Sungguh-Sungguh Mengkultivasi Diri Sendiri Dan Melihat Kebaikan Orang Lain Bukan Kekurangannya
(Minghui.org) Saya
adalah seorang praktisi lama dan mulai belajar Falun Dafa pada
1996. Saya malu dengan ketidakgigihan saya dan hanya dengan susah
payah baru melewati berbagai ujian di dalam jalur kultivasi saya.
Saya ingin berbagi pemahaman setelah belajar Fa baru-baru ini.
"Belajar Fa, mendapatkan Fa,
Banding belajar,
Banding kultivasi,
Cocokkan setiap masalah,
Dapat melaksanakan adalah kultivasi"
("Kultivasi Sempurna" - Hong Yin)
Shifu telah mengajarkan kita bagaimana
berkultivasi. Dalam hidup kelakuan saya telah menyimpang dari
prinsip-prinsip Fa dan saya gagal melebur prinsip ini dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu saya kadangkala tidak beda
dengan manusia biasa. Interaksi antarmanusia biasa hanya berfokus
pada hal-hal seperti ini: "Saya akan baik pada anda, jika anda baik
pada saya dan saya tidak akan baik pada anda, jika anda tidak baik
pada saya." Seorang kultivator seharusnya tidak seperti ini. Shifu
sudah berulang kali menekankan bahwa kita harus mencari ke dalam
ketika menemui masalah, dan kita bahkan harus mencari ke dalam
ketika menyaksikan konflik orang lain. Apa sebabnya kita belum bisa
memenuhi standar sebagai seorang praktisi? Sebab kita belum cukup
belajar Fa. Mudah mengatakan agar mencari ke dalam, tapi jika
kita tidak belajar Fa, atau tidak mendalam belajar Fa, kita tidak
akan mampu menemukan kekurangan diri dan meningkat. Ketika kita
mencari ke dalam, kita dapat menemukan keterikatan-keterikatan hati
kita. Kita juga harus menggunakan Fa untuk menuntun dan melenyapkan
keterikatan kita sehingga dapat berasimilasi dengan Dafa. Hanya
dengan demikian kultivasi kita akan kokoh.
Setiap orang mempunyai hubungan sosial dan keluarga, yang mana adalah lingkungan untuk kultivasi. Saya hidup dalam keluarga besar. Karena berbagai sebab, adik perempuan saya, saya sendiri, anak-anak dan ipar perempuan semua hidup bersama orang tua saya. Semua anggota kelurga saya xiulian, sehingga rekan-rekan praktisi berpikir bahwa lingkungan kultivasi keluarga saya sangat baik, yang memang benar. Kami tidak saling mengganggu ketika ingin belajar Fa atau melakukan latihan. Tapi kami juga punya konflik dalam kehidupan sehari-hari, dan ketika terjadi kami kadang-kadang berpikir bahwa dia seharusnya mencari ke dalam karena dia adalah seorang kultivator. Adalah tidak mudah untuk menyingkirkan keterikatan hati, karena kami belum belajar Fa dengan baik.
Saya mempunyai sifat blak-blakan dan ketika saya berbicara sering mengabaikan perasaan orang, dengan mudah melukai perasaan orang dan menimbulkan konflik. Saya tidak cocok dengan ipar perempuan karena kami berdua mempunyai kepribadian yang kuat. Biasanya dalam masyarakat biasa, seorang perempuan dan ipar perempuan jarang cocok. Tetapi karena kami berdua adalah kultivator, kami menguburnya dalam-dalam di dalam hati. Mereka tidak tersingkap hingga kami berkonflik.
