Penganiayaan yang Dialami oleh Dokter yang Percaya Sejati, Baik, Sabar
(kebijakanjernih.net) Tanggal 7 April, Hari
Kesehatan Dunia, adalah hari penghormatan bagi dokter dan pekerjaan
mereka. Sementara itu, di daratan China, Partai Komunis China telah
merampas hak banyak dokter yang percaya nilai-nilai Sejati, Baik,
dan Sabar. Dokter ini dikirim ke penjara, disiksa secara fisik,
dijadikan subyek cuci otak paksa, dan disuntik dengan obat-obatan
berbahaya. Ijin kerja mereka diskors dan mereka kehilangan hak
untuk praktek kedokteran. Banyak dari mereka meninggal akibat
penganiayaan secara fisik dan mental. Beberapa orang dari mereka
adalah dokter dari rumah sakit besar, ada juga yang membuka praktek
swasta, sementara yang lain bekerja di pedesaan. Mereka berasal
dari berbagai kota dan desa di berbagai daerah. Berikut ini
hanyalah beberapa, dari sekian banyak, kasus yang dilaporkan di
situs web Minghui.
Disiksa dan Dianiaya
hingga Meninggal Karena Keyakinan Mereka
Dr. Shen Yueping adalah seorang dokter di Rumah Sakit Perempuan dan Anak Yuxi. Pada bulan Oktober tahun 2000, Dr. Shen pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan atas nama Falun Gong. Dia dihukum tiga tahun kurungan di sebuah kamp kerja paksa. Dia kemudian dijatuhi hukuman lima tahun penjara, dan menghabiskan tiga tahun dalam sebuah sel kecil di Penjara Wanita Kedua Yunnan. Selama waktu itu, ia tidak diperbolehkan untuk mandi atau ganti baju. Dia juga tidak memiliki kebebasan apapun. Hal-hal seperti kapan harus berdiri, duduk, atau berpikir juga dipaksakan kepadanya. Dia bisa dipukuli dan ditusuk dengan jarum setiap saat. Bahkan, kadang-kadang makanannya dicampur dengan obat-obatan yang dapat merusak sistem sarafnya. Pada bulan Mei 2009, keluarga Dr. Shen menerima pemberitahuan "Dibebaskan untuk perawatan medis" atas nama Dr. Shen. Namun pada saat itu, paru-parunya sudah berlubang parah dan dia dalam keadaan sekarat. Dr. Shen meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 2009 di umurnya yang ke-49.
Dr. Shen Yueping adalah seorang dokter di Rumah Sakit Perempuan dan Anak Yuxi. Pada bulan Oktober tahun 2000, Dr. Shen pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan atas nama Falun Gong. Dia dihukum tiga tahun kurungan di sebuah kamp kerja paksa. Dia kemudian dijatuhi hukuman lima tahun penjara, dan menghabiskan tiga tahun dalam sebuah sel kecil di Penjara Wanita Kedua Yunnan. Selama waktu itu, ia tidak diperbolehkan untuk mandi atau ganti baju. Dia juga tidak memiliki kebebasan apapun. Hal-hal seperti kapan harus berdiri, duduk, atau berpikir juga dipaksakan kepadanya. Dia bisa dipukuli dan ditusuk dengan jarum setiap saat. Bahkan, kadang-kadang makanannya dicampur dengan obat-obatan yang dapat merusak sistem sarafnya. Pada bulan Mei 2009, keluarga Dr. Shen menerima pemberitahuan "Dibebaskan untuk perawatan medis" atas nama Dr. Shen. Namun pada saat itu, paru-parunya sudah berlubang parah dan dia dalam keadaan sekarat. Dr. Shen meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 2009 di umurnya yang ke-49.
Dr Shen Yueping
Dr. Shen Yueping menjalani perawatan darurat
Dr. Shen Yueping menjalani perawatan darurat
Dr. Dong Cuifang adalah seorang
dokter di Rumah Sakit Perempuan dan Anak Distrik Shunyi di Beijing.
Dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara oleh Pengadilan Negeri
Shunyi karena berbicara di depan umum tentang fakta penganiayaan
Falun Gong. Pada tanggal 19 Maret 2003, Dr. Dong meninggal karena
kekerasan fisik di Penjara Wanita Daxing di Beijing. Saat itu, dia
baru berusia 28 tahun. Kedua kakinya berwarna ungu dan bengkak.
Bagian bawah kakinya penuh dengan memar dan otot-otot di bahu
kanannya terpisah dari tulang. Keluarganya meminta kompensasi,
tetapi mereka tidak pernah menerima balasan dari penjara. Ibu Dr.
Dong akhirnya mencari bantuan hukum tetapi usahanya itu
sia-sia.
Dr. Dong saat kelulusan
Dr. Dong dan pacarnya
Dr. Dong dan pacarnya
Dr. Liu Haibo adalah seorang
dokter di ruang CT di Rumah Sakit Distrik Luyuan di Changchun.
Setelah dimulainya penganiayaan pada 20 Juli 1999, Dr. Liu pergi ke
Beijing dua kali untuk mengajukan permohonan atas nama Falun Gong.
Setelah itu, dia dikirim ke kamp kerja paksa dua kali. Selama masa
tahanan, penjaga penjara menyiksa dan memukul Dr. Liu, dan
memperpanjang masa tahanannya selama sembilan bulan. Pada tanggal
11 Maret 2002 malam, tujuh atau delapan polisi dari Departemen
Kepolisian Distrik Kuangcheng di Changchun masuk secara paksa ke
rumah Dr. Liu. Mereka menangkap Dr. Liu dan istrinya, menyita
beberapa ribu yuan dan barang-barang pribadi lainnya. Beberapa
polisi secara bergantian kemudian menyerang Dr. Liu dengan tongkat
listrik. Mereka menyiksa dan berusaha memaksa Dr. Liu berhenti
berlatih Falun Gong. Polisi menyiksanya sampai jam 1 dini hari.
Mereka tidak berhenti sampai mereka sadar bahwa jantung Dr. Liu
berhenti berdetak. Dr. Liu dikirim ke Unit Pelayanan Darurat No
120, tapi pada saat itu dia sudah meninggal.
Dr. Liu Haibo dan istrinya pada
tanggal 9 Mei 1999
Putra Dr. Liu, Tianchun
Putra Dr. Liu, Tianchun
Cacat Fisik Setelah
Penyiksaan Brutal
Dr. Liu Deqing, 60 tahun, adalah seorang dokter di Hailun Health Care Institute di Provinsi Heilongjiang. Dia dihukum di kamp kerja paksa dua kali dengan total masa tahanan selama empat tahun dan empat bulan. Kemudian, ia kembali dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Dokter tua ini tidak diperbolehkan untuk tidur atau pergi ke kamar mandi. Dia dipukul dan ditusuk dengan jarum, dikurung dalam ruangan yang dingin, dan disuntik dengan obat-obatan yang tidak diketahui. Perutnya membengkak seolah-olah dia hamil sembilan bulan. Dia kemudian menderita edema umum.
Dr. Liu Deqing, 60 tahun, adalah seorang dokter di Hailun Health Care Institute di Provinsi Heilongjiang. Dia dihukum di kamp kerja paksa dua kali dengan total masa tahanan selama empat tahun dan empat bulan. Kemudian, ia kembali dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Dokter tua ini tidak diperbolehkan untuk tidur atau pergi ke kamar mandi. Dia dipukul dan ditusuk dengan jarum, dikurung dalam ruangan yang dingin, dan disuntik dengan obat-obatan yang tidak diketahui. Perutnya membengkak seolah-olah dia hamil sembilan bulan. Dia kemudian menderita edema umum.
