Pengertian dari Mengatasi Penderitaan Penyakit Berat
(Minghui.org) Dua bulan yang lalu saya
memperlihatkan tanda-tanda terkena penyakit berat, yang terjadi
sangat cepat dan cukup berat. Sebelumnya, saya pikir telah
berkultivasi dengan cukup baik, dan saya selalu aktif dalam
mengklarifikasi fakta. Di mata teman-teman praktisi saya termasuk
kelompok yang rajin. Ditambah lagi saya masih muda dan belum pernah
terkena penyakit berat sebelum berkultivasi. Mengapa penderitaan
ini terjadi pada saya? Saya merasa bingung dan tidak tahu apa
masalah sesungguhnya. Saya bahkan kehilangan kepercayaan diri
karena teka-teki dan sakit yang harus saya alami selama penderitaan
ini. Setelah tenang dan melihat ke dalam, saya menggali banyak
keterikatan yang tersembunyi sangat dalam sehingga saya tidak
memperhatikannya. Dengan beginilah saya dapat mengatasi penderitaan
ini sedikit demi sedikit. Saya perhatikan banyak teman-teman
praktisi yang juga mengalami cobaan penyakit berat, seperti yang
terjadi pada praktisi-praktisi lain yang menulis pengalaman mereka
di situs web Clearwisdom. Karena hal ini, mereka tidak dapat
melakukan tiga hal dengan baik. Saya membagikan pengalaman saya
dari pelajaran yang saya dapat di bawah ini, berharap ini mungkin
dapat berguna bagi teman-teman praktisi.
Dua bulan yang lalu, saya mulai
memperlihatkan tanda-tanda terkena penyakit jantung. Ketika gejala
itu muncul, jantung saya berdebar kencang dan tidak teratur, yang
disusul dengan perasaan menjelang kematian. Tubuh saya bergetar tak
terkendali. Sesungguhnya, inilah alasan mengapa saya mulai
berkultivasi. Tetapi sejak saat itu tidak pernah muncul kejadian
seserius ini. Saya menyadari ini pastilah disebabkan oleh
keterikatan yang sudah sangat lama belum dapat saya lepaskan,
memberikan iblis alasan untuk menganiaya saya. Jadi saya mulai
belajar Fa dengan tenang, mencari ke dalam, dan mendiskusikan
keadaan ini dengan teman praktisi. Berturut-turut saya menemukan
dua keterikatan yang tersembunyi sangat dalam pada diri saya,
keterikatan mentalitas pamer dan birahi.
Karena memiliki keterikatan yang kuat terhadap mentalitas pamer dan ketenaran, saya selalu mencari pengakuan dan sangat perduli dengan pandangan orang lain terhadap saya. Tanpa mempertimbangkan kemampuan saya selalu menyetujui jika ada teman praktisi yang meminta bantuan. Kadang saya sangat sibuk hingga tidak sempat belajar Fa ataupun berlatih. Alasannya karena saya harus membantu praktisi lain, sehingga menutupi hati saya yang haus akan ketenaran. Keinginan ini sangat berbahaya. Membuat saya merasa dikelilingi oleh suara-suara pujian. Saya juga merasa lebih baik dari orang lain sehingga memandang rendah mereka. Walaupun saya juga mencari ke dalam, saya tidak sungguh-sungguh melakukannya. Walau demikian pada waktu itu saya merasa telah mencari ke dalam dengan baik. Terlebih lagi, ketika saya belajar Fa, saya tidak mendengarkan ajaran Guru dengan hati khidmat. Sebaliknya saya sangat arogan dan merasa telah menguasai kebenaran. Ketika saya melihat kembali, saya ngeri menyadari bahwa saya telah begitu dekat dengan bahaya, walaupun saya tidak menyadarinya pada waktu itu. Setelah saya gali lebih dalam, saya menemukan asal muasal kebutuhan untuk diakui ini berasal dari usaha saya yang berlebihan dalam menutupi rasa rendah diri saya. Ketika saya tumbuh, anak-anak lain menolak saya, dan selain rendah diri, saya juga sangat mencintai diri sendiri, jadi saya selalu berusaha untuk mengerjakan segala sesuatu dengan baik untuk menghindari kritikan.
