(Minghui.org) Saya ingin berbagi pengalaman peingkatan kultivasi saya, dan bagaimana saya mnggunakannya dalam mengajar seni pertunjukkan.

1. Mengatasi ego saya

Para siswa pada umumnya didorong untuk menjadi egois, untuk menyatakan keinginan meraka sendiri dan menarik perhatian para penonton sebanyak mungkin. Akan tetapi, Guru memberitahukan kita egoisme adalah penyebab kemerosotan alam semesta lama. Kita para kultivator memahami bahwa ego tidak akan mengantar kita ke tingkat yang lebih tinggi. Lalu, bagaimana saya menjelaskan bahayanya egoisme kepada para siswa ketika saya mengajar?

Langkah pertama adalah komunikasi, konsep utama dalam seni pertunjukkan -- suatu format seni yang menuntut kerjasama tim. Penonton tidak datang untuk mengamati individu tertentu beraksi. Sejauh mana kesungguhan penampilan seniman dan seberapa baik mereka berkomunikasi satu sama lain adalah yang paling utama. Ketika latihan komunikasi saya memberitahukan para siswa bahwa penampilan mereka terlihat ragu-ragu, karena mereka hanya memperhatikan perasaan, pikiran atau asumsi diri mereka sendiri, bukannya mengenali apa yang orang lain butuhkan. Saya membagikan pengalaman kultivasi saya, menggunakan kata-kata yang bisa mereka pahami, “Untuk menjadi seorang seniman pertunjukkan yang baik, seseorang harus membantu seniman lain untuk tampil dengan baik.” Prinsip Fa menyentuh hati para siswa dan dengan seketika mereka memahami itu. Di bawah ini adalah catatan dari para siswa.

Siswa 1: Di awal latihan saya merasa dapat bereaksi dan beradaptasi dengan baik, tetapi biasanya saya mnggunakan kata-kata untuk mengekspresikan pikiran saya dan tidak mengetahui bagaimana memahami perasaan orang lain. Dengan menyesuaikan orang lain ke dalam kerangka pikiran saya, bukannya mempertimbangkan orang lain, saya tidak mengalami perkembangan pribadi dan ego saya bertambah besar. Di dalam latihan selanjutnya saya menemukan masalah saya sendiri dan berusaha untuk menyelesaikannya.

Siswa 2: Hal terpenting yang saya pelajari adalah bagaimana berkomunikasi dengan orang. Mungkin nampak sepele, tetapi berapa banyak di antara kita yang mengetahui makna komunikasi yang sebenarnya dan bisa mencapai itu? Komunikasi dengan yang lain berarti perlakukan orang yang berbeda dengan pendekatan berbeda karena masing-masing mempunyai karakter, tempramen dan kepribadian yang unik. Tidak mungkin kita akan mampu merubah orang lain – seperti halnya berbagai peran di dalam pertunjukkan seni yang akan kita mainkan. Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah merubah diri kita sendiri dan memperbaiki cara kita memperlakukan orang lain.

2. Menggunakan prinsip Fa untuk menginterprestasikan seni pertunjukkan, memimpin para siswa untuk menjadi orang-orang yang lebih baik

Saya memperhatikan pemilihan drama di kelas. Untuk membuktikan Fa dan menyelamatkan mahkluk hidup, saya menggunakan bermacam-macam drama untuk menyingkirkan kebudayaan partai, dan itu akan mendorong pikiran baik siswa.

Suatu drama menceritakan dua orang wanita dan seorang pria. Banyak orang mempertimbangkan tema tersebut adalah dua orang wanita bersaing untuk seorang pria yang sama. Ini adalah konsep pikiran masa kini yang telah merosot, karena mencintai seseorang sebenarnya berarti perhatian dan pengorbanan. Saya memberitahukan para siswa alur cerita mengisahkan bagaimana sang wanita melepaskan pria itu karena kebahagiaan orang lain sama dengan kebahagiaan diri sendiri. Saya juga menerangkan kemerosotan nilai-nilai moral kepada para siswa. Para siswa dari merasa bingung menjadi memahami, dan pada akhirnya tersentuh. Di bawah ini adalah catatan dari beberapa  siswa.

Siswa 3: Saya merasa sudah menjadi dewasa dan lebih matang, dalam seni pertunnjukkan dan dalam kehidupan nyata. Saya tidak menjadi manja dan angkuh, melainkan menjadi lebih memikirkan orang lain. Ibu saya sangat terkejut melihat perubahan saya, dan berpikir itu adalah keajaiban. Saya menjadi lebih percaya diri dan sudah belajar untuk menangani berbagai hal dengan cara yang positif. Alih-alih membuat masalah menjadi lebih rumit, saya sekarang memperlakukan orang dan menangani berbagai hal dengan tulus dan dengan sebuah senyuman.

Siswa 4: Drama ini membuat saya mengerti untuk pertama kalinya apa itu cinta. Sebagai pria, saya pemarah dan mempunyai ego yang kuat. Saya dulu menjadi egois ketika berhadapan dengan wanita dan tidak mengijinkan orang lain menyentuh barang-barang milik saya. Karakter saya berubah karena drama ini, sejak saya menyadari cinta itu   bisa tanpa pamrih. Ini membuat saya lebih toleransi, paling tidak terhadap kaum wanita.