Keadaan Dr. Liu Deqing, perutnya
bengkak setelah disiksa
Dr. Xu Zuoyou seorang dokter di
Baojing County People's Hospital di Propinsi Hunan. Dr. Xu
ditangkap dan dikirim ke pusat pencucian otak dan kamp kerja paksa
beberapa kali. Rumah Dr. Xu juga digeledah beberapa kali. Pada
bulan Februari 2004, Dr. Xu ditangkap dan dikirim ke Kamp Kerja
Paksa Xinkaipu di Changsha. Di sana, Dr. Xu menjadi korban
pencucian otak paksa. Program ini berupa pemberian bahan bacaan dan
menonton program TV propaganda melawan Falun Gong. Dia mengalami
penyiksaan fisik dan dipaksa untuk memakai pakaian ketat. Dr. Xu
juga dipaksa makan secara brutal. Gigi depannya rusak dan tulang
selangka kirinya hancur karena dipukuli. Dia juga menderita
sejumlah cedera lain dari pemukulan. Dr. Xu mengalami mati rasa dan
kaku pada dada, punggung, lengan serta kakinya. Sampai sekarang ia
tidak dapat berjalan.
Dr. Xu juga dikirim ke R.S. Jiwa Yongshun, di mana ia dipaksa makan sejumlah besar obat anti-psikotik. Karena Dr. Xu menolak menelannya, empat dokter menahannya di atas tempat tidur dan menyuntiknya dengan haloperidol. Selama satu tahun dan tujuh bulan ditahan di rumah sakit jiwa, Dr. Xu juga mengalami pelecehan dan pemukulan dari pasien sakit jiwa.
Dipaksa Makan Obat Berbahaya
Dr. Pang Lijuan, 67 tahun, adalah seorang dokter militer di Wuhan. Dia pernah bekerja untuk rumah sakit angkatan udara di distrik militer Guangzhou pada tahun 1960-an. Dr. Pang mulai praktek pribadinya pada tahun 1992. Pada tanggal 23 Juni 2007, Dr. Pang dikirim ke Penjara No 1 Wuhan oleh Kantor 610 Hanyang. Untuk menunjukkan sikap protesnya, Dr. Pang melakukan mogok makan selama empat belas hari. Selama waktu itu, penjaga penjara menggunakan tongkat bambu untuk membuka mulutnya, dan Dr. Pang dipaksa menelan secangkir cairan putih kental. Dr. Pang merasa benar-benar tidak nyaman setelah menelan cairan ini. Mulutnya terasa sangat kering, secara mental Ia menjadi bergairah, dan menunjukkan gejala-gejala akibat mengkonsumsi steroid. Ketika Dr. Pang bertanya kepada penjaga apa yang mereka berikan kepadanya, mereka hanya mengabaikannya. Setelah bertahun-tahun mengalami penyiksaan tidak manusiawi, Dr. Pang harus dipapah pulang. Saat ini dia dalam kondisi kritis.
Penggunaan Kekerasan untuk Memaksa "Transformasi" di Pusat Pencucian Otak
Dr. Qian Houmin seorang dokter bedah di Rumah Sakit Sazhong No. 2 di Daqing. Dia dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Setelah masa penjara Dr. Qian selesai, ia dikirim ke Pusat Pencucian Otak Wuchang. Pengawal mengunci Dr. Qian dalam ruangan gelap dan memborgol tangannya di belakang punggung. Dia tidak bisa berdiri dengan tegak ataupun jongkok. Dr. Qian juga tidak diberi makanan. Mereka tidak akan melepasnya kecuali ia menulis "tiga pernyataan". Akhirnya tekanan darah Dr. Qian naik hingga 180 mm Hg, menyebabkan dia kehilangan perasaan di salah satu kakinya.
Dr. Zhang Guangcai seorang dokter gigi dari Desa Nanmancai, Xiedian, Kota Liaocheng, Provinsi Shandong. Ia adalah dokter gigi generasi ketiga di keluarganya. Dr. Zhang telah dikirim ke pusat cuci otak berkali-kali dan kamp kerja paksa tiga kali. Di Pusat Cuci Otak Xingtai, polisi Song Jiaxi dari Departemen Kepolisian Qiaoxi Xingtai menggunakan tongkat listrik untuk memaksa Dr. Zhang memberi pengakuan. Dia menjejalkan buku dan botol ke borgol Dr. Zhang dan berteriak, "Memukulimu hingga meninggal akan dianggap sebagai mati bunuh diri!" Dr. Zhang menolak dengan melakukan mogok makan. Ia akhirnya secara brutal dipaksa makan. Hanya dalam beberapa hari, paru-paru Dr. Zhang rusak berat.
