Kenangan Berharga: Sebuah Saksi Abadi (Bagian 1)
(Minghui.org)
Guru sedang rekaman sebuah program Falun Gong di Stasiun Radio Ekonomi Wuhan pada bulan April 1993
Pengantar
Ketika tahun baru 2011 tiba, bersama suara keras dari petasan, saya melihat suatu pemandangan yang menakjubkan di dimensi lain. Sebuah Perahu Fa yang memberikan penyelamatan bagi orang-orang menuju ke awan, sebagai tangga menuju ke surga.
Muncul bersamaan dengan adegan itu, musik istimewa dan bidadari menaburkan bunga. Saya merasakan sangat sakral dan murni, saya menyanyikan lagu "Pudu," "Jishi" dan "Falun Dafa Hao" dalam hati saya.
Saya beruntung dapat beberapa kali menyaksikan pendiri Falun Dafa, Mr. Li Hongzhi, mengajar Fa di China. Setiap kali saya bahagia tenggelam dalam kenangan itu, saya melihat beberapa adegan istimewa atau mendengar musik merdu, seperti tersebut diatas. Berikut ini adalah beberapa kenangan itu, saya ingin berbagi dengan semua orang.
1. 1992, Beijing
Pada musim panas tahun 1992, saya pergi mengunjungi teman-teman. Mereka tahu kesehatan saya buruk, sehingga mereka dengan tulus memperkenalkan Falun Gong kepada saya. Mendengar bahwa Falun Gong menempatkan kultivasi Xinxing (karakter, kualitas moral) sebagai yang utama, saya menjadi langsung tertarik dan mengikuti mereka segera belajar gerakan. Suatu malam saya melihat sebuah kincir angin besar berputar cepat. Anak perempuan teman saya berkata dengan gembira, "Apa yang baru saja Anda lihat adalah sebuah Falun. Anda benar-benar berjodoh!" Saya kemudian mulai berlatih Falun Gong. Rasa sakit saya dari kepala sampai kaki dengan cepat menghilang.
Pada bulan September tahun yang sama, Asosiasi Riset Qigong Beijing mengadakan kelas ceramah Falun Gong ketiga di Auditorium Angkatan Darat Artileri Kedua. Saya mendaftarkan diri dan menghadirinya. Beberapa hari sebelum kelas mulai saya mendengar bahwa Guru sedang menyesuaikan tubuh pasien bersama dengan beberapa murid di samping auditorium bagi mereka yang datang mencari bantuan. Betapa inginnya saya bertemu Guru! Saya ingin menyampaikan penghargaan saya yang mendalam. Saya pergi ke sana dengan beberapa praktisi. Ketika saya melihat sekeliling dengan rasa ingin tahu saya tiba-tiba melihat tangan Guru, dikelilingi oleh cahaya, padat putih terang. Guru mengulurkan tangan ke kepala pasien. Dalam sekejap, benda hitam pekat muncul lalu dilempar keluar jendela. Pasien segera sembuh!
Ini adalah apa yang saya lihat sendiri! Orang-orang seperti saya, yang benar-benar dicuci otak oleh ateisme rezim Komunis, dikejutkan oleh pemandangan di depan kami. Betapa menakjubkannya! Pasien segera sembuh, satu demi satu. Saya juga pulih dari penyakit setelah berlatih Falun Gong selama beberapa bulan sebelum kelas ini. Semua ini mengungkapkan kebenaran tepat di depan mata saya!
Segera setelah terbangun dari kekaguman saya, Guru berjalan ke arah saya dengan tersenyum dan ramah bertanya, "Apakah Anda melihat sesuatu?" Melihat Guru tersenyum di depan saya, saya buru-buru menjawab, "Ya, saya melihat. Saya melihat Guru melakukan tindakan.” Guru memberikan saya senyuman lagi.
Setelah kelas ceramah dimulai, banyak rekan-rekan praktisi dan saya menunggu di samping pintu auditorium setiap pagi untuk menyambut Guru. Guru selalu tersenyum dan melambaikan tangan, menyambut semua orang. Praktisi secara otomatis menyingkir membuka jalan, sehingga Guru bisa masuk dari tengah. Setiap hari setelah kelas berakhir, praktisi melihat Guru masuk ke mobil seorang murid. Kami tidak beranjak sampai mobil itu menjauh.
Guru mengajarkan kami hal yang kami belum pernah dengar sebelumnya. Saya mendengarkan dengan penuh perhatian, berharap untuk menangkap setiap kata dan kalimat. Saya merasa bahwa kelas itu begitu sakral, dan semua murid penuh hormat.
Suatu hari saat sedang mendengarkan di kelas, saya melihat foto setengah badan dari Guru di bagian belakang setiap kursi murid. Saya pikir itu adalah fashen Guru.
Lain hari saya bertemu Guru dalam mimpi saya. Guru sangat tinggi dan duduk di sana, tersenyum. Saya menekuk satu lutut di samping Guru dan menatap kepadanya, merasa seolah-olah Guru adalah ayah saya.
Melihat Guru sejati dalam kehidupan nyata, saya sangat bersemangat. Saya hanya tahu bahwa Guru dan Falun Gong baik dan percaya sepenuhnya apa yang Guru katakan. Ajaran Guru membuat saya tahu bahwa manusia datang ke dunia ini untuk berlatih kultivasi, bukan untuk hidup sebagai orang biasa.
