tahun di sebuah kamp kerja paksa. Ia mengatakan, “Karena saya tidak mau berkerjasama dengan pencucian otak, saya dipisahkan dari praktisi lain selama 13 bulan dan sangat kekurangan tidur dalam waktu yang lama. Saya disiksa dengan banyak macam cara. Pada 2002, saya dikurung di ruangan bawah tanah dengan lampu terang sepanjang hari dan saya sangat kekurangan tidur selama lebih dari 40 hari. Petugas penjara memerintahkan orang-orang yang dicuci otak untuk memaki saya pada jam-jam tertentu dan memaksa saya berdiri menghadap ke tembok dalam waktu yang sangat lama. Mereka menggunakan benda tajam untuk memukul kepala saya, menggunakan paku untuk menusuk kulit saya, dan menjambak rambut saya untuk terus menyadarkan saya.
“Petugas penjara yang garang memerintahkan beberapa narapidana bergiliran memukuli saya. Mereka menendang saya sampai jatuh tersungkur ke lantai, menampar wajah saya, melempar saya ke lantai, dan memukul kepala saya. Beberapa orang menggunakan tongkat kayu untuk memukuli saya, menekan daerah yang bertulang seperti lutut. Ada yang menggunakan sapu untuk menyerang saya. Ada seseorang mencekik leher saya. Mereka menyumbat mulut saya dengan kain yang digunakan untuk toilet. Kaki saya menjadi biru dan luka memar sampai ke lutut. Untuk beberapa waktu, saya tidak dapat berdiri tegak dan sulit berjalan.”
Disamping menderita penyiksaan ini, Anqi dan keluarganya dipaksa untuk tunduk kepada Partai Komunis untuk menciptakan propaganda yang menipu publik.
He, pria, mengatakan bahwa penindasan PKC terhadap Falun Gong semakin jahat dan brutal. “Beberapa teman saya berulang kali dipenjara dan disiksa karena teguh pada kepercayaan mereka. Li Changjun, pria, adalah teman terbaik saya dan teman sekelas. Ia menyandang sebuah gelar master dibidang komputer. Pada 2001, ia dan saya ditangkap bersama-sama, dan ia disiksa sampai meninggal dunia di sebuah pusat penahanan. Banyak teman-teman saya masih di penjara-penjara Partai Komunis mengalami penyiksaan. Selama bertahun-tahun, saya melihat banyak praktisi Falun Gong yang menolak untuk menyebutkan nama mereka menghilang dari penahanan. Ini menyakinkan sebuah laporan yang menyingkap kekejaman PKC mengambil organ praktisi.”
Lina, wanita, menceritakan tentang pengalamannya dipenjara di Pusat Penahanan Kedua Kabupaten Huairou, Provinsi Hebei pada 2001. Ia mengalami pemukulan yang kejam, tidak diperbolehkan menggunakan toilet, dan memaksa makan dengan sangat brutal. Pada musim dingin, ia dibiarkan kedinginan di luar yang bersalju. Pada waktu yang sama, semua media Partai Komunis mempropagandakan betapa baik dan menyenangkan perlakuan para petugas penjara terhadap narapidana.
Praktisi-praktisi lainnya dari China juga menceritakan tentang penyiksaan dan penindasan yang mereka alami.
Menyelamatkan anggota kelurga yang
dipenjara secara ilegal
Qiaoming Gao, wanita, berasal dari Guangzhou memohon kepada publik
untuk membantu menyelamatkan dua saudarinya, Suming Gao dan
Qianming Gao, mereka berdua ditangkap pada April 2008 dan dihukum
penjara satu setengah tahun di kamp kerja paksa pada bulan Mei.
Selama empat bulan, keluarganya tidak mengetahui keberadaan mereka
dan otoritas tidak mengizinkan kunjungan ke penjara.
“Pada awal 2008, PKC memulai penangkapan besar-besaran terhadap praktisi Falun Gong dalam persiapan Olimpiade,” kata Gao. “Sebuah laporan menyebutkan bahwa lebih dari 8.000 praktisi Falun Gong telah ditangkap sejak Januari 2008. Pada hari yang sama, dua saudarinya ditangkap secara ilegal, dan sebanyak 20 praktisi lainnya dimasukkan ke dalam penjara.”
Gao menyerukan kepada orang-orang yang memiliki hati nurani untuk menyadari penindasan yang sudah berlangsung sembilan tahun dan ikut menyuarakan bagi pengakhiran tragedi ini.
Reka ulang penyiksaan membangkitkan hati
nurani
Beberapa praktisi wanita tua memperagakan sebuah metode penyiksaan
yang biasa digunakan terhadap praktisi Falun Gong di penjara.
Sangat tidak nyaman dalam cuaca panas, namun mereka mengatakan hal
ini belum apa-apa dibandingkan seperti apa yang ada di dalam pusat
penahanan dan penjara China.
Chen, wanita, memperagakan “digantung.” “Kami hanya memperlihatkan bagaimana dilakukan. Kami tidak dapat melakukan penyiksaan sesungguhnya seperti di penjara-penjara di Daratan China. Hari ini, saya hanya memegang tali dan kalian dapat lihat, di sini, ada bekas di tangan saya. Dalam kenyataannya, polisi menggunakan borgor besi untuk menggantung anda. Tangan anda akan berubah menjadi hitam dan jika anda digantung lebih lama, kedua tangan anda akan menjadi lumpuh. Seorang praktisi pernah dipenjara di Beijing. Ketika ia pulang ke rumah, ia memperlihatkan tangannya. Kedua tangan menjadi ungu kehitam-hitaman, hampir menjadi hitam. Warnanya tidak pudar dalam waktu yang sangat lama.”
Seorang praktisi senior mengatakan bahwa reka ulang penyiksaan ini untuk memberi visual kepada penonton, agar benar-benar merasakan penyiksaan sesungguhnya yang dialami praktisi Falun Gong dibawah kekuasan PKC. “Ini dapat membantu menyentuh hati orang-orang dan akan membantu untuk mengakhiri penindasan secepatnya.”
Sejak 20 Juli 1999, ketika PKC memulai penindasan terhadap Falun Gong, ribuan praktisi telah meninggal dunia akibat dari penindasan tersebut, dan lebih dari 100.000 praktisi dipenjara dan disiksa di penjara, kamp kerja paksa, pusat penahanan, dan kelas pencucian otak.
Sekarang, PKC menggunakan “keamanan Olimpiade” sebagai alasan untuk meningkatkan penindasan terhadap Falun Gong. Ini secara langsung melanggar semangat Olimpiade.
Pertempuran antara kebaikan dan kejahatan telah berlangsung selama sembilan tahun. Falun Gong pasti akan menang.
Chinese:
http://minghui.ca/mh/articles/2008/7/23/182567.html
English:
http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/7/25/99237.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org