Dr. Xu juga dikirim ke R.S. Jiwa Yongshun, di mana ia dipaksa makan sejumlah besar obat anti-psikotik. Karena Dr. Xu menolak menelannya, empat dokter menahannya di atas tempat tidur dan menyuntiknya dengan haloperidol. Selama satu tahun dan tujuh bulan ditahan di rumah sakit jiwa, Dr. Xu juga mengalami pelecehan dan pemukulan dari pasien sakit jiwa.
Dipaksa Makan Obat Berbahaya
Dr. Pang Lijuan, 67 tahun, adalah seorang dokter militer di Wuhan. Dia pernah bekerja untuk rumah sakit angkatan udara di distrik militer Guangzhou pada tahun 1960-an. Dr. Pang mulai praktek pribadinya pada tahun 1992. Pada tanggal 23 Juni 2007, Dr. Pang dikirim ke Penjara No 1 Wuhan oleh Kantor 610 Hanyang. Untuk menunjukkan sikap protesnya, Dr. Pang melakukan mogok makan selama empat belas hari. Selama waktu itu, penjaga penjara menggunakan tongkat bambu untuk membuka mulutnya, dan Dr. Pang dipaksa menelan secangkir cairan putih kental. Dr. Pang merasa benar-benar tidak nyaman setelah menelan cairan ini. Mulutnya terasa sangat kering, secara mental Ia menjadi bergairah, dan menunjukkan gejala-gejala akibat mengkonsumsi steroid. Ketika Dr. Pang bertanya kepada penjaga apa yang mereka berikan kepadanya, mereka hanya mengabaikannya. Setelah bertahun-tahun mengalami penyiksaan tidak manusiawi, Dr. Pang harus dipapah pulang. Saat ini dia dalam kondisi kritis.
Penggunaan Kekerasan untuk Memaksa "Transformasi" di Pusat Pencucian Otak
Dr. Qian Houmin seorang dokter bedah di Rumah Sakit Sazhong No. 2 di Daqing. Dia dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Setelah masa penjara Dr. Qian selesai, ia dikirim ke Pusat Pencucian Otak Wuchang. Pengawal mengunci Dr. Qian dalam ruangan gelap dan memborgol tangannya di belakang punggung. Dia tidak bisa berdiri dengan tegak ataupun jongkok. Dr. Qian juga tidak diberi makanan. Mereka tidak akan melepasnya kecuali ia menulis "tiga pernyataan". Akhirnya tekanan darah Dr. Qian naik hingga 180 mm Hg, menyebabkan dia kehilangan perasaan di salah satu kakinya.
Dr. Zhang Guangcai seorang dokter gigi dari Desa Nanmancai, Xiedian, Kota Liaocheng, Provinsi Shandong. Ia adalah dokter gigi generasi ketiga di keluarganya. Dr. Zhang telah dikirim ke pusat cuci otak berkali-kali dan kamp kerja paksa tiga kali. Di Pusat Cuci Otak Xingtai, polisi Song Jiaxi dari Departemen Kepolisian Qiaoxi Xingtai menggunakan tongkat listrik untuk memaksa Dr. Zhang memberi pengakuan. Dia menjejalkan buku dan botol ke borgol Dr. Zhang dan berteriak, "Memukulimu hingga meninggal akan dianggap sebagai mati bunuh diri!" Dr. Zhang menolak dengan melakukan mogok makan. Ia akhirnya secara brutal dipaksa makan. Hanya dalam beberapa hari, paru-paru Dr. Zhang rusak berat.
Dr. Zhang Guangcai bersama istri
dan anaknya
Hukuman
Berat
Dr. Li Aijun seorang dokter magang di bagian rawat inap di Rumah Sakit Xiyuan, Beijing. Dia ditangkap dan dipecat dari pekerjaannya di awal tahun 2002 karena berlatih Falun Gong. Dr. Li dijatuhi hukuman penjara sembilan tahun di Penjara Wanita Tiantanghe di Beijing. Selama di penjara, Dr. Li menjadi sasaran berbagai bentuk penghinaan fisik oleh penjaga penjara. Dia dipaksa bekerja selama lebih dari enam belas jam sehari, menjahit dan menisik dari pukul 6:00 pagi sampai 22:00 malam.