Untuk masalah birahi, saya tidak pernah menaruh perhatian akan hal itu. Suami saya juga adalah seorang praktisi, dan setelah kami mulai berkultivasi, kami tidur di kamar yang terpisah. Ketika saya dihadapkan dengan ujian birahi di dalam mimpi, saya dapat mengendalikan diri, dan ketika saya mempunyai perasaan terhadap pria lain atau sebaliknya, saya menyadari itu tidak baik, dan saya bisa mengatasinya. Jadi walaupun teman-teman praktisi sering membicarakan masalah ini, saya tidak pernah memperhatikannya. Bahkan ketika saya mendapat penderitaan penyakit pun saya tidak menyadarinya hingga iblis birahi mencengkram saya dengan kuat di dalam mimpi. Setelah itu barulah saya benar-benar mencari ke dalam. Ketika saya menenangkan diri dan mencari ke dalam, birahi tetap menjadi masalah, karena selama ini usaha saya untuk menyingkirkannya tidak tuntas, rasa keinginan terhadap hal itu masih mengintai di dalam diri saya. Tambah lagi hati ini dikacaukan oleh ketenaran, saya sangat memperhatikan penampilan saya ketika berada di sekitar pria dan hati saya tergerak ketika melihat pria yang saya anggap menarik. Selain itu, ketika ada pria yang memperhatikan saya, tingkat kepuasan diri yang meningkat membuat saya menjadi tidak gigih maju. Ketika saya memutuskan untuk menyingkirkannya, saya merasa sangat sulit. Seolah-olah benda itu hidup, ia berontak di dalam pikiran saya, kemudian perlahan-lahan turun ke tubuh dan akhirnya keluar melalui telapak kaki. Saya masih belum tuntas menyingkirkannya. Sekarang saya memahami Fa telah menetapkan standar yang lebih tinggi bagi saya, saya harus tuntas menyingkirkan birahi ini dari setiap jengkal pikiran saya.
Ketika saya pikir saya telah mengetahui masalah saya, saya mengalami penderitaan penyakit yang lebih berat. Seluruh tubuh saya tiba-tiba terasa sangat dingin. Saya paham kekuatan lama ingin menarik saya. Ketika saya berada di ambang kematian, rasa takut yang tersembunyi sangat dalam muncul kepermukaan, yang juga mengungkap masalah fundamental, yaitu saya tidak mengkultivasikan diri saya dengan kokoh. Saya menemukan ternyata kepercayaan saya terhadap Dafa tidaklah sekokoh batu karang. Semua pengetahuan ilmiah modern, pengetahuan medis, dan pikiran-pikiran ateis saling susul menyusul bermunculan mengganggu kepecayaan saya pada Fa. Selain itu saya menyadari bahwa pada dasarnya saya belum melepaskan konsep-konsep pikiran manusia seperti selalu ingin menghindari kesulitan dan berharap dapat berkultivasi di lingkungan yang nyaman sampai mencapai kesempurnaan. Barulah selapis makna lagi, terbuka bagi saya, seperti yang Guru nyatakan,
“Untuk menyelami bidang ini, kita perlu secara fundamental mengubah konsep manusia biasa.” (“LUNYU” di Zhuan Falun)
Saya melakukan semua yang dapat saya lakukan untuk menerobos selapis demi selapis konsep-konsep yang terbentuk setelah lahir. Saya belajar Fa dengan seksama dan berpikir, “Saya yang sejati percaya pada kultivasi. Semua keraguan dan ketakutan bukanlah saya. Siapapun dan apapun janganlah berkeinginan untuk menghalangi saya berkultivasi Dafa. Saya adalah murid Guru Li Hongzhi. Walaupun saya masih memiliki keterikatan, saya akan diluruskan di dalam Fa. Saya pasti tidak akan mengijinkan iblis apapun menindas saya. Guru, tolonglah jaga saya.”
