Menerobos Rintangan Dalam Klarifikasi Fakta
(Minghui.org) Sebuah pengalaman
klarifikasi fakta membuat saya menyadari bahwa ada keterikatan yang
tersembunyi sangat dalam di hati saya telah mengganggu saya dalam
mengklarifikasi fakta.
Karena klarifikasi fakta kepada
orang di tempat kerja, atasan saya telah berbicara dengan saya,
meminta saya untuk berhenti melakukannya. Saya pikir bahwa ini
adalah sebuah kesempatan yang bagus untuk memberitahu dia kenapa
PKC menindas Falun Gong, dan Guru mengajar kami untuk menjadi orang
yang baik. Saya pernah ditangkap sebelumnya. Saya ketakutan dan
hasil diskusi saya dengan atasan tidaklah bagus. Dia berkata kepada
saya, “Kami tidak mendukung ataupun melarang, tetapi kamu tidak
bisa mengatakan hal-hal seperti itu di tempat kerja.” Jadinya, saya
untuk sementara berhenti mengklarifikasi fakta.
Setelah belajar Fa untuk beberapa waktu, tingkat kesadaran saya meningkat. Suatu hari, seorang teman kerja berhenti kerja dan ingin pulang ke rumah, akan tetapi, dia (wanita) tidak segera pulang dan tinggal beberapa saat. Saya memikirkan kenapa dia tidak pulang. Ini pasti karena Guru ingin saya untuk klarifikasi fakta kepadanya. Ini adalah sebuah kesempatan yang diatur oleh Guru untuk meningkatkan diri saya dan sebuah kesempatan baginya untuk diselamatkan. Akan tetapi, ketika berhadapan dengannya, saya bahkan tidak bisa membuka mulut.
Saya mencari ke dalam. Apa sebenarnya rintangan itu? Setelah menganalisa pikiran saya, saya menemukan keterikatan dasar tersembunyi sangat dalam di hati saya: keegoisan.
Penderitaan yang telah saya alami sebelum termanifestasi karena keegoisan saya. Ketika melakukan sesuatu, pemikiran saya selalu berpusat pada bagaimana perasaan saya, apa yang saya lakukan untuk Dafa dan apa yang akan saya peroleh. Saya akan merasa gembira jika orang lain menyanjung saya, tidak senang ketika orang lain tidak setuju dengan saya. Setelah mengklarifikasi fakta, jika orang tidak menerimanya, saya merasa tidak tenang, dan jika mereka menerimanya, saya merasa senang. Saya menemukan semua ini datang dari keegoisan. Saya terpusat pada diri sendiri dan mempertimbangkan perasaan pribadi saya lebih dulu ketika melakukan apapun. Bukankah ini sesuatu dari alam semesta lama? Guru memberitahu kita untuk berkultivasi menjadi makluk hidup yang tidak egois, rendah hati, lurus dan sadar.
Saya mengubah pikiran untuk menerobos rintangan ini. Setelah menenangkan diri, saya mengambil pembatas buku Falun Dafa dan mengatakan padanya, “Simpanlah. Hubungan karma kita membuat kita bertemu. Ingat apa yang tertulis di atasnya. Falun Dafa adalah baik. Sejati-Baik-Sabar adalah baik. Saya mendoakan keberuntungan untukmu. Suatu hari kamu akan tahu bahwa apa yang saya berikan kepada kamu adalah yang terbaik.” Dia dengan senang menerimanya, “Terima kasih. Saya harus pulang sekarang”. Saya berdiri di sana dengan kagum setelah melihat reaksinya.
Melalui pengalaman ini, hati saya tiba-tiba merasa lega. Saya tahu bahwa selama mengikuti Fa Guru, memperlakukan dan menyelamatkan orang dengan belas kasih, Guru akan membantu saya. Saya menyadari bahwa, sebagai seorang murid, kita perlu mengatasi setiap masalah berdasar pada prinsip Fa, menerobos keterikatan egois kita dan melakukan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai praktisi Falun Dafa.
Setelah belajar Fa untuk beberapa waktu, tingkat kesadaran saya meningkat. Suatu hari, seorang teman kerja berhenti kerja dan ingin pulang ke rumah, akan tetapi, dia (wanita) tidak segera pulang dan tinggal beberapa saat. Saya memikirkan kenapa dia tidak pulang. Ini pasti karena Guru ingin saya untuk klarifikasi fakta kepadanya. Ini adalah sebuah kesempatan yang diatur oleh Guru untuk meningkatkan diri saya dan sebuah kesempatan baginya untuk diselamatkan. Akan tetapi, ketika berhadapan dengannya, saya bahkan tidak bisa membuka mulut.
Saya mencari ke dalam. Apa sebenarnya rintangan itu? Setelah menganalisa pikiran saya, saya menemukan keterikatan dasar tersembunyi sangat dalam di hati saya: keegoisan.
Penderitaan yang telah saya alami sebelum termanifestasi karena keegoisan saya. Ketika melakukan sesuatu, pemikiran saya selalu berpusat pada bagaimana perasaan saya, apa yang saya lakukan untuk Dafa dan apa yang akan saya peroleh. Saya akan merasa gembira jika orang lain menyanjung saya, tidak senang ketika orang lain tidak setuju dengan saya. Setelah mengklarifikasi fakta, jika orang tidak menerimanya, saya merasa tidak tenang, dan jika mereka menerimanya, saya merasa senang. Saya menemukan semua ini datang dari keegoisan. Saya terpusat pada diri sendiri dan mempertimbangkan perasaan pribadi saya lebih dulu ketika melakukan apapun. Bukankah ini sesuatu dari alam semesta lama? Guru memberitahu kita untuk berkultivasi menjadi makluk hidup yang tidak egois, rendah hati, lurus dan sadar.
Saya mengubah pikiran untuk menerobos rintangan ini. Setelah menenangkan diri, saya mengambil pembatas buku Falun Dafa dan mengatakan padanya, “Simpanlah. Hubungan karma kita membuat kita bertemu. Ingat apa yang tertulis di atasnya. Falun Dafa adalah baik. Sejati-Baik-Sabar adalah baik. Saya mendoakan keberuntungan untukmu. Suatu hari kamu akan tahu bahwa apa yang saya berikan kepada kamu adalah yang terbaik.” Dia dengan senang menerimanya, “Terima kasih. Saya harus pulang sekarang”. Saya berdiri di sana dengan kagum setelah melihat reaksinya.
Melalui pengalaman ini, hati saya tiba-tiba merasa lega. Saya tahu bahwa selama mengikuti Fa Guru, memperlakukan dan menyelamatkan orang dengan belas kasih, Guru akan membantu saya. Saya menyadari bahwa, sebagai seorang murid, kita perlu mengatasi setiap masalah berdasar pada prinsip Fa, menerobos keterikatan egois kita dan melakukan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai praktisi Falun Dafa.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2010/3/24/220342.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/3/31/115785.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org