Jerman: Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa Jerman 2008 Sukses Diselenggarakan
(Kebijakanjernih.net) Pada tanggal 28 Desember
2008, Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa diselenggarakan di
Kota Karlsruhe, Jerman Selatan, yang merupakan tempat Pengadilan
Tertinggi dan Pengadilan Konstitusi Federal Jerman. Praktisi Falun
Gong dari Jerman, Austria dan Switzerland menghadiri konferensi
itu. Beberapa praktisi Falun Gong baru dan lama menceritakan
pengalaman kultivasi mereka.
Beberapa praktisi Falun Gong baru dan lama menceritakan pengalaman kultivasi mereka di konferensi
Praktisi Barat, Andreas dari
Pusat Pelayanan Pengunduran Diri dari Partai Komunis China (PKC)
yang terletak di depan Katedral Cologne, menceritakan tentang
peningkatan kesadaran terhadap penganiayaan Falun Gong diantara
wisatawan China sejak tahun 2002. Katedral Cologne adalah tempat
wisata terkenal di dunia. Ketika gelombang pengunduran diri dari
PKC dimulai dua tahun lalu, praktisi juga mendirikan Pusat
Pelayanan Pengunduran Diri PKC di sana. Lebih dari dua ribu
wisatawan China mengunjungi kota indah ini di samping Sungai Seine,
mengumumkan pengunduran diri mereka dari PKC dan organisasi
afiliasinya di pusat pelayanan tersebut.
Praktisi melihat perubahan sikap orang-orang China dalam beberapa tahun ini. Ketika mereka pertama kali membagikan brosur pada tahun 2002, banyak orang China memaki-maki. Beberapa dari mereka bersikap sangat bermusuhan. Saat ini, kebanyakan orang-orang China sangat senang menerima materi klarifikasi. Beberapa dari mereka melihat peragaan latihan Falun Gong dengan rasa ingin tahu yang besar. Bagaimanapun, masih ada sedikit orang China yang tidak bersahabat. Praktisi berbicara kepada mereka mengenai kekejaman hak asasi manusia yang dilakukan oleh PKC agar mereka mempunyai kesempatan untuk memposisikan diri mereka.
Seorang praktisi China berbicara mengenai motivasi dibalik keterlibatannya dalam meningkatkan kesadaran orang-orang China: “Banyak orang Tionghoa di Daratan China tidak tahu apa yang terjadi di negara mereka sendiri. Melihat Falun Gong di sini, mungkin merupakan kesempatan satu-satunya untuk mundur dari organisasi PKC jahat.”
Yang adalah seorang wanita lanjut usia. Bahasa Jermannya tidak begitu baik. Jadi, dia menceritakan fakta sebenarnya kepada orang-orang China dan membujuk mereka untuk mundur dari organisasi PKC melalui telepon ke China selama beberapa tahun ini. Suatu ketika, sewaktu menelepon ke China, orang yang menerima telepon mengaku bahwa dia adalah seorang polisi dan kemudian menutup telepon. Yang tidak menyerah. Dia meneleponnya lagi dan berkata padanya: “Baik Anda seorang petugas polisi huru-hara ataupun petugas polisi keamanan publik, tujuan saya adalah untuk menyelamatkan orang dan ini adalah untuk kebaikan Anda sendiri.” Akhirnya polisi ini setuju mengumumkan pengunduran dirinya dari PKC di internet dengan bantuan Yang.
Koran Epoch Times edisi bahasa Jerman mulai diterbitkan pada 2004. Setahun kemudian, diluncurkan edisi cetaknya. Untuk membantu surat kabar ini mencapai kondisi finansial yang sehat, Nina di bagian pemasaran menceritakan bagaimana dia mengatasi kekhawatirannya dalam mengatasi penghasilan yang tidak stabil sebagai seorang tenaga pemasaran, prasangkanya mengenai tenaga pemasaran dan ketakutannya akan ditolak oleh pelanggan potensial untuk memasang iklan. Dari grup yang mengetahui sedikit tentang penjualan, sekarang, telah menjadi grup pemasaran iklan bagi koran Epoch Times Jerman yang telah memahami tentang periklanan. Beberapa pelanggan lama mengenalkan pelanggan baru untuk surat kabar. Meskipun pelanggan baru ini tidak mengetahui surat kabar dengan baik, namun mereka percaya. Hasilnya, hubungan bisnis jangka panjang terciptkan.
