Kisah Kultivasi Seorang Praktisi Berumur 90 Tahun
Dari Konferensi Berbagi Pengalaman
Melalui Internet Keenam bagi Praktisi China
(Minghui.org)
Salam Guru!
Salam rekan-rekan praktisi!
1. Memperoleh Fa
Saya berumur 90 tahun. Karena leluhur saya penganut Buddha, saya selalu percaya keberadaan Buddha dan Tao. Sebelum berkultivasi Falun Gong pada tahun 1996, saya adalah penganut Buddha selama empat tahun. Saya adalah orang yang selalu ingin melakukan yang terbaik. Jadi saat menjadi penganut Buddha, saya berusaha keras untuk berkultivasi dengan baik. Namun, bukannya menjadi kultivator, saya lihat banyak biksu yang sebenarnya adalah pebisnis. Mereka mengijinkan para pemuja (doa) untuk menghormati Buddha jika sudah membayar. Jika tidak, mereka tidak akan mengijinkannya. Beberapa tingkah laku para biksu bahkan lebih buruk dari orang awam. Karena hal ini, saya sangat kecewa terhadap para biksu. Namun, keyakinan saya pada Buddha dan Tao tidak goyah.
Salam Guru!
Salam rekan-rekan praktisi!
1. Memperoleh Fa
Saya berumur 90 tahun. Karena leluhur saya penganut Buddha, saya selalu percaya keberadaan Buddha dan Tao. Sebelum berkultivasi Falun Gong pada tahun 1996, saya adalah penganut Buddha selama empat tahun. Saya adalah orang yang selalu ingin melakukan yang terbaik. Jadi saat menjadi penganut Buddha, saya berusaha keras untuk berkultivasi dengan baik. Namun, bukannya menjadi kultivator, saya lihat banyak biksu yang sebenarnya adalah pebisnis. Mereka mengijinkan para pemuja (doa) untuk menghormati Buddha jika sudah membayar. Jika tidak, mereka tidak akan mengijinkannya. Beberapa tingkah laku para biksu bahkan lebih buruk dari orang awam. Karena hal ini, saya sangat kecewa terhadap para biksu. Namun, keyakinan saya pada Buddha dan Tao tidak goyah.
Selama periode dimana Qigong
sangat populer, teman-teman saya mengatakan bahwa Qigong dapat
menyembuhkan penyakit seseorang. Mereka bertanya apakah saya ingin
belajar. Saya katakan tidak, karena saya percaya bahwa keyakinan
pada Buddha lebih baik dari apapun. Kemudian, seseorang
memperkenalkan Falun Gong pada saya. Saya agak tergerak saat
pertama mendengarnya. Saya menanyakan Falun Gong itu apa. Dia
mengatakan bahwa Falun Gong adalah sebuah latihan dari aliran
Buddha. Saat mendengarnya, saya benar-benar ingin mencobanya,
karena saat itu, saya tidak punya harapan apapun pada agama Buddha,
dan saya merasa tidak membuat kemajuan apapun dalam kultivasi saya
meskipun menjadi penganut Buddha selama empat tahun.
Ada sebuah tempat latihan di dekat rumah. Ketika melihat sekelompok orang melakukan latihan, membaca buku dan berbagi pengalaman, saya merasakan medan energinya sangat kuat. Saya langsung tertarik pada latihan tersebut. Saya segera mendekat. Tanpa ragu, mereka mulai mengajar saya. Saya menyelesaikan latihan perangkat kedua, yang berlangsung 40 menit dengan mudah, dan para praktisi memuji daya tahan saya. Pembina tempat latihan menghampiri dan bertanya apakah saya sungguh-sungguh tertarik pada latihan tersebut. Saya menjawab ya dan menanyakan apakah dia dapat mencarikan saya buku tersebut. Setelah mendapatkannya, saya membacanya setiap hari. Meskipun mempunyai banyak pertanyaan, saya pikir itu adalah buku yang bagus dan saya tidak dapat melepaskannya. Saat membaca bab yang membicarakan “Xiulian Harus Berspesialisasi Tunggal.” Saya memahami betapa seriusnya kultivasi pada satu aliran, dan saya mulai melepaskan hal-hal yang saya pelajari sebelumnya. Saya sangat yakin untuk berkultivasi Falun Gong. Ini adalah pengalaman saya berjalan di jalur balik ke jati diri yang asli pada umur 77 tahun.
Saya teringat bahwa para praktisi menonton video ceramah Guru. Selama menonton ceramah tersebut, Guru membersihkan tubuh saya. Saya menderita migren selama bertahun-tahun. Selama menonton video ceramah itu, saya tertidur, namun mampu menangkap semua yang Guru ajarkan. Setelah mengalami hal ini, penyakit migren saya lenyap. Penyakt cystitis (peradangan kandung kemih) saya juga membaik. Saya merasa sangat sehat dan bersemangat. Karena hidup sendirian, saya mampu membenamkan diri dalam belajar Fa, melakukan latihan, dan menyebarkan Fa kepada orang lain. Saya merasa hidup sangat luar biasa dan menjadi muda setiap hari.