Pada waktu itu saya sangat tertekan karena situasi ini sepertinya muncul tanpa alasan. Saya berpikir mengapa kekuatan lama masih diijinkan menindas saya seperti ini. Dari mana sesungguhnya masalah tersebut berakar? Teman-teman praktisi menunjukan banyak keterikatan lain yang saya miliki, termasuk iri hati, perasaan terhadap anggota keluarga, dll. Semakin kita mencari, semakin banyak keterikatan yang kita temukan. Semakin mencari, saya semakin saya menyadari bahwa saya sesungguhnya belum berkultivasi dengan baik. Saya menjadi semakin tidak percaya diri, dan bahkan timbul perasaan takut dianiaya. Saya takut karena tidak melakukan dengan baik saya akan dianiaya. Jadi saya belajar Fa semakin giat tanpa istirahat. Beberapa teman praktisi menasihati saya untuk tidak tergesa-gesa melakukan sesuatu, saya seharusnya menenang diri untuk belajar Fa dan memancarkan pikiran lurus. Saya mengikuti nasehat mereka, tetapi tidak banyak membantu. Saat itu saya sangat putus asa.
Suatu hari saya menyadari saya tidak boleh tetap tinggal di rumah untuk melewati ujian. Apakah iblis hanya berusaha untuk mencegah saya terus berkultivasi? Apakah tujuan dari semua penderitaan yang saya alami? Mengapa saya harus terus berkultivasi? Untuk menyelamatkan makhluk hidup! Apakah saya sudah melupakan makhluk hidup karena saya hanya peduli untuk melewati ujian yang saya hadapi? Bukankah keegoisan seperti itu yang diinginkan oleh kekuatan lama? Bukankah kekuatan lama sedang menggunakan alasan “menguji praktisi kultivasi” untuk menganiaya praktisi Dafa dengan memerintahkan tangan-tangan hitam? Guru menginginkan kita untuk berkultivasi “kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri.” (“Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran” dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju) Guru juga berkata di “Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Amerika Serikat Barat,”
“Anda secara permukaan berbuat anggun dan mulia, sedangkan di dalam lubuk hati anda masih tetap mempertahankan, memegang erat benda-benda diri sendiri yang tak ingin dilepas, itu mutlak tidak dapat dibenarkan, Anda semua tahu, Buddha dan Dewa, mereka dapat mengesampingkan jiwanya demi kepentingan makhluk hidup, demi kepentingan alam semesta, apapun dapat dilepasnya, lagi pula tenang dan lega.”
Saya menyadari akar dari semua keterikatan yang disebutkan di atas berkaitan dengan keegoisan saya. Setelah menyadari ini, saya memutuskan untuk tidak lagi tenggelam dalam keterikatan dari keinginan untuk mencari keterikatan. Yang harus saya lakukan adalah melepaskan ego dan menyelamatkan orang lain, serta menyusuri jalur yang diatur oleh Guru. Tidak ada apa pun dan juga seorang pun yang dapat menghentikan saya!
Ketika saya benar-benar melepaskan kematian dan mengklarifikasi fakta, gejala penyakit mulai berkurang. Walaupun saya masih merasa sedikit tidak nyaman, tapi pasti akan segera hilang. Saya juga menyadari menemukan keterikatan saja belum berarti anda telah melewati ujian. Sebagai praktisi yang pernah tersesat, mungkin saja ada bagian yang harus saya tanggung. Setelah penganiayaan dimulai, saya hampir melepas kultivasi dari tahun 2001 hingga 2006. Saya bahkan menulis surat jaminan. Setelah saya pindah ke luar negeri pernah dua kali saya tidak sengaja memasak sup dengan kerang hidup. Ketika suami mengingatkan saya, saya mencari alasan untuk membela diri dan tidak sungguh-sungguh memperhatikan, hingga saya membaca sebuah artikel di situs Clearwisdom yang menceritakan ada seorang teman praktisi yang hampir disiksa sampai mati karena dia membunuh seekor ayam untuk dimasak untuk tamu. Barulah saya menyadari betapa seriusnya membunuh kehidupan dan pada akhirnya saya menjadi benar-benar memahami betapa seriusnya kultivasi itu.
