Zhang Ziqin dari Kabupaten Gulin, Provinsi Sichuan, Menceritakan Penderitaannya
(Minghui.org) Zhuan Ziqin (wanita) adalah
seorang praktisi berusia 55 tahun dari Kota Shibao, Kabupaten
Gulin, Provinsi Sichuan. Dibawah ini adalah kisah penganiayaan yang
dialaminya sendiri dan keluarganya:
Saya pernah menderita migran
berat, berbagai penyakit ginekologi, masalah lambung dan
pencernaan, serta tempramen yang buruk. Saya harus mengkonsumsi pil
anti sakit hampir setiap hari untuk membuat diri merasa sedikit
lebih baik. Suami saya, Luo Zhenggui, menderita astrophic
gastritis. Seiring berlalunya waktu, dia akhirnya pergi berobat,
penyakitnya telah berkembang menjadi kanker lambung. Kami pergi
kemana-mana meminjam duit untuk membayar biaya pengobatannya. Saya
hampir putus asa dibawah tekanan yang tidak tertahankan.
Semuanya berubah pada tahun 1998 ketika saya mulai berlatih Falun Gong. Segera saya menyingkirkan tempramen buruk dan mampu mematut diri sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Penyakit-penyakit saya menghilang tidak lama setelahnya. Suami saya mulai berlatih pada April 1999 dan masalah lambungnya lenyap satu bulan kemudian.
Keluarga Saya Berantakan dan Orang yang Saya Cintai Meninggal Dunia
Setelah Partai Komunis China (PKC) memulai penganiayaan secara terbuka terhadap Falun Gong pada 20 Juli 1999, pejabat setempat banyak kali datang ke rumah saya untuk mengganggu dan mengintimidasi keluargaku. Penganiayaan ini telah mengambil nyawa tiga anggota keluarga saya.
Ayah saya yang sudah tua pertama kali menyaksikan penangkapan secara ilegal atas diriku pada 19 Januari 2001, dan kemudian beliau melihat suamiku dijatuhi hukuman penjara pada 2003. Ayah jatuh sakit dan meninggal dunia tidak lama kemudian.
Pada 2008, menantu perempuan saya mengantar bayi yang menderita masalah kesehatan pasca kelahiran. Pada waktu itu, seluruh keluarga sedang diganggu (oleh PKC). Kami tidak memiliki uang untuk mencari pengobatan bagi cucu laki-laki saya itu, dan malaikat kecil itu meninggal dunia beberapa hari setelahnya.
Ayahnya, putra sulungku, memutuskan untuk meninggalkan rumah dan hidup berpindah-pindah tempat untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut. Merasa kesepian dan menghadapi tekanan yang sangat berat, putra saya kemudian jatuh sakit tetapi tidak mempunyai uang untuk pergi ke dokter. Dia meninggal dunia dalam penderitaan pada April 2011.
Gangguan dan Intimidasi
Suatu hari pada awal 2000, belasan pria berbadan besar mendobrak masuk ke dalam rumah untuk mengancam keluargaku. Di waktu yang lain, sekelompok orang berteriak di luar jendela di tengah malam, namun menghilang ketika bangun untuk memeriksanya.
Petugas polisi Ma Fei bersama kaki-tangannya dari Kantor Polisi Kota Shibao banyak kali datang ke rumahku tanpa diundang, berusaha untuk membuat saya dan suami melepaskan Falun Gong.
Ketika saya mengunjungi rumah orangtua di Desa Pule pada Agustus 2000 untuk merayakan ulang tahun ayah, petugas dari Kantor Polisi Kota Shibao membuntuti saya sampai ke sana dan mengutus seorang supir untuk menangkap dan membawa saya kembali ke kantor polisi.
Penahanan dan Pemerasan Uang
Pada musim panas 2000, saya dan suami, bersama lebih dari 70 rekan praktisi, pergi ke Kabupaten Gulin, ingin mengklarifikasi fakta kebenaran Falun Gong kepada pejabat pemerintahan. Para petugas Kantor Polisi Kabupaten Gulin mengerahkan pasukan untuk menangkap kami di hotel tempat penginapan kami; polisi menginterogasi kami semalaman tanpa membolehkan kami tidur. Setelah itu, suami dipenjara di Pusat Penahanan Gulin selama 37 hari.
