Mengapa 18 Orang Lewat Tidak Membantu Balita Sekarat?
(Minghui.org) Media utama di berbagai
negara telah melaporkan berita sedih bahwa setelah balita dua tahun
ditabrak oleh dua kendaraan, 18 orang yang berjalan melewatinya
tidak mempedulikannya. Berita itu mengejutkan semua orang yang
mendengarnya. Apa yang sedang terjadi di sini? Bagaimana ini bisa
terjadi?
Sebuah van menabrak dan melindas
gadis kecil itu, dan pada awalnya pengemudi tampak berniat untuk
memperlambat dan berhenti, tapi ia kemudian menancap gas,
menyebabkan ban belakang mobilnya melindas balita itu untuk kedua
kalinya sebelum ia meluncur pergi. Truk lain juga mengabaikan gadis
kecil yang tergeletak di jalan itu, bahkan menancap gas dan
menabraknya. Para pejalan kaki juga berlaku kurang lebih sama.
Mereka terlihat buta dan tidak melakukan apa-apa untuk menolong
gadis kecil sekarat itu. Tak satupun dari ke delapan belas orang
yang lewat berhenti untuk melihat balita itu, bahkan tidak untuk
melakukan panggilan telepon meminta bantuan, sampai seorang
pembersih jalanan melihat dan membawa bayi sekarat itu ke pinggir
jalan.
Ketidakpedulian tak berperasaan terhadap anak tak berdaya itu telah membuat hati orang bergemetaran karena sedih. Bagaimana mungkin masyarakat menjadi begitu berdarah dingin? Tentu saja itu tidak bisa terjadi dalam semalam. Pasti melewati proses yang panjang, selama bertahun-tahun, sampai ke tingkat ketidakpedulian di peristiwa tragis ini. Hal-hal seperti ini belum pernah terjadi di negara-negara lain di dunia, dan bahkan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sepanjang lima ribu tahun China. Namun, insiden serupa telah menjadi biasa di hari ini bagi Komunis China. Orang-orang yang mendengar kejadian mengerikan tidak dapat membantu tapi merenungkan apa yang telah ditanamkan oleh rezim komunis ke dalam pikiran orang-orang China sehingga mereka telah menjadi begitu kejam dan acuh tak acuh terhadap satu sama lain. Mari kita lihat beberapa peristiwa yang telah terjadi.
1. Delapan belas patung agama dihancurkan
Selama lebih dari dua ribu tahun, orang China memegang keyakinan mendalam pada Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme. Orang-orang memahami makna etika dan rasa malu dan mereka percaya bahwa yang baik akan dibalas dengan kebaikan dan yang jahat akan mendapat ganjaran. Namun, setelah PKC merebut kekuasaan negara, ia menggunakan sifat dasar Partai yang melenceng untuk menggantikan kemanusiaan dan mengajarkan ateisme sambil mempromosikan teori mereka tentang perjuangan kelas. Selama “Revolusi Kebudayaan,” PKC secara kejam menghancurkan kebudayaan tradisional atas nama “menghancurkan empat usang” (pemikiran lama, adat istiadat lama, kebiasaan lama dan tradisi lama). Selama semua gerakan politik PKC, ia selalu menghukum kebaikan dan menghargai kejahatan. Setelah mereka gagal dalam penyebaran komunisme, mereka berpaling dengan mempromosikan gagasan “menempatkan uang di atas segalanya,” dengan pejabat PKC memimpin dalam pesta pora korupsi dan merusak moralitas sosial China.
Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis mengutip Ding Shu dari “Berapa Banyak Peninggalan Budaya Yang Dibakar” untuk menggambarkan kekejaman ini. “Dulu ada sebuah Kuil Kuda Putih. Sekretaris cabang Partai memimpin para petani untuk menghancurkan kuil itu atas nama ‘revolusi.’ Patung Delapan Belas Lohan peninggalan Dinasti Liao (916-1125) yang berumur lebih dari 1000 tahun dihancurkan. Kitab Beiye yang dibawa oleh seorang biarawan terkemuka India ke China 2.000 tahun yang lalu dibakar. Harta karun langka, sebuah Kuda Giok dihancurkan berkeping-keping.
Ini hanya membicarakan tentang kehancuran di Kuil Kuda Putih di Luoyang, Provinsi Henan, sebuah bagian kecil dari penghancuran total budaya tradisional China oleh Partai Komunis China (PKC). Peradaban lima ribu tahun China yang didasarkan pada keyakinan spiritual dan moralitas sangatlah dihormati. PKC sengaja menghancurkan dan mendistorsi kebudayaan tradisional China, sudah pasti akan mengarah pada kekosongan pikiran dalam otak orang-orang dan kebingungan terhadap nilai-nilai kehidupan.