Beberapa waktu yang lalu ipar perempuan dan saya ribut karena masalah sepele. Situasi ini sampai tak terkendali, dan kami melampiaskan semua dendam lama yang terkumpul selama bertahun-tahun. Setelah lewat, saya segera menyadari ada yang tidak beres dengan saya. Bukan masalah saya benar atau salah, kata-kata dan perbuatan saya sudah mirip manusia biasa. Perbuatan saya tidak seperti seorang kultivator, saya gagal menggunakan Fa (prinsip hukum alam semesta) untuk menuntun perbuatan saya. Hari berikutnya saya menangis ketika melihat foto Shifu. Saya meneteskan air mata karena saya tidak gigih, saya tidak pantas menjadi praktisi Dafa, dan karena saya telah mengecewakan Dafa. Saya tahu apa yang telah saya lakukan sebelumnya adalah salah. Saya mulai mencari ke dalam diri. Saya temukan sifat iri hati, mentalitas bersaing serta perasaan lebih unggul dari orang lain. Saya menggenggam keterikatan hati manusia biasa. Bagaimana bisa disebut kultivasi? Saya bahkan lebih buruk dari pada manusia biasa. Saya tidak ingin berperilaku seperti manusia biasa, saya ingin melepas semua keterikatan hati manusia biasa dan menjadi praktisi Dafa yang sejati. Ketika ipar saya pulang ke rumah waktu malam, begitu memasuki rumah saya katakan saya bersalah padanya. Dia tersentuh hatinya, memeluk saya dan menangis. Dia juga mencari ke dalam dirinya dan juga merasa telah berbuat kesalahan. Setelah itu pikiran saya tenang, dan saya merasa telah mengerti apa itu kultivasi. Jika berbuat salah, saya harus mencari ke dalam, temukan keterikatan hati dan singkirkan. Inilah perilaku yang Shifu ingin lihat pada pengikut-pengikutnya. Begitulah seharusnya kultivasi. Ketika mencari ke dalam, sebuah kesusahan tidak selamanya menyusahkan, tetapi akan menjadi sebuah kesempatan bagi saya untuk meningkatkan diri.
Setelah kejadian ini, ketika belajar Fa, saya belajar dengan hati, bukan seolah-olah menyelesaikan tugas. Dengan demikian saya bisa mempertahankan kondisi kultivasi yang baik. Bilamana terjadi masalah, pertama-tama saya mencari ke dalam. Saya menempatkan diri pada kondisi orang lain, lebih melihat pada kebaikan orang dari pada kekurangannya. Bilamana berbuat sesuatu saya merujuk pada Fa sebagai penuntun. Ketika saya benar-benar dapat melakukannya, lingkungan sekitar menjadi harmonis, karena saya sudah berubah, mencari ke dalam, dan sungguh-sungguh berkultivasi. Sebab saya sudah belajar Fa dengan baik, saya dapat mencapai hal ini. Kultivasi sangatlah serius. Jika anda hanya baca buku dan latihan gerakan, mungkin belum dianggap sebagai praktisi Dafa. Hanya dengan memeriksa setiap tindak-tanduk serta meningkatkan moral dengan cara mencari ke dalam - baru dipandang sebagai berkultivasi.
Pada tahap terakhir kultivasi, marilah kita lebih melihat pada kebaikan orang dari pada kekurangannya. Kita harus konsisten melihat ke dalam. Shifu berulang kali menekankan bahwa kita harus melihat ke dalam. Kita harus melepas keterikatan manusia dan mengerti apa itu kultivasi, untuk siapa kita berkultivasi, baru kita dapat melepas keterikatan manusia dengan mudah. Saya mengharapkan setiap orang mencari keterikatan mereka dalam dirinya, lebih gigih maju, menggunakan waktu sebaik-bainya untuk menyelamatkan makhluk hidup.
Silakan tunjukkan jika ada pemahaman saya yang tidak benar.
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2009/9/14/208305.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/9/24/111065.html
Setiap orang mempunyai hubungan sosial dan keluarga, yang mana adalah lingkungan untuk kultivasi. Saya hidup dalam keluarga besar. Karena berbagai sebab, adik perempuan saya, saya sendiri, anak-anak dan ipar perempuan semua hidup bersama orang tua saya. Semua anggota kelurga saya xiulian, sehingga rekan-rekan praktisi berpikir bahwa lingkungan kultivasi keluarga saya sangat baik, yang memang benar. Kami tidak saling mengganggu ketika ingin belajar Fa atau melakukan latihan. Tapi kami juga punya konflik dalam kehidupan sehari-hari, dan ketika terjadi kami kadang-kadang berpikir bahwa dia seharusnya mencari ke dalam karena dia adalah seorang kultivator. Adalah tidak mudah untuk menyingkirkan keterikatan hati, karena kami belum belajar Fa dengan baik.