Selama proses melewati ujian, saya dapat merasakan Guru mendampingi dan menjaga saya. Ketika setengah tertidur, saya jelas merasakan Falun sedang menyesuaikan tubuh saya. Ketika saya melakukannya dengan baik, Guru menyemangati saya dengan memperlihatkan pemandangan. Sebagai contoh, suatu saat ketika saya menyalakan komputer, saya melihat sebuah apel matang yang sangat besar menggelinding ke arah saya dari sebuah pohon. Saya dengan tulus berharap agar teman-teman praktisi yang masih sedang dalam penderitaan penyakit tidak kehilangan kepercayaan pada diri sendiri dan pada Dafa, apapun situasinya, dan berharap mereka mengatasi cobaan berat mereka dengan segera. Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan rasa terima kasih saya kepada teman-teman praktisi yang selalu membantu dan mendorong saya tanpa pamrih.
Ini adalah pemahaman saya di tingkat saya sekarang. Tolong koreksi kesalahan saya.
Karena memiliki keterikatan yang kuat terhadap mentalitas pamer dan ketenaran, saya selalu mencari pengakuan dan sangat perduli dengan pandangan orang lain terhadap saya. Tanpa mempertimbangkan kemampuan saya selalu menyetujui jika ada teman praktisi yang meminta bantuan. Kadang saya sangat sibuk hingga tidak sempat belajar Fa ataupun berlatih. Alasannya karena saya harus membantu praktisi lain, sehingga menutupi hati saya yang haus akan ketenaran. Keinginan ini sangat berbahaya. Membuat saya merasa dikelilingi oleh suara-suara pujian. Saya juga merasa lebih baik dari orang lain sehingga memandang rendah mereka. Walaupun saya juga mencari ke dalam, saya tidak sungguh-sungguh melakukannya. Walau demikian pada waktu itu saya merasa telah mencari ke dalam dengan baik. Terlebih lagi, ketika saya belajar Fa, saya tidak mendengarkan ajaran Guru dengan hati khidmat. Sebaliknya saya sangat arogan dan merasa telah menguasai kebenaran. Ketika saya melihat kembali, saya ngeri menyadari bahwa saya telah begitu dekat dengan bahaya, walaupun saya tidak menyadarinya pada waktu itu. Setelah saya gali lebih dalam, saya menemukan asal muasal kebutuhan untuk diakui ini berasal dari usaha saya yang berlebihan dalam menutupi rasa rendah diri saya. Ketika saya tumbuh, anak-anak lain menolak saya, dan selain rendah diri, saya juga sangat mencintai diri sendiri, jadi saya selalu berusaha untuk mengerjakan segala sesuatu dengan baik untuk menghindari kritikan.
Untuk masalah birahi, saya tidak pernah menaruh perhatian akan hal itu. Suami saya juga adalah seorang praktisi, dan setelah kami mulai berkultivasi, kami tidur di kamar yang terpisah. Ketika saya dihadapkan dengan ujian birahi di dalam mimpi, saya dapat mengendalikan diri, dan ketika saya mempunyai perasaan terhadap pria lain atau sebaliknya, saya menyadari itu tidak baik, dan saya bisa mengatasinya. Jadi walaupun teman-teman praktisi sering membicarakan masalah ini, saya tidak pernah memperhatikannya. Bahkan ketika saya mendapat penderitaan penyakit pun saya tidak menyadarinya hingga iblis birahi mencengkram saya dengan kuat di dalam mimpi. Setelah itu barulah saya benar-benar mencari ke dalam. Ketika saya menenangkan diri dan mencari ke dalam, birahi tetap menjadi masalah, karena selama ini usaha saya untuk menyingkirkannya tidak tuntas, rasa keinginan terhadap hal itu masih mengintai di dalam diri saya. Tambah lagi hati ini dikacaukan oleh ketenaran, saya sangat memperhatikan penampilan saya ketika berada di sekitar pria dan hati saya tergerak ketika melihat pria yang saya anggap menarik. Selain itu, ketika ada pria yang memperhatikan saya, tingkat kepuasan diri yang meningkat membuat saya menjadi tidak gigih maju. Ketika saya memutuskan untuk menyingkirkannya, saya merasa sangat sulit. Seolah-olah benda itu hidup, ia berontak di dalam pikiran saya, kemudian perlahan-lahan turun ke tubuh dan akhirnya keluar melalui telapak kaki. Saya masih belum tuntas menyingkirkannya. Sekarang saya memahami Fa telah menetapkan standar yang lebih tinggi bagi saya, saya harus tuntas menyingkirkan birahi ini dari setiap jengkal pikiran saya.
