Meluruskan Konsep dan Menghidupkan Kembali Busana Tiongkok Tradisional
(Minghui.org) Orang-orang yang telah
menyaksikan Shen Yun Performing Arts telah dibuat kagum oleh belas
kasih yang begitu murni dan keindahan kebudayaan Tiongkok klasik.
Pertunjukan itu sepenuhnya mengilustrasikan makna spiritual yang
mendalam dari kebudayaan kuno yang diilhami para dewa. Selain
keindahan pertunjukan dan musik, penonton juga merasakan jiwa
mereka telah dimurnikan.
Setiap kali saya menonton Shen
Yun Performing Arts, saya hanyut oleh keindahan dan hati saya pun
penuh dengan rasa syukur. Pemandangan sejarah dari sebuah
kebudayaan yang dilhami dewa diperlihatkan kembali, dan busana para
dewata pun tampak luar biasa indah. Ini telah memberikan kepada
saya banyak inspirasi sebagai seorang perancang busana. Busana dan
aksesoris yang indah terkadang juga muncul di benak saya. Saya
dapat merasakan keindahan seni dan makna mendalam yang disampaikan
lewat Shen Yun. Ini telah membenahi kembali konsep keindahan yang
saya miliki dan membangun cara baru dalam menilai sesuatu. Kostum
dan aksesoris Shen Yun sangatlah elok dan indah. Para penonton
secara visual dan mental merasa terhibur dan gembira.
Saya juga telah mendapat pelatihan profesional dalam bidang seni. Lingkungan kerja saya yang menyenangkan membuat iri mantan teman-teman sekelas dan rekan-rekan kerja saya, akan tetapi itu sangatlah tidak berarti dibandingkan dengan apa yang sedang kami upayakan untuk kami capai. Ketika menonton Shen Yun, bahkan terkadang saya lupa bahwa saya juga menekuni bidang perancang busana.
Dalam “Ceramah Fa pada Lokakarya Kreasi Seni Lukis,“ Shifu berkata,
“Seni lukis bagi umat manusia adalah sangat penting, dia sama dengan kebudayaan manusia lainnya, dapat berfungsi sebagai pengarah bagi konsep masyarakat di tengah manusia, dan memengaruhi konsep penilaian keindahan dari umat manusia. Ini adalah berhubungan erat dengan standar fundamental moralitas manusia, dalam menghayati apa itu keindahan, apa merupakan keindahan yang tepat, yang sepatutnya dimiliki oleh umat manusia. Jika manusia memandang sesuatu yang buruk sebagai yang indah, maka moralitas manusia telah punah.”
Itu adalah pertama kalinya saya menyadari hubungan erat antara seni dan moralitas. Ceramah Shifu telah meluruskan banyak konsep-konsep saya yang salah.
NTDTV menyelenggarakan Kompetisi Disain Busana Han Sedunia pertama pada 2008. Karena saya tidak mampu memahami nilai penting dari perspektif Fa dan peran saya sebagai pengikut Dafa maupun perancang mode, saya kehilangan kesempatan tersebut.
Ketika Kompetisi Disain Busana Han Global ke-dua diselenggarakan pada 2009, saya punya keinginan besar untuk berpartisipasi, meskipun saya tidak memahami nilai pentingnya. Saya tidak sabar dan mencemaskan hasilnya, yang terefleksi dalam pekerjaan saya. Saya terus membuat kesalahan sehingga saya perlu mengulang kembali jahitannya. Akan tetapi di dalam hati, saya tidak mau mengakui keterikatan hati dan hanya ingin berhasil. Inilah yang membuat situasi semakin buruk. Satu gaun menghabiskan waktu beberapa hari. Dalam busana Han, kerah dan lengan baju teramat penting. Pada jaman kuno, orang-orang menjahit bordiran berupa pola-pola yang begitu rumit pada kerah dan lengan baju, dengan warna yang sesuai dengan gaun. Ketika saya membuat gaun, saya harus mengerjakan bagian kerah beberapa kali, dan tidak dapat menemukan warna yang cocok. Hati saya tidak tenang dan hampir saja saya menyerah.