2. Pergi ke Beijing untuk Memohon Bagi Falun Gong
Pada tanggal 20 Juli 1999, penganiayaan terhadap Falun Dafa dimulai. Banyak praktisi pergi ke Beijing untuk memohon kepada pemerintah. Beberapa praktisi ditangkap, beberapa tidak berani keluar lagi. Saya tiba-tiba kehilangan semua kontak dengan para praktisi. Merasa khawatir, saya juga ingin pergi ke Beijing untuk “melindungi Fa.” Namun saya tidak tahu bagaimana pergi ke sana. Karena sangat khawatir. Saya menyetop taksi dan memberinya 100 yuan. Namun dia tidak ingin memberi tumpangan karena berpikir saya terlalu tua. Guru mungkin melihat saya benar-benar ingin pergi, jadi beliau mengatur praktisi lain untuk pergi bersama saya. Waktu itu tanggal 1 Oktober 1999. Saya tinggal di pinggir kota Beijing. Karena petugas polisi menjaga semua persimpangan yang menuju Beijing, dan mewajibkan penumpang untuk menunjukkan KTP mereka, kami tidak punya pilihan selain mengambil jalan memutar. Praktisi yang pergi bersama saya sangat terkejut. Dia bertanya: “Apakah kamu yakin mau pergi” Saya berumur 80 tahun saat itu. Saya berkata, “Tentu saja, tidak masalah. Sepanjang hati saya teguh, Guru akan membantu saya. Mari pergi.” Dan kami pun pergi.
Rumah saya berjarak 40 sampai 50 kilometer dari Beijing. Kami berangkat sekitar pukul 8 pagi. Kami melewati pos pemeriksaan dan tiba di Beijing sekitar pukul 6 malam. Saya tahu Guru membantu saya dalam perjalanan tersebut. Saya tidak merasa lelah sama sekali. Semakin lama berjalan saya semakin cepat. Saya tidak makan apapun ataupun menggunakan toilet. Saya sangat ingin melindungi Fa dan berharap mempunyai sayap agar dapat dengan cepat terbang ke Beijing. Saya merasa sangat sedih saat memikirkan ketidakadilan terhadap Guru dan Dafa. Saya berumur 80 tahun saat itu dan sudah lama melepas hidup dan mati. Saya hanya ingin pergi ke Lapangan Tiananmen untuk mengatakan beberapa kata adil tentang Dafa. Dalam perjalanan ke Beijing, praktisi yang pergi bersama saya takut saya kelelahan dan meminta saya untuk istirahat. Saya menolak dan mengatakan kita harus berjalan lebih cepat karena hari akan segera gelap.
Saat mendekati Beijing, kami naik bus menuju Lapangan Tiananmen. Pada saat itu, langit sudah gelap dan tidak ada seorangpun yang berjalan di Lapangan itu. Saya tidak tahu apa arti dari melindungi Fa saat itu. Saya pikir Guru pasti mengawasi para praktisi dari langit. Jadi saya melihat ke langit dan berkata: “Guru, maaf! Saya datang terlambat dan kehilangan kesempatan untuk melindungi Fa.” Air mata mengalir di pipi dan saya berharap datang lebih awal.
Kami menginap semalam di Beijing. Saya tidak dapat tidur malam itu dan menghabiskan banyak waktu di toilet karena penyakit cystitis saya. Namun saya tidak takut. Saya tahu akan lebih baik di pagi hari. Keesokan pagi, saya benar-benar merasa sangat sehat. Sejak itu saya tidak pernah terganggu cystitis lagi.
Setelah itu, sebanyak dua kali dimana para praktisi meminta kami pergi bersama mereka ke Beijing. Saat ketiga kalinya, saya pergi sendiri. Ketika naik kereta, saya berbicara secara terbuka kepada para penumpang dan mengklarifikasi fakta kebenaran tentang penganiayaan Dafa. Beberapa orang yang mengetahui fakta kebenaran mengkhawatirkan saya. Mereka membantu membawakan tas.
Ketika tiba di Lapangan Tiananmen, saya duduk dekat Pintu Gerbang. Saya melafal “Falun Dafa Hao (baik); Zhen-Shan-Ren Hao (Sejati-Baik-Sabar adalah baik)” berulang kali di dalam hati. Beberapa saat kemudian, seorang petugas polisi datang dan bertanya: “Mengapa duduk di sini?” “Beristirahat.” “Apakah Anda praktisi Falun Gong?” Saya menjawab, “Tidak ada yang buruk tentang Falun Gong; sebaliknya, latihan tersebut sangat bagus.” Petugas itu tidak mengatakan apa-apa dan pergi.