Peter, mulai berlatih Falun Gong empat tahun lalu, menyadari pentingnya belajar Fa dan tetap mempertahankan pikiran lurus selama penjualan tiket untuk pertunjukan Divine Performing Arts. Grup promosi tiket selalu membaca Zhuan Falun terlebih dahulu dan kemudian berbagi pengalaman mereka. Setelah memancarkan pikiran lurus pada pukul 11 pagi, lalu mereka pergi untuk menjual tiket. Mereka benar-benar mengutamakan Fa. Saat akan mempromosi DPA ke sebuah perusahaan dengan seorang praktisi Tionghoa, mereka tidak diperbolehkan masuk, jadi mereka harus meninggalkan materi promosi di ambang pintu. Praktisi Tionghoa berkata bahwa dia tidak pernah mengalami situasi seperti itu. Dari kejadian ini, Peter menyadari “konsep barat”-nya yang berpandangan bahwa wajar untuk menerima di ambang pintu dan meninggalkan materi di sana. Setelah melenyapkan konsep manusia biasa ini, hampir setiap perusahaan mengizinkan mereka masuk. Bahkan manajer senior dari beberapa perusahaan mengungkapkan minat mereka pada pertunjukan tersebut.
Zheng (wanita) juga menceritakan pengalamannya dalam mempromosikan pertunjukan DPA edisi khusus. Dia lebih banyak membagikan brosur di pintu masuk Metro di siang hari dan pintu masuk teater di malam hari. Selama proses ini, dia berjumpa segala macam orang. Beberapa dapat menerima brosur dengan senyum bersahabat. Beberapa menunjukkan sedikit minat sementara yang lainnya melambaikan tangan dengan perasaan tidak senang. Dia merasa seperti mengembara di dalam masyarakat yang disebutkan dalam Zhuan Falun oleh Master Li. Suatu hari, dia sangat sibuk dan tidak mempunyai waktu untuk makan. Seorang praktisi wanita lanjut usia bertanya padanya apakah dia dapat pergi bersamanya dan membagikan pertunjukan DPA edisi khusus di pintu masuk theater pada pukul 11 siang. Pada saat itu mulai turun hujan, dan Zheng merasa dingin dan lapar. Namun, dia tidak tega membiarkan praktisi ini pergi sendiri dengan membawa materi yang berat itu, jadi dia pergi bersamanya. Hujan menjadi semakin deras. Ketika dia berteduh di sebuah restoran dan mulai makan roti kering yang dibawanya, dia mengasihani dirinya sendiri dan mulai menangis. Pada saat itu, praktisi senior berkata: “Kamu tunggu di sini, saya lupa menaruh beberapa materi promosi saat kita melewati coffee shop.” Dia dengan cepat berjalan di dalam hujan tanpa canggung sedikitpun. Zheng merasa malu oleh perasaan mengasihani dirinya sendiri. Praktisi tua segera kembali dan membawa dua cangkir kopi. Dia dengan cepat meminum kopi dan berkata: “Saya akan membaca Zhuan Falun.” Zheng terharu sampai menangis. Ketika dia malu oleh ketakutan dirinya akan kesukaran, dia sangat terharu oleh kegigihan rekan praktisi ini.
Selama membagikan edisi khusus itu, Zheng juga belajar bahwa dia harus melepaskan keterikatan takut kehilangan muka. Bahkan saat menghadapi komentar yang mengancam dan tidak bersahabat, tidak boleh menyerah. Jika suatu waktu tidak berjalan dengan baik, coba untuk kedua kali, ketiga kali, dan seterusnya.