Guru berkata di dalam Zhuan Falun,

“sesuai betul dengan pemahaman aliran Tao yang menyebutkan fenoma alam sekarang adalahYin Yang saling berbalikan,Yin menguat Yang melemah.” (Ceramah III, edisi terbaru)
Banyak anak laki-laki tidak bertingkah laku seperti anak laki-laki, dan banyak anak perempuan tidak beringkah laku seperti anak perempuan. Saya selalu mengoreksi konsep pikiran para siswa yang telah merosot dengan pemilihan drama yang menghadirkan nilai-nilai tradisional, dan secara sistematis menerangkan kebudayaan tradisional kepada mereka. Usaha ini membantu menghancurkan kebudayaan Partai yang mempengaruhi mereka; mereka sangat banyak diuntungkan.

Seorang siswa menulis,”Terima kasih banyak telah memberi saya peran ini. Sejujurnya, pada awalnya saya tidak menyukainya, saya pikir peran ini terlalu berbeda dengan diri saya. Saya kurang percaya diri. Ketika mulai latihan tiba-tiba saya memahami mengapa Anda meminta saya untuk memainkan peran ini. Anda sebagai guru mempunyai pemahaman terhadap orang lain; jika tidak, saya mungkin menjadi seorang yang berbeda sekarang. Walaupun Anda tidak mengatakannya secara langsung, Anda memberi saya suatu kesempatan untuk menemukan diri saya sendiri. Setelah menggenakan selendang [properti untuk drama yang dia mainkan] saya menyadari bahwa saya, juga bisa jadi seorang wanita yang lembut dan elegan. Saya akan berusaha menunju ke arah ini untuk menjadi wanita yang sejati, baik dan cantik.”

Belajar Fa membuat kita mengerti dengan lebih baik arti dari baik. Sebagai seniman pertunjukkan kita harus membawa kebaikan ke dalam peran yang kita mainkan. Dengan begitu penonton akan memahami pentingnya memelihara kemurnian yang terbawa sejak lahir dalam mengarungi kehidupan kita yang sulit ini.

Seorang siswa menulis,”Guru saya memberitahukan saya pelacur adalah orang yang paling menderita. Mereka adalah kelompok orang yang menjadi anggota masyarakat tetapi tidak memiliki kehidupan seorang manusia. Kesedihan dan keputus-asaan dikubur dalam-dalam di hati mereka. Jiwa mereka, bagaimanapun juga, masih berharga. Saya sangat tersentuh oleh perwujudan ini dan memutuskan untuk memainkan peran ini dengan baik. Saya harap penonton akan bersimpatik dengan peran yang saya mainkan, meneteskan air mata untuknya dan mendoakannya. Saya mencintai peran ini dan melihat beberapa penonton menangis. Saya mengetahui saya telah sukses dalam memainkan peran, tetapi ini hanyalah permulaan. Melalui drama ini saya berkesempatan untuk belajar banyak dari peran. Saya menjadi lebih mempertimbangkan orang lain.”

3. Mengikuti Guru dan Mengajar dengan Pedoman dan Contoh

Guru mengajar kita dengan pedoman dan contoh. Di dalam mengajar saya berusaha sebaik munkin menjaga pikiran lurus, berpakaian dengan pantas dan benar di dalam berbicara dan berpikir. Saya berusaha semampu saya menjelaskan keajaiban Dafa. Untuk berpakaian—Saya belajar keanggunan dan keindahan penari pertunjukkan Shen Yun; ketika para siswa menghadapi konflik saya meminta mereka untuk mempertimbangkan orang lain sebelum mereka mengatakan apapun. Saya meminta mereka untuk melihat ke dalam; ketika diperlakukan tidak adil, saya meminta mereka untuk mengalah saja dengan tersenyum. Di dalam waktu singkat para siswa telah berubah. Mereka menulis pembelajaran dan pendapat mereka :

Siswa A: “Saya mula-mula berpikir bahwa semua orang di dalam masyarakat ini mengejar uang, gengsi dan nama. Tidak ada lagi orang-orang yang murni. Tetapi setelah berinteraksi dengan guru dan memperhatikan bagaimana guru berpakaian dan berbicara, saya telah menemukan tujuan dari melakukan sesuatu.”

Siswa B: “Sesungguhnya, di dalam kelas guru, saya tidak hanya belajar seni pertunjukkan, tetapi juga belajar bagaimana menjadi seorang yang lebih baik. Contohnya: berpikir sebelum berbicara. Kau akan mendapatkan balasan untuk apa yang telah kau lakukan. Perlakukan orang lain dengan toleran, dan tegas dengan diri sendiri. Prinsip ini akan membantu kita selamanya di dalam kehidupan kita.”