Sekitar Oktober 2000, saya dan dua rekan praktisi ditangkap oleh kepala Kantor Polisi Kota Yongle, Wang Hongyou. Kami dibawa ke kantor polisi, kami ditahan di dalam sebuah ruang yang lembab yang terletak di lantai satu semalaman. Keesokan harinya, Yang Zejun bersama beberapa orang dari Kantor 610 Kabupaten Gulin, membawa kami bertiga ke kantor polisi kabupaten untuk diinterogasi. Kami ditahan di sana selama lebih dari 10 hari.
Pada 2001, karena disangka telah pergi ke Beijing untuk memohon keadlian bagi Falun Gong, kepala Partai Kota Shibao, Fu Zhigao dan kepala Biro Keuangan, Xiao Jiangkkui memerintah petugas polisi Lei Qingmin dan yang lainnya pergi ke Beijing untuk mencari saya. Tanpa persetujuan suami, mereka memotong lebih dari 4.000 yuan uang pensiunnya untuk menutupi biaya perjalanan mereka.
Penganiayaan yang Diderita di Pusat Penahanan Kabupaten Gulin
Dibawah arahan kepala Partai Kota Shibao, Fu Zhigao, kepala kantor polisi setempat, Hu Dianho memimpin bawahannya dan mendobrak masuk ke dalam rumahorang tua saya di Desa Pule pada 19 Januari 2001. Mereka menemukan saya di sana dan membawa saya ke Pusat Penahanan Kabupaten Gulin, dimana saya menderita berbagai jenis penganiayaan dan penyiksaan:
(1) Diarak di Jalanan
Chen Hanzhao dari Kantor 610 Kabupaten Gulin dan kepala Kantor Polisi Kabupaten Gulin memerintahkan petugas untuk mengikat saya dan beberapa praktisi lainnya dengan tali kecil dan kemudian mengantung di leher dengan sebuah papan pengumuman kecil dengan tulisan yang memfitnah Falun Gong. Mereka memasukkan kami ke dalam beberapa truk bersama polisi yang bersenjata lengkap mengawal di belakang, ke sebuah lapangan untuk mengumumkan penangkapan kami. Setelah itu, mereka mengarak kami di jalanan melalui beberapa desa dan kota. Kami meneriakkan fakta-fakta mengenai Falun Gong di sepanjang jalan. Polisi mencoba menghentikan kami dengan mengencangkan tali di sekitar leher. Talinya memotong kulit saya, membuat leher saya berdarah.
Semuanya berubah pada tahun 1998 ketika saya mulai berlatih Falun Gong. Segera saya menyingkirkan tempramen buruk dan mampu mematut diri sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Penyakit-penyakit saya menghilang tidak lama setelahnya. Suami saya mulai berlatih pada April 1999 dan masalah lambungnya lenyap satu bulan kemudian.
Keluarga Saya Berantakan dan Orang yang Saya Cintai Meninggal Dunia
Setelah Partai Komunis China (PKC) memulai penganiayaan secara terbuka terhadap Falun Gong pada 20 Juli 1999, pejabat setempat banyak kali datang ke rumah saya untuk mengganggu dan mengintimidasi keluargaku. Penganiayaan ini telah mengambil nyawa tiga anggota keluarga saya.
Ayah saya yang sudah tua pertama kali menyaksikan penangkapan secara ilegal atas diriku pada 19 Januari 2001, dan kemudian beliau melihat suamiku dijatuhi hukuman penjara pada 2003. Ayah jatuh sakit dan meninggal dunia tidak lama kemudian.
Pada 2008, menantu perempuan saya mengantar bayi yang menderita masalah kesehatan pasca kelahiran. Pada waktu itu, seluruh keluarga sedang diganggu (oleh PKC). Kami tidak memiliki uang untuk mencari pengobatan bagi cucu laki-laki saya itu, dan malaikat kecil itu meninggal dunia beberapa hari setelahnya.
Ayahnya, putra sulungku, memutuskan untuk meninggalkan rumah dan hidup berpindah-pindah tempat untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut. Merasa kesepian dan menghadapi tekanan yang sangat berat, putra saya kemudian jatuh sakit tetapi tidak mempunyai uang untuk pergi ke dokter. Dia meninggal dunia dalam penderitaan pada April 2011.
Gangguan dan Intimidasi
Suatu hari pada awal 2000, belasan pria berbadan besar mendobrak masuk ke dalam rumah untuk mengancam keluargaku. Di waktu yang lain, sekelompok orang berteriak di luar jendela di tengah malam, namun menghilang ketika bangun untuk memeriksanya.