Dr. Du Guijie, 38 tahun, seorang dokter di Central Hospital di Kota Hegang, Provinsi Heilongjiang. Dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara oleh departemen kepolisian cabang Xingshan di Hegang. Dr. Du saat ini dalam kondisi kritis di Penjara Wanita Harbin. Keluarganya memohon agar dia dibebaskan, tetapi petugas penjara menolak permintaan mereka. Penjaga penjara memeras keluarga Dr. Du hampir seribu yuan.
Mencabut Lisensi Medis
Dr. Zhou Zaitian berasal dari Desa Zhugedian, Yanjiao, di Kota Sanhe, Propinsi Hebei. Dia telah melakukan usaha di bidang penjualan obat selama 37 tahun di pedesaan. Dia ditahan pada tahun 2006 dan dijatuhi hukuman penjara pada tahun 2007 karena berlatih Falun Gong. Departemen Kesehatan Masyarakat mencabut lisensi medisnya setelah vonis hukuman tersebut.
Dr. Xu Faling seorang dokter di Rumah Sakit Universitas Kedua di Universitas Kedokteran Henan. Setelah Dr. Xu menghabiskan tiga tahun waktunya di kamp kerja paksa, atasan Dr. Xu memecatnya sebagai dokter dan memperkerjakannya di ruang binatu rumah sakit.
Sebelum meninggal, Dr. Liu Haibo dari Changchun menolak untuk menulis "surat jaminan" menyangkal Falun Gong. Posisinya di rumah sakit ditangguhkan dan gajinya tidak dibayar.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2011/4/12/信仰真善忍的医生们遭受的迫害(图)-238937.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/4/27/124674.html
Dr. Li Aijun seorang dokter magang di bagian rawat inap di Rumah Sakit Xiyuan, Beijing. Dia ditangkap dan dipecat dari pekerjaannya di awal tahun 2002 karena berlatih Falun Gong. Dr. Li dijatuhi hukuman penjara sembilan tahun di Penjara Wanita Tiantanghe di Beijing. Selama di penjara, Dr. Li menjadi sasaran berbagai bentuk penghinaan fisik oleh penjaga penjara. Dia dipaksa bekerja selama lebih dari enam belas jam sehari, menjahit dan menisik dari pukul 6:00 pagi sampai 22:00 malam.
Dr. Du Guijie, 38 tahun, seorang dokter di Central Hospital di Kota Hegang, Provinsi Heilongjiang. Dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara oleh departemen kepolisian cabang Xingshan di Hegang. Dr. Du saat ini dalam kondisi kritis di Penjara Wanita Harbin. Keluarganya memohon agar dia dibebaskan, tetapi petugas penjara menolak permintaan mereka. Penjaga penjara memeras keluarga Dr. Du hampir seribu yuan.
Mencabut Lisensi Medis
Dr. Zhou Zaitian berasal dari Desa Zhugedian, Yanjiao, di Kota Sanhe, Propinsi Hebei. Dia telah melakukan usaha di bidang penjualan obat selama 37 tahun di pedesaan. Dia ditahan pada tahun 2006 dan dijatuhi hukuman penjara pada tahun 2007 karena berlatih Falun Gong. Departemen Kesehatan Masyarakat mencabut lisensi medisnya setelah vonis hukuman tersebut.
Dr. Xu Faling seorang dokter di Rumah Sakit Universitas Kedua di Universitas Kedokteran Henan. Setelah Dr. Xu menghabiskan tiga tahun waktunya di kamp kerja paksa, atasan Dr. Xu memecatnya sebagai dokter dan memperkerjakannya di ruang binatu rumah sakit.
Sebelum meninggal, Dr. Liu Haibo dari Changchun menolak untuk menulis "surat jaminan" menyangkal Falun Gong. Posisinya di rumah sakit ditangguhkan dan gajinya tidak dibayar.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2011/4/12/信仰真善忍的医生们遭受的迫害(图)-238937.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/4/27/124674.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org