Ketika saya berbagi dengan rekan praktisi yang juga ikut serta dalam kompetisi itu, dia banyak memberikan masukan tentang hal itu. Dia berkata bahwa dia juga seorang reporter dan sangat sibuk. Dia perlu mencari waktu untuk mengerjakan pakaian tersebut. Ketika dia membuat selendang, dia menghabiskan waktu lama. Pada mulanya dia menggunakan mesin jahit, tetapi kemudian melihat hasilnya tidak begitu bagus, sehingga dia merendanya dengan tangan. Karena dia mengerjakannya dengan hati tenang, selendang dia telah jahit dengan sempurna. Dia berkata meskipun hanya aksesori, itu merefleksikan kondisi hati kita. Kita perlu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang kita kerjakan. Kita tidak dapat mengambil jalan pintas. Ini juga sebuah “buku raport” yang kita serahkan kembali kepada Shifu. Melalui saling berbagi pemahaman ini, saya menyadari bahwa kita berbeda dengan manusia biasa, dan segala sesuatu yang kita kerjakan punya alasan. Bahkan hal-hal kecil pun mempunyai unsur-unsur menunjukkan rasa hormat kepada Shifu dan Fa. Meskipun beberapa hal sepertinya tidak mempunyai hubungan dengan kultivasi, mereka merefleksikan kondisi hati kita sebagai praktisi xiulian (kultivator). Segala keterikatan yang kita tunjukkan melalui proses tersebut adalah suatu refleksi dari kurangnya rasa tanggung jawab kita.
Saya mempelajari bahwa setiap jahitan memerlukan kesabaran dan kehati-hatian. Jika tidak lancar atau benar, saya perlu mengulanginya lagi. Saya butuh hati yang tenang, persis sama seperti dalam kultivasi. Saya perlu menyingkirkan setiap keterikatan hati yang muncul. Setelah menata cara berpikir saya, saya memberikan perhatian secara seksama kepada setiap lembar kain yang saya sedang kerjakan. Saya menemukan bahwa proses melenyapkan rasa cemas dan pengejaran dalam hati adalah bagian dari kultivasi saya. Saya memutuskan untuk memberi nama karya saya, “Keanggunan Tempo Dulu,” tentu, dengan harapan agar karya saya menampakkan makna batiniah dari busana yang diilhami para dewa, dan membantu umat manusia agar kembali pada kebaikan dan keindahan yang tulus murni. Inilah harapan saya. Menatap kembali ke belakang, saya benar-benar mampu mengapresiasi rencana Shifu. Selangkah demi selangkah, Beliau menuntun saya ke jalan kultivasi yang lurus dan meluruskan unsur-unsur yang menyimpang dalam diri, sehingga saya menjadi semakin murni dan murni.
Ketika saya memperhatikan kembali poster kompetisi itu, saya baca tujuannya, “Melalui karakteristik busana dinasti Tang, Song dan dinasti Ming, dan menggunakan bentuk, gaya, struktur, dan estetika busana Han klasik dalam pemilihan bahan, pola dan aksesoris, para peserta perlu menampilkan martabat, keanggunan, kecantikan wanita yang lembut, keperkasaan pria. Semua itu harus merefleksikan alam spiritual orang-orang masa lampau dan kebudayaan klasik.
Di dalam misteri tanah Tiongkok yang benar-benar hebat, nenek moyang kita memandang penting keharmonisan dengan langit. Kebudayaan yang diilhami dewata telah menyebar luas ke seluruh dinasti dan kini dipertunjukkan dalam beragam estetika, etnis, nilai, kesenian dan banyak bidang lainnya. Dampaknya sangat luas dan mendalam.
Dalam “Ceramah Fa di Lokakarya Kreasi Seni Lukis,” Shifu berkata,
“Tentu saja kesenian masyarakat modern tidak sebatas karya lukisan dan pahatan, masih terdapat seni rupa dan kerajinan tangan, iklan, busana, kesenian pentas, televisi, perfilman, model produk dan lain-lain. Ada berbagai aspek profesi yang berkaitan dengan seni, yaitu berhubungan dengan seni lukis. Namun biarpun profesi apa pun, jika si pelaku sendiri menanamkan sebuah fondasi yang lurus, anda mengkreasi karya apa saja, selalu menembus di dalam unsur yang lurus, semuanya tentu menjadi indah, semua jadi baik, semua akan bermanfaat bagi manusia. Pasti adalah demikian. Dibicarakan secara garis besar saya melihat kesenian manusia adalah demikian.”
Pemahaman saya adalah busana juga merupakan bagian kebudayaan dan kesenian yang diilhami dewa. Gaya busana yang berbeda dapat menunjukkan kepribadian dan karakter yang berbeda. Empat hal penting bagi kehidupan adalah pakaian, makanan, perumahan dan transportasi. Pakaian sangat penting karenanya dia terdaftar pada urutan pertama. Saya menyadari bahwa saya tidak dapat lagi menunda-nunda. Sebagai seorang praktisi Dafa yang berkecimpung dalam bidang disain busana, saya perlu untuk meluruskan diri sendiri dan menempuh dengan baik jalan pembuktian Fa. Ini adalah kehormatan dan kesempatan besar yang tidak dapat saya lewatkan begitu saja.
