(Minghui.org)

Guru mengatakan di puisi “Sungguh-sungguh Berkultivasi,” (Hong Yin I):

Belajar Fa mendapatkan Fa,
Banding belajar dan banding kultivasi,
Cocokkan setiap masalah,
Dapat melsayakan adalah berkultivasi.

Pemahaman saya adalah bahwa dalam banyak hal, jika kita hanya tahu Fa di permukaan tapi tidak mengerti jauh di lubuk hati kita, akan sulit bagi kita untuk mengikutinya dan dengan demikian, hasil yang terwujud dalam kultivasi tidak bagus.

Saya mendengar sebuah cerita yang terjadi di kota lain. Seorang praktisi dibebaskan dari pusat tahanan. Praktisi lain mengatakan kepada praktisi pertama bahwa perusahaannya berencana untuk mengirimnya ke pusat pencucian otak, dan menyarankan agar dia meninggalkan rumah untuk sementara waktu. Namun praktisi pertama berkata, "Itulah penganiayaan dan gangguan dari kejahatan. Kita tidak boleh mengakuinya!"

Praktisi yang memberi saran tidak menjawab. Tapi kemudian, majikan praktisi pertama  mengirimnya ke pusat pencucian otak, dan ia diubah oleh kejahatan dalam tiga hari.

Praktisi yang menceritakan kisah itu berkata, "Kultivasi praktisi itu tidak bagus." ‘Menolak penganiayaan kejahatan’ hanya berupa ucapan bagi beberapa praktisi. "

Berpikir tentang hal itu dengan seksama, saya menyadari bahwa apa yang dikatakan praktisi itu benar. Kita semua mengatakan bahwa kita adalah kultivator, tetapi, apakah kita benar-benar "berkultivasi" dan "mengamalkannya" sepanjang waktu? Mari kita bertanya kepada diri sendiri: Sejauh mana kita memiliki kepercayaan sejati kepada Guru dan Fa? Seberapakah sungguh-sungguh kita menggunakan segala sesuatu yang kita hadapi dan memperlakukannya sebagai hal yang baik untuk digunakan untuk mengkultivasikan diri kita sendiri?

Guru mengatakan pada “Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Eropa” tahun 1998,

“Anda pikirkan, yang disebut sungguh-sungguh percaya sebagai apa? Anda hanya di mulut mengatakan percaya, tetapi di hati sebenarnya tidak percaya. Mengapa? Karena bila sungguh-sungguh percaya, tingkah laku anda harus sesuai dengan perkataan anda.”

Seorang praktisi menceritakan sebuah kisah yang terjadi di sebuah kamp kerja paksa pada tahun 2001. Sebagian besar praktisi ditahan di sana, dengan beberapa pengecualian, telah "dirubah." Direktur kamp ingin mencapai tingkat 100 persen "transformasi", jadi dia memulai kampanye yang gencar ditujukan kepada praktisi teguh. Suatu hari, direktur berbicara dengannya dan berkata bahwa jika ia tidak menyatakan untuk melepaskan Falun Gong dalam waktu 72 jam, direktur akan memerintahkan beberapa preman di kamp untuk memukuli semua praktisi, mengatakan, "Tak seorang pun akan meminta tanggung jawab saya jika anda dipukuli sampai mati! " Semua orang di kamp itu ketakutan. Preman berkata kepada praktisi, "Hanya ada tiga jam lagi. Makanlah dan bersiap untuk mendapatkan 'pendidikanmu!'"

Ketika batas waktu berlalu, praktisi berbaring di tempat tidurnya, dengan tenang menghadapi semuanya. Preman tiba. Mereka minum bir dan terus memaki padanya. Para preman memenuhi ruangan dalam dua baris. Praktisi masih menolak untuk melepaskan keyakinannya. Dia berpikir, "Semua miliki saya diberikan oleh Dafa. Bahkan jika saya dipukuli sampai mati, saya akan tetap mencapai kesempurnaan." Seorang preman bertanya, "Bagaimana kalau kita mulai?" Lainnya menjawab, "Direktur sedang rapat. Mari kita menunggunya." Namun, rapat direktur berlangsung selama beberapa jam. Selama waktu itu, suasana tegang menyesakkan di ruangan itu. Satu gerombolan preman jahat, dengan peralatan penyiksaan di tangan mereka, seperti setan, menatap praktisi. Dalam pikirannya, hanya Guru, hanya Dafa, dan tidak ada yang lain. Dia tidak bisa memikirkan lainnya. Dia mengatakan kepada saya kemudian, "Pada waktu itu, saya hanya berpikir, 'Jika saya ingin berkultivasi, harus tegas.'" Setelah beberapa jam, direktur akhirnya tiba. Dia bertanya kepada praktisi, "Apakah Anda akan 'berubah?'" Praktisi menjawab, "Tidak!" Yang mengejutkan, direktur melambaikan tangan ke preman dan berkata, "Kalian semua pergi! Saya juga tidak bisa 'merubah' 100 persen. Saya tidak ingin diganggu oleh Anda lagi!" Kemudian, semua orang pergi.

Walaupun para praktisi akan bertemu hal-hal yang berbeda pada jalur kultivasi mereka, kepercayaan lurus mereka pada Dafa seharusnya sama. Mengapa beberapa praktisi tidak dapat mencapai tujuan untuk menolak kejahatan meskipun mereka berbicara tentang "menolak kejahatan" di permukaan?

Alasan sebenarnya adalah pondasi mereka. Gangguan kejahatan, apakah itu hasil dari karma, gangguan dari uang, waktu, atau qing (perasaan), penangkapan, pemukulan, atau bahkan kematian, eksis untuk dirinya sendiri. Kejahatan datang untuk merusak Fa. Namun, jika kita sebagai murid Dafa adalah dewa besar berlian padat, kejahatan macam apa bisa mendekati kita? Cahaya Buddha yang dipancarkan oleh kita dari Fa akan memusnahkan unsur-unsur kejahatan. Mengapa kita tidak bisa mencapai tingkatan ini? Ketika kita menghadapi gangguan, sering berpikir tentang keuntungan atau kerugian pribadi dan perasaan pribadi, tetapi tidak mengenai satu tubuh.

Ketika kita diganggu, itu tidak hanya mempengaruhi kita – bukankan itu penundaan penyelamatan makhluk hidup? Bukankah kita memastikan bahwa kita dapat secara konsisten melakukan tiga hal agar kita dapat menyelamatkan makhluk hidup? Jika kita menerapkan persyaratan ketat kepada diri kita sendiri dan mencoba sebaik mungkin untuk melihat ke dalam ketika sesuatu terjadi sehingga dapat secara bertahap membangunkan sisi dewa kita, lalu rintangan apa dapat menghalangi kita? Di sisi lain, jika kita hanya menggunakan kata-kata itu sebagai alasan untuk melindungi diri kita sendiri, ini bukan apa-apa kecuali menipu diri kita sendiri dan orang lain!

Di atas adalah pemahaman pribadi. Mohon tunjukkan jika celah kekosongan.

13 Desember 2009

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2009/12/14/214382.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/12/30/113465.html