Penganiayaan Dan Penyiksaan Huang Lizhong Sebelum Kematiannya
(Minghui.org) Praktisi Falun Gong, Huang
Lizhong (pria), penduduk dari Distrik Lianshan, Kota Huludao,
Provinsi Liaoning, dianiaya di Penjara Kota Panjin selama lebih
dari setahun. Kepala Bangsal 5, Wang Jianjun, menyiksa Huang dengan
tongkat listrik pada tanggal 20 April 2009, dimana hampir
membunuhnya. Penganiayaan lebih kejam dilanjutkan pada tanggal 20
Oktober 2009 di Bangsal 7. Huang meninggal dunia akibat beberapa
kali penyiksaan sekitar tanggal 25 Oktober 2009. Kepala Bangsal,
Zhang Guolin tidak memberitahu keluarga Huang dan tidak mengirimnya
ke rumah sakit untuk perawatan darurat saat dalam kondisi
kritis.
Huang Lizhong
Huang Lizhong, seorang pengusaha,
lahir pada tanggal 19 Juli 1961. Dia menderita penyakit jantung
sebelum berlatih Falun Gong. Dia juga terbiasa merokok, mabuk berat
dan berjudi. Temperamennya sangat buruk dan sering bertengkar
dengan istrinya. Huang sangat ahli pada teknologi dupa dan istrinya
menjalankan usaha kecil produksi dupa. Meskipun usaha mereka maju,
dia berjudi dan kehilangan banyak uang. Pada tahun 1996, Huang dan
istrinya mulai berlatih Falun Gong. Tidak hanya penyakit jantungnya
sembuh setelah berlatih Falun Gong, namun juga membuang semua
kebiasaan buruknya termasuk berjudi. Huang Lizhong berubah menjadi
orang yang berbelas kasih dan baik.
Setelah penganiayaan Falun Gong dimulai, para pejabat komunis mengganggu dan mengawasi Huang serta menyadap teleponnya. Dia dipaksa menjalani sesi cuci otak beberapa kali. Kemudian, Huang dikenai satu kali penahanan administratif dan tiga penahanan kriminil, dijatuhi hukuman kerja paksa tiga kali, dan dipenjara satu kali. Dia mengalami penganiayaan setiap penahanannya. Setiap kali Huang ditahan, dia tidak dibebaskan sebelum dianiaya sampai sekarat. Berikut ini adalah catatan penganiayaan dan penyiksaan yang diderita Huang sebelum kematiannya.
Setelah penganiayaan Falun Gong dimulai, para pejabat komunis mengganggu dan mengawasi Huang serta menyadap teleponnya. Dia dipaksa menjalani sesi cuci otak beberapa kali. Kemudian, Huang dikenai satu kali penahanan administratif dan tiga penahanan kriminil, dijatuhi hukuman kerja paksa tiga kali, dan dipenjara satu kali. Dia mengalami penganiayaan setiap penahanannya. Setiap kali Huang ditahan, dia tidak dibebaskan sebelum dianiaya sampai sekarat. Berikut ini adalah catatan penganiayaan dan penyiksaan yang diderita Huang sebelum kematiannya.
Antara tanggal penangkapan 25 Februari dan 25 Oktober 2009, ketika dianiaya sampai meninggal, Huang Lizhong, 46 tahun, menjadi kurus dan tubuhnya terluka parah
Ditangkap dan Diarak Di
Jalanan
Setelah Partai Komunis China (PKC) mulai menganiaya Falun Gong pada tanggal 20 Juli 1999, Huang pergi ke Beijing bersama praktisi lainnya untuk memohon keadilan. Dia ditangkap secara ilegal dan dibawa kembali ke Kota Huludao pada pertengahan September dan ditahan selama hampir sebulan.
Huang dan belasan praktisi lainnya ditahan di garasi halaman gedung Pemerintah Kotapraja Xintaimen pada tanggal 20 Oktober 1999. Di sana mereka dicuci otak oleh para petugas dari Kantor Polisi Kotapraja Xintaimen. Pada pagi hari, 26 Oktober 1999, Huang dan tiga praktisi lainnya diborgol di pada truk dan diarak di jalanan, untuk mempermalukan di depan masyarakat. Penahanan di Pusat Penahanan Kota Huludao berlanjut, dimana para petugas secara brutal memukul Huang.
Disiksa Di Kamp Kerja Paksa Kota Huludao
Ikut dalam permohonan di Beijing, Huang dikenai hukuman tiga tahun kamp kerja paksa dimulai pada tanggal 1 November 1999 di Kamp Kerja Paksa Kota Huludao. Petugas menyiksanya dengan kejam dan menyetrumnya dengan tongkat listrik.
