Keinginan Tulus Hati Bocah Lima Tahun, Xiaoyu
(Minghui.org) Xiaoyu
baru mau memasuki sekolah taman kanak kanak tahun ini. Suatu hari
ketika dia (wanita) sedang bermain dengan teman-teman dari taman
kanak kanak, seseorang (laki-laki) menyebutkan apa yang menjadi
keinginannya dan kemudian yang lainnya juga menyebutkan apa yang
mereka inginkan. Ketika ditanya apa yang dia inginkan, Xiaoyu
menjawab dengan sedih, "Saya berharap tidak ada polisi. Sehingga
ayah saya bisa kembali pulang ke rumah dan hidup bersama kami,
serta ibu dan nenek saya tidak akan menangis lagi."
Xiaoyu dilahirkan di sebuah keluarga yang
berlatih Falun Dafa. Sebelum dia dilahirkan, orangtuanya ditahan
secara tidak sah oleh petugas PKC Kota Laishui dan dibawa ke Gedung
Pemerintahan Kota Laishui. Polisi dengan brutal memukul orangtuanya
untuk memaksa mereka melepaskan latihan Falun Gong. Pada waktu itu,
ibunya telah mengandung Xiaoyu empat atau lima bulan. Polisi
memukuli ibunya dengan kejam hingga menyebabkannya berdarah
membasahi celana putihnya. Ayah Xiaoyu juga penuh dengan luka
memar. Neneknya terus menerus menangis di rumah dan mengkhawatirkan
siksaan brutal polisi akan menyebabkan ibu Xiaoyu mengalami
keguguran. Untuk melindungi Xiaoyu yang belum lahir, ayahnya
memutuskan pulang ke rumah dan mengumpulkan uang untuk mendapat
pembebasan ibu Xiaoyu. Ibu Xiaoyu menjadi sandera. Pemerintahan
Kota Laishui memeras uang tunai 10.000 yuan dan membebaskan
orangtua Xiaoyu.
Setelah mengalami penderitaan ini, Xiaoyu dilahirkan. Tetapi segera setelah kelahirannya, ayahnya ditangkap lagi. Ia dihukum tiga tahun kerja paksa. Xiaoyu bahkan tidak pernah melihat ayahnya setelah kelahirannya. Dia menyandarkan hidup pada ibunya. Karena kondisi kehidupan mereka sangat sulit, ibu Xiaoyu membawa Xiaoyu ke rumah bibinya untuk tinggal sementara. Suatu hari, polisi datang untuk menangkap bibi Xiaoyu. Polisi mencengkeram kerahnya dan dengan brutal memukul mukanya. Kemudian, polisi menyeretnya ke mobil polisi. Xiaoyu sangat ketakutan hingga kencing di celana serta menjerit, matanya terbuka lebar penuh dengan ketakutan.
Xiaoyu tidak pernah melihat ayahnya sampai tiga tahun kemudian. Dia sudah bisa berlari pada waktu itu. Kepulangan ayahnya membuat seluruh keluarga bahagia. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Suatu hari, Xiaoyu belum berangkat ke sekolah taman kanak kanak ketika dia melihat beberapa mobil polisi berhenti di depan rumahnya. Banyak petugas menerobos masuk rumah untuk menangkap ayahnya. Xiaoyu begitu ketakutan dan bersembunyi di balik dekapan ibunya serta menangis keras. Polisi juga mengancam Xiaoyu. Neneknya melindungi ayah Xiaoyu, yang dulu mampu meloloskan diri. Polisi kemudian menyeret dan mengangkat neneknya ke dalam mobil polisi dan mengancam akan memenjarakannya.
Xiaoyu kehilangan ayahnya lagi. Ibunya sangat sibuk menjaga neneknya dan mengantar Xiaoyu ke sekolah taman kanak kanak. Segera setelah hari gelap, dia mengunci pintu, takut polisi akan datang dan mengganggu mereka lagi.
Setelah mengalami penderitaan ini, Xiaoyu dilahirkan. Tetapi segera setelah kelahirannya, ayahnya ditangkap lagi. Ia dihukum tiga tahun kerja paksa. Xiaoyu bahkan tidak pernah melihat ayahnya setelah kelahirannya. Dia menyandarkan hidup pada ibunya. Karena kondisi kehidupan mereka sangat sulit, ibu Xiaoyu membawa Xiaoyu ke rumah bibinya untuk tinggal sementara. Suatu hari, polisi datang untuk menangkap bibi Xiaoyu. Polisi mencengkeram kerahnya dan dengan brutal memukul mukanya. Kemudian, polisi menyeretnya ke mobil polisi. Xiaoyu sangat ketakutan hingga kencing di celana serta menjerit, matanya terbuka lebar penuh dengan ketakutan.
Xiaoyu tidak pernah melihat ayahnya sampai tiga tahun kemudian. Dia sudah bisa berlari pada waktu itu. Kepulangan ayahnya membuat seluruh keluarga bahagia. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Suatu hari, Xiaoyu belum berangkat ke sekolah taman kanak kanak ketika dia melihat beberapa mobil polisi berhenti di depan rumahnya. Banyak petugas menerobos masuk rumah untuk menangkap ayahnya. Xiaoyu begitu ketakutan dan bersembunyi di balik dekapan ibunya serta menangis keras. Polisi juga mengancam Xiaoyu. Neneknya melindungi ayah Xiaoyu, yang dulu mampu meloloskan diri. Polisi kemudian menyeret dan mengangkat neneknya ke dalam mobil polisi dan mengancam akan memenjarakannya.
Xiaoyu kehilangan ayahnya lagi. Ibunya sangat sibuk menjaga neneknya dan mengantar Xiaoyu ke sekolah taman kanak kanak. Segera setelah hari gelap, dia mengunci pintu, takut polisi akan datang dan mengganggu mereka lagi.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2008/12/29/192492.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/1/8/103727.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org