Pokok pembicaraan Zhou adalah bagaimana mempertahankan pikiran lurus saat berurusan dengan media. Beberapa bulan sebelum Olimpiade Beijing, dia dan Asosiasi Wartawan Olahraga bergabung mengadakan sebuah seminar yang menjelaskan kondisi saat ini di China. Dalam seminar itu, dia sebagai kepala editor koran Epoch Times bahasa Mandarin, membicarakan tentang pemblokiran media oleh rezim Komunis China. Seorang editor dari Epoch Times edisi Jerman membahas laporan yang berjudul “Falun Gong - olahraga bagi masyarakat umum sampai menjadi musuh nomor 1 bagi rezim Komunis China.” Lebih dari 70 wartawan dari media Jerman, termasuk surat kabar, majalah dan stasiun televisi terbesar di Jerman, menghadiri seminar itu dan memperoleh software anti pemblokiran internet yang dikembangkan oleh praktisi Falun Gong. Bahkan di hari pembukaan Olimpiade, masih ada wartawan Jerman yang duduk di pusat Beijing's International media mengirimkan email ke Jerman, meminta versi terakhir dari software anti pemblokiran internet.
Selama seminar, seorang wartawan yang salah paham terhadap Falun Gong, melancarkan serangan. Keterikatan Zhou terhadap perasaan bersaing mulai muncul. Setelah beberapa menit berjuang di dalam diri, dia merasa keterikatan perasaan bersaing melebur. Ketika seminar usai, dia berbicara kepada wartawan ini. Hasilnya, wartawan ini mempunyai pemahaman yang lebih baik mengenai praktisi Falun Gong.
Stefan adalah seorang praktisi baru. Dia mulai berlatih Falun Gong pada bulan September 2007. Dia menceritakan pengalamannya dalam mengatur kelas ceramah sembilan hari. Selama mencari tempat, dia fokus pada gedung seminar yang besar, namun gagal menemukannya bahkan dua hari sebelum kelas dimulai. Dia meminta bantuan praktisi lain. Dia menemukan sebuah hotel untuk acara itu pada keesokan harinya. Stefan menyimpulkan: “Ketika saya harus menyelesaikan tugas, secara umum saya lebih suka melakukannya sendiri. Kemudian, saya tidak perlu mendiskusikannya dengan siapapun dan hanya melakukan sesuai keinginan saya. Namun, saya tidak menemukan tempat yang cocok. Mengapa dia dapat menemukannya, sementara saya tidak? Mengapa idenya muncul sedangkan saya tidak? Saya menyadari bahwa saya harus belajar mempercayai orang lain. Saya seharusnya tidak merencanakan segala sesuatu berdasarkan diri sendiri. Orang lain juga dapat mempunyai ide dan saran yang baik.”
Setelah konferensi berbagi pengalaman berakhir, seorang praktisi baru, Sun (wanita) berkata dengan tulus, “Saya harus berlatih Falun Gong dengan baik! Setiap pengalaman sangat mengharukan.” Dia berkata bahwa cerita mengenai klarifikasi fakta di depan Katedral Cologne dan tentang klarifikasi fakta melalui telepon kepada orang-orang China menimbulkan kesan yang mendalam padanya. Sekarang dia berpikir bagaimana mengklarifikasi fakta sebenarnya kepada orang-orang di sekelilingnya dan menyarankan mereka untuk keluar dari PKC.
Praktisi melihat perubahan sikap orang-orang China dalam beberapa tahun ini. Ketika mereka pertama kali membagikan brosur pada tahun 2002, banyak orang China memaki-maki. Beberapa dari mereka bersikap sangat bermusuhan. Saat ini, kebanyakan orang-orang China sangat senang menerima materi klarifikasi. Beberapa dari mereka melihat peragaan latihan Falun Gong dengan rasa ingin tahu yang besar. Bagaimanapun, masih ada sedikit orang China yang tidak bersahabat. Praktisi berbicara kepada mereka mengenai kekejaman hak asasi manusia yang dilakukan oleh PKC agar mereka mempunyai kesempatan untuk memposisikan diri mereka.
Seorang praktisi China berbicara mengenai motivasi dibalik keterlibatannya dalam meningkatkan kesadaran orang-orang China: “Banyak orang Tionghoa di Daratan China tidak tahu apa yang terjadi di negara mereka sendiri. Melihat Falun Gong di sini, mungkin merupakan kesempatan satu-satunya untuk mundur dari organisasi PKC jahat.”