Guru berbeda dari master qigong lain. Dalam masyarakat di mana standar moral manusia sangat menurun, Guru di sini untuk memperbaharui umat manusia.
Pada hari terakhir kelas ceramah, Guru menjawab pertanyaan bagi para praktisi. Ketika memberi ceramah setiap hari Guru selalu berkata, "Apa pun yang Anda tidak mengerti, tuliskanlah. Jangan mengajukan pertanyaan sekarang. Saya akan menjawab semua pertanyaan Anda pada hari terakhir." Guru dengan sabar menjawab setiap pertanyaan.
Setelah kelas ceramah berakhir, praktisi meminta Guru untuk foto bersama. Dia memakai setelan abu-abu dan berdiri di tengah-tengah para murid. Kami membentuk beberapa kelompok berbeda, dan setiap kelompok difoto. Satu kelompok berkata, "Guru, mohon ke sini untuk berpose bersama kami!" Segera kelompok lain berteriak, "Guru, mohon bergabung dengan kami!" Beberapa praktisi dan saya mengikuti Guru untuk bergabung dengan kelompok yang berbeda, dengan air mata bahagia di mata kami. Selama mengambil gambar, murid-murid terus menerus berteriak, "Guru kami," "Guru kami!" Pada akhirnya, semua murid berteriak dari dasar hati mereka pada saat yang sama, "Guru semua orang!" Seluruh pengambilan gambar memakan waktu yang cukup lama.
2. Maret 1993, Wuhan di Provinsi Hubei
Pada tahun 1993 saya beruntung dapat bergabung dengan kelas ceramah Guru di Kota Wuhan. Sebelum kelas dimulai, Asosiasi Riset Qigong setempat membahas biaya kuliah. Guru berkata dengan jelas bahwa kelas ini digunakan untuk memberikan penyelamatan kepada orang-orang, bukan untuk mencari uang. Biaya kursi 40 yuan untuk setiap murid baru, dan 20 yuan untuk setiap siswa veteran. Uang Seminar hanya dikenakan 2 yuan per orang, hanya cukup untuk menutupi biaya sewa auditorium. Tetapi kepala Asosiasi Riset Qigong Setempat menyatakan bahwa mereka ingin mendapatkan uang dan diminta untuk menaikkan uang kursi sampai 50 yuan per siswa, dan uang seminar 10 yuan per orang. Setelah diskusi lebih lanjut maka diputuskan bahwa Asosiasi Riset Qigong setempat akan mengambil 60% dari uang kelas, dan Himpunan Falun Gong akan mengambil 40%. Jika kita menghitung sewa auditorium, biaya publisitas, biaya bahan cetak, biaya transportasi dan biaya akomodasi, 40% nyaris tidak menutupi biaya dan pengeluaran. Tidak ada lagi yang tersisa. Pejabat Asosiasi Qiqong setempat bertanya-tanya, "Biaya kelas Falun Gong terkecil di antara semua kelas qigong di Kota Wuhan. Sangat jarang menemukan orang yang melepaskan kesempatan untuk mendapatkan uang."
Banyak wartawan dari kantor surat kabar dan stasiun TV juga mengikuti kelas tersebut. Para wartawan sangat memuji Falun Gong dan pendirinya dalam laporan mereka, mengatakan bahwa Falun Gong adalah Qigong yang sangat istimewa yang belum pernah mereka dengar sebelumnya, dan merupakan Fa dengan kebajikan tinggi yang benar-benar dapat membawa orang ke tingkat yang tinggi.
Pada tanggal 15 Maret 1993, Guru mengadakan kelas ceramah di Auditorium Wuchang No. 701 Lembaga Penelitian China Shipbuilding Industry Corporation. Seorang pimpinan peleton keamanan militer yang juga penggemar qigong, membawa semua tentara di peletonnya untuk mengikuti seminar. Ketika mereka mendengar hal-hal penting mereka bertepuk tangan penuh semangat. Ketika saya mengingatnya sekarang, tepuk tangan mereka masih bergema di telinga.
Seorang murid laki-laki berumur empat puluhan, ketika muda, mengikuti leluhurnya berlatih seni bela diri, berkata, "Ia adalah Guru besar. Ketika mengajar ia mengirim keluar gong yang sangat kuat berkilauan keemasan, menutupi seluruh auditorium dan bahkan menembus keluar atap".
Suatu hari seorang pria berusia empat puluhan mencoba memasuki auditorium tanpa tiket. Anggota staf menghalanginya. Dia berteriak di luar, "Saya ke sini untuk menantang guru Anda. Guru saya sudah lebih dari 100 tahun. Guru Anda masih sangat muda." Dia juga mengatakan banyak kata-kata yang buruk. Tetapi Guru membiarkan dia masuk. Setelah mendengar ceramah Guru orang itu menjadi tenang dan mengatakan kepada anggota staf dengan rasa malu dan menyesal, "Saya tidak akan pernah lagi datang mengganggu. Ia adalah Guru sejati!"
Jam 14:00, tanggal 25 Maret 1993 Guru mengadakan dua seminar yang berlangsung sekitar dua jam di Auditorium Pemerintah Kota Hankou.