Huang dan tujuh belas praktisi lainnya dikurung di Divisi Pengawas Ketat kamp kerja paksa pada tanggal 25 Juli 2000, dimana mereka dipaksa berdiri setiap hari dari jam 6 pagi sampai jam 9 malam. Mereka harus mempertahankan kedua kaki, tangan mereka di samping dan tubuh lurus; mereka dilarang bergerak, istirahat ataupun menggunakan kamar kecil. Setelah lima puluh tujuh hari berdiri seperti ini, kaki mereka bengkak, tubuh dan punggung sangat sakit. Ruangan dimana mereka berdiri sangat panas dan lembab, serta mereka dibasahi dengan keringat.
Enam bulan kemudian, tanggal 3 Januari 2001, petugas sekali lagi mengurung Huang dan empat belas praktisi lainnya di Divisi Pengawas Ketat. Tidak ada tempat tidur. Selama siang hari, para praktisi dipaksa duduk di lantai beton yang dingin dan harus tidur di lantai yang sama pada malam hari dengan hanya menggunakan sebuah selimut tipis. Lantainya dingin dan lembab pada bulan Januari, waktu yang paling dingin sepanjang tahun. Banyak praktisi menderita sakit punggung, kaki kram, dan diare. Mereka dipaksa duduk di lantai dari jam 6 pagi sampai 9 malam dengan posisi tetap, setiap hari selama lebih dari sebulan.
Huang mulai melancarkan mogok makan pada tanggal 28 Januari 2001. Petugas Liu Guohua memborgol Huang pada tempat tidur dan berusaha untuk mencekok dia. Beberapa hari kemudian Liu mengundang dokter penjara untuk memaksa Huang makan sup jagung tiga kali sehari. Petugas memborgol lengan Huang ke tempat tidur logam, dan lalu memasukkan pipa makanan dimana tidak dikeluarkan setelah dicekok. Seminggu lebih kemudian, Huang menjadi kurus, pucat dan rapuh, serta sempoyongan saat berjalan, Dia perlu dua orang untuk membantunya jalan menunju kamar kecil. Tujuh belas hari kemudian, dalam keadaan sekarat, petugas akhirnya membebaskan Huang.
Ditangkap Dua Kali Lagi
Tidak mampu menahan penganiayaan terus-menerus dan dibawah tekanan hebat dari PKC, istri Huang Lizhong menceraikan suaminya kurang dari setahun setelah dia ditahan di Kamp Kerja Paksa Kota Huludao. Setelah kejadian ini dia menjadi tunawisma selama empat tahun, sampai bulan Juni 2004, dia dan anaknya pindah ke rumah orang tuanya.
Hanya beberapa hari setelah pulang dari penahanan, Huang mulai menerima telepon dari para petugas Kantor Polisi Kotapraja Jinjiao. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk meninggalkan rumah agar menghindari gangguan dan kemungkinan ditangkap. Agen Kantor 610 kota, Kantor Polisi Distrik Lianshan, dan Kantor Polisi Kota Jinjiao mencari Huang kemana-mana. Dia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, kadang-kadang tidur di tumpukan kayu milik para petani. Dia hidup seperti ini selama empat bulan.
Petugas polisi Distrik Lianshan menangkap Huang Lizhong pada bulan Mei 2001 di Lembah Cimeihua Kota Xintaimen. Dia dikirim kembali ke kamp kerja paksa dimana dia melancarkan mogok makan pada tanggal 5 September 2001. Dia dibawa ke rumah sakit pada tanggal 20 September 2001 dan dibebaskan dari kamp kerja paksa pada tanggal 25 Oktober 2001.
Huang sekali lagi ditangkap pada malam hari pada tanggal 2 April 2004, dalam perjalanan pulang ke rumah dari sebuah pasar sayuran. Kali ini dia ditahan di Pusat Penahanan Kota Huludao dan dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Kota Huludao sebulan kemudian. Saat di sana, dia melakukan mogok makan dan dibebaskan bulan berikutnya.
Penganiayaan Terus-Menerus
Pada akhir tahun 2002, Kantor 610 kota mengeluarkan surat penangkapan Huang; dia tidak menemukan pekerjaan setempat. Dia kehilangan sumber mata pencaharian, yang mana dia tidak lagi dapat menghidupi putranya. Dia tidak dapat pulang ke rumah untuk menjumpai orangtuanya selama liburan, karena tempat tinggal orangtuanya diawasi polisi.
