Kultivasi adalah hal yang sangat serius dimana setiap keterikatan hati dapat mempengaruhi setiap aspek dari kehidupan seseorang. Melalui belajar Fa dan membaca artikel berbagi pengalaman rekan-rekan praktisi, pemahaman saya menjadi semakin jelas. Saya menyadari bahwa setiap pikiran dan perbuatan saya harus sesuai dengan Fa, jika tidak maka akan timbul celah kebocoran. Sebagai contoh, jika saya pergi berbelanja, saya harus selalu ingat untuk membawa materi klarifikasi fakta, dan memastikan ponsel saya yang digunakan untuk klarifikasi fakta harus penuh (baterainya). Ketika berbincang dengan praktisi lain, saya harus sadar apakah kata-kata saya bisa menyakiti hati mereka atau membangkitkan keterikatan mereka. Sambil membantu orang lain, saya harus memeriksa apakah saya melakukan karena beberapa macam keterikatan, atau tidak benar-benar belas kasih. Jika saya mengantuk saat belajar Fa, apakah saya akan menonton TV atau menghidupkan komputer untuk rileks? Apakah saya menyadari bahwa ini adalah semacam gangguan dari iblis? Apakah saya mempunyai kesalahpahaman saat membantu suatu pekerjaan, apakah saya menyadarinya bahwa itu disebabkan oleh keterikatan saya?
Saya merasakan mentalitas pamer berhubungan dengan kurangnya percaya diri. Saya merasa tidak sebaik praktisi lain, sehingga saya harus melakukan sesuatu yang luar biasa untuk memamerkan diri. Sebagai contoh, saya tertarik dengan barang-barang elektronik. Saya menghabiskan waktu untuk mempelajarinya sehingga saya mengetahui sedikit lebih banyak dari orang lain, dan saya suka memamerkan pengetahuan saya. Tanpa terasa, kegirangan hati saya bertambah saat orang lain memuji saya. Pada waktu yang sama mungkin menyakiti hati orang lain. Saya teringat suatu kali ada seorang guru tua datang untuk meminjam materi mengajar dari saya. Dengan gembira saya meminjamkan padanya dan bersamaan mengatakan, “Saya sudah menguasai semuanya.” Mentalitas pamer seperti ini telah melukainya. Dia menjawab, ”Saya juga sudah menguasai semuanya. Saya hanya ingin mengetahui apakah ada yang lain.” Dari kejadian ini, saya menyadari bahwa kultivasi mulut tidak hanya sebatas menutup mulut, tetapi juga tidak mengucapkan kesalahan ketika berbicara.
Seringkali, rasa kegembiraan hati disebabkan oleh keterikatan akan nama dan kepentingan. Apa artinya dari kegembiraan hati tanpa memiliki suatu keterikatan terhadap nama dan kepentingan? Belajar Fa dengan menggunakan buku elektronik menjadi populer di antara praktisi dalam waktu yang lama. Suatu kali, dua praktisi membawa buku elektroniknya dan berbagi pengalaman mereka. Kami mempunyai masalah dan ingin mencarinya di ceramah Guru, dan buku-buku elektronik ini sangat mudah menemukannya. Istri saya sangat menyukai alat tersebut dan ingin membelinya. Jadi saya mencari informasi di internet dan tertarik pada ponsel baru yang serba guna. Setelah mengalami beberapa kesulitan, saya membelinya dan meng-install perangkat lunak buku elektronik sehingga saya dapat memuat buku-buku Dafa di dalamnya. Istri saya sangat menyukainya dan sangat gembira. Saya merasa telah menemukan sebuah permata dan memperlihatkan kepada semua orang yang saya jumpai. Beberapa praktisi juga menyukainya dan meminta saya untuk membelikan bagi mereka. Selama periode ini, beberapa keterikatan saya yang lain juga tersingkap. Saya khawatir bila ponsel yang saya belikan untuk orang lain akan mengalami masalah, dan khawatir mereka tidak akan menyukainya. Seperti yang dikatakan oleh Guru, “Dia takut dirinya kehilangan nama, karena itu penasaran membiarkan dirinya sendiri yang terkena penyakit ini, dia begitu takut kehilangan nama.” (Zhuan Falun). Bukankah ini keterikatan terhadap nama?
Ringkasnya, semua keterikatan yang diuraikan di atas adalah keterikan terhadap nama dan kepentingan dibaliknya. Dengan melepaskan semua keterikatan terhadap nama dan kepentingan, maka tidak perlu untuk memamerkan diri dan tidak ada alasan untuk kegirangan. Dengan keterikatan nama dan kepentingan yang bermain, otomatis akan muncul keterikatan terhadap pencapaian. Tetapi titik awal dari pencapaian ini tidak berdasarkan Fa. Banyak hal dilakukan dengan sia-sia. Biasanya ketika orang-orang melakukan sesuatu dengan suatu keterikatan untuk pencapaian, mereka akan mempunyai alasan yang sangat indah, misalnya, ”Ini dilakukan untuk memberi kemudahan kepada praktisi!” Kenyataanya, jauh di lubuk hati paling dalam terdapat keingintahuan sendiri, pengharapan dipuji oleh praktisi lain setelah menyelesaikan pekerjaan, dan diam-diam berharap untuk menutupi fakta bahwa tiga hal yang dilakukan tidak dikerjakan dengan baik.
Setelah menyelesaikan artikel ini, saya tidak sengaja membaca Ceramah II buku Zhuan Falun. Kata-kata Guru bagaikan palu berat menghantam hati saya: “Pamer itu sendiri sudah merupakan keterikatan hati yang sangat kuat, hati yang sangat tidak baik, hati yang harus disingkirkan oleh orang Xiulian.” (Zhuan Falun).
Guru telah banyak kali mengatakan bahwa mentalitas pamer, kegembiraan hati dan keterikatan akan nama dan kepentingan sangat mempengaruhi kultivasi. Sebagai contoh,
“Makin berat keterikatan hati pada nama dan kepentingan, akan makin parah jatuh di tengah manusia biasa, Gong juga ikut jatuh ke bawah.” (Zhuan Falun).
“Begitu bangkit keterikatan hati pada nama dan kepentingan, sebenarnya Xinxing-nya sudah jatuh ke bawah.” (Zhuan Falun).
“Pada aspek lain dan dalam proses Xiulian, juga perlu diperhatikan jangan timbul perasaan puas diri, perasaan semacam ini mudah diperalat oleh iblis.” (Zhuan Falun).
26 Februari 2009
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/2/26/196118.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/3/20/105755.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org