2. Delapan belas perempuan ditelanjangi dan dilemparkan ke dalam sel penjara penuh dengan tahanan pria
PKC menghancurkan kebudayaan tradisional China dalam upaya untuk mengubah pikiran orang-orang China sehingga mencapai apa yang mereka inginkan. Akibatnya, jiwa orang-orang China secara serius terkontaminasi. Selain itu, PKC juga melarang orang untuk berkultivasi sesuai dengan cara-cara tradisional. Ini jelas terlihat dalam penganiayaan mereka terhadap Falun Gong.
PKC bertindak sangat kejam dalam upaya menganiaya Falun Gong. Menurut laporan Clearwisdom.net, polisi di kamp Kerja Paksa Masanjia di Shenyang, Provinsi Liaoning, menelanjangi 18 praktisi wanita dan melempar mereka ke dalam sel penjara yang penuh dengan narapidana laki-laki. Apa yang terjadi selanjutnya membuat dada orang sakit karena marah. Banyak wanita itu mengatakan kepada anggota keluarga mereka, “Kamu tidak akan pernah bisa membayangkan kebrutalan dan kejahatan di tempat ini...”
Ada faktor-faktor yang merajalela di China hari ini yang memungkinkan hal-hal seperti itu terjadi. Di satu sisi, ada kebijakan penganiayaan yang diterapkan oleh Jiang Zemin ketika dia mengepalai rezim; rusak reputasi mereka, bikin mereka bangkrut secara finansial, dan hancurkan mereka secara fisik. Di sisi lain, moral orang-orang Chna saat ini telah hancur oleh PKC. Kerusakannya adalah beragam. Praktisi Falun Gong berkultivasi Sejati-Baik-Sabar. Memiliki kelompok seperti itu hanya dapat menguntungkan masyarakat. Para praktisi Falun Gong menunjukkan perhatian kepada sesama dalam semua situasi dan ada kasus tak terhitung dimana praktisi mengorbankan kepentingan mereka sendiri demi orang lain. Namun, justru karena mereka berusaha untuk menjadi orang baik dan berbicara benar, mereka dianiaya secara kejam oleh PKC. Prinsip Sejati-Baik-Sabar ditekan, dan hasilnya, “kepalsuan, kejahatan, dan kekerasan” telah menang di seluruh China. Apa yang terjadi dengan masyarakat ini? Akan berubah menjadi masyarakat apa jika tanpa dasar moral?
3. Ketidakpedulian dari 18 orang pelintas
Kembali ke tragedi di China minggu terakhir ini, setelah balita itu tertabrak, 18 orang yang lewat berjalan melewatinya tanpa berhenti untuk membantu. Ini benar-benar bukan kasus tersendiri. Pada September tahun lalu, pembersih jalan Ma Xiuying di Daerah Xincheng, Hohhot ditabrak oleh sebuah truk berat pengangkut batubara. Setelah itu, lusinan truk mengikuti dan menggilasnya dengan kecepatan tinggi. Pada akhirnya, Ma Xiuying tidak lebih dari selapis tipis kulit di jalan. Ketidakpedulian telah menjadi sebuah norma sosial di China hari ini.
Ketidakpedulian yang ditunjukkan oleh 18 orang pelintas itu bukanlah hanya karakteristik ke 18 orang ini saja. Lihatlah orangtua yang patah hati itu, orang hanya dapat berpikir: Jika kecelakaan itu terjadi pada anak orang lain dan mereka kebetulan lewat, apakah mereka akan menawarkan bantuan? Atau apakah mereka akan berperilaku dengan cara acuh tak acuh yang sama? Ketika kita mengambil sikap acuh tak acuh pada kehidupan orang lain, kita juga menimbulkan ketidakpedulian orang lain terhadap kehidupan kita sendiri dan anggota keluarga kita. Ini bukan kesedihan pribadi setiap individu, tetapi kesedihan seluruh bangsa China!
Apa yang menyebabkan kondisi tragis permasalahan? Ini perlu dianalisis secara rasional. PKC telah menghancurkan kebudayaan tradisional China, yang selalu menghormati moral dan mengutamakan perbuatan baik. PKC jahat mendapatkan kesenangan besar dalam memerangi langit dan bumi dan melawan kemanusiaan, dan apa yang telah ditanamkan ke dalam pikiran orang-orang hanyalah ketidakpedulian yang egois. Penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong yang mematuhi prinsip Sejati-Baik-Sabar pasti akan menyebabkan degenerasi moral dan runtuhnya moral seluruh masyarakat.