Putra Huang harus tinggal bersama kakek-neneknya sejak tahun 2001, setelah ibunya pergi. Putranya keluar dari sekolah sebelum menamatkan sekolah menengah. Dia segera meninggalkan rumah juga, dan bergabung dengan anggota gang. Dia hampir meninggal pada beberapa kejadian. Kakek neneknya terus mengkhawatirkan keselamatannya dan ketakutan setiap kali seseorang mengetuk pintu rumah mereka.
Sampai musim semi 2005, Huang akhirnya mendapat pekerjaan di ladang pelindung air. Dia menikah lagi pada tahun 2006, dan pada bulan Maret 2007, putranya pindah bersama dia dan istrinya yang baru. Namun, kehidupan mereka yang damai berlangsung kurang dari setahun. Sekitar pukul 6 pagi tanggal 25 Februari 2008, Huang ditangkap di rumah, dan sekali lagi, keluarga baru ini berantakan.
Ditangkap, Tempat Tinggal Digeledah, Dijatuhi Hukuman Sepuluh Tahun Penjara
Pada 2008. dengan alasan “Keamanan untuk Pertandingan Olimpiade,” pada pejabat Partai Komunis China menangkap Huang dan 12 praktisi lainnya di Kota Huludao dan menahannya di Pusat Penahanan Kota Huludao.
Saat Huang ditahan, para agen Pengadilan Distrik Lianshan diam-diam menjatuhkan hukuman sepuluh tahun penjara pada tanggal 12 Mei 2008, tanpa persidangan. (Hakimnya Wei Aijun (wanita), nomor telepon kantornya 0429-2163962). Keluarga Huang tidak pernah melihat suarat keputusannya. Huang memutuskan untuk banding; namun, hakim pengadilan tingkat menengah, Cao Ensi (nomor telepon kantornya 0429-3166449, telepon selularnya 13898995566) membenarkan putusan semula pada tanggal 12 Juni 2008.
Disetrum dengan Tongkat Listrik
Setelah Partai Komunis China (PKC) mulai menganiaya Falun Gong pada tanggal 20 Juli 1999, Huang pergi ke Beijing bersama praktisi lainnya untuk memohon keadilan. Dia ditangkap secara ilegal dan dibawa kembali ke Kota Huludao pada pertengahan September dan ditahan selama hampir sebulan.
Huang dan belasan praktisi lainnya ditahan di garasi halaman gedung Pemerintah Kotapraja Xintaimen pada tanggal 20 Oktober 1999. Di sana mereka dicuci otak oleh para petugas dari Kantor Polisi Kotapraja Xintaimen. Pada pagi hari, 26 Oktober 1999, Huang dan tiga praktisi lainnya diborgol di pada truk dan diarak di jalanan, untuk mempermalukan di depan masyarakat. Penahanan di Pusat Penahanan Kota Huludao berlanjut, dimana para petugas secara brutal memukul Huang.
Disiksa Di Kamp Kerja Paksa Kota Huludao
Ikut dalam permohonan di Beijing, Huang dikenai hukuman tiga tahun kamp kerja paksa dimulai pada tanggal 1 November 1999 di Kamp Kerja Paksa Kota Huludao. Petugas menyiksanya dengan kejam dan menyetrumnya dengan tongkat listrik.
Huang dan tujuh belas praktisi lainnya dikurung di Divisi Pengawas Ketat kamp kerja paksa pada tanggal 25 Juli 2000, dimana mereka dipaksa berdiri setiap hari dari jam 6 pagi sampai jam 9 malam. Mereka harus mempertahankan kedua kaki, tangan mereka di samping dan tubuh lurus; mereka dilarang bergerak, istirahat ataupun menggunakan kamar kecil. Setelah lima puluh tujuh hari berdiri seperti ini, kaki mereka bengkak, tubuh dan punggung sangat sakit. Ruangan dimana mereka berdiri sangat panas dan lembab, serta mereka dibasahi dengan keringat.
Enam bulan kemudian, tanggal 3 Januari 2001, petugas sekali lagi mengurung Huang dan empat belas praktisi lainnya di Divisi Pengawas Ketat. Tidak ada tempat tidur. Selama siang hari, para praktisi dipaksa duduk di lantai beton yang dingin dan harus tidur di lantai yang sama pada malam hari dengan hanya menggunakan sebuah selimut tipis. Lantainya dingin dan lembab pada bulan Januari, waktu yang paling dingin sepanjang tahun. Banyak praktisi menderita sakit punggung, kaki kram, dan diare. Mereka dipaksa duduk di lantai dari jam 6 pagi sampai 9 malam dengan posisi tetap, setiap hari selama lebih dari sebulan.