Bercermin pada tiga kali perjalanan saya ke Beijing, saya merasa Guru selalu melindugi dan bersama saya. Saat itu, karena terbatasnya dunia saya, dan tidak dapat berhubungan dengan praktisi lain, serta tidak mendapat cara untuk memperoleh artikel Guru yang terbaru, maka saya tidak tahu bagaimana untuk melindungi Fa. Meskipun sudah pergi ke Beijing tiga kali, saya merasa tidak mampu membuktikan kebenaran Fa. Karena hal ini, saya masih merasa sangat menyesal.
3. Mengklarifikasi Fakta Kebenaran tentang Penganiayaan dan Menyelamatkan Makhluk Hidup
Setelah penganiayaan dimulai, kami kehilangan kelompok latihan dan lingkungan belajar Fa. Beberapa praktisi yang saya kenal sudah ditangkap ataupun tidak berani keluar katena takut. Namun saya tidak pernah mengendur dalam berlatih ataupun belajar Fa. Saya tetap pergi keluar untuk memberitahu orang-orang mengenai penganiayaan tersebut. Pada saat itu, saya tidak mempunyai materi klarifikasi fakta kebenaran. Saya memberitahu orang-orang bahwa Falun Dafa baik dan peristiwa “bakar-diri” direkayasa oleh rejim komunis. Kemudian saya menyadari bahwa ini tidak cukup dan saya harus berhubungan dengan praktisi lain; jika tidak maka saya tidak akan mengetahui apakah Guru telah mengeluarkan artikel terbaru. Jadi saya pergi ke sebuah kota kecil untuk mencari seorang praktisi yang saya kenal, namun lupa dimana dia tinggal. Saya berkata pada diri sendiri: “Saya percaya pada Guru dan Beliau akan membantu saya.” Segera setelah berpikir, saya berjumpa dengan praktisi tersebut. Saya sangat terkejut dan berterima kasih pada Guru.
Sejak itu, tidak hanya mendapatkan Mingguan Minghui dan artikel Guru yang terbaru, namun juga mendapat materi lainnya. Saya bergabung dengan para praktisi setempat dan memancarkan pikiran lurus untuk menyelamatkan para praktisi yang tertangkap. Kami keluar untuk memasang poster. Sepanjang pekerjaan tersebut berhubungan dengan Dafa, saya secara aktif melibatkan diri. Ketika keadaan tegang dan kritis, para praktisi akan mengirimkan materi klarifikasi fakta ke rumah saya. Dengan hati-hati saya menyimpannya dan memberikan kepada orang saat mempunyai waktu. Saya tidak ingin menunda dalam penyelamatan makhluk hidup. Kadang-kadang saya membagikan ratusan brosur dalam satu waktu. Meskipun tas berisi materi sangat berat, saya dapat membawanya dengan mudah. Kemudian lingkungan menjadi agak mengendur, jadi saya membentuk kelompok belajar Fa di rumah saya. Setelah materi tiba, saya akan membagikan kepada para praktisi. Polisi datang dua kali ke rumah saya untuk mengganggu. Saya tidak bekerja sama dengan mereka. Saya tidak takut pada mereka. Saya akan berdiri di pintu masuk, dan mereka tidak berani masuk.
Ketika membagikan brosur, saya selalu sangat tenang. Bagaimanapun keadaannya, saya tidak pernah tergerak ataupun takut. Saya tahu Guru selalu melindungi dan bersama saya. Selama bertahun-tahun membagikan materi klarifikasi fakta, saya bertemu dengan berbagai macam orang. Beberapa dari mereka sangat bertemperamen buruk. Beberapa ingin memaki ataupun memukul saya. Beberapa orang mengancam untuk memanggil polisi. Ketika itu terjadi, saya tidak meninggalkan tempat itu. Dengan segera, saya tersenyum pada mereka. Saya akan menunggu sampai mereka selesai marah. Saya akan lanjut klarifikasi faka kebenaran kepada mereka jika mereka mau mendengarkan. Jika tidak, saya akan pergi.