Petugas polisi Ma Fei bersama kaki-tangannya dari Kantor Polisi Kota Shibao banyak kali datang ke rumahku tanpa diundang, berusaha untuk membuat saya dan suami melepaskan Falun Gong.
Ketika saya mengunjungi rumah orangtua di Desa Pule pada Agustus 2000 untuk merayakan ulang tahun ayah, petugas dari Kantor Polisi Kota Shibao membuntuti saya sampai ke sana dan mengutus seorang supir untuk menangkap dan membawa saya kembali ke kantor polisi.
Penahanan dan Pemerasan Uang
Pada musim panas 2000, saya dan suami, bersama lebih dari 70 rekan praktisi, pergi ke Kabupaten Gulin, ingin mengklarifikasi fakta kebenaran Falun Gong kepada pejabat pemerintahan. Para petugas Kantor Polisi Kabupaten Gulin mengerahkan pasukan untuk menangkap kami di hotel tempat penginapan kami; polisi menginterogasi kami semalaman tanpa membolehkan kami tidur. Setelah itu, suami dipenjara di Pusat Penahanan Gulin selama 37 hari.
Sekitar Oktober 2000, saya dan dua rekan praktisi ditangkap oleh kepala Kantor Polisi Kota Yongle, Wang Hongyou. Kami dibawa ke kantor polisi, kami ditahan di dalam sebuah ruang yang lembab yang terletak di lantai satu semalaman. Keesokan harinya, Yang Zejun bersama beberapa orang dari Kantor 610 Kabupaten Gulin, membawa kami bertiga ke kantor polisi kabupaten untuk diinterogasi. Kami ditahan di sana selama lebih dari 10 hari.
Pada 2001, karena disangka telah pergi ke Beijing untuk memohon keadlian bagi Falun Gong, kepala Partai Kota Shibao, Fu Zhigao dan kepala Biro Keuangan, Xiao Jiangkkui memerintah petugas polisi Lei Qingmin dan yang lainnya pergi ke Beijing untuk mencari saya. Tanpa persetujuan suami, mereka memotong lebih dari 4.000 yuan uang pensiunnya untuk menutupi biaya perjalanan mereka.
Penganiayaan yang Diderita di Pusat Penahanan Kabupaten Gulin
Dibawah arahan kepala Partai Kota Shibao, Fu Zhigao, kepala kantor polisi setempat, Hu Dianho memimpin bawahannya dan mendobrak masuk ke dalam rumahorang tua saya di Desa Pule pada 19 Januari 2001. Mereka menemukan saya di sana dan membawa saya ke Pusat Penahanan Kabupaten Gulin, dimana saya menderita berbagai jenis penganiayaan dan penyiksaan:
(1) Diarak di Jalanan
Chen Hanzhao dari Kantor 610 Kabupaten Gulin dan kepala Kantor Polisi Kabupaten Gulin memerintahkan petugas untuk mengikat saya dan beberapa praktisi lainnya dengan tali kecil dan kemudian mengantung di leher dengan sebuah papan pengumuman kecil dengan tulisan yang memfitnah Falun Gong. Mereka memasukkan kami ke dalam beberapa truk bersama polisi yang bersenjata lengkap mengawal di belakang, ke sebuah lapangan untuk mengumumkan penangkapan kami. Setelah itu, mereka mengarak kami di jalanan melalui beberapa desa dan kota. Kami meneriakkan fakta-fakta mengenai Falun Gong di sepanjang jalan. Polisi mencoba menghentikan kami dengan mengencangkan tali di sekitar leher. Talinya memotong kulit saya, membuat leher saya berdarah.
Peragaan Penyiksaan: Diarak di
Jalanan dengan sebuah papan pengumuman di leher
(2) Ranjang Kematian
Lebih dari sepuluh orang, termasuk Chen Hanzhao dari Kantor 610 Kabupaten Gulin, kepala Kantor Polisi Kabupaten Gulin, petugas Lu Changhong, kepala Pusat Penahanan Kabupaten Gulin, Xiong Jun, dokter Liu dan petugas Zhang Xianwen membawa saya ke ranjang kematian, dimana memborgol kaki dan tangan saya di ke empat sisi dengan posisi elang merentang. Tidak ada matras, hanya papan metal, yang membuat punggung saya sangat sakit. Saya meminta dokter Liu mengendorkan borgol, tetapi dia malah mengencangkannya.