Huang mulai melancarkan mogok makan pada tanggal 28 Januari 2001. Petugas Liu Guohua memborgol Huang pada tempat tidur dan berusaha untuk mencekok dia. Beberapa hari kemudian Liu mengundang dokter penjara untuk memaksa Huang makan sup jagung tiga kali sehari. Petugas memborgol lengan Huang ke tempat tidur logam, dan lalu memasukkan pipa makanan dimana tidak dikeluarkan setelah dicekok. Seminggu lebih kemudian, Huang menjadi kurus, pucat dan rapuh, serta sempoyongan saat berjalan, Dia perlu dua orang untuk membantunya jalan menunju kamar kecil. Tujuh belas hari kemudian, dalam keadaan sekarat, petugas akhirnya membebaskan Huang.
Ditangkap Dua Kali Lagi
Tidak mampu menahan penganiayaan terus-menerus dan dibawah tekanan hebat dari PKC, istri Huang Lizhong menceraikan suaminya kurang dari setahun setelah dia ditahan di Kamp Kerja Paksa Kota Huludao. Setelah kejadian ini dia menjadi tunawisma selama empat tahun, sampai bulan Juni 2004, dia dan anaknya pindah ke rumah orang tuanya.
Hanya beberapa hari setelah pulang dari penahanan, Huang mulai menerima telepon dari para petugas Kantor Polisi Kotapraja Jinjiao. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk meninggalkan rumah agar menghindari gangguan dan kemungkinan ditangkap. Agen Kantor 610 kota, Kantor Polisi Distrik Lianshan, dan Kantor Polisi Kota Jinjiao mencari Huang kemana-mana. Dia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, kadang-kadang tidur di tumpukan kayu milik para petani. Dia hidup seperti ini selama empat bulan.
Petugas polisi Distrik Lianshan menangkap Huang Lizhong pada bulan Mei 2001 di Lembah Cimeihua Kota Xintaimen. Dia dikirim kembali ke kamp kerja paksa dimana dia melancarkan mogok makan pada tanggal 5 September 2001. Dia dibawa ke rumah sakit pada tanggal 20 September 2001 dan dibebaskan dari kamp kerja paksa pada tanggal 25 Oktober 2001.
Huang sekali lagi ditangkap pada malam hari pada tanggal 2 April 2004, dalam perjalanan pulang ke rumah dari sebuah pasar sayuran. Kali ini dia ditahan di Pusat Penahanan Kota Huludao dan dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Kota Huludao sebulan kemudian. Saat di sana, dia melakukan mogok makan dan dibebaskan bulan berikutnya.
Penganiayaan Terus-Menerus
Pada akhir tahun 2002, Kantor 610 kota mengeluarkan surat penangkapan Huang; dia tidak menemukan pekerjaan setempat. Dia kehilangan sumber mata pencaharian, yang mana dia tidak lagi dapat menghidupi putranya. Dia tidak dapat pulang ke rumah untuk menjumpai orangtuanya selama liburan, karena tempat tinggal orangtuanya diawasi polisi.
Putra Huang harus tinggal bersama kakek-neneknya sejak tahun 2001, setelah ibunya pergi. Putranya keluar dari sekolah sebelum menamatkan sekolah menengah. Dia segera meninggalkan rumah juga, dan bergabung dengan anggota gang. Dia hampir meninggal pada beberapa kejadian. Kakek neneknya terus mengkhawatirkan keselamatannya dan ketakutan setiap kali seseorang mengetuk pintu rumah mereka.
Sampai musim semi 2005, Huang akhirnya mendapat pekerjaan di ladang pelindung air. Dia menikah lagi pada tahun 2006, dan pada bulan Maret 2007, putranya pindah bersama dia dan istrinya yang baru. Namun, kehidupan mereka yang damai berlangsung kurang dari setahun. Sekitar pukul 6 pagi tanggal 25 Februari 2008, Huang ditangkap di rumah, dan sekali lagi, keluarga baru ini berantakan.
Ditangkap, Tempat Tinggal Digeledah, Dijatuhi Hukuman Sepuluh Tahun Penjara
Pada 2008. dengan alasan “Keamanan untuk Pertandingan Olimpiade,” pada pejabat Partai Komunis China menangkap Huang dan 12 praktisi lainnya di Kota Huludao dan menahannya di Pusat Penahanan Kota Huludao.
Saat Huang ditahan, para agen Pengadilan Distrik Lianshan diam-diam menjatuhkan hukuman sepuluh tahun penjara pada tanggal 12 Mei 2008, tanpa persidangan. (Hakimnya Wei Aijun (wanita), nomor telepon kantornya 0429-2163962). Keluarga Huang tidak pernah melihat suarat keputusannya. Huang memutuskan untuk banding; namun, hakim pengadilan tingkat menengah, Cao Ensi (nomor telepon kantornya 0429-3166449, telepon selularnya 13898995566) membenarkan putusan semula pada tanggal 12 Juni 2008.