Dalam “Ceramah Fa pada Konferensi Kreasi Seni Musik,” Shifu berkata,
“Tetapi biar pada zaman apa pun, dalam kreasi seni dan budaya boleh meminjam satu dan lainnya sebagai referensi, namun harus memadukannya dengan ciri khas kebudayaan Dafa sendiri yang diantarkan kepada manusia, merintis sebuah jalan lurus yang dibuka oleh pengikut Dafa untuk diberikan kepada umat manusia, bukan seutuhnya memindahkan secara mentah-mentah apa yang ada pada Tang besar. Merujuk kepada kebudayaan manusia masa lampau dari dinasti Tang dan berbagai dinasti sebagai referensi, dalam hal musik boleh bersandar pada konsepsi artistik dan daya pesona dari masa lampau sebagai nada dasar, mengembangkan karya dengan ciri khas bangsa Zhong Yuan (daerah Tiongkok tengah dan pesisir).”
Saya menyadari bahwa sebagai seorang perancang mode, saya juga tidak dapat hanya meniru saja. Saya tidak boleh hanya meniru disain dari zaman kuno, tetapi sebaliknya mengembalikan kejayaan busana tradisional melalui pemahaman saya sendiri tentang busana Han tersebut.
Pada masa lampau, saya selalu merasa ragu-ragu. Meskipun saya tahu saya harus melakukan tiga hal dengan baik, setelah membaca ceramah Shifu, saya menjadi semakin jelas. Saya tahu beberapa hal hanya dapat dilakukan dengan baik oleh para pengikut Dafa. Kita benar-benar harus bertanggung jawab bagi kebangkitan kembali kebudayaan klasik. Semua pengikut Dafa yang memiliki ketrampilan teknik dan artistik harus berjalan di jalur mereka sendiri dalam membuktikan Fa, seraya meluruskan diri mereka sendiri. Sistem kosmos kita mempunyai pertalian erat dengan apa yang telah kita pelajari dan lakukan. Kembalinya kebudayaan klasik manusia juga ditinggalkan sebagai referensi di masa depan.
Saya telah semakin menyadari bahwa sebagai pengikut Dafa, saya memikul banyak tanggung jawab. Ini merupakan kehormatan maha besar. Apa yang akan kita tinggalkan bagi umat manusia setelah Fa meluruskan alam semesta? Inilah tanggung jawab kita sebagai pengikut Dafa. Seiring kita meluruskan diri kita sendiri, kita juga seharusnya meninggalkan kebudayaan dan kesenian yang paling lurus bagi masa depan. Dengan demikian, keikutsertaan kita dalam sembilan kompetisi NTDTV dan mempromosikan kebudayaan Tiongkok tradisional adalah bagian dari jalur kita dalam membuktikan Fa.
Saya juga telah mendapat pelatihan profesional dalam bidang seni. Lingkungan kerja saya yang menyenangkan membuat iri mantan teman-teman sekelas dan rekan-rekan kerja saya, akan tetapi itu sangatlah tidak berarti dibandingkan dengan apa yang sedang kami upayakan untuk kami capai. Ketika menonton Shen Yun, bahkan terkadang saya lupa bahwa saya juga menekuni bidang perancang busana.
Dalam “Ceramah Fa pada Lokakarya Kreasi Seni Lukis,“ Shifu berkata,
“Seni lukis bagi umat manusia adalah sangat penting, dia sama dengan kebudayaan manusia lainnya, dapat berfungsi sebagai pengarah bagi konsep masyarakat di tengah manusia, dan memengaruhi konsep penilaian keindahan dari umat manusia. Ini adalah berhubungan erat dengan standar fundamental moralitas manusia, dalam menghayati apa itu keindahan, apa merupakan keindahan yang tepat, yang sepatutnya dimiliki oleh umat manusia. Jika manusia memandang sesuatu yang buruk sebagai yang indah, maka moralitas manusia telah punah.”
Itu adalah pertama kalinya saya menyadari hubungan erat antara seni dan moralitas. Ceramah Shifu telah meluruskan banyak konsep-konsep saya yang salah.
NTDTV menyelenggarakan Kompetisi Disain Busana Han Sedunia pertama pada 2008. Karena saya tidak mampu memahami nilai penting dari perspektif Fa dan peran saya sebagai pengikut Dafa maupun perancang mode, saya kehilangan kesempatan tersebut.
