(Minghui.org) Kamp Kerja Paksa Wanita Kota Chongqing terletak di Jalan Ganyu Nomor 28 di Komunitas Shimahe, Distrik Jiangbei, Kota Chongqing. Para praktisi yang ditahan di sini diawasi dan disiksa oleh para penjaga dan narapidana yang telah mereka atur. Para praktisi dipaksa untuk berdiri atau jongkok bergaya militer, mendapat penganiayaan secara mental dan fisik, dan mengalami penderitaan setiap hari. Selain itu, para penjaga dan narapidana menyiksa dan memukul mereka seenaknya.

1. Penyiksaan Fisik

Para praktisi dipaksa bangun jam 6 pagi, setelah sepuluh menit bersiap-siap, mereka dibawa ke sebuah bendungan untuk berdiri atau jongkok bergaya militer sampai jam 8 pagi. Setelah sarapan, mereka dibawa kembali ke bendungan untuk berdiri sampai siang. Selama menjalani hukuman itu, mereka tidak diperkenankan bergerak atau berbicara satu sama lain.

Setelah makan siang, mereka diijinkan untuk beristirahat sejenak. Kemudian mereka diperintahkan untuk bergegas ke bendungan lagi, berdiri sampai jam 6 sore. Setelah makan malam, mereka diberikan waktu 15 menit berbasuh dan menggosok gigi. Kemudian mereka dipaksa untuk berdiri atau jongkok di lorong bangsal sampai jam 11 malam.

2. Membatasi Persediaan air

Menurut peraturan kamp kerja paksa, setiap praktisi diperbolehkan menggunakan satu baskom air di pagi hari dan setengah baskom di malam hari. Air digunakan untuk mencuci wajah dan kaki, menyikat gigi, mencuci mangkuk, membersihkan sel, dan menyiram toilet. Mereka hanya diperbolehkan mengganti pakaian dalam dan mandi seminggu sekali dengan dua baskom air. Praktisi yang menolak mengikuti peraturan tersebut mendapat hukuman fisik dan persediaan air mereka ditahan. Saat ini, empat praktisi sedang tidak diijinkan untuk mengganti pakaian dalam  dan mandi selama lebih dari dua bulan.

3. Narapidana Dilatih untuk Menyiksa para Praktisi

Pihak berwenang Kamp kerja paksa mempersiapkan narapidana yang paling kejam, sadis, dan jahat untuk mengawasi praktisi dan menberikan mereka sebuah sesi pelatihan khusus hanya untuk tujuan itu. Selama pelatihan, para tahanan telah diberi pengumuman bahwa, "Setiap kebaikan yang diberikan terhadap Falun Gong adalah sebuah penderitaan bagi diri sendiri."

Pihak berwenang memutuskan untuk memberi penghargaan atau menghukum narapidana berdasarkan pada bagaimana mereka menyiksa para praktisi. Para penjaga di berikan pengarahan untuk menghasut dan memaksa tahanan berbuat kejahatan, dan para tahanan mengeluarkan segala kemampuannya untuk menganiaya praktisi agar mendapatkan imbalan.

4. Penganiayaan Mental

Menurut aturan kamp kerja paksa, para praktisi harus menulis apa yang disebut sebuah  "laporan pikiran" setiap hari dan melafalkan enam peraturan dari Kementrian Keamanan Umum dan 23 peraturan dari kamp kerja paksa.

Di samping penganiayaan mental, kamp kerja paksa juga memperberat penyiksaan fisik. Praktisi dilarang berhubungan satu sama lain. Praktisi harus mendapatkan persetujuan dari narapidana yang menjadi pengawas atas setiap perbuatan dan perkataan yang dilakukannya. Jika praktisi tidak menuruti, mereka mendapat makian dan dipukuli.

5. Strategi Kejam

Para penjaga menggunakan berbagai macam taktik untuk menganiaya praktisi. Sehingga mengakibatkan praktisi mendapat cedera serius baik secara mental maupun fisik. Kemudian para penjaga memperlihatkan wajah munafik dan menipu mereka agar mau melakukan pemeriksaan fisik. Jika praktisi ada yang diketahui jatuh sakit, mereka dipaksa untuk meminum obat-obatan dan mengijinkan mereka duduk tetapi tidak diijinkan untuk tidur. Jika para praktisi ada yang diketahui sakit parah, mereka dipaksa untuk menerima suntikan dan diperbolehkan untuk tidur tanpa menutup mata mereka.

Kamp Kerja Paksa Wanita Kota Chongqing adalah sebuah neraka hidup. Para praktisi yang ditahan menderita berbagai macam penyiksaan. Bahkan menghadapi kematian, walaupun demikian, mereka tidak mengeluh dan masih memikirkan orang lain serta mengklarifikasi kebenaran tentang Falun Gong di kamp kerja paksa tersebut.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2009/10/17/210532.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/10/24/111801.html