Pemahaman Saya Mengenai Belas Kasih Sakyamuni
(Minghui.org) Setelah saya membaca sebuah
cerita tentang Buddha Sakyamuni, saya mendapat sebuah pemahaman
baru tentang memiliki kesabaran besar di dalam hati
seseorang.
Ceritanya seperti ini. Ketika
sedang samadhi di gunung, Sakyamuni bertemu dengan seorang raja
yang sedang memimpin orang-orangnya untuk berburu. Sang Raja
menanyai Sakyamuni di mana bisa menemukan binatang-binatang liar.
Sakyamuni berpikir, jika saya memberitahu dia yang sebenarnya, raja
akan membunuh binatang-binatang tersebut, berarti saya telah
membunuh secara tidak langsung; tetapi jika saya tidak
memberitahunya, saya berbohong. Karena Sakyamuni sedang berpikir
dan tidak segera menjawab, sang raja menjadi sangat marah dan
mencabut salah satu senjatanya. Kemudian sang raja beberapa kali
mengajukan pertanyaan yang sama, tetapi Sakyamuni terus berpikir
bagaimana untuk menjawab pertanyaan tersebut, lalu sang raja
mencabut senjatanya yang lain. Karena berada dalam derita yang luar
biasa, Sakyamuni menghadapinya dengan belas kasih dan membuat
sebuah sumpah, “Ketika saya sudah menjadi Buddha, pertama-tama saya
harus menyelamatkan orang ini agar tidak membiarkan yang lainnya
mengikuti dia melakukan keburukan ini. ”Bagaimana Sakyamuni tidak
menjadi Buddha ketika Dia telah memiliki kesabaran dan belas kasih
yang begitu besar dalam hatinya? Kemudian, ketika Sakyamuni
mencapai Kebuddhaan, orang pertama yang dia selamatkan adalah sang
raja ini.
Sekarang ini, para praktisi Falun Dafa sedang dianiaya, dan mereka dapat menjumpai bahaya setiap waktu. Meskipun berada dalam derita yang luar biasa, mereka masih berusaha untuk menyelamatkan makhluk hidup. Ketika saya membaca cerita itu, saya melihat apa yang telah terjadi pada Sakyamuni juga sedang terjadi pada praktisi Dafa. Mereka tidak memiliki perasaan dendam atau kebencian terhadap mereka yang menganiaya mereka karena para kultivator tidak memiliki musuh. Ketika kita memancarkan pikiran lurus, kita sedang melenyapkan roh-roh jahat yang berada di dimensi yang lain. Tentu, kultivasi Dafa adalah berbeda dengan kultivasi pribadi masa dulu. Kita tidak mengakui penganiayaan yang diatur oleh kekuatan lama, dan kita tidak boleh dianiaya secara pasif. Hanya dengan memperingatkan dan mencegah kejahatan melakukan hal-hal jahat, sebenarnya kita berbelas kasih, karena mereka tidak saja mencederai diri mereka sendiri tetapi juga sedang menganiaya Dafa. Jika mereka tidak segera menyesalinya, apa yang sedang menunggu mereka adalah sesuatu akhir yang paling menakutkan.
Saya berpikir tentang apa yang Guru katakan,
“Apa yang baru saja saya bicarakan adalah mengenai keterikatan hati yang menghambat Xiulian. Ada banyak praktisi, ketika menghadapi konflik dalam hatinya marah, pernahkan anda memikirkan bahwa kemarahan anda itu ditujukan kepada manusia biasa? Coba kalian semua pikirkan; Buddha dan Dewa --- sang sadar yang mulia itu --- dapatkah mereka marah kepada manusia? Mutlak tidak. Karena mereka tidak berada pada tingkat manusia dan tidak memiliki emosi manusia biasa. Bagaimana mereka dapat memposisikan diri diantara manusia biasa? Bila anda menangani konflik dengan cara yang sama seperti manusia biasa, maka anda sudah berada pada satu tingkat yang sama, taraf kondisi yang sama dengan manusia biasa. Dengan kata lain, anda sudah larut ditengah manusia biasa. Hanya ketika anda tidak seperti mereka maka anda tidak larut ditengah mereka. Tentu saja yang terwujud adalah toleransi dan suatu sikap memaafkan yang besar. Manusia biasa akan melihatnya seperti ini, tetapi sesungguhnya ia adalah manifestasi dari tingkat xinxing seseorang dalam Xiulian. Jadi, tak peduli dalam lingkungan atau keadaan yang bagaimana di saat kalian mengalami konflik, kalian harus menjaga hati yang bajik dan belas kasih untuk menangani segala masalah. Jika anda tidak dapat menyayangi musuh anda, maka anda tidak dapat mencapai kesempurnaan. (Tepuk Tangan) Lalu mengapa ketika seorang manusia biasa membuat anda marah, anda tidak dapat memaafkannya?! Malah anda berdebat dan bertengkar dengan dia seperti manusia biasa. Diantara sesama praktisi bukankah juga sama seperti ini?” (“Ceramah Fa di Konferensi Fa Autralia”)
Saya berharap bahwa kita semua dapat menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup di kemudian hari dengan maha belas kasih.