Ketika Kompetisi Disain Busana Han Global ke-dua diselenggarakan pada 2009, saya punya keinginan besar untuk berpartisipasi, meskipun saya tidak memahami nilai pentingnya. Saya tidak sabar dan mencemaskan hasilnya, yang terefleksi dalam pekerjaan saya. Saya terus membuat kesalahan sehingga saya perlu mengulang kembali jahitannya. Akan tetapi di dalam hati, saya tidak mau mengakui keterikatan hati dan hanya ingin berhasil. Inilah yang membuat situasi semakin buruk. Satu gaun menghabiskan waktu beberapa hari. Dalam busana Han, kerah dan lengan baju teramat penting. Pada jaman kuno, orang-orang menjahit bordiran berupa pola-pola yang begitu rumit pada kerah dan lengan baju, dengan warna yang sesuai dengan gaun. Ketika saya membuat gaun, saya harus mengerjakan bagian kerah beberapa kali, dan tidak dapat menemukan warna yang cocok. Hati saya tidak tenang dan hampir saja saya menyerah.
Ketika saya berbagi dengan rekan praktisi yang juga ikut serta dalam kompetisi itu, dia banyak memberikan masukan tentang hal itu. Dia berkata bahwa dia juga seorang reporter dan sangat sibuk. Dia perlu mencari waktu untuk mengerjakan pakaian tersebut. Ketika dia membuat selendang, dia menghabiskan waktu lama. Pada mulanya dia menggunakan mesin jahit, tetapi kemudian melihat hasilnya tidak begitu bagus, sehingga dia merendanya dengan tangan. Karena dia mengerjakannya dengan hati tenang, selendang dia telah jahit dengan sempurna. Dia berkata meskipun hanya aksesori, itu merefleksikan kondisi hati kita. Kita perlu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang kita kerjakan. Kita tidak dapat mengambil jalan pintas. Ini juga sebuah “buku raport” yang kita serahkan kembali kepada Shifu. Melalui saling berbagi pemahaman ini, saya menyadari bahwa kita berbeda dengan manusia biasa, dan segala sesuatu yang kita kerjakan punya alasan. Bahkan hal-hal kecil pun mempunyai unsur-unsur menunjukkan rasa hormat kepada Shifu dan Fa. Meskipun beberapa hal sepertinya tidak mempunyai hubungan dengan kultivasi, mereka merefleksikan kondisi hati kita sebagai praktisi xiulian (kultivator). Segala keterikatan yang kita tunjukkan melalui proses tersebut adalah suatu refleksi dari kurangnya rasa tanggung jawab kita.
Saya mempelajari bahwa setiap jahitan memerlukan kesabaran dan kehati-hatian. Jika tidak lancar atau benar, saya perlu mengulanginya lagi. Saya butuh hati yang tenang, persis sama seperti dalam kultivasi. Saya perlu menyingkirkan setiap keterikatan hati yang muncul. Setelah menata cara berpikir saya, saya memberikan perhatian secara seksama kepada setiap lembar kain yang saya sedang kerjakan. Saya menemukan bahwa proses melenyapkan rasa cemas dan pengejaran dalam hati adalah bagian dari kultivasi saya. Saya memutuskan untuk memberi nama karya saya, “Keanggunan Tempo Dulu,” tentu, dengan harapan agar karya saya menampakkan makna batiniah dari busana yang diilhami para dewa, dan membantu umat manusia agar kembali pada kebaikan dan keindahan yang tulus murni. Inilah harapan saya. Menatap kembali ke belakang, saya benar-benar mampu mengapresiasi rencana Shifu. Selangkah demi selangkah, Beliau menuntun saya ke jalan kultivasi yang lurus dan meluruskan unsur-unsur yang menyimpang dalam diri, sehingga saya menjadi semakin murni dan murni.
Ketika saya memperhatikan kembali poster kompetisi itu, saya baca tujuannya, “Melalui karakteristik busana dinasti Tang, Song dan dinasti Ming, dan menggunakan bentuk, gaya, struktur, dan estetika busana Han klasik dalam pemilihan bahan, pola dan aksesoris, para peserta perlu menampilkan martabat, keanggunan, kecantikan wanita yang lembut, keperkasaan pria. Semua itu harus merefleksikan alam spiritual orang-orang masa lampau dan kebudayaan klasik.
Di dalam misteri tanah Tiongkok yang benar-benar hebat, nenek moyang kita memandang penting keharmonisan dengan langit. Kebudayaan yang diilhami dewata telah menyebar luas ke seluruh dinasti dan kini dipertunjukkan dalam beragam estetika, etnis, nilai, kesenian dan banyak bidang lainnya. Dampaknya sangat luas dan mendalam.