Yang adalah seorang wanita lanjut usia. Bahasa Jermannya tidak begitu baik. Jadi, dia menceritakan fakta sebenarnya kepada orang-orang China dan membujuk mereka untuk mundur dari organisasi PKC melalui telepon ke China selama beberapa tahun ini. Suatu ketika, sewaktu menelepon ke China, orang yang menerima telepon mengaku bahwa dia adalah seorang polisi dan kemudian menutup telepon. Yang tidak menyerah. Dia meneleponnya lagi dan berkata padanya: “Baik Anda seorang petugas polisi huru-hara ataupun petugas polisi keamanan publik, tujuan saya adalah untuk menyelamatkan orang dan ini adalah untuk kebaikan Anda sendiri.” Akhirnya polisi ini setuju mengumumkan pengunduran dirinya dari PKC di internet dengan bantuan Yang.
Koran Epoch Times edisi bahasa Jerman mulai diterbitkan pada 2004. Setahun kemudian, diluncurkan edisi cetaknya. Untuk membantu surat kabar ini mencapai kondisi finansial yang sehat, Nina di bagian pemasaran menceritakan bagaimana dia mengatasi kekhawatirannya dalam mengatasi penghasilan yang tidak stabil sebagai seorang tenaga pemasaran, prasangkanya mengenai tenaga pemasaran dan ketakutannya akan ditolak oleh pelanggan potensial untuk memasang iklan. Dari grup yang mengetahui sedikit tentang penjualan, sekarang, telah menjadi grup pemasaran iklan bagi koran Epoch Times Jerman yang telah memahami tentang periklanan. Beberapa pelanggan lama mengenalkan pelanggan baru untuk surat kabar. Meskipun pelanggan baru ini tidak mengetahui surat kabar dengan baik, namun mereka percaya. Hasilnya, hubungan bisnis jangka panjang terciptkan.
Peter, mulai berlatih Falun Gong empat tahun lalu, menyadari pentingnya belajar Fa dan tetap mempertahankan pikiran lurus selama penjualan tiket untuk pertunjukan Divine Performing Arts. Grup promosi tiket selalu membaca Zhuan Falun terlebih dahulu dan kemudian berbagi pengalaman mereka. Setelah memancarkan pikiran lurus pada pukul 11 pagi, lalu mereka pergi untuk menjual tiket. Mereka benar-benar mengutamakan Fa. Saat akan mempromosi DPA ke sebuah perusahaan dengan seorang praktisi Tionghoa, mereka tidak diperbolehkan masuk, jadi mereka harus meninggalkan materi promosi di ambang pintu. Praktisi Tionghoa berkata bahwa dia tidak pernah mengalami situasi seperti itu. Dari kejadian ini, Peter menyadari “konsep barat”-nya yang berpandangan bahwa wajar untuk menerima di ambang pintu dan meninggalkan materi di sana. Setelah melenyapkan konsep manusia biasa ini, hampir setiap perusahaan mengizinkan mereka masuk. Bahkan manajer senior dari beberapa perusahaan mengungkapkan minat mereka pada pertunjukan tersebut.
Zheng (wanita) juga menceritakan pengalamannya dalam mempromosikan pertunjukan DPA edisi khusus. Dia lebih banyak membagikan brosur di pintu masuk Metro di siang hari dan pintu masuk teater di malam hari. Selama proses ini, dia berjumpa segala macam orang. Beberapa dapat menerima brosur dengan senyum bersahabat. Beberapa menunjukkan sedikit minat sementara yang lainnya melambaikan tangan dengan perasaan tidak senang. Dia merasa seperti mengembara di dalam masyarakat yang disebutkan dalam Zhuan Falun oleh Master Li. Suatu hari, dia sangat sibuk dan tidak mempunyai waktu untuk makan. Seorang praktisi wanita lanjut usia bertanya padanya apakah dia dapat pergi bersamanya dan membagikan pertunjukan DPA edisi khusus di pintu masuk theater pada pukul 11 siang. Pada saat itu mulai turun hujan, dan Zheng merasa dingin dan lapar. Namun, dia tidak tega membiarkan praktisi ini pergi sendiri dengan membawa materi yang berat itu, jadi dia pergi bersamanya. Hujan menjadi semakin deras. Ketika dia berteduh di sebuah restoran dan mulai makan roti kering yang dibawanya, dia mengasihani dirinya sendiri dan mulai menangis. Pada saat itu, praktisi senior berkata: “Kamu tunggu di sini, saya lupa menaruh beberapa materi promosi saat kita melewati coffee shop.” Dia dengan cepat berjalan di dalam hujan tanpa canggung sedikitpun. Zheng merasa malu oleh perasaan mengasihani dirinya sendiri. Praktisi tua segera kembali dan membawa dua cangkir kopi. Dia dengan cepat meminum kopi dan berkata: “Saya akan membaca Zhuan Falun.” Zheng terharu sampai menangis. Ketika dia malu oleh ketakutan dirinya akan kesukaran, dia sangat terharu oleh kegigihan rekan praktisi ini.