Siswa D: “Terima kasih guru! Anda tidak hanya mengajar saya seni pertunjukkan, tetapi juga mengajar saya bagaimana untuk menjadi seorang manusia. Anda begitu tenang, bahagia dan dermawan. Anda sangat mempengaruhi saya, membuat saya berubah dan berkembang. Saya tidak lagi bekerja dengan terburu-buru. Saya tidak lagi tertekan setiap hari. Saya belajar bagaimana menjadi lebih toleran. Saya belajar bagaimana menjadi teguh dan kuat.”

4. Medan Energi

Guru bekata,

“Anda sekalian tahu, bahwa kita yang Xiulian Fa ortodoks akan punya perasaan semacam ini: Karena mengikuti Xiulian Fa ortodoks, dia mengutamakan belas kasih, dan dia berasimilasi dengan Zhen, Shan, Ren, karakter alam semesta, oleh karena itu praktisi kita yang duduk dalam medan ini semua merasakan, di dalam pikiran tidak ada niat buruk, di samping itu banyak praktisi kita saat duduk di sini tidak ada yang timbul keinginan merokok, merasakan suatu suasana yang sangat tenang dan damai, sangat menyenangkan, ini adalah jenis energi yang terbawa oleh orang yang Xiulian Fa ortodoks, yang menimbulkan efek dalam lingkup medan ini. Kelak, setelah Anda mengikuti kelas ceramah ini, sebagian besar praktisi kita sudah akan memiliki Gong, benar-brenar telah timbul Gong, karena yang saya berikan pada Anda adalah benda untuk Xiulian Fa ortodoks, Anda juga harus mematut diri dengan mengikuti tuntutan kriteria Xinxing. Seiring dengan terus-menerus Anda berlatih Gong, dan Xiulian mengikuti tuntutan Xinxing kami, lambat laun energi Anda akan makin membesar.”(Ceramah III, Zhuan Falun edisi terbaru).

Saya mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan paragraf-Fa ini. Pernah sebelum mulai mengajar kelas seni pertunjukkan untuk anak-anak ada orang tua yang bertanya apa yang biasanya saya ajarkan di kelas. Dengan singkat saya memperkenalkan kurikulum. Orang tua itu berkata,”Guru, saya tidak tahu persis apa yang diajarkan di kelas. Tetapi Anda pasti mengajarkan sesuatu, karena dua anak saya dulu sering berkelahi satu sama lain. Tetapi setelah belajar di kelas Anda mereka tidak pernah berkelahi lagi. Mereka selalu tenang dan damai. Saya sangat senang. Saya benar-benar menghargai itu.”

Saya terkejut mendengarnya. Biasanya saya berusaha semampu saya untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang praktisi Falun Gong. Saya memancarkan pikiran lurus untuk para siswa ini sebelum saya masuk ke ruang kelas. Saya juga memasukan prinsip lurus ke dalam seni dan drama yang mereka tampilkan. Tetapi  saya tidak mengetahui bahwa itu memluas sampai ke luar kelas. Saya mengerti bahwa ini adalah apa yang Guru katakan sebagai medan energi, “energi yang terbawa oleh orang yang Xiulian Fa ortodoks .”

Siswa dari kelas lain juga mempunyai pengalaman yang sama. Seorang siswa berkata,”Dalam waktu kurang dari setahun, kita semua sudah tumbuh menjadi dewasa. Saya merasa ini adalah pengaruh dari guru. Saya tidak ingat siapa yang mengatakan itu, tetapi manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk meniru. Sudah lama kami belajar dari guru. Sudut pandang kami telah berubah. Orang-orang sering bertanya tentang kemajuan terbesar apa yang saya lakukan. Saya menjawab, perubahan dalam pikiran saya, belajar bagaimana menjadi manusia yang lebih baik. Saya memahami bahwa hanya ketika ada perubahan dari pikiran baru, bakat kemampuan kita dapat berkembang lebih jauh. Bila tidak, tak peduli betapa berbakatnya kita, seberapa besarnya kita menguasai teknis penampilan, kita akan tetap tertinggal di satu tingkat.”

Saya ingin memberitahukan Guru banyak siswa yang telah terselamatkan. Pada umumnya penonoton tidak ingin beranjak pergi saat menonton pertunjukkan yang saya pimpin. Mereka duduk di sana demgan tenang tanpa megetahui kenapa mereka tidak ingin pergi. Tetapi saya mengetahui kenapa: itu adalah efek dari prinsip Sejati-Baik-Sabar yang ada pada para siswa ini dan mahkluk hidup ini.

Guru memberi saya isyarat untuk menulis artikel ini, tetapi saya menundanya. Keterikatan untuk membuktikan diri saya sendiri yang menghalanginya. Hari ini saya menyingkirkan keterikatan tersebut dan selesai menulis.

Dafa membuat saya mengerti: proses dari pembelajaran seni apapun adalah proses secara terus-menerus melepas. Hanya ketika seseorang melepaskan berbagai konsep pikiran dan kebiasaan manusia yang telah menyimpang seseorang akan bisa mempertujukkan dengan bebas apa itu kesenian murni.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2010/5/20/223925.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/6/1/117557.html