Guru berkata dalam Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Boston tahun 2002: “Kekuatan lama tidak berani menentangnya, kuncinya adalah kondisi pikiran kita ketika melakukan pekerjaan jangan sampai disusupi mereka dari celah kekosongan.” Pada bulan Juli, untuk menyelamatkan para praktisi yang tertangkap, seorang rekan praktisi mengirimkan enam poster besar. Selama jam sibuk pukul 4 sore, saya keluar untuk menempel poster tersebut. Saya memilih sebuah lokasi dimana banyak orang dapat melihat poster tersebut. Hari itu, saya memancarkan pikiran lurus dan memperbaiki sisi poster (agar mudah dibuka ) sebelum pergi. Setelah memilih lokasi penempelan poster, dengan tanpa sebab, bagamanapun mencoba, saya tidak dapat membuka poster. Saya mencoba poster yang lain, namun juga tidak dapat dibuka. Pada saat itu, saya tidak mempunyai pemahaman yang baik. Kemudian, saya menyadari bahwa Guru memperingatkan bahwa di sana ada seorang petugas yang berdiri di belakang saya. Saya mendengar seseorang di belakang saya bertanya: “Apa yang kamu lakukan?” Itu adalah tepat saat saya berencana membuka poster. Tanpa berbalik. Saya menjawab: “menyelamatkan orang.” Setelah selesai menempel poster pertama, saya mulai menempel poster kedua. Kemudian, saya melihat seseorang menyobek poster pertama yang baru saja tempel. Dengan segera saya mencoba menghentikannya, dan saya melihat dia adalah seorang petugas polisi. Saya berpaling dan melihat sebuah mobil polisi diparkir di belakang saya. Ada dua petugas polisi lainnya berdiri di sana.
Saya berkata: “Oh karena kamu di sini, mari, saya akan menunjukkan sesuatu.” Sementara itu, saya mencoba menghentikan mereka menyobek poster tersebut, namun sia-sia. Mereka mengatakan itu adalah tugas mereka. Saya mengatakan pada mereka bahwa Falun Dafa baik. Saya berkata: Karena tidak dapat menempel di sini, saya akan pergi ke tempat lain. Saya lalu pergi. Mereka masuk ke mobil dan mengikuti saya. Saya tidak memperhatikan mereka. Yang saya tahu adalah saya masih mempunyai empat poster dan harus menempelkannya. Segera sesudah itu, saya menemukan tempat yang bagus dan menempelkan dua poster. Mereka keluar dari mobil dan berlari, mencoba merobeknya. Saya mencoba mencegahnya dan mengatakan pada mereka bahwa apa yang saya lakukan adalah untuk menyelamatkan orang. Dengan tegas saya bertanya: “Karena kalian tidak membolehkan saya menempel poster di sana ataupun di sini, lalu dimana anda ingin saya menempelnya?” Sementara itu, saya mulai meminta pertolongan Guru. Akhirnya, mereka berhenti menyobek poster dan pergi.
Saya melangkah maju dan bersiap menempel dua poster lainnya. Setelah selesai menempel satu, saya masih mempunyai satu poster lagi. Setelah berkeliling dan memilih sebuah tempat untuk menempel, polisi itu kembali. Salah satu polisi mendekat dan berkata: “Saya sudah berkata untuk tidak menempel poster-psoter ini. Mengapa tidak mendengarkan?” Saya berkata: “Ini yang terakhir. Saya ingin menempel di sini.” Setelah menempel, saya pergi. Mereka mengikuti saya dan bertanya: “Apakah anda punya poster lagi?” “Tidak.” Mereka pergi dan saya pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, saya merasa apa yang terjadi hari itu sungguh ajaib. Sekali lagi saya menyaksikan kekuatan Dafa. Saya menempel enam poster tepat di depan polisi. Guru berkata dalam Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Philadelphia Amerika Serikat tahun 2002 : “Walaupun kekuatan lama masih eksis, tetapi jika kalian tidak mempunyai sifat hati yang demikian, mereka niscaya tidak ada dalih untuk berbuat. Disaat Zheng Nian anda sangat kuat, kekuatan lama akan tidak berdaya.” Ini benar-benar seperti itu. Setiap kali dimana saya keluar menempel poster, saya selalu memilih di waktu-waktu sibuk, agar lebih banyak orang dapat melihatnya. Saya tidak perduli jika saya mungkin ditangkap. Saya tahu tidak mempunyai sesuatu untuk ditakuti, karena saya mempunyai Fa di dalam hati. Saya sudah lama melepas keterikatan akan hidup dan mati.
Melihat kembali, saya menyadari bahwa saya tidak mengklarifikasi fakta kebenaran tentang penganiayaan kepada polisi itu. Karena mentalitas bersaing saya, mereka menyobek tiga poster dan berbuat dosa. Saya merasa sangat sedih. Jika bertemu dengan mereka lagi, saya akan mengklarifikasi fakta kebenaran kepada mereka. Saya akan memberikan materi klarifikasi fakta kebenaran untuk menyelamatkan mereka.