Selama membagikan edisi khusus itu, Zheng juga belajar bahwa dia harus melepaskan keterikatan takut kehilangan muka. Bahkan saat menghadapi komentar yang mengancam dan tidak bersahabat, tidak boleh menyerah. Jika suatu waktu tidak berjalan dengan baik, coba untuk kedua kali, ketiga kali, dan seterusnya.
Pokok pembicaraan Zhou adalah bagaimana mempertahankan pikiran lurus saat berurusan dengan media. Beberapa bulan sebelum Olimpiade Beijing, dia dan Asosiasi Wartawan Olahraga bergabung mengadakan sebuah seminar yang menjelaskan kondisi saat ini di China. Dalam seminar itu, dia sebagai kepala editor koran Epoch Times bahasa Mandarin, membicarakan tentang pemblokiran media oleh rezim Komunis China. Seorang editor dari Epoch Times edisi Jerman membahas laporan yang berjudul “Falun Gong - olahraga bagi masyarakat umum sampai menjadi musuh nomor 1 bagi rezim Komunis China.” Lebih dari 70 wartawan dari media Jerman, termasuk surat kabar, majalah dan stasiun televisi terbesar di Jerman, menghadiri seminar itu dan memperoleh software anti pemblokiran internet yang dikembangkan oleh praktisi Falun Gong. Bahkan di hari pembukaan Olimpiade, masih ada wartawan Jerman yang duduk di pusat Beijing's International media mengirimkan email ke Jerman, meminta versi terakhir dari software anti pemblokiran internet.
Selama seminar, seorang wartawan yang salah paham terhadap Falun Gong, melancarkan serangan. Keterikatan Zhou terhadap perasaan bersaing mulai muncul. Setelah beberapa menit berjuang di dalam diri, dia merasa keterikatan perasaan bersaing melebur. Ketika seminar usai, dia berbicara kepada wartawan ini. Hasilnya, wartawan ini mempunyai pemahaman yang lebih baik mengenai praktisi Falun Gong.
Stefan adalah seorang praktisi baru. Dia mulai berlatih Falun Gong pada bulan September 2007. Dia menceritakan pengalamannya dalam mengatur kelas ceramah sembilan hari. Selama mencari tempat, dia fokus pada gedung seminar yang besar, namun gagal menemukannya bahkan dua hari sebelum kelas dimulai. Dia meminta bantuan praktisi lain. Dia menemukan sebuah hotel untuk acara itu pada keesokan harinya. Stefan menyimpulkan: “Ketika saya harus menyelesaikan tugas, secara umum saya lebih suka melakukannya sendiri. Kemudian, saya tidak perlu mendiskusikannya dengan siapapun dan hanya melakukan sesuai keinginan saya. Namun, saya tidak menemukan tempat yang cocok. Mengapa dia dapat menemukannya, sementara saya tidak? Mengapa idenya muncul sedangkan saya tidak? Saya menyadari bahwa saya harus belajar mempercayai orang lain. Saya seharusnya tidak merencanakan segala sesuatu berdasarkan diri sendiri. Orang lain juga dapat mempunyai ide dan saran yang baik.”
Setelah konferensi berbagi pengalaman berakhir, seorang praktisi baru, Sun (wanita) berkata dengan tulus, “Saya harus berlatih Falun Gong dengan baik! Setiap pengalaman sangat mengharukan.” Dia berkata bahwa cerita mengenai klarifikasi fakta di depan Katedral Cologne dan tentang klarifikasi fakta melalui telepon kepada orang-orang China menimbulkan kesan yang mendalam padanya. Sekarang dia berpikir bagaimana mengklarifikasi fakta sebenarnya kepada orang-orang di sekelilingnya dan menyarankan mereka untuk keluar dari PKC.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2008/12/31/192595.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/1/15/103915.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org