(Minghui.org) Saat sharing dalam kelompok belajar Fa baru-baru ini, seorang rekan praktisi mengajukan pertanyaan apakah berkultivasi Falun Dafa dapat membentuk konsep-konsep baru.

Saya tertegun sejenak, kemudian secara spontan menyampaikan pemahaman saya bahwa justru selama proses kultivasi, Guru menghendaki kita melepaskan berbagai konsep dan keterikatan hati manusia kita.

Beberapa hari kemudian, saya kembali teringat dengan pertanyaan tersebut. Karena pertanyaan itu kembali muncul, maka saya berpikir baiknya mulai mencari ke dalam diri. Meskipun pertanyaan tersebut terdengar sederhana, namun faktanya telah mengungkap banyak konsep yang telah membatu pada diri saya.

Sebagai contoh: Guru meminta kita, para praktisi agar setiap hari belajar Fa - sesibuk apa pun kita. Dalam proses bertahun-tahun belajar Fa, saya mengembangkan suatu angka di benak. Katakan sekian halaman buku Zhuan Falun sebagai minimum yang saya harus baca setiap hari. Hal mana di saat hati tidak tenang, hanya akan menjadi formalitas belaka – seperti tengah mengejar ‘target.’ Sesungguhnya angka di benak saya tersebut tidak pernah ada dalam Fa Guru, maka angka tersebut adalah suatu konsep baru yang saya bentuk dalam perjalanan xiulian saya. Meskipun saya beralasan bahwa hal tersebut membantu saya tetap rajin saat berkultivasi di tengah manusia biasa, saya sekarang menyadari konsep semacam itu – saat xinxing kita terus meningkat, tidak lagi diperlukan dan haruslah dilepaskan. Guru senantiasa mengingatkan kita agar secara ketat mematut diri. Saat xinxing kita meningkat dengan sendirinya masalah memaksa diri untuk belajar ‘sekian halaman’ tidak akan eksis, kita bahkan tidak akan pernah lepas dari Fa ini kapan saja kita memiliki sedikit waktu luang.

Contoh lain: Dalam berlatih perangkat meditasi, saya sering menemukan bahwa di malam hari lebih mudah hening. Tetapi Fa Guru adalah jelas. Dalam ‘Karakteristik Xiulian dari Falun Gong’ – Guru mengajarkan ‘berlatih gong tidak mensyaratkan arah dan waktu.’ (kutipan dari buku ‘Falun Gong’) Maka pikiran dan perasaan saya yang berpendapat bahwa malam hari lebih baik untuk berlatih meditasi bukanlah prinsip kebenaran sejati. Perasaan kita telah membentuk sebuah konsep baru yang menyimpang dari Fa yang Guru ajarkan.

Dalam klarifikasi fakta, seiring dengan apa yang disebut sebagai ‘pengalaman,’ sering tanpa sadar saya menilai para makhluk yang hendak kita selamatkan. Dia terlihat mudah diselamatkan, dia sepertinya telah teracuni oleh fitnahan partai xx dan seterusnya. Tanpa sadar saya telah membentuk konsep baru yang justru merintangi upaya penyelamatan.

Dalam proses mencari ke dalam ini, saya semakin menyadari betapa seriusnya kultivasi. Fa Guru adalah satu-satunya pedoman kita, bukannya perasaan atau berbagai konsep manusia kita - yang seharusnya secara bertahap kita kikis dan lepaskan. Dalam proses melepas melalui tiga hal – tanpa sadar akan kembali terbentuk konsep manusia yang baru dan dibutuhkan kejernihan pikiran serta kesadaran untuk segera mengenali dan melepaskannya kembali, sehingga konsep-konsep tersebut tidak mengkristal.

Demikian pencerahan dan pemahaman yang saya peroleh dari kelompok belajar Fa baru-baru ini. Terima kasih kepada Guru yang telah memberikan lingkungan belajar Fa kepada kami dan terima kasih kepada rekan praktisi yang pertanyaannya telah membantu saya mengenali banyak konsep manusia saya.

Mohon tunjukkan yang tidak sesuai dengan Fa. Terima kasih.