Baru-baru ini saya belajar ceramah baru Guru dan merasa banyak peningkatan. Saya merasa semakin dekat dengan taraf Tao. Saya memandang hal duniawi dengan ringan, seakan mendengar namun tidak mendengar, melihat namun tidak melihat. Saya tidak mendengar apa yang anak-anak saya katakan, meskipun mereka berbicara dengan keras. Namun, saat para praktisi berbicara, saya dapat mendengarkan dengan sangat baik, khususnya saat mereka menceritakan pengalaman kultivasi mereka berdasarkan sudut Fa. Saya tidak pernah menggunakan kaca mata saat membaca buku-buku Dafa dan kata-katanya sangat jelas. Namun saya tidak dapat melihat apapun yang menyangkut manusia biasa. Saya tidak tahu apakah tahun-tahun saya di bumi ini diperpanjang oleh Guru, dan saya tidak perduli, yang saya perdulikan adalah berusaha keras maju dengan gigih dalam kultivasi dan menyelamatkan makhluk hidup.
Saya masih hidup sendirian. Selain makan dan tinggal di rumah putra saya. Saya mengurus semua pekerjaan rumah tangga dan tidak pernah meminta bantuan orang. Saya akan mengkultivasikan diri dengan baik agar dapat lebih baik menyelamatkan makhluk hidup. Karena logat yang keras, saya tidak begitu baik dalam menyakinkan orang untuk keluar dari partai komunis. Saya tahu dan akan berusaha lebih keras di kemudian hari.
Meskipun sudah berumur 90 tahun, saya masih sangat percaya diri. Tanpa menghiraukan betapa lamanya Pelurusan Fa, saya akan melakukan tiga hal dengan baik dan menunggu Guru untuk kembali. Saya tidak punya keterikatan pada dunia manusia. Saya hanya mempunyai satu harapan, menghemat uang (untuk biaya perjalanan) agar saya dapat pergi bertemu dengan Guru saat beliau kembali (ke China).
Ada sebuah tempat latihan di dekat rumah. Ketika melihat sekelompok orang melakukan latihan, membaca buku dan berbagi pengalaman, saya merasakan medan energinya sangat kuat. Saya langsung tertarik pada latihan tersebut. Saya segera mendekat. Tanpa ragu, mereka mulai mengajar saya. Saya menyelesaikan latihan perangkat kedua, yang berlangsung 40 menit dengan mudah, dan para praktisi memuji daya tahan saya. Pembina tempat latihan menghampiri dan bertanya apakah saya sungguh-sungguh tertarik pada latihan tersebut. Saya menjawab ya dan menanyakan apakah dia dapat mencarikan saya buku tersebut. Setelah mendapatkannya, saya membacanya setiap hari. Meskipun mempunyai banyak pertanyaan, saya pikir itu adalah buku yang bagus dan saya tidak dapat melepaskannya. Saat membaca bab yang membicarakan “Xiulian Harus Berspesialisasi Tunggal.” Saya memahami betapa seriusnya kultivasi pada satu aliran, dan saya mulai melepaskan hal-hal yang saya pelajari sebelumnya. Saya sangat yakin untuk berkultivasi Falun Gong. Ini adalah pengalaman saya berjalan di jalur balik ke jati diri yang asli pada umur 77 tahun.
Saya teringat bahwa para praktisi menonton video ceramah Guru. Selama menonton ceramah tersebut, Guru membersihkan tubuh saya. Saya menderita migren selama bertahun-tahun. Selama menonton video ceramah itu, saya tertidur, namun mampu menangkap semua yang Guru ajarkan. Setelah mengalami hal ini, penyakit migren saya lenyap. Penyakt cystitis (peradangan kandung kemih) saya juga membaik. Saya merasa sangat sehat dan bersemangat. Karena hidup sendirian, saya mampu membenamkan diri dalam belajar Fa, melakukan latihan, dan menyebarkan Fa kepada orang lain. Saya merasa hidup sangat luar biasa dan menjadi muda setiap hari.
2. Pergi ke Beijing untuk Memohon Bagi Falun Gong
Pada tanggal 20 Juli 1999, penganiayaan terhadap Falun Dafa dimulai. Banyak praktisi pergi ke Beijing untuk memohon kepada pemerintah. Beberapa praktisi ditangkap, beberapa tidak berani keluar lagi. Saya tiba-tiba kehilangan semua kontak dengan para praktisi. Merasa khawatir, saya juga ingin pergi ke Beijing untuk “melindungi Fa.” Namun saya tidak tahu bagaimana pergi ke sana. Karena sangat khawatir. Saya menyetop taksi dan memberinya 100 yuan. Namun dia tidak ingin memberi tumpangan karena berpikir saya terlalu tua. Guru mungkin melihat saya benar-benar ingin pergi, jadi beliau mengatur praktisi lain untuk pergi bersama saya. Waktu itu tanggal 1 Oktober 1999. Saya tinggal di pinggir kota Beijing. Karena petugas polisi menjaga semua persimpangan yang menuju Beijing, dan mewajibkan penumpang untuk menunjukkan KTP mereka, kami tidak punya pilihan selain mengambil jalan memutar. Praktisi yang pergi bersama saya sangat terkejut. Dia bertanya: “Apakah kamu yakin mau pergi” Saya berumur 80 tahun saat itu. Saya berkata, “Tentu saja, tidak masalah. Sepanjang hati saya teguh, Guru akan membantu saya. Mari pergi.” Dan kami pun pergi.