Saya mempunyai sifat blak-blakan dan ketika saya berbicara sering mengabaikan perasaan orang, dengan mudah melukai perasaan orang dan menimbulkan konflik. Saya tidak cocok dengan ipar perempuan karena kami berdua mempunyai kepribadian yang kuat. Biasanya dalam masyarakat biasa, seorang perempuan dan ipar perempuan jarang cocok. Tetapi karena kami berdua adalah kultivator, kami menguburnya dalam-dalam di dalam hati. Mereka tidak tersingkap hingga kami berkonflik.
Beberapa waktu yang lalu ipar perempuan dan saya ribut karena masalah sepele. Situasi ini sampai tak terkendali, dan kami melampiaskan semua dendam lama yang terkumpul selama bertahun-tahun. Setelah lewat, saya segera menyadari ada yang tidak beres dengan saya. Bukan masalah saya benar atau salah, kata-kata dan perbuatan saya sudah mirip manusia biasa. Perbuatan saya tidak seperti seorang kultivator, saya gagal menggunakan Fa (prinsip hukum alam semesta) untuk menuntun perbuatan saya. Hari berikutnya saya menangis ketika melihat foto Shifu. Saya meneteskan air mata karena saya tidak gigih, saya tidak pantas menjadi praktisi Dafa, dan karena saya telah mengecewakan Dafa. Saya tahu apa yang telah saya lakukan sebelumnya adalah salah. Saya mulai mencari ke dalam diri. Saya temukan sifat iri hati, mentalitas bersaing serta perasaan lebih unggul dari orang lain. Saya menggenggam keterikatan hati manusia biasa. Bagaimana bisa disebut kultivasi? Saya bahkan lebih buruk dari pada manusia biasa. Saya tidak ingin berperilaku seperti manusia biasa, saya ingin melepas semua keterikatan hati manusia biasa dan menjadi praktisi Dafa yang sejati. Ketika ipar saya pulang ke rumah waktu malam, begitu memasuki rumah saya katakan saya bersalah padanya. Dia tersentuh hatinya, memeluk saya dan menangis. Dia juga mencari ke dalam dirinya dan juga merasa telah berbuat kesalahan. Setelah itu pikiran saya tenang, dan saya merasa telah mengerti apa itu kultivasi. Jika berbuat salah, saya harus mencari ke dalam, temukan keterikatan hati dan singkirkan. Inilah perilaku yang Shifu ingin lihat pada pengikut-pengikutnya. Begitulah seharusnya kultivasi. Ketika mencari ke dalam, sebuah kesusahan tidak selamanya menyusahkan, tetapi akan menjadi sebuah kesempatan bagi saya untuk meningkatkan diri.
Setelah kejadian ini, ketika belajar Fa, saya belajar dengan hati, bukan seolah-olah menyelesaikan tugas. Dengan demikian saya bisa mempertahankan kondisi kultivasi yang baik. Bilamana terjadi masalah, pertama-tama saya mencari ke dalam. Saya menempatkan diri pada kondisi orang lain, lebih melihat pada kebaikan orang dari pada kekurangannya. Bilamana berbuat sesuatu saya merujuk pada Fa sebagai penuntun. Ketika saya benar-benar dapat melakukannya, lingkungan sekitar menjadi harmonis, karena saya sudah berubah, mencari ke dalam, dan sungguh-sungguh berkultivasi. Sebab saya sudah belajar Fa dengan baik, saya dapat mencapai hal ini. Kultivasi sangatlah serius. Jika anda hanya baca buku dan latihan gerakan, mungkin belum dianggap sebagai praktisi Dafa. Hanya dengan memeriksa setiap tindak-tanduk serta meningkatkan moral dengan cara mencari ke dalam - baru dipandang sebagai berkultivasi.
Pada tahap terakhir kultivasi, marilah kita lebih melihat pada kebaikan orang dari pada kekurangannya. Kita harus konsisten melihat ke dalam. Shifu berulang kali menekankan bahwa kita harus melihat ke dalam. Kita harus melepas keterikatan manusia dan mengerti apa itu kultivasi, untuk siapa kita berkultivasi, baru kita dapat melepas keterikatan manusia dengan mudah. Saya mengharapkan setiap orang mencari keterikatan mereka dalam dirinya, lebih gigih maju, menggunakan waktu sebaik-bainya untuk menyelamatkan makhluk hidup.
Silakan tunjukkan jika ada pemahaman saya yang tidak benar.
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2009/9/14/208305.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/9/24/111065.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org