(Minghui.org) Selasa, 03 November 2009 sore di halaman depan Puri Anyar Kerambitan, Tabanan – Bali tampak suasana agak meriah. Bukan karena rombongan tamu yang akan hadir santap malam di puri, tapi karena sekitar tiga puluh lebih praktisi Falun Gong sedang mengadakan latihan bersama di area pintu masuk puri sebelah Timur. Ini adalah latihan perdana Falun Gong di desa Kerambitan.


Praktisi sedang berlatih Falun Gong


Ide penyelenggaraan latihan Falun Gong di puri ini tercetus saat acara klarifikasi di Pantai Pasut pada Hari Raya Kuningan (24/10/09) lalu. Beberapa orang praktisi dari Desa Kerambitan segera berkoordinasi. Mereka merasa di desa mereka pun perlu diadakan kegiatan latihan Falun Gong. Sejumlah warga desa yang mereka jumpai di Pantai Pasut berminat berlatih Falun Gong. Mereka kemudian menghadap Panglingsir (Sesepuh) Puri mohon ijin meminjam tempat latihan. Panglingsir Puri menyambut baik rencana latihan Falun Gong ini dan memberikan ijin penggunaan tempat untuk berlatih.

 

Spanduk Falun Dafa di pojok Puri Anyar, Kerambitan


Sebelum latihan perdana dimulai, para praktisi terlebih dahulu bersama-sama memancarkan pikiran lurus. Saat latihan Gong berlangsung beberapa orang warga desa tampak memperhatikan dengan saksama. Seorang kakek tua duduk terpaku di depan warung memandang para praktisi berlatih tanpa mengedipkan mata. Sesekali ia membuang ludah dan tembakau yang terselip di antara bibir dan giginya.

“Silakan ikut latihan, kek!” sapa seorang praktisi.

“Nanti saja, saya mau lihat-lihat dulu,” jawab kakek tua ini. Menjelang akhir latihan  Gong kakek ini bangkit sambil memberi salam hendak pulang. Beberapa saat sebelum pergi ia sempat mengatakan, “Wah, mendengarkan musiknya saja badan saya sudah berkeringat.”


Kakek tua serius mengamati praktisi berlatih


Sementara itu di sebelah Utara puri, di depan pura dekat perempatan jalan, sekelompok wanita yang sedang sembahyang sempat memperhatikan praktisi berlatih dari kejauhan. Seorang praktisi menghampiri mereka dan membagikan brosur Falun Dafa. “Ini informasi berharga, silakan dibaca!  Kalau berminat, silakan ikut berlatih! Bebas biaya!”

Di seberang Timur tempat praktisi berlatih masih ada sekelompok ibu-ibu lain yang juga hendak berangkat ke pura. Namun mereka menahan langkah mereka beberapa lama hanya demi melihat para praktisi yang sedang berlatih. Mereka pun memperoleh brosur Falun Dafa dari seorang praktisi yang berkeliling.


Siap ke pura dengan brosur Falun Dafa di tangan


“Kalau ikut latihan ini, bayar berapa ya?” tanya seorang di antara mereka.
“Oh, tidak bayar!” jawab praktisi.
“Latihannya hari apa saja ya?” tanya mereka lagi. Kali ini praktisi yang memberi mereka brosur belum bisa memberi jawaban yang tepat karena aktivitas tersebut merupakan kegiatan awal.

Latihan meditasi berakhir sekitar pukul 17.43. Setelah memancarkan pikiran lurus bersama-sama, para praktisi sempat melakukan koordinasi singkat. Dalam koordinasi ini praktisi sepakat mengadakan latihan Falun Gong di Puri Kerambitan hari Selasa dan Sabtu, pukul 18.00. Saat itu warga desa sudah selesai melakukan aktivitas harian mereka. Saat senja biasanya para petani sudah pulang dari sawah, mereka yang bekerja di proyek bangunan pun sudah kembali ke rumah masing-masing. Bila mereka berminat ikut berlatih Falun Gong, bagi mereka telah tersedia waktu ideal untuk bergabung bersama para praktisi setempat.