Wartawan yang menghadiri seminar merasa bahwa Falun Gong adalah luar biasa dan melaporkan tentang hal itu di surat kabar dan stasiun TV. Beberapa orang bahkan sembuh dari penyakit ketika sedang berbincang-bincang di radio dalam acara konsultasi. Mereka merasa bahwa Guru adalah Buddha sejati yang sedang membebaskan mereka dari penderitaan. Mereka sangat gembira banyak orang yang meminta alamat kelas ceramah dari hotline radio dan kemudian menghadiri seminar. Walaupun hari itu hujan deras, auditorium tetap penuh.
Seminar segera dimulai. Meskipun masih hujan lebat, ada banyak orang di ruang depan yang meminta tiket tanpa kursi. Penyelenggara, Asosiasi Riset Qigong Kota Wuhan, segera menambah tiket tanpa kursi yang terjual habis dengan cepat. Namun, orang yang datang semakin banyak. Beberapa bahkan membeli tiket dari calo untuk menghadiri seminar.
Setelah pejabat Asosiasi Riset Qigong Kota Wuhan memberikan pidato pembukaan, seorang wanita tua berjalan di atas panggung dan berlari mengelilingi panggung tiga kali. Dia mengatakan kepada penonton bahwa ia lumpuh dan terbaring di tempat tidur selama tiga tahun dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Tetapi ketika ia mendengar program Falun Gong di radio, ia mengikuti instruksi Guru dan segera terlihat hasilnya. Semua orang di auditorium melihatnya berlari-lari kecil, tidak ada yang bisa membayangkan bahwa ia tadinya terbaring sakit, lumpuh selama tiga tahun! Banyak orang datang ke sini dengan pengalaman yang sama seperti wanita tua itu. Mereka semua sangat berterima kasih setelah disembuhkan melalui pesan dari program radio.
Saat seminar Guru memasang Falun pada setiap murid. Dia meminta semua orang untuk meluruskan satu tangan, telapak menghadap ke atas. Seseorang berteriak gembira, "Saya melihatnya, saya melihatnya! Saya melihat Falun yang berwarna-warni berputar di telapak tangan saya" Beberapa menggambarkan Falun sebagai bola!, dan beberapa orang merasa telapak tangan mereka mulai panas. Beberapa orang melihat auditorium penuh dengan Falun, yang berjatuhan ke telapak tangan, perut, kepala para murid - hampir di mana-mana. Seluruh auditorium penuh keajaiban.
Suasana seminar terasa harmonis. Saya merasa seolah-olah seluruh tubuh saya terbenam di dalam medan energi yang besar dan sangat kuat. Semua hal-hal buruk disingkirkan, dan semua pikiran buruk dibersihkan. Setelah seminar banyak orang meminta Guru memberikan ceramah yang lain, mengatakan bahwa mereka akan menyesal seumur hidup jika kehilangan ajaran Guru.
Pada akhir seminar, Guru melakukan perjalanan ke daerah Gunung Wudang di Propinsi Hubei. Kami berada di mobil yang sama dengan Guru dan tiba di Titik Pandang Gunung Wudang. Seorang murid melihat sebuah gerbang peringatan besar berbentuk lengkungan tiba-tiba jatuh dan berdiri di depan kami. Dia bertanya, "Guru, saya melihat sebuah gerbang peringatan besar berbentuk lengkungan. Sekarang kita sedang mengemudi ke arah itu." Kata Guru, "Itu adalah pintu gerbang menuju Gunung Wudang." Murid bertanya, "Di samping gerbang peringatan berdiri banyak prajurit dalam pakaian kuno. Ada jarak 20 meter antar setiap dua prajurit. Semua prajurit mengenakan mahkota dan baju besi khusus. Masing-masing mahkota memiliki banyak sudut lancip, dan setiap sudut meruncing memiliki bunga plum di atas. Semua prajurit memegang senjata kuno di tangan kiri mereka dan membiarkan telapak tangan kanan mereka tetap terentang. Di ujung setiap jari tangan mereka juga ada bunga plum." Guru berkata, "Mereka adalah dewa-dewa gunung."
Setelah kami tiba di gunung, beberapa murid melihat banyak candi dengan mata ketiga mereka, dan banyak orang berdiri di atas batu. Beberapa mengenakan baju putih, beberapa mengenakan pakaian abu-abu. Tapi semua orang mengenakan pakaian kuno. Guru berkata, "Mereka semua pendeta Tao dari masa lalu."
Ketika kendaraan kami melaju ke depan, adegan spektakuler muncul di depan kami. Sebuah barisan sangat besar terletak di depan, dibentuk oleh barisan-barisan kecil yang berbeda. Setiap barisan kecil dibentuk oleh orang-orang emas, mengenakan baju besi emas. Sesosok makhluk emas besar berdiri di depan barisan besar. Semua orang emas membentuk sikap tubuh yang sama. Mereka meletakkan tangan kiri di depan perut, telapak tangan menghadap ke atas, dan mengangkat tangan kanan mereka, membentuk telapak teratai yang menghadap ke kiri. Semua orang tampak begitu tulus, dan seluruh pemandangan sungguh luar biasa.
Guru memberitahu kami, "Isyarat itu artinya ‘selamat datang’." Seluruh barisan tampak begitu besar. Sejauh mata memandang, seakan tak ada habisnya. Selain itu, apa yang kami lihat benar-benar berbeda dari apa yang biasa kita lihat sehari-hari. Biasanya benda-benda yang jauh akan terlihat kecil dan tidak jelas, sedangkan benda-benda yang dekat telihat besar dan jelas. Tetapi walaupun barisan itu meluas hingga tak terhingga, titik terjauh tampak sejelas titik yang terdekat. Sungguh fantastis!
