Berbagai Lapisan Masyarakat Mengutuk Pendeportasian Praktisi Falun Gong dari Korsel
(Minghui.org) Pemerintah Korea Selatan
baru-baru ini mendeportasi tiga praktisi Falun Gong China yang
telah mengajukan suaka di Korsel, dan peristiwa ini mendapat
kritikan luas. Willy Fautre, direktur Reporters without Brorders,
mengatakan bahwa pemerintah Korsel telah gagal memenuhi tanggang
jawabnya untuk melindungi para pengaju pengungsian, dan deportasi
semacam ini melanggar hukum internasional serta tidak bisa
diterima.
Willy Fautre, direktur Reporters without Borders
Menurut Fautre bahwa
pendeportasian seperti itu, mirip dengan pendeportasian para
pengungsi Korea Utara kembali ke Korea Utara, adalah tidak bisa
diterima karena mereka mengirim orang kembali ke China dimana
mereka akan menghadapi penganiayaan tanpa belas kasihan. Dalam
kasus ini, kita tahu bahwa mereka menghadapi penganiayaan brutal,
dipenjarakan, disiksa, dan bahkan kematian. Atas alasan ini,
orang-orang ini mempunyai hak untuk mencari perlindungan dari
pemerintah Korsel. Sayangnya, pemerintah gagal untuk memenuhi
tanggang jawabnya untuk melindungi mereka.
Dilaporkan, Departemen Kehakiman Korsel menolak pengajuan suaka dari para praktisi Falun Gong China ini, menyatakan mereka bukanlah koordinator dan jadi tidak akan dianiaya ketika mereka kembali ke China. Menanggapai pernyataan ini, Fautre mengatakan bahwa seseorang tidak harus menjadi seorang aktivis HAM terkenal atau pemimpin untuk memperoleh status suaka. Pemerintah Seoul menggunakan alasan yang tidak tepat karena setiap penindasan terhadap individu mempunyai hak dilindungi oleh pemerintah asing jika mereka sedang menghadapi resiko penangkapan sewenang-wenang dan pemenjaraan.
Menurut laporan, deportasi itu merupakan akibat tekanan dari rezim Komunis China. Fautre tidak terkejut dengan dugaan ini dan mengatakan bahwa Kedutaan Besar China selalu menelepon penyelenggara serta menekan mereka untuk membatalkan kegiatan Dalai Lama ketika beliau berkunjung ke negara-negara Eropa.
David Kilgour, mantan Anggota Parlemen Kanada dan Sekretaris Negara, terkejut dengan pendeportasian tersebut.
Dilaporkan, Departemen Kehakiman Korsel menolak pengajuan suaka dari para praktisi Falun Gong China ini, menyatakan mereka bukanlah koordinator dan jadi tidak akan dianiaya ketika mereka kembali ke China. Menanggapai pernyataan ini, Fautre mengatakan bahwa seseorang tidak harus menjadi seorang aktivis HAM terkenal atau pemimpin untuk memperoleh status suaka. Pemerintah Seoul menggunakan alasan yang tidak tepat karena setiap penindasan terhadap individu mempunyai hak dilindungi oleh pemerintah asing jika mereka sedang menghadapi resiko penangkapan sewenang-wenang dan pemenjaraan.
Menurut laporan, deportasi itu merupakan akibat tekanan dari rezim Komunis China. Fautre tidak terkejut dengan dugaan ini dan mengatakan bahwa Kedutaan Besar China selalu menelepon penyelenggara serta menekan mereka untuk membatalkan kegiatan Dalai Lama ketika beliau berkunjung ke negara-negara Eropa.
David Kilgour, mantan Anggota Parlemen Kanada dan Sekretaris Negara, terkejut dengan pendeportasian tersebut.
David Kilgour, mantan Anggota Parlemen Kanada dan Sekretaris Negara
Kilgour mengatakan bahwa
pendeportasian itu adalah masalah serius karena dia yakin
pemerintah Korsel telah melihat laporannya tentang pengambilan
organ dan dia telah memahas singkat di media Korsel seta anggota
parlemen tentang kekejaman itu. “Mereka seharusnya tahu dengan
sangat baik bahwa para praktisi ini tidak seharusnya dideportasi
kembali ke China karena mereka bisa dianiaya.”
Kilgour prihatin dengan semua penindasan yang berhubungan dengan agama dan dia berharap rakyat Korsel tidak akan pergi ke China untuk melakukan transplantasi organ, karena organ di China seringkali diambil dari tahanan praktisi Falun Gong.