Lebih dari sepuluh orang, termasuk Chen Hanzhao dari Kantor 610 Kabupaten Gulin, kepala Kantor Polisi Kabupaten Gulin, petugas Lu Changhong, kepala Pusat Penahanan Kabupaten Gulin, Xiong Jun, dokter Liu dan petugas Zhang Xianwen membawa saya ke ranjang kematian, dimana memborgol kaki dan tangan saya di ke empat sisi dengan posisi elang merentang. Tidak ada matras, hanya papan metal, yang membuat punggung saya sangat sakit. Saya meminta dokter Liu mengendorkan borgol, tetapi dia malah mengencangkannya.
Peragaan Penyiksaan: Ranjang
Kematian
(3) Injeksi dengan Obat-Obat Tak
Dikenal
Sekelompok petugas menekan saya dan menginjeksi obat-obat tak dikenal. Setelah itu, saya merasa dingin di sekujur tubuh dan kedutan tak terkendali untuk jangka waktu yang lama. Mereka juga mencekok saya dengan berbagai zat tidak dikenal.
Sekelompok petugas menekan saya dan menginjeksi obat-obat tak dikenal. Setelah itu, saya merasa dingin di sekujur tubuh dan kedutan tak terkendali untuk jangka waktu yang lama. Mereka juga mencekok saya dengan berbagai zat tidak dikenal.
Peragaan Penyiksaan: Injeksi
dengan obat-obat tidak dikenal
(4) Pemukulan Biadab
Suatu hari, wakil kepala pusat penahanan, Xu Yongzhong memukuli saya dengan sangat keras hingga seluruh wajah saya kesakitan.
Penyiksaan di Penjara Miaoxi dan Jianyang
Setelah hakim pengadilan Kabupaten Gulin menjatuhkan empat tahun penjara, polisi mengirim saya ke Divisi Dua Penjara Jianyang pada Oktober 2001. Sebulan kemudian mereka memindahkan saya ke Penjara Miaoxi, namun membawa saya kembali lagi ke Penjara Jianyang pada musim panas 2002, kali ini ke Divisi Tujuh.
Saya mengalamai berbagai macam penyiksaan di dua penjara ini:
(1) Digantung dengan Borgol
Petugas Penjara Miaoxi pernah sekali menggunakan penyiksaan ini selama hampir 20 hari. Mereka memborgol tangan saya di belakang punggung dan kemudian menggantung saya ke sebuah tiang jendela besi, hanya ibu jari kaki menyentuh lantai. Mereka tidak membiarkan saya bersih-bersih, ataupun memberikan air untuk diminum. Mereka menurunkan saya tiga kali sehari untuk makan dan ke kamar kecil, masing-masing diberikan waktu hanya 8 menit. Setelah hampir 20 hari disiksa, paha dan kaki saya menjadi sangat bengkak, kulitnya terkelupas dan mengeluarkan nanah. Borgolnya melukai daging; tangan saya menjadi terkilir. Saya merasa sakit dimana-mana -- tangan, lengan, kaki, dan punggung. Saya seringkali hilang kesadaran selama menderita rasa sakit yang hebat. Benar-benar sulit bagi saya untuk tetap jernih.
Suatu hari, wakil kepala pusat penahanan, Xu Yongzhong memukuli saya dengan sangat keras hingga seluruh wajah saya kesakitan.
Penyiksaan di Penjara Miaoxi dan Jianyang
Setelah hakim pengadilan Kabupaten Gulin menjatuhkan empat tahun penjara, polisi mengirim saya ke Divisi Dua Penjara Jianyang pada Oktober 2001. Sebulan kemudian mereka memindahkan saya ke Penjara Miaoxi, namun membawa saya kembali lagi ke Penjara Jianyang pada musim panas 2002, kali ini ke Divisi Tujuh.