Disetrum dengan Tongkat Listrik
Warna kulit dibawah leher Huang jelas berbeda dengan warna kulit leher di bagian lain. Telinga kanannya ungu; anggota keluarganya menemukan bahwa gendang telinganya pecah. Dia memberitahu keluarganya bahwa kadang-kadang dia tidak bisa mendengar
Pada suatu kali di musim panas
2008, Huang ditahan di Bangsal 5 Penjara Kota Panjin di Provinsi
Liaoning. Istrinya pergi ke penjara pada tanggal 2 Mei 2009,
berharap untuk menjumpainya, namun sipir penjara Ma Ying mengatakan
bahwa karena Huang Lizhong telah “melanggar peraturan penjara,”
maka dia dilarang bertemu dengan pengunjung manapun selama lima
bulan. Istrinya pergi sekali lagi pada pertengahan Juni ke Penjara
Kota Panjin namun sekali lagi ditolak haknya untuk mengunjungi
suaminya.
Lima bulan kemudian, 20 Oktober 2009, saat istri Huang pergi ke Penjara Kota Panjin, dia menemukan Huang telah dipindahkan ke Bangsal 7. Ketika dia pergi ke sana, kepala bangsal Zhang Guolin mengatakan bahwa karena istrinya tersebut juga berlatih Falun Gong, maka dia tidak akan memberi ijin untuk menemui suaminya. Zhang berkata bahwa Huang “yang paling keras kepala”. Setelah petugas membawa pergi buku-buku Falun Gong milik Huang, pada tanggal 18 Oktober, dia mulai melancarkan mogok makan, untuk memperoleh bukunya kembali. Pada pagi hari di hari ketiga mogok makan, petugas memindahkannya ke klinik penjara karena mereka menemukan dirinya sakit. Istri Huang segera memohon kepada Zhang, dan dia diijinkan menjumpai suaminya pada sore itu.
Ketika dua narapidana membawa Huang ke ruang pengunjung sekitar pukul 2 siang, istrinya hampir tidak mengenalinya. Dia kelihatan sangat pucat. Dia kurus dan giginya rusak. Dia tidak bertenaga untuk berbicara, dan gemetaran. Hanya dalam rentang lima bulan, penjara tersebut telah menganiaya seorang yang sehat berumur 47 tahun sampai kelihatan lemah dan tua. Terakhir kali dia menjumpainya di bulan April, suaminya baik-baik saja dan penuh energi. Bagaimana dia dapat berubah dalam waktu singkat? Dia mengatakan padanya, “Mereka hampir menyetrum saya dengan tongkat listrik sampai mati. Berangsur-angsur saya pulih.” Istrinya bertanya, “Kapan itu terjadi?” Dia menjawab, “Pada tanggal 20 April.” Dia bertanya lagi, “Siapa yang menyetrummu?” Dia menjawab, “Wang Jianjun.” Dia juga memberitahu istrinya bahwa setelah disetrum, telinganya sakit, dan kadang-kadang tidak dapat mendengar apapun. Karena dia sangat lemah, dia sulit berbicara dan terus gemetaran. Menurut petugas, Huang juga mempunyai masalah jantung.
Pertemuan itu berlangsung sekitar 20 menit; setelah itu, keluarga Huang akhirnya mengerti mengapa mereka dilarang menjumpainya; Wang Jianjun dan petugas lainnya ingin menyembunyikan fakta bahwa mereka menyiksa Huang begitu berat. Lima hari setelah kunjungan itu, sekitar jam 9:30 malam tanggal 25 Oktober, Zhang Guolin (nomor polisi 2193104) menelepon putra Huang dan mengatakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan mereka harus pergi ke Penjara Kota Panjin untuk menangani urusan Huang.
Anggota Keluarga Berjuang untuk Keadilan
Pada pagi hari, 26 Oktober 2009, keluarga Huang pergi bersama seorang pengacara ke Penjara Kota Panjin. Mereka tiba sekitar siang hari. Setelah bertemu dengan kepala Bangsal 7, Zhang Guolin dan Bangsal 5, dokter Zhang Yawei, mereka pergi untuk melihat mayat Huang. Setelah memotret tubuh Huang, anggota keluarganya meminta untuk berbicara dengan kepala penjara, yang mengatakan bahwa Huang “tiba-tiba meninggal dunia.”