Pada tahun 2007, David Kilgout dan pengacara HAM terkenal David Matas mempublikasikan laporan independen yang berjudul “Pengambilan Organ Bersimbah Darah.” hhtp://www.organharvestinvestigation.net/
Setelah melalui penyelidikan, laporan tersebut menyimpulkan bahwa pengambilan organ praktisi Falun Gong secara hidup-hidup sedang terjadi di China.
Ping-de Zhou, mantan penasihat presiden Taiwan, mendesak pemerintah Korsel untuk menghormati HAM dan hukum internasional serta mengabulkan status suaka praktisi Falun Gong China di Korsel. Ia juga mendesak komunitas dan organisasi-organisasi HAM internasional untuk melakukan upaya segera untuk menyelamatkan praktisi lain yang ada di Korsel yang sedang menghadapi pendeportasian.
Kilgour prihatin dengan semua penindasan yang berhubungan dengan agama dan dia berharap rakyat Korsel tidak akan pergi ke China untuk melakukan transplantasi organ, karena organ di China seringkali diambil dari tahanan praktisi Falun Gong.
Pada tahun 2007, David Kilgout dan pengacara HAM terkenal David Matas mempublikasikan laporan independen yang berjudul “Pengambilan Organ Bersimbah Darah.” hhtp://www.organharvestinvestigation.net/
Setelah melalui penyelidikan, laporan tersebut menyimpulkan bahwa pengambilan organ praktisi Falun Gong secara hidup-hidup sedang terjadi di China.
Ping-de Zhou, mantan penasihat presiden Taiwan, mendesak pemerintah Korsel untuk menghormati HAM dan hukum internasional serta mengabulkan status suaka praktisi Falun Gong China di Korsel. Ia juga mendesak komunitas dan organisasi-organisasi HAM internasional untuk melakukan upaya segera untuk menyelamatkan praktisi lain yang ada di Korsel yang sedang menghadapi pendeportasian.
Ping-de Zhou (kiri), mantan penasihat presiden
Pada bulan Juli, otoritas Korsel
mendeportasi tiga praktisi Falun Gong China dalam dua kali
tindakan. Sekarang ini, lebih dari dua praktisi menghadapi
pendeportasian segera. Selain itu, 31 praktisi lain berada dalam
daftar pendeportasian dan lebih dari 100 praktisi bisa menghadapi
bahaya yang sama.
Setelah mengetahui berita ini, Zhou mengatakan bahwa dia sangat sedih dan bingung. “Pemerintah Korsel bisa menganjurkan kebebasan dan demokrasi serta penghormatan terhadap HAM. Saya tidak bisa percaya mereka bisa mendeportasi praktisi Falun Gong. Seluruh dunia tahu tentang catatan kondisi HAM yang buruk dari rezim Komunis China dan penindasan brutal terhadap Falun Gong. Praktisi menyelamatkan diri ke negara Korsel yang demokrasi untuk menghindari penindasan serta mencari perlindungan internasional.”
Zhou mempunyai banyak teman dan kerabat yang berlatih Falun Gong. “Mereka adalah orang-orang yang sangat baik dan saya menghormati mereka. Penindasan itu tidak berperikemanusiaan dan saya harap komunitas dan kelompok HAM internasional akan segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan mereka. Saya juga berharap pemerintah Korsel akan melindungi praktisi China di Korsel.”
Praktisi Falun Gong di seluruh dunia telah mengadakan kegiatan di luar Kedutaan Besar dan Konsulat Korsel untuk memohon bagi praktisi China di Korsel.
Setelah mengetahui berita ini, Zhou mengatakan bahwa dia sangat sedih dan bingung. “Pemerintah Korsel bisa menganjurkan kebebasan dan demokrasi serta penghormatan terhadap HAM. Saya tidak bisa percaya mereka bisa mendeportasi praktisi Falun Gong. Seluruh dunia tahu tentang catatan kondisi HAM yang buruk dari rezim Komunis China dan penindasan brutal terhadap Falun Gong. Praktisi menyelamatkan diri ke negara Korsel yang demokrasi untuk menghindari penindasan serta mencari perlindungan internasional.”
Zhou mempunyai banyak teman dan kerabat yang berlatih Falun Gong. “Mereka adalah orang-orang yang sangat baik dan saya menghormati mereka. Penindasan itu tidak berperikemanusiaan dan saya harap komunitas dan kelompok HAM internasional akan segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan mereka. Saya juga berharap pemerintah Korsel akan melindungi praktisi China di Korsel.”
Praktisi Falun Gong di seluruh dunia telah mengadakan kegiatan di luar Kedutaan Besar dan Konsulat Korsel untuk memohon bagi praktisi China di Korsel.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/8/23/207053.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/8/25/110305.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org