Rumah saya berjarak 40 sampai 50 kilometer dari Beijing. Kami berangkat sekitar pukul 8 pagi. Kami melewati pos pemeriksaan dan tiba di Beijing sekitar pukul 6 malam. Saya tahu Guru membantu saya dalam perjalanan tersebut. Saya tidak merasa lelah sama sekali. Semakin lama berjalan saya semakin cepat. Saya tidak makan apapun ataupun menggunakan toilet. Saya sangat ingin melindungi Fa dan berharap mempunyai sayap agar dapat dengan cepat terbang ke Beijing. Saya merasa sangat sedih saat memikirkan ketidakadilan terhadap Guru dan Dafa. Saya berumur 80 tahun saat itu dan sudah lama melepas hidup dan mati. Saya hanya ingin pergi ke Lapangan Tiananmen untuk mengatakan beberapa kata adil tentang Dafa. Dalam perjalanan ke Beijing, praktisi yang pergi bersama saya takut saya kelelahan dan meminta saya untuk istirahat. Saya menolak dan mengatakan kita harus berjalan lebih cepat karena hari akan segera gelap.
Saat mendekati Beijing, kami naik bus menuju Lapangan Tiananmen. Pada saat itu, langit sudah gelap dan tidak ada seorangpun yang berjalan di Lapangan itu. Saya tidak tahu apa arti dari melindungi Fa saat itu. Saya pikir Guru pasti mengawasi para praktisi dari langit. Jadi saya melihat ke langit dan berkata: “Guru, maaf! Saya datang terlambat dan kehilangan kesempatan untuk melindungi Fa.” Air mata mengalir di pipi dan saya berharap datang lebih awal.
Kami menginap semalam di Beijing. Saya tidak dapat tidur malam itu dan menghabiskan banyak waktu di toilet karena penyakit cystitis saya. Namun saya tidak takut. Saya tahu akan lebih baik di pagi hari. Keesokan pagi, saya benar-benar merasa sangat sehat. Sejak itu saya tidak pernah terganggu cystitis lagi.
Setelah itu, sebanyak dua kali dimana para praktisi meminta kami pergi bersama mereka ke Beijing. Saat ketiga kalinya, saya pergi sendiri. Ketika naik kereta, saya berbicara secara terbuka kepada para penumpang dan mengklarifikasi fakta kebenaran tentang penganiayaan Dafa. Beberapa orang yang mengetahui fakta kebenaran mengkhawatirkan saya. Mereka membantu membawakan tas.
Ketika tiba di Lapangan Tiananmen, saya duduk dekat Pintu Gerbang. Saya melafal “Falun Dafa Hao (baik); Zhen-Shan-Ren Hao (Sejati-Baik-Sabar adalah baik)” berulang kali di dalam hati. Beberapa saat kemudian, seorang petugas polisi datang dan bertanya: “Mengapa duduk di sini?” “Beristirahat.” “Apakah Anda praktisi Falun Gong?” Saya menjawab, “Tidak ada yang buruk tentang Falun Gong; sebaliknya, latihan tersebut sangat bagus.” Petugas itu tidak mengatakan apa-apa dan pergi.
Bercermin pada tiga kali perjalanan saya ke Beijing, saya merasa Guru selalu melindugi dan bersama saya. Saat itu, karena terbatasnya dunia saya, dan tidak dapat berhubungan dengan praktisi lain, serta tidak mendapat cara untuk memperoleh artikel Guru yang terbaru, maka saya tidak tahu bagaimana untuk melindungi Fa. Meskipun sudah pergi ke Beijing tiga kali, saya merasa tidak mampu membuktikan kebenaran Fa. Karena hal ini, saya masih merasa sangat menyesal.
3. Mengklarifikasi Fakta Kebenaran tentang Penganiayaan dan Menyelamatkan Makhluk Hidup
Setelah penganiayaan dimulai, kami kehilangan kelompok latihan dan lingkungan belajar Fa. Beberapa praktisi yang saya kenal sudah ditangkap ataupun tidak berani keluar katena takut. Namun saya tidak pernah mengendur dalam berlatih ataupun belajar Fa. Saya tetap pergi keluar untuk memberitahu orang-orang mengenai penganiayaan tersebut. Pada saat itu, saya tidak mempunyai materi klarifikasi fakta kebenaran. Saya memberitahu orang-orang bahwa Falun Dafa baik dan peristiwa “bakar-diri” direkayasa oleh rejim komunis. Kemudian saya menyadari bahwa ini tidak cukup dan saya harus berhubungan dengan praktisi lain; jika tidak maka saya tidak akan mengetahui apakah Guru telah mengeluarkan artikel terbaru. Jadi saya pergi ke sebuah kota kecil untuk mencari seorang praktisi yang saya kenal, namun lupa dimana dia tinggal. Saya berkata pada diri sendiri: “Saya percaya pada Guru dan Beliau akan membantu saya.” Segera setelah berpikir, saya berjumpa dengan praktisi tersebut. Saya sangat terkejut dan berterima kasih pada Guru.