Di sebelah utara ada gunung lain, yang dikatakan tempat dimana Zhang Sanfeng menjadi terkenal. Beberapa praktisi melihat gunung ketiga melalui mata ketiga mereka yang merefleksikan gambar Zhang sedang berlatih kultivasi.
Di perjalanan pulang kami terjebak kemacetan lalu lintas. Banyak kendaraan memblokir jalan. Biasanya perlu waktu beberapa jam untuk menyelesaikan kekalutan ini. Semua orang terburu-buru karena kami harus kembali ke Kota Wuhan untuk kelas ceramah kedua. Guru keluar dari kendaraan dan mulai mengatur lalu lintas. Segera lalu lintas mengalir lancar. Sepertinya tidak ada yang tidak dapat diselesaikan Guru.
Pada 29 Maret kelas dimulai tepat waktu. Beberapa murid berasal dari kota-kota lain di Propinsi Hubei, dan beberapa dari provinsi lain. Beberapa kebetulan sedang melakukan perjalanan ke Kota Wuhan untuk bisnis dan "tanpa disengaja" mendapat kesempatan untuk menghadiri kelas Guru. Guru selalu tiba di auditorium lebih awal dan mengamati setiap murid yang datang. Ketika Guru menginjak panggung, semua murid berdiri dan menyambut Guru dengan tepuk tangan meriah. Guru selalu menyapa semua orang dengan senyum sementara setiap murid menatap tajam pada Guru. Tepuk tangan tidak berhenti sampai Guru memberi beberapa petunjuk. Guru tidak pernah menggunakan catatan ketika berceramah, hanya selembar kertas dengan simbol-simbol yang kita tidak mengerti. Semua murid diam dan mendengarkan dengan cermat. Hanya suara lantang Guru yang bergema di seluruh auditorium.
Selama ceramah banyak murid melihat sinar berwarna-warni terpancar dari belakang Guru. Seorang murid yang mata ketiganya terbuka melihat panggung berubah menjadi sebuah bangunan besar berpintu gerbang. Kedua pintu pada gerbang tersebut terbuka. Di setiap sisi gerbang berdiri empat jenderal dengan pakaian kuno. Guru sedang mengajar Fa dari dalam bangunan tersebut. Setelah Guru selesai berceramah, saya berkata kepada Guru, "Guru, saya melihat auditorium ini berubah menjadi perahu. Di samping perahu itu gelombang bergulung-gulung. Guru mengajar Fa di perahu, dan Anda berkata, ‘Saya telah menyebarkan Fa sebaik ini untuk Anda dan memimpin Anda dengan baik dalam jalur ini. Selain itu, saya juga memberikan Anda tumpangan di jalur tersebut.’”
Guru berkata, "Ya, tepat! Saya sedang memimpin Anda menuju penyelamatan!"
Selama sepuluh hari kelas ceramah setiap hari ada instruksi latihan. Beberapa murid mendemonstrasikan latihan di atas panggung. Guru mengoreksi gerakan murid. Guru tampak begitu baik dan penuh kasih dan selalu tersenyum. Hari terakhir adalah sesi tanya jawab. Tidak peduli berapa banyak pertanyaan yang diajukan murid, Guru selalu menjawab dan menjelaskan dengan sabar sampai para murid dapat memahami prinsip-prinsip Fa.
Suatu kali ketika Guru sedang istirahat, seorang praktisi wanita tidak dapat menahan diri untuk naik ke atas panggung dan berbicara tentang pengalamannya. Ternyata dia menderita hernia lateral piringan lumbar dan tak bisa berjalan. Dia mencari pengobatan ke mana-mana, tetapi tidak seorangpun bisa menyembuhkannya, namun setelah dia berlatih Falun Gong selama beberapa hari penyakit itu menghilang. Dia menunjukkan bahwa pada saat ini tubuhnya terasa seperti apa yang Guru sebutkan dalam Zhuan Falun, "...Anda akan merasa ringan sekujur tubuh, berjalan seolah ada tiupan angin yang mendorong."
Saat ceramah, murid mempersembahkan Guru sebuah plakat bertuliskan "Fa Berkebajikan Tinggi," menunjukkan rasa hormat mereka yang luhur kepada Guru. Seorang wanita tua berkata, "Guru kita adalah Buddha sejati!"
Setelah kelas kedua berakhir, untuk menyampaikan penghargaan mereka, Asosiasi Riset Qigong Kota Wuhan mengajak Guru jalan-jalan ke Gunung Mulan. Segera setelah kami tiba di gunung, kami melihat banyak bidadari terbang di langit, seperti bidadari-bidadari yang ada di Lukisan Dinding Dunhuang. Juga ada banyak prajurit-prajurit yang tinggi besar. Mereka telah berjaga di sana selama ribuan tahun.
Berdiri di tebing menghadap Danau Mulan di bawah sinar matahari, Guru melangkahkan kaki kanannya ke depan, membungkuk, mengulurkan tangan kanannya menunjuk ke langit. Semua orang terpesona dengan gaya Guru dan cepat-cepat mengambil foto Guru, yang disimpan sebagai souvenir untuk selama-lamanya.