Anggota keluarga Huang meminta pihak otoritas penjara agar memberikan dokumen tertulis, untuk membuktikan Huang meninggal secara alami. Mereka juga mengajukan permintaan otopsi, namun petugas kejaksaan Distrik Chengjiao menolak permintaan mereka.
Pada 28 Oktober 2009, Zhang Guolin mendesak anggota keluarga untuk pergi ke Penjara Kota Panjin agar pihak penjara melakukan otopsi, namun anggota keluarga menolak pergi karena mereka tahu adalah mustahil untuk mempercayai hasil otopsi yang dibuat oleh seseorang yang diajukan oleh Kejaksaan Distrik Chenjiao. Untuk mencari keadilan bagi yang penderita dan menghukum para pelaku, keluarga itu memutuskan untuk naik banding.
Zhang Guolin Bertanggung Jawab Atas Kematian Huang
Zhang Guolin terus menerus mengancam dan mengganggu istri Huang dan mengatakan di telepon, “Anda memuat nomor telepon saya di internet. Telepon selular saya berdering terus-menerus selama 24 jam kemarin (para praktisi menelepon untuk menjelaskan fakta sebenarnya kepadanya). Saya sudah melaporkan Anda ke otoritas yang lebih tinggi. Saya tidak dapat melakukan apa-apa dalam hal ini.”
Pada 20 Oktober 20009, Huang dalam kondisi kritis, dan meninggal dunia pada tanggal 25. Sebelum kematiannya, dia pingsan. Zhang Guolin bertanggung jawab atas lima hari tersebut. Dia menunda perawatan dan tidak mengirim Huang ke ruang darurat saat dia hampir meninggal. Lebih lanjut, dia tidak memberitahu keluarga saat Huang dalam kondisi kritis, dan menutupi fakta bahwa Wang Jianjun, Ma Ying, Sun Yongjin dan dirinya, telah menganiaya Huang. Jika mereka memberi perhatian medis secara periodik pada tanggal 20 Oktober, ataupun Zhang Guolin memberitahu keluarga Huang agar membawanya pulang untuk perawatan, Huang mungkin tidak meninggal.
Zhang Guolin adalah kepala Bangsal Penjara 7. Dia bertanggung jawab atas semua tahanan di bangsalnya. Suatu sumber informasi mengungkapkan bahwa Zhang memimpin penganiayaan terhadap para praktisi Falun Gong di Penjara Kota Panjin.
Dibawah tekanan berat, keluarga Huang akhirnya mengijinkan petugas penjara untuk melakukan kremasi.
Kakak dari orangtua Huang Lizhong, berumur 70-an, lemah dan sakit. Takut dan khawatir para petugas Penjara Kota Panjin akan mengkremasi tubuh Huang tanpa ijin mereka. Mereka juga bingung karena putra mereka meninggal tanpa kompensasi apapun. Dua minggu dengan cepat berlalu, dan orangtua Huang tidak lagi dapat bertahan atas ancaman dan gangguan terus-menerus dari Zhang Guolin. Pada saat yang bersamaan, keamanan istri Huang juga dalam bahaya, karena Komite Hukum dan Politik Kota Huludao mengeluarkan perintah penangkapan atas dirinya.
Dibawah tekanan dari Wang Haijun dan Zhang Guolin, anggota keluarga Huang tidak punya pilihan selain menerima tawaran dari pihak penjara pada 10 November 2009, dimana pihak penjara akan membayar mereka 50.000 yuan untuk menutup kasus tersebut tanpa melalui prosedur legal. Sebagai bagian dari persetujua, anggota keluarganya juga harus menandatangani dokumen yang menyatakan Huang Lizhong “meninggal secara alami”, dan jasadnya dikremasi. Penjara Kota Panjin juga mengganti pengeluaran keluarganya sejumlah 7.000 yuan termasuk biaya perjalanan, pakaian penguburan dan pembakaran jenazah, ditambah 1.300 yuan biaya kremasi. Sebagai tambahan, pihak penjara membayar 50.000 yuan sebagai kompensasi kematian Huang.
Setelah itu, bagaimanapun, para petugas Komite Hukum dan Politik Kota Huludao dan agen Kantor 610 tetap tidak melepaskan istri Huang dan berusaha untuk menangkapnya pada 8 Desember 2009. Kakak dari ayah Huang pergi ke pemerintahan provinsi untuk menuntut mereka. Namun, sampai hari ini mereka tetap tidak mendengar jawaban apapun.