Ketika saya pikir saya telah mengetahui masalah saya, saya mengalami penderitaan penyakit yang lebih berat. Seluruh tubuh saya tiba-tiba terasa sangat dingin. Saya paham kekuatan lama ingin menarik saya. Ketika saya berada di ambang kematian, rasa takut yang tersembunyi sangat dalam muncul kepermukaan, yang juga mengungkap masalah fundamental, yaitu saya tidak mengkultivasikan diri saya dengan kokoh. Saya menemukan ternyata kepercayaan saya terhadap Dafa tidaklah sekokoh batu karang. Semua pengetahuan ilmiah modern, pengetahuan medis, dan pikiran-pikiran ateis saling susul menyusul bermunculan mengganggu kepecayaan saya pada Fa. Selain itu saya menyadari bahwa pada dasarnya saya belum melepaskan konsep-konsep pikiran manusia seperti selalu ingin menghindari kesulitan dan berharap dapat berkultivasi di lingkungan yang nyaman sampai mencapai kesempurnaan. Barulah selapis makna lagi, terbuka bagi saya, seperti yang Guru nyatakan,
“Untuk menyelami bidang ini, kita perlu secara fundamental mengubah konsep manusia biasa.” (“LUNYU” di Zhuan Falun)
Saya melakukan semua yang dapat saya lakukan untuk menerobos selapis demi selapis konsep-konsep yang terbentuk setelah lahir. Saya belajar Fa dengan seksama dan berpikir, “Saya yang sejati percaya pada kultivasi. Semua keraguan dan ketakutan bukanlah saya. Siapapun dan apapun janganlah berkeinginan untuk menghalangi saya berkultivasi Dafa. Saya adalah murid Guru Li Hongzhi. Walaupun saya masih memiliki keterikatan, saya akan diluruskan di dalam Fa. Saya pasti tidak akan mengijinkan iblis apapun menindas saya. Guru, tolonglah jaga saya.”
Pada waktu itu saya sangat tertekan karena situasi ini sepertinya muncul tanpa alasan. Saya berpikir mengapa kekuatan lama masih diijinkan menindas saya seperti ini. Dari mana sesungguhnya masalah tersebut berakar? Teman-teman praktisi menunjukan banyak keterikatan lain yang saya miliki, termasuk iri hati, perasaan terhadap anggota keluarga, dll. Semakin kita mencari, semakin banyak keterikatan yang kita temukan. Semakin mencari, saya semakin saya menyadari bahwa saya sesungguhnya belum berkultivasi dengan baik. Saya menjadi semakin tidak percaya diri, dan bahkan timbul perasaan takut dianiaya. Saya takut karena tidak melakukan dengan baik saya akan dianiaya. Jadi saya belajar Fa semakin giat tanpa istirahat. Beberapa teman praktisi menasihati saya untuk tidak tergesa-gesa melakukan sesuatu, saya seharusnya menenang diri untuk belajar Fa dan memancarkan pikiran lurus. Saya mengikuti nasehat mereka, tetapi tidak banyak membantu. Saat itu saya sangat putus asa.