(Bersambung)
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2011/5/13/【庆祝513】珍贵的记忆-永恒的见证-240538.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/23/125468.html
Ketika tahun baru 2011 tiba, bersama suara keras dari petasan, saya melihat suatu pemandangan yang menakjubkan di dimensi lain. Sebuah Perahu Fa yang memberikan penyelamatan bagi orang-orang menuju ke awan, sebagai tangga menuju ke surga.
Muncul bersamaan dengan adegan itu, musik istimewa dan bidadari menaburkan bunga. Saya merasakan sangat sakral dan murni, saya menyanyikan lagu "Pudu," "Jishi" dan "Falun Dafa Hao" dalam hati saya.
Saya beruntung dapat beberapa kali menyaksikan pendiri Falun Dafa, Mr. Li Hongzhi, mengajar Fa di China. Setiap kali saya bahagia tenggelam dalam kenangan itu, saya melihat beberapa adegan istimewa atau mendengar musik merdu, seperti tersebut diatas. Berikut ini adalah beberapa kenangan itu, saya ingin berbagi dengan semua orang.
1. 1992, Beijing
Pada musim panas tahun 1992, saya pergi mengunjungi teman-teman. Mereka tahu kesehatan saya buruk, sehingga mereka dengan tulus memperkenalkan Falun Gong kepada saya. Mendengar bahwa Falun Gong menempatkan kultivasi Xinxing (karakter, kualitas moral) sebagai yang utama, saya menjadi langsung tertarik dan mengikuti mereka segera belajar gerakan. Suatu malam saya melihat sebuah kincir angin besar berputar cepat. Anak perempuan teman saya berkata dengan gembira, "Apa yang baru saja Anda lihat adalah sebuah Falun. Anda benar-benar berjodoh!" Saya kemudian mulai berlatih Falun Gong. Rasa sakit saya dari kepala sampai kaki dengan cepat menghilang.
Pada bulan September tahun yang sama, Asosiasi Riset Qigong Beijing mengadakan kelas ceramah Falun Gong ketiga di Auditorium Angkatan Darat Artileri Kedua. Saya mendaftarkan diri dan menghadirinya. Beberapa hari sebelum kelas mulai saya mendengar bahwa Guru sedang menyesuaikan tubuh pasien bersama dengan beberapa murid di samping auditorium bagi mereka yang datang mencari bantuan. Betapa inginnya saya bertemu Guru! Saya ingin menyampaikan penghargaan saya yang mendalam. Saya pergi ke sana dengan beberapa praktisi. Ketika saya melihat sekeliling dengan rasa ingin tahu saya tiba-tiba melihat tangan Guru, dikelilingi oleh cahaya, padat putih terang. Guru mengulurkan tangan ke kepala pasien. Dalam sekejap, benda hitam pekat muncul lalu dilempar keluar jendela. Pasien segera sembuh!
Ini adalah apa yang saya lihat sendiri! Orang-orang seperti saya, yang benar-benar dicuci otak oleh ateisme rezim Komunis, dikejutkan oleh pemandangan di depan kami. Betapa menakjubkannya! Pasien segera sembuh, satu demi satu. Saya juga pulih dari penyakit setelah berlatih Falun Gong selama beberapa bulan sebelum kelas ini. Semua ini mengungkapkan kebenaran tepat di depan mata saya!
Segera setelah terbangun dari kekaguman saya, Guru berjalan ke arah saya dengan tersenyum dan ramah bertanya, "Apakah Anda melihat sesuatu?" Melihat Guru tersenyum di depan saya, saya buru-buru menjawab, "Ya, saya melihat. Saya melihat Guru melakukan tindakan.” Guru memberikan saya senyuman lagi.
Setelah kelas ceramah dimulai, banyak rekan-rekan praktisi dan saya menunggu di samping pintu auditorium setiap pagi untuk menyambut Guru. Guru selalu tersenyum dan melambaikan tangan, menyambut semua orang. Praktisi secara otomatis menyingkir membuka jalan, sehingga Guru bisa masuk dari tengah. Setiap hari setelah kelas berakhir, praktisi melihat Guru masuk ke mobil seorang murid. Kami tidak beranjak sampai mobil itu menjauh.
Guru mengajarkan kami hal yang kami belum pernah dengar sebelumnya. Saya mendengarkan dengan penuh perhatian, berharap untuk menangkap setiap kata dan kalimat. Saya merasa bahwa kelas itu begitu sakral, dan semua murid penuh hormat.
Suatu hari saat sedang mendengarkan di kelas, saya melihat foto setengah badan dari Guru di bagian belakang setiap kursi murid. Saya pikir itu adalah fashen Guru.
Lain hari saya bertemu Guru dalam mimpi saya. Guru sangat tinggi dan duduk di sana, tersenyum. Saya menekuk satu lutut di samping Guru dan menatap kepadanya, merasa seolah-olah Guru adalah ayah saya.
Melihat Guru sejati dalam kehidupan nyata, saya sangat bersemangat. Saya hanya tahu bahwa Guru dan Falun Gong baik dan percaya sepenuhnya apa yang Guru katakan. Ajaran Guru membuat saya tahu bahwa manusia datang ke dunia ini untuk berlatih kultivasi, bukan untuk hidup sebagai orang biasa.
Guru berbeda dari master qigong lain. Dalam masyarakat di mana standar moral manusia sangat menurun, Guru di sini untuk memperbaharui umat manusia.