Penjara Kota Panjin:
Alamat: Jalan Xinsheng, Distrik Xinglongtai, Kota Panjin, Provinsi Liaoning, kode pos 124106
Telepon: faks: 86-427-5637777
Zhang Guolin, kepala bangsal: 86-13390270703
Zhang Yawei, dokter penjara klinik bangsal 5, 86-13390273366 (selular)
Wang Haijun, kepala Penjara Seksi Politik, telepon kantor: 86-427-5637369; faks: 86-427-5637351
Song Wanzhong, kepala penjara: 86-427-5632100
Huang Zhongqing, kepala politik
Artikel terkait: "Permintaan Otopsi Ditolak setelah Huang Lizhong Dianiaya hingga Meninggal Dunia."
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/11/10/112226.html
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2010/3/17/219896.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/4/20/116209.html
Lima bulan kemudian, 20 Oktober 2009, saat istri Huang pergi ke Penjara Kota Panjin, dia menemukan Huang telah dipindahkan ke Bangsal 7. Ketika dia pergi ke sana, kepala bangsal Zhang Guolin mengatakan bahwa karena istrinya tersebut juga berlatih Falun Gong, maka dia tidak akan memberi ijin untuk menemui suaminya. Zhang berkata bahwa Huang “yang paling keras kepala”. Setelah petugas membawa pergi buku-buku Falun Gong milik Huang, pada tanggal 18 Oktober, dia mulai melancarkan mogok makan, untuk memperoleh bukunya kembali. Pada pagi hari di hari ketiga mogok makan, petugas memindahkannya ke klinik penjara karena mereka menemukan dirinya sakit. Istri Huang segera memohon kepada Zhang, dan dia diijinkan menjumpai suaminya pada sore itu.
Ketika dua narapidana membawa Huang ke ruang pengunjung sekitar pukul 2 siang, istrinya hampir tidak mengenalinya. Dia kelihatan sangat pucat. Dia kurus dan giginya rusak. Dia tidak bertenaga untuk berbicara, dan gemetaran. Hanya dalam rentang lima bulan, penjara tersebut telah menganiaya seorang yang sehat berumur 47 tahun sampai kelihatan lemah dan tua. Terakhir kali dia menjumpainya di bulan April, suaminya baik-baik saja dan penuh energi. Bagaimana dia dapat berubah dalam waktu singkat? Dia mengatakan padanya, “Mereka hampir menyetrum saya dengan tongkat listrik sampai mati. Berangsur-angsur saya pulih.” Istrinya bertanya, “Kapan itu terjadi?” Dia menjawab, “Pada tanggal 20 April.” Dia bertanya lagi, “Siapa yang menyetrummu?” Dia menjawab, “Wang Jianjun.” Dia juga memberitahu istrinya bahwa setelah disetrum, telinganya sakit, dan kadang-kadang tidak dapat mendengar apapun. Karena dia sangat lemah, dia sulit berbicara dan terus gemetaran. Menurut petugas, Huang juga mempunyai masalah jantung.
Pertemuan itu berlangsung sekitar 20 menit; setelah itu, keluarga Huang akhirnya mengerti mengapa mereka dilarang menjumpainya; Wang Jianjun dan petugas lainnya ingin menyembunyikan fakta bahwa mereka menyiksa Huang begitu berat. Lima hari setelah kunjungan itu, sekitar jam 9:30 malam tanggal 25 Oktober, Zhang Guolin (nomor polisi 2193104) menelepon putra Huang dan mengatakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan mereka harus pergi ke Penjara Kota Panjin untuk menangani urusan Huang.
Anggota Keluarga Berjuang untuk Keadilan
Pada pagi hari, 26 Oktober 2009, keluarga Huang pergi bersama seorang pengacara ke Penjara Kota Panjin. Mereka tiba sekitar siang hari. Setelah bertemu dengan kepala Bangsal 7, Zhang Guolin dan Bangsal 5, dokter Zhang Yawei, mereka pergi untuk melihat mayat Huang. Setelah memotret tubuh Huang, anggota keluarganya meminta untuk berbicara dengan kepala penjara, yang mengatakan bahwa Huang “tiba-tiba meninggal dunia.”
Anggota keluarga Huang meminta pihak otoritas penjara agar memberikan dokumen tertulis, untuk membuktikan Huang meninggal secara alami. Mereka juga mengajukan permintaan otopsi, namun petugas kejaksaan Distrik Chengjiao menolak permintaan mereka.
Pada 28 Oktober 2009, Zhang Guolin mendesak anggota keluarga untuk pergi ke Penjara Kota Panjin agar pihak penjara melakukan otopsi, namun anggota keluarga menolak pergi karena mereka tahu adalah mustahil untuk mempercayai hasil otopsi yang dibuat oleh seseorang yang diajukan oleh Kejaksaan Distrik Chenjiao. Untuk mencari keadilan bagi yang penderita dan menghukum para pelaku, keluarga itu memutuskan untuk naik banding.
