(Minghui.org) Pada tanggal 14 Maret 2009, Komunitas Internasional untuk Hak Asasi Manusia (IGFM, Internationale Gesellschaft Fur Menschenreghte) mengadakan konferensi tahunan di Bonn, Jerman. Tujuan konferensi itu untuk mendiskusikan situasi HAM di seluruh dunia. Para pesertanya berasal dari berbagai daerah dan negara. Praktisi Falun Dafa diundang lagi untuk berbicara pada konferensi tersebut.

Selama konferensi pers pada tengah hari, praktisi Falun Dafa Guo Jufeng berbicara sebagai saksi penganiayaan terhadap Falun Gong di China sejak 1999.

Praktisi Falun Dafa Guo Jufeng

Guo berkata bahwa dia mengalami sedikitnya 30 jenis penyiksaan yang berbeda dan dipenjara empat kali karena keyakinannya pada Sejati, Baik, dan Sabar. Sewaktu penahanan terakhir, dia dipenjara di tiga kamp kerja paksa yang berbeda selama 454 hari. Dia dipaksa bekerja, disiksa, dan dikunci dalam kurungan terpencil sebanyak dua kali. Karena mencoba melindungi hak praktisi lainnya, dia diborgol selama 100 hari. Pada akhirnya dia melancarkan mogok makan untuk memprotes penganiayaan yang tidak berperikemanusiaan selama 24 hari dan dibebaskan.

Para wartawan dan pekerja HAM mendengarkan dengan khidmat dan sangat tersentuh

Pada pukul tiga sore, sebuah kelompok diskusi kecil tentang HAM di China dimulai. Topiknya berfokus tentang situasi HAM di China sebelum dan sesudah Pertandingan Olimpiade Beijing 2008 di Beijing. Dua anggota dewan menjelaskan kondisi HAM saat ini di China.

Guo kembali berbicara di kelompok diskusi tersebut. Dia berkata, “Saya percaya pada Sejati-Baik-Sabar selama 14 tahun. Namun keyakinan dan berbicara seperti yang saya lakukan hari ini amat berbahaya di China karena seseorang akan menghadapi resiko dipenjara secara ilegal, dianiaya dan bahkan kematian. Sembilan praktisi Falun Dafa yang saya kenal dianiaya dan disiksa sampai meninggal dunia dalam sembilan tahun terakhir ini. Beberapa dari mereka masih muda. Yang paling muda baru berumur 27 tahun. Lima diantara mereka meninggalkan anak-anak yang masih kecil.”

Para peserta menanyakan Guo apakah dia mengunjungi psikolog setelah mengalami penganiayaan itu. Dia berkata, “Setelah mendapatkan kebebasan setelah dianiaya, ada kebencian di dalam hati saya dan mudah hilang kesabaran ataupun sulit mengendalikan perasaan. Kemudian, setelah membaca buku Falun Gong lagi, rasionalitas, kesabaran dan kedamaian kembali muncul pada diri saya.”

Guo juga berbicara mengenai Olimpiade di China. Dia berkata meskipun Olimpiade Beijing telah berakhir, penganiayaan tetap berlanjut. Sebelum akhir Desember 2008, banyak praktisi Falun Gong dijatuhi hukuman penjara yang berat. “Di kota kelahiran saya, 13 praktisi Falun Gong dijatuhi hukuman penjara, seluruhnya 88 tahun, termasuk tiga praktisi wanita yang berumur lebih dari 60 tahun. Pada kenyataannya, masih banyak praktisi Falun Gong yang dipenjara di kamp kerja paksa, institut tenaga kerja, dan rumah sakit mental sebelum Olimpiade, namun tidak dibebaskan.

“Mereka membutuhkan bantuan. Saya harap semua praktisi di China bisa mendapatkan kebebasan mereka seperti saya.”

Konferensi tahunan itu membuat lebih banyak orang mengetahui fakta sebenarnya mengenai penganiayaan Partai Komunis China terhadap Falun Gong.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/4/8/198598.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/4/10/106384.html