Pada hari terakhir kelas ceramah, Guru menjawab pertanyaan bagi para praktisi. Ketika memberi ceramah setiap hari Guru selalu berkata, "Apa pun yang Anda tidak mengerti, tuliskanlah. Jangan mengajukan pertanyaan sekarang. Saya akan menjawab semua pertanyaan Anda pada hari terakhir." Guru dengan sabar menjawab setiap pertanyaan.
Setelah kelas ceramah berakhir, praktisi meminta Guru untuk foto bersama. Dia memakai setelan abu-abu dan berdiri di tengah-tengah para murid. Kami membentuk beberapa kelompok berbeda, dan setiap kelompok difoto. Satu kelompok berkata, "Guru, mohon ke sini untuk berpose bersama kami!" Segera kelompok lain berteriak, "Guru, mohon bergabung dengan kami!" Beberapa praktisi dan saya mengikuti Guru untuk bergabung dengan kelompok yang berbeda, dengan air mata bahagia di mata kami. Selama mengambil gambar, murid-murid terus menerus berteriak, "Guru kami," "Guru kami!" Pada akhirnya, semua murid berteriak dari dasar hati mereka pada saat yang sama, "Guru semua orang!" Seluruh pengambilan gambar memakan waktu yang cukup lama.
2. Maret 1993, Wuhan di Provinsi Hubei
Pada tahun 1993 saya beruntung dapat bergabung dengan kelas ceramah Guru di Kota Wuhan. Sebelum kelas dimulai, Asosiasi Riset Qigong setempat membahas biaya kuliah. Guru berkata dengan jelas bahwa kelas ini digunakan untuk memberikan penyelamatan kepada orang-orang, bukan untuk mencari uang. Biaya kursi 40 yuan untuk setiap murid baru, dan 20 yuan untuk setiap siswa veteran. Uang Seminar hanya dikenakan 2 yuan per orang, hanya cukup untuk menutupi biaya sewa auditorium. Tetapi kepala Asosiasi Riset Qigong Setempat menyatakan bahwa mereka ingin mendapatkan uang dan diminta untuk menaikkan uang kursi sampai 50 yuan per siswa, dan uang seminar 10 yuan per orang. Setelah diskusi lebih lanjut maka diputuskan bahwa Asosiasi Riset Qigong setempat akan mengambil 60% dari uang kelas, dan Himpunan Falun Gong akan mengambil 40%. Jika kita menghitung sewa auditorium, biaya publisitas, biaya bahan cetak, biaya transportasi dan biaya akomodasi, 40% nyaris tidak menutupi biaya dan pengeluaran. Tidak ada lagi yang tersisa. Pejabat Asosiasi Qiqong setempat bertanya-tanya, "Biaya kelas Falun Gong terkecil di antara semua kelas qigong di Kota Wuhan. Sangat jarang menemukan orang yang melepaskan kesempatan untuk mendapatkan uang."
Banyak wartawan dari kantor surat kabar dan stasiun TV juga mengikuti kelas tersebut. Para wartawan sangat memuji Falun Gong dan pendirinya dalam laporan mereka, mengatakan bahwa Falun Gong adalah Qigong yang sangat istimewa yang belum pernah mereka dengar sebelumnya, dan merupakan Fa dengan kebajikan tinggi yang benar-benar dapat membawa orang ke tingkat yang tinggi.
Pada tanggal 15 Maret 1993, Guru mengadakan kelas ceramah di Auditorium Wuchang No. 701 Lembaga Penelitian China Shipbuilding Industry Corporation. Seorang pimpinan peleton keamanan militer yang juga penggemar qigong, membawa semua tentara di peletonnya untuk mengikuti seminar. Ketika mereka mendengar hal-hal penting mereka bertepuk tangan penuh semangat. Ketika saya mengingatnya sekarang, tepuk tangan mereka masih bergema di telinga.
Seorang murid laki-laki berumur empat puluhan, ketika muda, mengikuti leluhurnya berlatih seni bela diri, berkata, "Ia adalah Guru besar. Ketika mengajar ia mengirim keluar gong yang sangat kuat berkilauan keemasan, menutupi seluruh auditorium dan bahkan menembus keluar atap".
Suatu hari seorang pria berusia empat puluhan mencoba memasuki auditorium tanpa tiket. Anggota staf menghalanginya. Dia berteriak di luar, "Saya ke sini untuk menantang guru Anda. Guru saya sudah lebih dari 100 tahun. Guru Anda masih sangat muda." Dia juga mengatakan banyak kata-kata yang buruk. Tetapi Guru membiarkan dia masuk. Setelah mendengar ceramah Guru orang itu menjadi tenang dan mengatakan kepada anggota staf dengan rasa malu dan menyesal, "Saya tidak akan pernah lagi datang mengganggu. Ia adalah Guru sejati!"
Jam 14:00, tanggal 25 Maret 1993 Guru mengadakan dua seminar yang berlangsung sekitar dua jam di Auditorium Pemerintah Kota Hankou.
Wartawan yang menghadiri seminar merasa bahwa Falun Gong adalah luar biasa dan melaporkan tentang hal itu di surat kabar dan stasiun TV. Beberapa orang bahkan sembuh dari penyakit ketika sedang berbincang-bincang di radio dalam acara konsultasi. Mereka merasa bahwa Guru adalah Buddha sejati yang sedang membebaskan mereka dari penderitaan. Mereka sangat gembira banyak orang yang meminta alamat kelas ceramah dari hotline radio dan kemudian menghadiri seminar. Walaupun hari itu hujan deras, auditorium tetap penuh.