Zhang Guolin Bertanggung Jawab Atas Kematian Huang
Zhang Guolin terus menerus mengancam dan mengganggu istri Huang dan mengatakan di telepon, “Anda memuat nomor telepon saya di internet. Telepon selular saya berdering terus-menerus selama 24 jam kemarin (para praktisi menelepon untuk menjelaskan fakta sebenarnya kepadanya). Saya sudah melaporkan Anda ke otoritas yang lebih tinggi. Saya tidak dapat melakukan apa-apa dalam hal ini.”
Pada 20 Oktober 20009, Huang dalam kondisi kritis, dan meninggal dunia pada tanggal 25. Sebelum kematiannya, dia pingsan. Zhang Guolin bertanggung jawab atas lima hari tersebut. Dia menunda perawatan dan tidak mengirim Huang ke ruang darurat saat dia hampir meninggal. Lebih lanjut, dia tidak memberitahu keluarga saat Huang dalam kondisi kritis, dan menutupi fakta bahwa Wang Jianjun, Ma Ying, Sun Yongjin dan dirinya, telah menganiaya Huang. Jika mereka memberi perhatian medis secara periodik pada tanggal 20 Oktober, ataupun Zhang Guolin memberitahu keluarga Huang agar membawanya pulang untuk perawatan, Huang mungkin tidak meninggal.
Zhang Guolin adalah kepala Bangsal Penjara 7. Dia bertanggung jawab atas semua tahanan di bangsalnya. Suatu sumber informasi mengungkapkan bahwa Zhang memimpin penganiayaan terhadap para praktisi Falun Gong di Penjara Kota Panjin.
Dibawah tekanan berat, keluarga Huang akhirnya mengijinkan petugas penjara untuk melakukan kremasi.
Kakak dari orangtua Huang Lizhong, berumur 70-an, lemah dan sakit. Takut dan khawatir para petugas Penjara Kota Panjin akan mengkremasi tubuh Huang tanpa ijin mereka. Mereka juga bingung karena putra mereka meninggal tanpa kompensasi apapun. Dua minggu dengan cepat berlalu, dan orangtua Huang tidak lagi dapat bertahan atas ancaman dan gangguan terus-menerus dari Zhang Guolin. Pada saat yang bersamaan, keamanan istri Huang juga dalam bahaya, karena Komite Hukum dan Politik Kota Huludao mengeluarkan perintah penangkapan atas dirinya.
Dibawah tekanan dari Wang Haijun dan Zhang Guolin, anggota keluarga Huang tidak punya pilihan selain menerima tawaran dari pihak penjara pada 10 November 2009, dimana pihak penjara akan membayar mereka 50.000 yuan untuk menutup kasus tersebut tanpa melalui prosedur legal. Sebagai bagian dari persetujua, anggota keluarganya juga harus menandatangani dokumen yang menyatakan Huang Lizhong “meninggal secara alami”, dan jasadnya dikremasi. Penjara Kota Panjin juga mengganti pengeluaran keluarganya sejumlah 7.000 yuan termasuk biaya perjalanan, pakaian penguburan dan pembakaran jenazah, ditambah 1.300 yuan biaya kremasi. Sebagai tambahan, pihak penjara membayar 50.000 yuan sebagai kompensasi kematian Huang.
Setelah itu, bagaimanapun, para petugas Komite Hukum dan Politik Kota Huludao dan agen Kantor 610 tetap tidak melepaskan istri Huang dan berusaha untuk menangkapnya pada 8 Desember 2009. Kakak dari ayah Huang pergi ke pemerintahan provinsi untuk menuntut mereka. Namun, sampai hari ini mereka tetap tidak mendengar jawaban apapun.
Penjara Kota Panjin:
Alamat: Jalan Xinsheng, Distrik Xinglongtai, Kota Panjin, Provinsi Liaoning, kode pos 124106
Telepon: faks: 86-427-5637777
Zhang Guolin, kepala bangsal: 86-13390270703
Zhang Yawei, dokter penjara klinik bangsal 5, 86-13390273366 (selular)
Wang Haijun, kepala Penjara Seksi Politik, telepon kantor: 86-427-5637369; faks: 86-427-5637351
Song Wanzhong, kepala penjara: 86-427-5632100
Huang Zhongqing, kepala politik
Artikel terkait: "Permintaan Otopsi Ditolak setelah Huang Lizhong Dianiaya hingga Meninggal Dunia."
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/11/10/112226.html
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2010/3/17/219896.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/4/20/116209.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org