Saya mengalamai berbagai macam penyiksaan di dua penjara ini:
(1) Digantung dengan Borgol
Petugas Penjara Miaoxi pernah sekali menggunakan penyiksaan ini selama hampir 20 hari. Mereka memborgol tangan saya di belakang punggung dan kemudian menggantung saya ke sebuah tiang jendela besi, hanya ibu jari kaki menyentuh lantai. Mereka tidak membiarkan saya bersih-bersih, ataupun memberikan air untuk diminum. Mereka menurunkan saya tiga kali sehari untuk makan dan ke kamar kecil, masing-masing diberikan waktu hanya 8 menit. Setelah hampir 20 hari disiksa, paha dan kaki saya menjadi sangat bengkak, kulitnya terkelupas dan mengeluarkan nanah. Borgolnya melukai daging; tangan saya menjadi terkilir. Saya merasa sakit dimana-mana -- tangan, lengan, kaki, dan punggung. Saya seringkali hilang kesadaran selama menderita rasa sakit yang hebat. Benar-benar sulit bagi saya untuk tetap jernih.
Peragaan Penyiksaan: Digantung
dengan Borgol
(2) Satu tangan Diborgol
Para petugas mengganti penyiksaan yang saya gambarkan di atas dengan siksaan ini. Mereka memborgol salah satu lengan saya ke jendela dan menyuruh saya berdiri tegak, menghadap ke tembok, untuk waktu yang lama. Saya sudah sangat lemah. Saya sangat sulit untuk berdiri tegak dan saya tidak tahan untuk tidak menyender ke depan hingga membentur dinding. Saya mencoba untuk berdiri lagi, namun menyender ke depan lagi. Akibatnya berulangkali membentur dinding, banyak pembengkakan di dada, segera berubah menjadi warna hitam dan ungu.
(3) Diborgol di belakang Punggung
Para petugas menarik salah satu lengan melewati bagian pundak dengan memborgol ke lengan saya yang lain. Saya merasakan sakit yang luar biasa, tidak lebih dari 30 menit dengan penyiksaan ini. Kepala Divisi Tujuh, Yu Zhifang di Penjara Jiangyang membuka borgol saya sejenak sebelum memborgolnya lagi dengan posisi yang sama. Dia melakukan hal ini berulang kali selama beberapa jam, meskipun pada kenyataannya lengan menjadi terkilir lebih awal dalam sesi penyiksaan ini.
Para petugas mengganti penyiksaan yang saya gambarkan di atas dengan siksaan ini. Mereka memborgol salah satu lengan saya ke jendela dan menyuruh saya berdiri tegak, menghadap ke tembok, untuk waktu yang lama. Saya sudah sangat lemah. Saya sangat sulit untuk berdiri tegak dan saya tidak tahan untuk tidak menyender ke depan hingga membentur dinding. Saya mencoba untuk berdiri lagi, namun menyender ke depan lagi. Akibatnya berulangkali membentur dinding, banyak pembengkakan di dada, segera berubah menjadi warna hitam dan ungu.
(3) Diborgol di belakang Punggung
Para petugas menarik salah satu lengan melewati bagian pundak dengan memborgol ke lengan saya yang lain. Saya merasakan sakit yang luar biasa, tidak lebih dari 30 menit dengan penyiksaan ini. Kepala Divisi Tujuh, Yu Zhifang di Penjara Jiangyang membuka borgol saya sejenak sebelum memborgolnya lagi dengan posisi yang sama. Dia melakukan hal ini berulang kali selama beberapa jam, meskipun pada kenyataannya lengan menjadi terkilir lebih awal dalam sesi penyiksaan ini.
Peragaan Penyiksaan: Dua Tangan
Diborgol di Belakang Punggung
(4) Diborgol di Ring Basket
Mulai pada pertengahan Februari sampai musim panas 2003, Yu Zhifang berkali-kali memborgol saya ke sebuah ring basket yang ada di luar.
(5) Diborgol dengan Lengan Dipleintir ke Punggung untuk Memeluk Pohon
Petugas Divisi Tujuh memelintir lengan saya ke punggung untuk memeluk pohon kecil dan kemudian memborgol tangan saya menjadi satu. Saya harus tetap berada dalam posisi ini dalam waktu yang lama dan merasa sangat sakit.
(6) Diborgol di Malam Hari dan Dipaksa Jongkok
Pada malam hari, petugas memborgol salah satu tangan saya ke bagian paling tinggi dari ranjang dan satu tangan lagi ke bagian paling rendah dari ranjang yang lain. Dengan cara ini saya tidak dapat berdiri lurus dan harus berjongkok dengan kedua lengan direntang dan diborgol semalaman.
Mulai pada pertengahan Februari sampai musim panas 2003, Yu Zhifang berkali-kali memborgol saya ke sebuah ring basket yang ada di luar.