Suatu hari saya menyadari saya tidak boleh tetap tinggal di rumah untuk melewati ujian. Apakah iblis hanya berusaha untuk mencegah saya terus berkultivasi? Apakah tujuan dari semua penderitaan yang saya alami? Mengapa saya harus terus berkultivasi? Untuk menyelamatkan makhluk hidup! Apakah saya sudah melupakan makhluk hidup karena saya hanya peduli untuk melewati ujian yang saya hadapi? Bukankah keegoisan seperti itu yang diinginkan oleh kekuatan lama? Bukankah kekuatan lama sedang menggunakan alasan “menguji praktisi kultivasi” untuk menganiaya praktisi Dafa dengan memerintahkan tangan-tangan hitam? Guru menginginkan kita untuk berkultivasi “kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri.” (“Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran” dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju) Guru juga berkata di “Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Amerika Serikat Barat,”
“Anda secara permukaan berbuat anggun dan mulia, sedangkan di dalam lubuk hati anda masih tetap mempertahankan, memegang erat benda-benda diri sendiri yang tak ingin dilepas, itu mutlak tidak dapat dibenarkan, Anda semua tahu, Buddha dan Dewa, mereka dapat mengesampingkan jiwanya demi kepentingan makhluk hidup, demi kepentingan alam semesta, apapun dapat dilepasnya, lagi pula tenang dan lega.”
Saya menyadari akar dari semua keterikatan yang disebutkan di atas berkaitan dengan keegoisan saya. Setelah menyadari ini, saya memutuskan untuk tidak lagi tenggelam dalam keterikatan dari keinginan untuk mencari keterikatan. Yang harus saya lakukan adalah melepaskan ego dan menyelamatkan orang lain, serta menyusuri jalur yang diatur oleh Guru. Tidak ada apa pun dan juga seorang pun yang dapat menghentikan saya!
Ketika saya benar-benar melepaskan kematian dan mengklarifikasi fakta, gejala penyakit mulai berkurang. Walaupun saya masih merasa sedikit tidak nyaman, tapi pasti akan segera hilang. Saya juga menyadari menemukan keterikatan saja belum berarti anda telah melewati ujian. Sebagai praktisi yang pernah tersesat, mungkin saja ada bagian yang harus saya tanggung. Setelah penganiayaan dimulai, saya hampir melepas kultivasi dari tahun 2001 hingga 2006. Saya bahkan menulis surat jaminan. Setelah saya pindah ke luar negeri pernah dua kali saya tidak sengaja memasak sup dengan kerang hidup. Ketika suami mengingatkan saya, saya mencari alasan untuk membela diri dan tidak sungguh-sungguh memperhatikan, hingga saya membaca sebuah artikel di situs Clearwisdom yang menceritakan ada seorang teman praktisi yang hampir disiksa sampai mati karena dia membunuh seekor ayam untuk dimasak untuk tamu. Barulah saya menyadari betapa seriusnya membunuh kehidupan dan pada akhirnya saya menjadi benar-benar memahami betapa seriusnya kultivasi itu.
Selama proses melewati ujian, saya dapat merasakan Guru mendampingi dan menjaga saya. Ketika setengah tertidur, saya jelas merasakan Falun sedang menyesuaikan tubuh saya. Ketika saya melakukannya dengan baik, Guru menyemangati saya dengan memperlihatkan pemandangan. Sebagai contoh, suatu saat ketika saya menyalakan komputer, saya melihat sebuah apel matang yang sangat besar menggelinding ke arah saya dari sebuah pohon. Saya dengan tulus berharap agar teman-teman praktisi yang masih sedang dalam penderitaan penyakit tidak kehilangan kepercayaan pada diri sendiri dan pada Dafa, apapun situasinya, dan berharap mereka mengatasi cobaan berat mereka dengan segera. Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan rasa terima kasih saya kepada teman-teman praktisi yang selalu membantu dan mendorong saya tanpa pamrih.
Ini adalah pemahaman saya di tingkat saya sekarang. Tolong koreksi kesalahan saya.
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2010/3/31/220740.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/4/18/116169.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org