Sejak itu, tidak hanya mendapatkan Mingguan Minghui dan artikel Guru yang terbaru, namun juga mendapat materi lainnya. Saya bergabung dengan para praktisi setempat dan memancarkan pikiran lurus untuk menyelamatkan para praktisi yang tertangkap. Kami keluar untuk memasang poster. Sepanjang pekerjaan tersebut berhubungan dengan Dafa, saya secara aktif melibatkan diri. Ketika keadaan tegang dan kritis, para praktisi akan mengirimkan materi klarifikasi fakta ke rumah saya. Dengan hati-hati saya menyimpannya dan memberikan kepada orang saat mempunyai waktu. Saya tidak ingin menunda dalam penyelamatan makhluk hidup. Kadang-kadang saya membagikan ratusan brosur dalam satu waktu. Meskipun tas berisi materi sangat berat, saya dapat membawanya dengan mudah. Kemudian lingkungan menjadi agak mengendur, jadi saya membentuk kelompok belajar Fa di rumah saya. Setelah materi tiba, saya akan membagikan kepada para praktisi. Polisi datang dua kali ke rumah saya untuk mengganggu. Saya tidak bekerja sama dengan mereka. Saya tidak takut pada mereka. Saya akan berdiri di pintu masuk, dan mereka tidak berani masuk.
Ketika membagikan brosur, saya selalu sangat tenang. Bagaimanapun keadaannya, saya tidak pernah tergerak ataupun takut. Saya tahu Guru selalu melindungi dan bersama saya. Selama bertahun-tahun membagikan materi klarifikasi fakta, saya bertemu dengan berbagai macam orang. Beberapa dari mereka sangat bertemperamen buruk. Beberapa ingin memaki ataupun memukul saya. Beberapa orang mengancam untuk memanggil polisi. Ketika itu terjadi, saya tidak meninggalkan tempat itu. Dengan segera, saya tersenyum pada mereka. Saya akan menunggu sampai mereka selesai marah. Saya akan lanjut klarifikasi faka kebenaran kepada mereka jika mereka mau mendengarkan. Jika tidak, saya akan pergi.
Guru berkata dalam Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Boston tahun 2002: “Kekuatan lama tidak berani menentangnya, kuncinya adalah kondisi pikiran kita ketika melakukan pekerjaan jangan sampai disusupi mereka dari celah kekosongan.” Pada bulan Juli, untuk menyelamatkan para praktisi yang tertangkap, seorang rekan praktisi mengirimkan enam poster besar. Selama jam sibuk pukul 4 sore, saya keluar untuk menempel poster tersebut. Saya memilih sebuah lokasi dimana banyak orang dapat melihat poster tersebut. Hari itu, saya memancarkan pikiran lurus dan memperbaiki sisi poster (agar mudah dibuka ) sebelum pergi. Setelah memilih lokasi penempelan poster, dengan tanpa sebab, bagamanapun mencoba, saya tidak dapat membuka poster. Saya mencoba poster yang lain, namun juga tidak dapat dibuka. Pada saat itu, saya tidak mempunyai pemahaman yang baik. Kemudian, saya menyadari bahwa Guru memperingatkan bahwa di sana ada seorang petugas yang berdiri di belakang saya. Saya mendengar seseorang di belakang saya bertanya: “Apa yang kamu lakukan?” Itu adalah tepat saat saya berencana membuka poster. Tanpa berbalik. Saya menjawab: “menyelamatkan orang.” Setelah selesai menempel poster pertama, saya mulai menempel poster kedua. Kemudian, saya melihat seseorang menyobek poster pertama yang baru saja tempel. Dengan segera saya mencoba menghentikannya, dan saya melihat dia adalah seorang petugas polisi. Saya berpaling dan melihat sebuah mobil polisi diparkir di belakang saya. Ada dua petugas polisi lainnya berdiri di sana.