(5) Diborgol dengan Lengan Dipleintir ke Punggung untuk Memeluk Pohon
Petugas Divisi Tujuh memelintir lengan saya ke punggung untuk memeluk pohon kecil dan kemudian memborgol tangan saya menjadi satu. Saya harus tetap berada dalam posisi ini dalam waktu yang lama dan merasa sangat sakit.
(6) Diborgol di Malam Hari dan Dipaksa Jongkok
Pada malam hari, petugas memborgol salah satu tangan saya ke bagian paling tinggi dari ranjang dan satu tangan lagi ke bagian paling rendah dari ranjang yang lain. Dengan cara ini saya tidak dapat berdiri lurus dan harus berjongkok dengan kedua lengan direntang dan diborgol semalaman.
Peragaan Penyiksaan: Kedua Tangan
Diborgol selama Tidur
(7) Injeksi dengan Obat-obat
Beracun
Para petugas di Penjara Miaoxi menginjeksi saya dengan obat-obat yang tidak dikenal. Tidak lama kemudian, kepala saya terasa seperti terbelah. Saya berguling ke luar ranjang dan kehilangan kesadaran.
(8) Dicekok
Para petugas di kedua penjara menggunakan cara cekok makan sebagai cara penyiksaan. Mereka menggunakan berbagai jenis metode cekok makan untuk membuat saya menderita.
Para petugas di Penjara Miaoxi membuat saya berdiri dengan punggung menghadap jendela dan kemudian memerintah beberapa narapidana untuk menarik rambut saya dari luar jendela. Mereka kemudian memerintah salah satu narapidana di dalam ruangan untuk memegang erat tangan dan kaki saya. Mereka sengaja memasukkan selang makan ke dalam batang tenggorokan saya. Dengan segera saya tidak dapat bernapas dan jatuh berlutut. Namun mereka tidak melepaskan dan tetap mencekok saya. Pada waktu yang bersamaan mereka juga menjepit tangan dan hidung saya.
Kadang-kadang para petugas menekan ke bawah dan membuka mulut saya untuk mencekok saya. Mereka juga mendesak para narapidana kriminal untuk menginjak lutut saya.
Para petugas di Penjara Jianyang memborgol tangan saya ke belakang dan mencekok. Mereka memasukkan selang makan melalui lubang hidung saya ke dalam perut dan seringkali dibiarkan tertinggal di dalam selama beberapa hari. Lubang hidung saya menjadi bengkak, dan ingus serta air liur terus mengalir.
Yu Zhifang di Penjara Jiangyang membuat saya mengangkat lengan dan kemudian memborgol saya ke pintu gerbang besi. Dia memerintahkan sekelompok narapidana untuk berdiri di depan saya dan menjepit hidung saya. Ketika saya membuka mulut untuk mengambil nafas, mereka mencekok saya dengan makanan. Pada saat yang bersamaan dia memerintahkan kelompok narapidana lain untuk memukul saya dari belakang. Akibatnya saya hampir tidak dapat bernafas. Cekok makan jangka panjang ini membuat mulut saya terluka dan infeksi karena dibuka secara paksa dan wajah saya terluka karena dijepit.
(9) Diikat dengan Tali
Suatu hari Yu Zhifang dan beberapa narapidana menyeret saya ke lantai paling atas dan memerintah saya untuk berdiri tegak, dengan kaki saling bersentuhan. Mereka menarik salah satu lengan di atas pundak dan menghubungkannya dengan sebuah borgol ke lengan saya yang lain, dimana bersilangan di punggung, dan kemudian mengikat kaki dengan tali berukuran satu inci dari pergelangan kaki ke atas lutut. Mereka kemudian memaksa saya berlutut dan mencaci saya pada waktu yang bersamaan.
(10) Punggung Dibengkokkan dengan Tangan Menyentuh Lantai
Para petugas membuat saya berdiri dengan kaki disatukan dan lutut diluruskan, dan kemudian memerintah saya untuk membengkokan punggung, dengan tangan menyentuh lantai. Mereka memaksa saya tetap berada dalam posisi ini dari malam hingga keesokan paginya dan tidak membiarkan saya bergerak. Sepanjang waktu saya merasakan darah mengalir ke bagian kepala; benar-benar tidak nyaman. Meskipun mereka membolehkan saya berdiri tegak pada hari kedua, mereka melarang saya duduk untuk beristirahat.