Dalam “Ceramah Fa di Lokakarya Kreasi Seni Lukis,” Shifu berkata,
“Tentu saja kesenian masyarakat modern tidak sebatas karya lukisan dan pahatan, masih terdapat seni rupa dan kerajinan tangan, iklan, busana, kesenian pentas, televisi, perfilman, model produk dan lain-lain. Ada berbagai aspek profesi yang berkaitan dengan seni, yaitu berhubungan dengan seni lukis. Namun biarpun profesi apa pun, jika si pelaku sendiri menanamkan sebuah fondasi yang lurus, anda mengkreasi karya apa saja, selalu menembus di dalam unsur yang lurus, semuanya tentu menjadi indah, semua jadi baik, semua akan bermanfaat bagi manusia. Pasti adalah demikian. Dibicarakan secara garis besar saya melihat kesenian manusia adalah demikian.”
Pemahaman saya adalah busana juga merupakan bagian kebudayaan dan kesenian yang diilhami dewa. Gaya busana yang berbeda dapat menunjukkan kepribadian dan karakter yang berbeda. Empat hal penting bagi kehidupan adalah pakaian, makanan, perumahan dan transportasi. Pakaian sangat penting karenanya dia terdaftar pada urutan pertama. Saya menyadari bahwa saya tidak dapat lagi menunda-nunda. Sebagai seorang praktisi Dafa yang berkecimpung dalam bidang disain busana, saya perlu untuk meluruskan diri sendiri dan menempuh dengan baik jalan pembuktian Fa. Ini adalah kehormatan dan kesempatan besar yang tidak dapat saya lewatkan begitu saja.
Dalam “Ceramah Fa pada Konferensi Kreasi Seni Musik,” Shifu berkata,
“Tetapi biar pada zaman apa pun, dalam kreasi seni dan budaya boleh meminjam satu dan lainnya sebagai referensi, namun harus memadukannya dengan ciri khas kebudayaan Dafa sendiri yang diantarkan kepada manusia, merintis sebuah jalan lurus yang dibuka oleh pengikut Dafa untuk diberikan kepada umat manusia, bukan seutuhnya memindahkan secara mentah-mentah apa yang ada pada Tang besar. Merujuk kepada kebudayaan manusia masa lampau dari dinasti Tang dan berbagai dinasti sebagai referensi, dalam hal musik boleh bersandar pada konsepsi artistik dan daya pesona dari masa lampau sebagai nada dasar, mengembangkan karya dengan ciri khas bangsa Zhong Yuan (daerah Tiongkok tengah dan pesisir).”
Saya menyadari bahwa sebagai seorang perancang mode, saya juga tidak dapat hanya meniru saja. Saya tidak boleh hanya meniru disain dari zaman kuno, tetapi sebaliknya mengembalikan kejayaan busana tradisional melalui pemahaman saya sendiri tentang busana Han tersebut.
Pada masa lampau, saya selalu merasa ragu-ragu. Meskipun saya tahu saya harus melakukan tiga hal dengan baik, setelah membaca ceramah Shifu, saya menjadi semakin jelas. Saya tahu beberapa hal hanya dapat dilakukan dengan baik oleh para pengikut Dafa. Kita benar-benar harus bertanggung jawab bagi kebangkitan kembali kebudayaan klasik. Semua pengikut Dafa yang memiliki ketrampilan teknik dan artistik harus berjalan di jalur mereka sendiri dalam membuktikan Fa, seraya meluruskan diri mereka sendiri. Sistem kosmos kita mempunyai pertalian erat dengan apa yang telah kita pelajari dan lakukan. Kembalinya kebudayaan klasik manusia juga ditinggalkan sebagai referensi di masa depan.
Saya telah semakin menyadari bahwa sebagai pengikut Dafa, saya memikul banyak tanggung jawab. Ini merupakan kehormatan maha besar. Apa yang akan kita tinggalkan bagi umat manusia setelah Fa meluruskan alam semesta? Inilah tanggung jawab kita sebagai pengikut Dafa. Seiring kita meluruskan diri kita sendiri, kita juga seharusnya meninggalkan kebudayaan dan kesenian yang paling lurus bagi masa depan. Dengan demikian, keikutsertaan kita dalam sembilan kompetisi NTDTV dan mempromosikan kebudayaan Tiongkok tradisional adalah bagian dari jalur kita dalam membuktikan Fa.
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2010/5/7/222218.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/5/22/117268.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org