Seminar segera dimulai. Meskipun masih hujan lebat, ada banyak orang di ruang depan yang meminta tiket tanpa kursi. Penyelenggara, Asosiasi Riset Qigong Kota Wuhan, segera menambah tiket tanpa kursi yang terjual habis dengan cepat. Namun, orang yang datang semakin banyak. Beberapa bahkan membeli tiket dari calo untuk menghadiri seminar.
Setelah pejabat Asosiasi Riset Qigong Kota Wuhan memberikan pidato pembukaan, seorang wanita tua berjalan di atas panggung dan berlari mengelilingi panggung tiga kali. Dia mengatakan kepada penonton bahwa ia lumpuh dan terbaring di tempat tidur selama tiga tahun dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Tetapi ketika ia mendengar program Falun Gong di radio, ia mengikuti instruksi Guru dan segera terlihat hasilnya. Semua orang di auditorium melihatnya berlari-lari kecil, tidak ada yang bisa membayangkan bahwa ia tadinya terbaring sakit, lumpuh selama tiga tahun! Banyak orang datang ke sini dengan pengalaman yang sama seperti wanita tua itu. Mereka semua sangat berterima kasih setelah disembuhkan melalui pesan dari program radio.
Saat seminar Guru memasang Falun pada setiap murid. Dia meminta semua orang untuk meluruskan satu tangan, telapak menghadap ke atas. Seseorang berteriak gembira, "Saya melihatnya, saya melihatnya! Saya melihat Falun yang berwarna-warni berputar di telapak tangan saya" Beberapa menggambarkan Falun sebagai bola!, dan beberapa orang merasa telapak tangan mereka mulai panas. Beberapa orang melihat auditorium penuh dengan Falun, yang berjatuhan ke telapak tangan, perut, kepala para murid - hampir di mana-mana. Seluruh auditorium penuh keajaiban.
Suasana seminar terasa harmonis. Saya merasa seolah-olah seluruh tubuh saya terbenam di dalam medan energi yang besar dan sangat kuat. Semua hal-hal buruk disingkirkan, dan semua pikiran buruk dibersihkan. Setelah seminar banyak orang meminta Guru memberikan ceramah yang lain, mengatakan bahwa mereka akan menyesal seumur hidup jika kehilangan ajaran Guru.
Pada akhir seminar, Guru melakukan perjalanan ke daerah Gunung Wudang di Propinsi Hubei. Kami berada di mobil yang sama dengan Guru dan tiba di Titik Pandang Gunung Wudang. Seorang murid melihat sebuah gerbang peringatan besar berbentuk lengkungan tiba-tiba jatuh dan berdiri di depan kami. Dia bertanya, "Guru, saya melihat sebuah gerbang peringatan besar berbentuk lengkungan. Sekarang kita sedang mengemudi ke arah itu." Kata Guru, "Itu adalah pintu gerbang menuju Gunung Wudang." Murid bertanya, "Di samping gerbang peringatan berdiri banyak prajurit dalam pakaian kuno. Ada jarak 20 meter antar setiap dua prajurit. Semua prajurit mengenakan mahkota dan baju besi khusus. Masing-masing mahkota memiliki banyak sudut lancip, dan setiap sudut meruncing memiliki bunga plum di atas. Semua prajurit memegang senjata kuno di tangan kiri mereka dan membiarkan telapak tangan kanan mereka tetap terentang. Di ujung setiap jari tangan mereka juga ada bunga plum." Guru berkata, "Mereka adalah dewa-dewa gunung."
Setelah kami tiba di gunung, beberapa murid melihat banyak candi dengan mata ketiga mereka, dan banyak orang berdiri di atas batu. Beberapa mengenakan baju putih, beberapa mengenakan pakaian abu-abu. Tapi semua orang mengenakan pakaian kuno. Guru berkata, "Mereka semua pendeta Tao dari masa lalu."
Ketika kendaraan kami melaju ke depan, adegan spektakuler muncul di depan kami. Sebuah barisan sangat besar terletak di depan, dibentuk oleh barisan-barisan kecil yang berbeda. Setiap barisan kecil dibentuk oleh orang-orang emas, mengenakan baju besi emas. Sesosok makhluk emas besar berdiri di depan barisan besar. Semua orang emas membentuk sikap tubuh yang sama. Mereka meletakkan tangan kiri di depan perut, telapak tangan menghadap ke atas, dan mengangkat tangan kanan mereka, membentuk telapak teratai yang menghadap ke kiri. Semua orang tampak begitu tulus, dan seluruh pemandangan sungguh luar biasa.
Guru memberitahu kami, "Isyarat itu artinya ‘selamat datang’." Seluruh barisan tampak begitu besar. Sejauh mata memandang, seakan tak ada habisnya. Selain itu, apa yang kami lihat benar-benar berbeda dari apa yang biasa kita lihat sehari-hari. Biasanya benda-benda yang jauh akan terlihat kecil dan tidak jelas, sedangkan benda-benda yang dekat telihat besar dan jelas. Tetapi walaupun barisan itu meluas hingga tak terhingga, titik terjauh tampak sejelas titik yang terdekat. Sungguh fantastis!
