Menerobos Kepompong yang Dirajut oleh Keterikatan dan Konsep Pikiran
(Minghui.org) Kita semua tahu bahwa sifat
dasar setiap manusia adalah sejati, murni, dan lurus. Begitu
makhluk hidup bersentuhan dengan realitas lingkungan sosial mereka,
dan pengaruh dari dunia luar, dia akan terkontaminasi, membuatnya
tidak lagi sejati, murni dan lurus. Persis seperti ulat sutra yang
terjebak dalam kepompongnya sendiri, sifat dasarnya perlahan-lahan
terpenjara dan terbatasi oleh konsep pikiran setelah lahir.
Ini adalah keadaan dari seorang
praktisi. Kita datang dari tingkatan yang tinggi turun ketingkatan
yang lebih rendah. Seiring kita turun setingkat demi setingkat,
kita menjadi semakin terkontaminasi materi-materi di tingkatan yang
lebih rendah. Ruang dimensi kita sendiri menjadi terbungkus oleh
pikiran manusia, keterikatan dan konsep pikiran. Inilah yang
membuat manusia, yang berada di paling permukaan menjadi semakin
buruk dan buruk. Kultivasi adalah menyingkirkan pikiran manusia,
keterikatan dan konsep pikiran, selapis demi selapis menghancurkan
bingkai pasca lahir seseorang hingga sifat dasar seseorang muncul
ke permukaan. Namun, proses “penerobosan kepompong” ini tidaklah
mudah. Dalam proses penyingkiran keterikatan, setiap praktisi telah
melalui pengalaman yang sangat mendalam.
Saya masih mengingat ketika baru mulai berkultivasi, saya pikir bukan hal yang sulit. Kelihatannya tidaklah sulit untuk melepaskan “ketenaran, kepentingan pribadi, dan perasaan.” Melepaskan ketenaran dan kepentingan pribadi lumayan mudah, melepaskan perasaan sedikit lebih sulit. Namun setelah berkultivasi beberapa waktu saya menemukan sesungguhnya melepaskan kepentingan pribadi tidaklah begitu mudah, lewat beberapa waktu lagi saya juga menemukan bahwa ketenaran juga tidaklah begitu mudah untuk dilepaskan. Perlahan-lahan saya menyadari ketiga keterikatan tersebut saling berkaitan. Pada akhirnya saya menemukan dasar dari konsep pikiran tersebut adalah keegoisan, yang merupakan sifat dari makhluk hidup alam semesta lama.
Guru mengatakan kepada kita di Zhuan Falun,
“Proses Xiulian seutuhnya yang dialami seseorang adalah suatu proses yang terus-menerus menyingkirkan keterikatan hatinya.”
“Kita perlu secara fundamental mengubah konsep manusia biasa.”
“Tetapi sangat sulit menyingkirkan konsep-konsep yang telah diperoleh, karena ini barulah berkultivasi.” (“Sifat Keuddhaan,” dari Zhuan Falun II)
“Manusia harus balik ke asal kembali ke jati diri barulah merupakan tujuan sebenarnya dari menjadi seorang manusia.” (Zhuan Falun)
Guru mengajarkan kita sifat dasar dari kultivasi... bahwa untuk kembali ke jati diri kita yang sejati, “Kita perlu secara fundamental mengubah konsep manusia biasa,” sungguh-sungguh menyingkirkan semua pikiran dan konsep manusia, menghancurkan bingkai yang terbentuk dalam proses “menjebak diri kita sendiri dalam kepompong yang kita buat sendiri,” dan kembali ke sifat dasar kita.
Rekan-rekan praktisi, ketika kita melakukan tiga hal dengan baik, marilah terobos bingkai yang terbentuk oleh pikiran manusia, keterikatan, dan konsep pikiran. Mari terobos kepompong ini!
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2010/11/6/231961.htmlSaya masih mengingat ketika baru mulai berkultivasi, saya pikir bukan hal yang sulit. Kelihatannya tidaklah sulit untuk melepaskan “ketenaran, kepentingan pribadi, dan perasaan.” Melepaskan ketenaran dan kepentingan pribadi lumayan mudah, melepaskan perasaan sedikit lebih sulit. Namun setelah berkultivasi beberapa waktu saya menemukan sesungguhnya melepaskan kepentingan pribadi tidaklah begitu mudah, lewat beberapa waktu lagi saya juga menemukan bahwa ketenaran juga tidaklah begitu mudah untuk dilepaskan. Perlahan-lahan saya menyadari ketiga keterikatan tersebut saling berkaitan. Pada akhirnya saya menemukan dasar dari konsep pikiran tersebut adalah keegoisan, yang merupakan sifat dari makhluk hidup alam semesta lama.
Guru mengatakan kepada kita di Zhuan Falun,
“Proses Xiulian seutuhnya yang dialami seseorang adalah suatu proses yang terus-menerus menyingkirkan keterikatan hatinya.”
“Kita perlu secara fundamental mengubah konsep manusia biasa.”
“Tetapi sangat sulit menyingkirkan konsep-konsep yang telah diperoleh, karena ini barulah berkultivasi.” (“Sifat Keuddhaan,” dari Zhuan Falun II)
“Manusia harus balik ke asal kembali ke jati diri barulah merupakan tujuan sebenarnya dari menjadi seorang manusia.” (Zhuan Falun)
Guru mengajarkan kita sifat dasar dari kultivasi... bahwa untuk kembali ke jati diri kita yang sejati, “Kita perlu secara fundamental mengubah konsep manusia biasa,” sungguh-sungguh menyingkirkan semua pikiran dan konsep manusia, menghancurkan bingkai yang terbentuk dalam proses “menjebak diri kita sendiri dalam kepompong yang kita buat sendiri,” dan kembali ke sifat dasar kita.
Rekan-rekan praktisi, ketika kita melakukan tiga hal dengan baik, marilah terobos bingkai yang terbentuk oleh pikiran manusia, keterikatan, dan konsep pikiran. Mari terobos kepompong ini!
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/11/24/121588.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org