Delapan belas patung agama dihancurkan – satu episode penghancuran PKC terhadap kebudayaan tradisional China; 18 orang wanita ditelanjangi dan dilemparkan ke dalam sel penjara penuh dengan narapidana laki-laki – satu kasus kebrutalan penganiayaan PKC terhadap para praktisi Falun Gong yang baik hati; dan ketidakpedulian ke 18 orang pelintas adalah sebuah konsekuensi alami dari korupsi moralitas sosial yang dipelopori oleh PKC.
Kebangkitan orang-orang China harus dimulai dengan mengenali sifat sejati dari PKC. Bukankah kebangkitan bangsa China perlu dimulai dari lenyapnya PKC?
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2011/10/20/十八名路人为何见死不救--248084.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/10/25/128988.html
Ketidakpedulian tak berperasaan terhadap anak tak berdaya itu telah membuat hati orang bergemetaran karena sedih. Bagaimana mungkin masyarakat menjadi begitu berdarah dingin? Tentu saja itu tidak bisa terjadi dalam semalam. Pasti melewati proses yang panjang, selama bertahun-tahun, sampai ke tingkat ketidakpedulian di peristiwa tragis ini. Hal-hal seperti ini belum pernah terjadi di negara-negara lain di dunia, dan bahkan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sepanjang lima ribu tahun China. Namun, insiden serupa telah menjadi biasa di hari ini bagi Komunis China. Orang-orang yang mendengar kejadian mengerikan tidak dapat membantu tapi merenungkan apa yang telah ditanamkan oleh rezim komunis ke dalam pikiran orang-orang China sehingga mereka telah menjadi begitu kejam dan acuh tak acuh terhadap satu sama lain. Mari kita lihat beberapa peristiwa yang telah terjadi.
1. Delapan belas patung agama dihancurkan
Selama lebih dari dua ribu tahun, orang China memegang keyakinan mendalam pada Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme. Orang-orang memahami makna etika dan rasa malu dan mereka percaya bahwa yang baik akan dibalas dengan kebaikan dan yang jahat akan mendapat ganjaran. Namun, setelah PKC merebut kekuasaan negara, ia menggunakan sifat dasar Partai yang melenceng untuk menggantikan kemanusiaan dan mengajarkan ateisme sambil mempromosikan teori mereka tentang perjuangan kelas. Selama “Revolusi Kebudayaan,” PKC secara kejam menghancurkan kebudayaan tradisional atas nama “menghancurkan empat usang” (pemikiran lama, adat istiadat lama, kebiasaan lama dan tradisi lama). Selama semua gerakan politik PKC, ia selalu menghukum kebaikan dan menghargai kejahatan. Setelah mereka gagal dalam penyebaran komunisme, mereka berpaling dengan mempromosikan gagasan “menempatkan uang di atas segalanya,” dengan pejabat PKC memimpin dalam pesta pora korupsi dan merusak moralitas sosial China.
Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis mengutip Ding Shu dari “Berapa Banyak Peninggalan Budaya Yang Dibakar” untuk menggambarkan kekejaman ini. “Dulu ada sebuah Kuil Kuda Putih. Sekretaris cabang Partai memimpin para petani untuk menghancurkan kuil itu atas nama ‘revolusi.’ Patung Delapan Belas Lohan peninggalan Dinasti Liao (916-1125) yang berumur lebih dari 1000 tahun dihancurkan. Kitab Beiye yang dibawa oleh seorang biarawan terkemuka India ke China 2.000 tahun yang lalu dibakar. Harta karun langka, sebuah Kuda Giok dihancurkan berkeping-keping.
Ini hanya membicarakan tentang kehancuran di Kuil Kuda Putih di Luoyang, Provinsi Henan, sebuah bagian kecil dari penghancuran total budaya tradisional China oleh Partai Komunis China (PKC). Peradaban lima ribu tahun China yang didasarkan pada keyakinan spiritual dan moralitas sangatlah dihormati. PKC sengaja menghancurkan dan mendistorsi kebudayaan tradisional China, sudah pasti akan mengarah pada kekosongan pikiran dalam otak orang-orang dan kebingungan terhadap nilai-nilai kehidupan.
2. Delapan belas perempuan ditelanjangi dan dilemparkan ke dalam sel penjara penuh dengan tahanan pria
PKC menghancurkan kebudayaan tradisional China dalam upaya untuk mengubah pikiran orang-orang China sehingga mencapai apa yang mereka inginkan. Akibatnya, jiwa orang-orang China secara serius terkontaminasi. Selain itu, PKC juga melarang orang untuk berkultivasi sesuai dengan cara-cara tradisional. Ini jelas terlihat dalam penganiayaan mereka terhadap Falun Gong.