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/1/19/122754.html
Sekarang ini, para praktisi Falun Dafa sedang dianiaya, dan mereka dapat menjumpai bahaya setiap waktu. Meskipun berada dalam derita yang luar biasa, mereka masih berusaha untuk menyelamatkan makhluk hidup. Ketika saya membaca cerita itu, saya melihat apa yang telah terjadi pada Sakyamuni juga sedang terjadi pada praktisi Dafa. Mereka tidak memiliki perasaan dendam atau kebencian terhadap mereka yang menganiaya mereka karena para kultivator tidak memiliki musuh. Ketika kita memancarkan pikiran lurus, kita sedang melenyapkan roh-roh jahat yang berada di dimensi yang lain. Tentu, kultivasi Dafa adalah berbeda dengan kultivasi pribadi masa dulu. Kita tidak mengakui penganiayaan yang diatur oleh kekuatan lama, dan kita tidak boleh dianiaya secara pasif. Hanya dengan memperingatkan dan mencegah kejahatan melakukan hal-hal jahat, sebenarnya kita berbelas kasih, karena mereka tidak saja mencederai diri mereka sendiri tetapi juga sedang menganiaya Dafa. Jika mereka tidak segera menyesalinya, apa yang sedang menunggu mereka adalah sesuatu akhir yang paling menakutkan.
Saya berpikir tentang apa yang Guru katakan,
“Apa yang baru saja saya bicarakan adalah mengenai keterikatan hati yang menghambat Xiulian. Ada banyak praktisi, ketika menghadapi konflik dalam hatinya marah, pernahkan anda memikirkan bahwa kemarahan anda itu ditujukan kepada manusia biasa? Coba kalian semua pikirkan; Buddha dan Dewa --- sang sadar yang mulia itu --- dapatkah mereka marah kepada manusia? Mutlak tidak. Karena mereka tidak berada pada tingkat manusia dan tidak memiliki emosi manusia biasa. Bagaimana mereka dapat memposisikan diri diantara manusia biasa? Bila anda menangani konflik dengan cara yang sama seperti manusia biasa, maka anda sudah berada pada satu tingkat yang sama, taraf kondisi yang sama dengan manusia biasa. Dengan kata lain, anda sudah larut ditengah manusia biasa. Hanya ketika anda tidak seperti mereka maka anda tidak larut ditengah mereka. Tentu saja yang terwujud adalah toleransi dan suatu sikap memaafkan yang besar. Manusia biasa akan melihatnya seperti ini, tetapi sesungguhnya ia adalah manifestasi dari tingkat xinxing seseorang dalam Xiulian. Jadi, tak peduli dalam lingkungan atau keadaan yang bagaimana di saat kalian mengalami konflik, kalian harus menjaga hati yang bajik dan belas kasih untuk menangani segala masalah. Jika anda tidak dapat menyayangi musuh anda, maka anda tidak dapat mencapai kesempurnaan. (Tepuk Tangan) Lalu mengapa ketika seorang manusia biasa membuat anda marah, anda tidak dapat memaafkannya?! Malah anda berdebat dan bertengkar dengan dia seperti manusia biasa. Diantara sesama praktisi bukankah juga sama seperti ini?” (“Ceramah Fa di Konferensi Fa Autralia”)
Saya berharap bahwa kita semua dapat menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup di kemudian hari dengan maha belas kasih.
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/1/19/122754.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org
Kategori: Perjalanan Kultivasi