Meninggal beberapa hari setelah penahanan karena menulis: "Sejati-Baik-Sabar baik"
(Minghui.org) New York [20 Mei 2009] - Para petugas keamanan Fujian dan Hubei berusaha untuk menutupi kasus kematian seorang praktisi Falun Gong yang dibunuh dalam penjara bulan lalu, dua hari setelah ditahan saat berpesiar dengan perusahaannya. Pihak berwenang dilaporkan menahan anggota keluarganya, yang keberadaannya sekarang ini tidak diketahui.
Mr. Fu Ziming (付自明) meninggal di dalam tahanan pada 19 April 2009,
dua hari setelah ditahan oleh polisi di area Gunung Wuyi yang elok
di Provinsi Fujian, tempat tujuan wisata yang populer di bagian
tenggara China, yang oleh UNESCO ditetapkan menjadi salah satu
situs warisan dunia. Fu tengah mengikuti perjalanan tersebut
sebagai bagian dari sebuah grup dari kantor pos, di mana ia bekerja
di kota kediamannya di Kabupaten Jianli, Provinsi Hubei.
Pada 17 April 2009, saat mengunjungi Gunung Wuyi, Fu dengan krayon
menuliskan kata-kata "Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik" pada
sebuah karang. Dalam situasi umum, di mana tema Falun Gong sudah
ditabukan secara permanen di lingkungan media yang diawasi secara
ketat di China, telah menjadi sebuah fenomena umum bagi para
pengikut untuk menghadapi propaganda Partai Komunis China yang
melecehkan kemanusiaan, dengan menuliskan pernyataan demikian pada
tembok-tembok, spanduk, atau poster buatan sendiri.
Tindakan Fu rupanya direkam oleh kamera pengawas di sekitar lokasi
dan pada malam itu juga, ia diciduk dari hotelnya oleh agen-agen
dari pos polisi lokal yang berada di bawah wewenang Departemen
Kepolisian Wuyi. Dua hari kemudian korban meninggal dunia,
dilaporkan akibat dari penyiksaan.
"Rejim macam apa yang menangkap dan membunuh seorang manusia hanya
karena menulis ‘Sejati-Baik-Sabar baik’? Sangatlah mengerikan
melihat tindakan penuh damai yang merupakan ekspresi dari kebebasan
berpendapat dan berkeyakinan - telah memakan korban nyawa seorang
pria yang tidak berdosa," ujar juru bicara Falun Gong, Gail
Rachlin.
"Kasus Mr. Fu adalah suatu peringatan yang mengguncang tentang
bahaya yang mengancam hidup para praktisi Falun Gong begitu mereka
tertangkap, demikian pula merupakan suatu peringatan tentang betapa
berbahayanya sistem pengawasan rejim China yang telah sedemikian
mencengkeram bagi warga China yang tidak bersalah."
Sejak kematiannya, para agen keamanan - termasuk Biro
Keamanan Publik dan Kantor 610 (Catatan: lembaga mirip Gestapo yang
dibentuk untuk ‘membasmi’ Falun Gong dan memiliki kewenangan tanpa
batasan hukum) baik di Wuyi dan Jianli telah mengambil
langkah-langkah untuk menutupi peristiwa itu. Menurut laporan media
terbaru dan wawancara dengan orang-orang yang terkait dengan kasus
itu, pihak otoritas telah menyangkal kematian Fu dan berupaya untuk
menggambarkan kematian korban akibat kecelakaan kereta api.
Seorang petugas di Kantor Polisi Jianli mengakui secara singkat
kepada seorang wartawan bahwa mayat Fu berada di tangan pihak
kepolisian. Namun, petugas tersebut meletakkan gagang telepon
ketika wartawan mencoba untuk meminta rincian lebih lanjut tentang
kasus ini, terutama tentang keberadaan keluarga Fu.
Sementara itu, pihak berwenang telah menekan rekan-rekan kerja Fu
yang turut berdarmawisata ke Fujian agar menutup mulut tentang
kejadian seputar kematian rekannya.
"Kami tidak mengetahui di mana mayatnya," seorang rekan kerja
mengatakan kepada wartawan dari The Epoch Times versi bahasa
Mandarin. "Namun, tidaklah mungkin untuk membawa jasadnya ke sini.
Jasadnya sudah dikremasi entah di mana. Hati saya merasa sangat
tidak nyaman [tentang kematian Fu]."
Dalam upaya lebih lanjut untuk membatasi pemberitaan, pihak
otoritas di Kabupaten Jianli belum lama ini juga menangkap ayah
korban dan beberapa anggota keluarganya, ayah Fu dilaporkan dibawa
ke penjara pada 23 April, begitu juga anggota keluarganya diciduk
pada hari berikutnya. Mereka sejak itu kehilangan kontak dengan
dunia luar, keberadaan mereka tidak diketahui.
Pusat Informasi Falun Dafa mendesak kelompok-kelompok HAM dan media
asing di China untuk menyelidiki kematian Fu dan menyelidiki
keberadaan anggota keluarganya.
Latar belakang
Pusat Informasi Falun Dafa menerima laporan tentang 104 kasus
kematian praktisi Falun Gong antara Januari dan Desember 2008,
akibat penyiksaan yang terjadi di penahanan polisi atau
bentuk-bentuk lain dari penganiayaan. Selama 16 hari
penyelenggaraan Olimpiade [Beijing 2008] saja, sepuluh praktisi
Falun Gong dikonfirmasikan meninggal karena penganiayaan di dalam
tahanan. Dalam beberapa kasus - korban yang paling terkenal
adalah seorang musisi dari Beijing Yu Zhou – para praktisi
meninggal di tahanan setelah beberapa hari atau minggu penahanan
mereka.
Upaya-upaya menutupi kematian para praktisi atau untuk merekayasa
penyebab seputar kasus-kasus demikian adalah hal yang umum. Minggu
lalu dua pengacara yang tengah menyelidiki kematian seorang
pengikut Falun Gong di kamp kerja - ditangkap dan dipukuli. Upaya
menutupi kasus terutama diketahui terjadi dalam hal-hal yang
mungkin menarik perhatian khalayak, mengingat kematian Fu secara
tiba-tiba dan banyaknya orang yang tahu kasus ini.
Beberapa nomor telepon terkait:
Kantor Polisi Distrik Administrasi Pegunungan Wuyi:
86-599-5252283
Komite Kabupaten Jianli: 86-716-3262383
Komite Hukum Dan Politik Kabupaten Jianli: 86-716-3320550
Pan Ke, Direktur Kantor 610 Kabupaten Jianli: 86-716-3322942
Jiang Changhong, Wakil Direktur Kantor 610 Kabupaten Jianli :
86-13339749209
Satuan Keamanan Nasional - Departemen Kepolisian Kabupaten Jianli:
86-716-3322333
Fu Yuecheng, Kepala satuan keamanan nasional: 86-13872240188
Kantor 610 Provinsi Hubei: 86-27-87233234
Huang Zhaolin, Direktur Kantor 610 Provinsi Hubei: 86-27-87233496
(Kantor), 86-27-87133985, 86-27-87234738 (Rumah)
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT, SILAKAN HUBUNGI FALUN DAFA
INFORMATION CENTER (FDI)
Hubungi: Gail Rachlin (+1 917-757-9780), Levi Browde (+1
646-415-0998), Erping Zhang (+1 646-533-6147), atau Joel Chipkar
(+1 416-731-6000)
Fax: 646-792-3916 Email: contact@faluninfo.net, Website: http://faluninfo.net/
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org
Kategori: Laporan Penganiayaan