Di sebelah utara ada gunung lain, yang dikatakan tempat dimana Zhang Sanfeng menjadi terkenal. Beberapa praktisi melihat gunung ketiga melalui mata ketiga mereka yang merefleksikan gambar Zhang sedang berlatih kultivasi.
Di perjalanan pulang kami terjebak kemacetan lalu lintas. Banyak kendaraan memblokir jalan. Biasanya perlu waktu beberapa jam untuk menyelesaikan kekalutan ini. Semua orang terburu-buru karena kami harus kembali ke Kota Wuhan untuk kelas ceramah kedua. Guru keluar dari kendaraan dan mulai mengatur lalu lintas. Segera lalu lintas mengalir lancar. Sepertinya tidak ada yang tidak dapat diselesaikan Guru.
Pada 29 Maret kelas dimulai tepat waktu. Beberapa murid berasal dari kota-kota lain di Propinsi Hubei, dan beberapa dari provinsi lain. Beberapa kebetulan sedang melakukan perjalanan ke Kota Wuhan untuk bisnis dan "tanpa disengaja" mendapat kesempatan untuk menghadiri kelas Guru. Guru selalu tiba di auditorium lebih awal dan mengamati setiap murid yang datang. Ketika Guru menginjak panggung, semua murid berdiri dan menyambut Guru dengan tepuk tangan meriah. Guru selalu menyapa semua orang dengan senyum sementara setiap murid menatap tajam pada Guru. Tepuk tangan tidak berhenti sampai Guru memberi beberapa petunjuk. Guru tidak pernah menggunakan catatan ketika berceramah, hanya selembar kertas dengan simbol-simbol yang kita tidak mengerti. Semua murid diam dan mendengarkan dengan cermat. Hanya suara lantang Guru yang bergema di seluruh auditorium.
Selama ceramah banyak murid melihat sinar berwarna-warni terpancar dari belakang Guru. Seorang murid yang mata ketiganya terbuka melihat panggung berubah menjadi sebuah bangunan besar berpintu gerbang. Kedua pintu pada gerbang tersebut terbuka. Di setiap sisi gerbang berdiri empat jenderal dengan pakaian kuno. Guru sedang mengajar Fa dari dalam bangunan tersebut. Setelah Guru selesai berceramah, saya berkata kepada Guru, "Guru, saya melihat auditorium ini berubah menjadi perahu. Di samping perahu itu gelombang bergulung-gulung. Guru mengajar Fa di perahu, dan Anda berkata, ‘Saya telah menyebarkan Fa sebaik ini untuk Anda dan memimpin Anda dengan baik dalam jalur ini. Selain itu, saya juga memberikan Anda tumpangan di jalur tersebut.’”
Guru berkata, "Ya, tepat! Saya sedang memimpin Anda menuju penyelamatan!"
Selama sepuluh hari kelas ceramah setiap hari ada instruksi latihan. Beberapa murid mendemonstrasikan latihan di atas panggung. Guru mengoreksi gerakan murid. Guru tampak begitu baik dan penuh kasih dan selalu tersenyum. Hari terakhir adalah sesi tanya jawab. Tidak peduli berapa banyak pertanyaan yang diajukan murid, Guru selalu menjawab dan menjelaskan dengan sabar sampai para murid dapat memahami prinsip-prinsip Fa.
Suatu kali ketika Guru sedang istirahat, seorang praktisi wanita tidak dapat menahan diri untuk naik ke atas panggung dan berbicara tentang pengalamannya. Ternyata dia menderita hernia lateral piringan lumbar dan tak bisa berjalan. Dia mencari pengobatan ke mana-mana, tetapi tidak seorangpun bisa menyembuhkannya, namun setelah dia berlatih Falun Gong selama beberapa hari penyakit itu menghilang. Dia menunjukkan bahwa pada saat ini tubuhnya terasa seperti apa yang Guru sebutkan dalam Zhuan Falun, "...Anda akan merasa ringan sekujur tubuh, berjalan seolah ada tiupan angin yang mendorong."
Saat ceramah, murid mempersembahkan Guru sebuah plakat bertuliskan "Fa Berkebajikan Tinggi," menunjukkan rasa hormat mereka yang luhur kepada Guru. Seorang wanita tua berkata, "Guru kita adalah Buddha sejati!"
Setelah kelas kedua berakhir, untuk menyampaikan penghargaan mereka, Asosiasi Riset Qigong Kota Wuhan mengajak Guru jalan-jalan ke Gunung Mulan. Segera setelah kami tiba di gunung, kami melihat banyak bidadari terbang di langit, seperti bidadari-bidadari yang ada di Lukisan Dinding Dunhuang. Juga ada banyak prajurit-prajurit yang tinggi besar. Mereka telah berjaga di sana selama ribuan tahun.
Berdiri di tebing menghadap Danau Mulan di bawah sinar matahari, Guru melangkahkan kaki kanannya ke depan, membungkuk, mengulurkan tangan kanannya menunjuk ke langit. Semua orang terpesona dengan gaya Guru dan cepat-cepat mengambil foto Guru, yang disimpan sebagai souvenir untuk selama-lamanya.
(Bersambung)
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2011/5/13/【庆祝513】珍贵的记忆-永恒的见证-240538.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/5/23/125468.html
Kenangan Berharga: Sebuah Saksi Abadi (Bagian 1)
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org