Saya berkata: “Oh karena kamu di sini, mari, saya akan menunjukkan sesuatu.” Sementara itu, saya mencoba menghentikan mereka menyobek poster tersebut, namun sia-sia. Mereka mengatakan itu adalah tugas mereka. Saya mengatakan pada mereka bahwa Falun Dafa baik. Saya berkata: Karena tidak dapat menempel di sini, saya akan pergi ke tempat lain. Saya lalu pergi. Mereka masuk ke mobil dan mengikuti saya. Saya tidak memperhatikan mereka. Yang saya tahu adalah saya masih mempunyai empat poster dan harus menempelkannya. Segera sesudah itu, saya menemukan tempat yang bagus dan menempelkan dua poster. Mereka keluar dari mobil dan berlari, mencoba merobeknya. Saya mencoba mencegahnya dan mengatakan pada mereka bahwa apa yang saya lakukan adalah untuk menyelamatkan orang. Dengan tegas saya bertanya: “Karena kalian tidak membolehkan saya menempel poster di sana ataupun di sini, lalu dimana anda ingin saya menempelnya?” Sementara itu, saya mulai meminta pertolongan Guru. Akhirnya, mereka berhenti menyobek poster dan pergi.
Saya melangkah maju dan bersiap menempel dua poster lainnya. Setelah selesai menempel satu, saya masih mempunyai satu poster lagi. Setelah berkeliling dan memilih sebuah tempat untuk menempel, polisi itu kembali. Salah satu polisi mendekat dan berkata: “Saya sudah berkata untuk tidak menempel poster-psoter ini. Mengapa tidak mendengarkan?” Saya berkata: “Ini yang terakhir. Saya ingin menempel di sini.” Setelah menempel, saya pergi. Mereka mengikuti saya dan bertanya: “Apakah anda punya poster lagi?” “Tidak.” Mereka pergi dan saya pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, saya merasa apa yang terjadi hari itu sungguh ajaib. Sekali lagi saya menyaksikan kekuatan Dafa. Saya menempel enam poster tepat di depan polisi. Guru berkata dalam Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Philadelphia Amerika Serikat tahun 2002 : “Walaupun kekuatan lama masih eksis, tetapi jika kalian tidak mempunyai sifat hati yang demikian, mereka niscaya tidak ada dalih untuk berbuat. Disaat Zheng Nian anda sangat kuat, kekuatan lama akan tidak berdaya.” Ini benar-benar seperti itu. Setiap kali dimana saya keluar menempel poster, saya selalu memilih di waktu-waktu sibuk, agar lebih banyak orang dapat melihatnya. Saya tidak perduli jika saya mungkin ditangkap. Saya tahu tidak mempunyai sesuatu untuk ditakuti, karena saya mempunyai Fa di dalam hati. Saya sudah lama melepas keterikatan akan hidup dan mati.
Melihat kembali, saya menyadari bahwa saya tidak mengklarifikasi fakta kebenaran tentang penganiayaan kepada polisi itu. Karena mentalitas bersaing saya, mereka menyobek tiga poster dan berbuat dosa. Saya merasa sangat sedih. Jika bertemu dengan mereka lagi, saya akan mengklarifikasi fakta kebenaran kepada mereka. Saya akan memberikan materi klarifikasi fakta kebenaran untuk menyelamatkan mereka.
Baru-baru ini saya belajar ceramah baru Guru dan merasa banyak peningkatan. Saya merasa semakin dekat dengan taraf Tao. Saya memandang hal duniawi dengan ringan, seakan mendengar namun tidak mendengar, melihat namun tidak melihat. Saya tidak mendengar apa yang anak-anak saya katakan, meskipun mereka berbicara dengan keras. Namun, saat para praktisi berbicara, saya dapat mendengarkan dengan sangat baik, khususnya saat mereka menceritakan pengalaman kultivasi mereka berdasarkan sudut Fa. Saya tidak pernah menggunakan kaca mata saat membaca buku-buku Dafa dan kata-katanya sangat jelas. Namun saya tidak dapat melihat apapun yang menyangkut manusia biasa. Saya tidak tahu apakah tahun-tahun saya di bumi ini diperpanjang oleh Guru, dan saya tidak perduli, yang saya perdulikan adalah berusaha keras maju dengan gigih dalam kultivasi dan menyelamatkan makhluk hidup.
Saya masih hidup sendirian. Selain makan dan tinggal di rumah putra saya. Saya mengurus semua pekerjaan rumah tangga dan tidak pernah meminta bantuan orang. Saya akan mengkultivasikan diri dengan baik agar dapat lebih baik menyelamatkan makhluk hidup. Karena logat yang keras, saya tidak begitu baik dalam menyakinkan orang untuk keluar dari partai komunis. Saya tahu dan akan berusaha lebih keras di kemudian hari.
Meskipun sudah berumur 90 tahun, saya masih sangat percaya diri. Tanpa menghiraukan betapa lamanya Pelurusan Fa, saya akan melakukan tiga hal dengan baik dan menunggu Guru untuk kembali. Saya tidak punya keterikatan pada dunia manusia. Saya hanya mempunyai satu harapan, menghemat uang (untuk biaya perjalanan) agar saya dapat pergi bertemu dengan Guru saat beliau kembali (ke China).
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2009/11/4/211753.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/11/23/112562.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org