PKC bertindak sangat kejam dalam upaya menganiaya Falun Gong. Menurut laporan Clearwisdom.net, polisi di kamp Kerja Paksa Masanjia di Shenyang, Provinsi Liaoning, menelanjangi 18 praktisi wanita dan melempar mereka ke dalam sel penjara yang penuh dengan narapidana laki-laki. Apa yang terjadi selanjutnya membuat dada orang sakit karena marah. Banyak wanita itu mengatakan kepada anggota keluarga mereka, “Kamu tidak akan pernah bisa membayangkan kebrutalan dan kejahatan di tempat ini...”
Ada faktor-faktor yang merajalela di China hari ini yang memungkinkan hal-hal seperti itu terjadi. Di satu sisi, ada kebijakan penganiayaan yang diterapkan oleh Jiang Zemin ketika dia mengepalai rezim; rusak reputasi mereka, bikin mereka bangkrut secara finansial, dan hancurkan mereka secara fisik. Di sisi lain, moral orang-orang Chna saat ini telah hancur oleh PKC. Kerusakannya adalah beragam. Praktisi Falun Gong berkultivasi Sejati-Baik-Sabar. Memiliki kelompok seperti itu hanya dapat menguntungkan masyarakat. Para praktisi Falun Gong menunjukkan perhatian kepada sesama dalam semua situasi dan ada kasus tak terhitung dimana praktisi mengorbankan kepentingan mereka sendiri demi orang lain. Namun, justru karena mereka berusaha untuk menjadi orang baik dan berbicara benar, mereka dianiaya secara kejam oleh PKC. Prinsip Sejati-Baik-Sabar ditekan, dan hasilnya, “kepalsuan, kejahatan, dan kekerasan” telah menang di seluruh China. Apa yang terjadi dengan masyarakat ini? Akan berubah menjadi masyarakat apa jika tanpa dasar moral?
3. Ketidakpedulian dari 18 orang pelintas
Kembali ke tragedi di China minggu terakhir ini, setelah balita itu tertabrak, 18 orang yang lewat berjalan melewatinya tanpa berhenti untuk membantu. Ini benar-benar bukan kasus tersendiri. Pada September tahun lalu, pembersih jalan Ma Xiuying di Daerah Xincheng, Hohhot ditabrak oleh sebuah truk berat pengangkut batubara. Setelah itu, lusinan truk mengikuti dan menggilasnya dengan kecepatan tinggi. Pada akhirnya, Ma Xiuying tidak lebih dari selapis tipis kulit di jalan. Ketidakpedulian telah menjadi sebuah norma sosial di China hari ini.
Ketidakpedulian yang ditunjukkan oleh 18 orang pelintas itu bukanlah hanya karakteristik ke 18 orang ini saja. Lihatlah orangtua yang patah hati itu, orang hanya dapat berpikir: Jika kecelakaan itu terjadi pada anak orang lain dan mereka kebetulan lewat, apakah mereka akan menawarkan bantuan? Atau apakah mereka akan berperilaku dengan cara acuh tak acuh yang sama? Ketika kita mengambil sikap acuh tak acuh pada kehidupan orang lain, kita juga menimbulkan ketidakpedulian orang lain terhadap kehidupan kita sendiri dan anggota keluarga kita. Ini bukan kesedihan pribadi setiap individu, tetapi kesedihan seluruh bangsa China!
Apa yang menyebabkan kondisi tragis permasalahan? Ini perlu dianalisis secara rasional. PKC telah menghancurkan kebudayaan tradisional China, yang selalu menghormati moral dan mengutamakan perbuatan baik. PKC jahat mendapatkan kesenangan besar dalam memerangi langit dan bumi dan melawan kemanusiaan, dan apa yang telah ditanamkan ke dalam pikiran orang-orang hanyalah ketidakpedulian yang egois. Penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong yang mematuhi prinsip Sejati-Baik-Sabar pasti akan menyebabkan degenerasi moral dan runtuhnya moral seluruh masyarakat.
Delapan belas patung agama dihancurkan – satu episode penghancuran PKC terhadap kebudayaan tradisional China; 18 orang wanita ditelanjangi dan dilemparkan ke dalam sel penjara penuh dengan narapidana laki-laki – satu kasus kebrutalan penganiayaan PKC terhadap para praktisi Falun Gong yang baik hati; dan ketidakpedulian ke 18 orang pelintas adalah sebuah konsekuensi alami dari korupsi moralitas sosial yang dipelopori oleh PKC.
Kebangkitan orang-orang China harus dimulai dengan mengenali sifat sejati dari PKC. Bukankah kebangkitan bangsa China perlu dimulai dari lenyapnya PKC?
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2011/10/20/十八名路人为何见死不救--248084.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/10/25/128988.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org