(11) Dipukuli; Pakaian Dilucuti
Yu Zhifang memimpin sekelompok narapidana kriminal untuk membawa saya ke kamar mandi, dimana mereka secara paksa melucuti pakaian saya dan mencambuk saya dengan tongkat yang terbuat dari Herba Epimedii, semacam tanaman yang membuat saya sangat gatal. Mereka juga memukul tubuh bawah saya yang telanjang dengan tongkat sapu.
(12) Ditelanjangi dan Dipermalukan
Suatu hari saat sedang diborgol, Yu Zhifang memegang gunting dan menggunting baju saya. Kemudian dia memerintahkan para narapidana kriminal untuk memegang rambut saya dan memfoto saya dalam keadaan telanjang. Seakan tidak cukup mempermalukan, dia memanggil petugas pria untuk melototi tubuh saya yang telanjang. Dia meninggalkan saya di sana untuk “menjadi santapan para nyamuk"; akibatnya sekujur tubuh saya mempunyai banyak gigitan nyamuk.
(13) Diikat di Bangku Harimau
Para petugas mendudukkan saya di bangku harimau dengan tubuh bagian atas diikat dengan tali berselang-seling dan tangan saya diborgol ke belakang. Kemudian, mereka mengikat kaki saya ke bangku tersebut. Untuk membuat saya lebih menderita, mereka mengangkat kaki saya untuk direbahkan ke tumpukan batu bata. Mereka seringkali membuat saya duduk di bangku tersebut selama beberapa hari terus-menerus, tanpa boleh menggunakan toilet.
(14) Tubuh Digosok dengan Bebatuan
Lantai di lokasi Divisi Tujuh tidaklah datar maupun rata, dengan batu-batu kecil timbul dimana-mana. Yu Zhifang memerintah para narapidana kriminal untuk menyeret saya di atas lantai dengan memegang satu maupun dua kaki sambil berlari maju dan mundur. Mereka secara sengaja membiarkan tubuh saya terseret di atas permukaan lantai yang kasar. Mereka juga memegang kaki saya dan secara berulang kali membanting saya ke lantai. Kulit saya menjadi robek dan berdarah.
Diawasi dan di Cuci Otak
Setelah dibebaskan dari Penjara Jianyang pada 20 Januari 2005, kepala Partai Kota Shibao, Wang Hongyou memerintahkan Yang Lin dan polisi Ma Fei untuk membuntuti dan mengawasi saya sepanjang waktu.
Pada September 2005, Wang Hongyou, kepala Kantor Polisi Kota Shibao, Shao Guanghui, dan polisi Tang Xinglong serta Ma Fei menangkap saya dan membawa ke Pusat Cuci Otak Kota Jianzhu. Saya melancarkan mogok makan untuk memprotes penganiayaan tersebut. Dibawah arahan kepala Komite Hukum dan Politik Kabupaten Gulin, Xia Chuanhui, Chen Mingquan dan beberapa lainnya memaksa saya tetap berdiri untuk waktu yang sangat panjang. Mereka juga mencekok saya dengan obat-obat tidak dikenal serta sup pedas.
Gangguan dan Penderitaan Seluruh Keluarga Saya
Hanya beberapa hari setelah dilepaskan dari pusat cuci otak, kepala Kantor Polisi Kota Shibao, Shao Guanghui dan polisi Ma Fei mendobrak jendela dan menjarah tempat tinggal saya. Kepala Partai Kota Shibao, Wang Hongyou dan Shao Guanghui kemudian mengarahkan Zhu Haife untuk memaksa membawa saya ke Daerah Hunian Pemerintah Kota Shibao, dimana mereka memiliki orang-orang untuk mengawasi saya sepanjang waktu.
Pada tahun 2008, saya dan suami tinggal di rumah putri kami ketika dia sedang ke luar kota. Suatu hari, wakil kepala Kota Shibao, Chen Zhenglong, Shao Guanghui bersama kepala Partai tingkat Desa, Wu Zhujun mendobrak masuk dan menjarah semua buku Falun Gong kami.
Dibawah arahan Zhou Qiang dari Kantor 610 Kabupaten Gulin, kepala Partai Kota Shibao yang baru, Xu Bin memimpin Yang Lin dari Kantor Urusan Umum, Yang Kang dari Biro Angkatan Bersenjata dan seorang polisi dengan nama panggilan Zhang untuk menggerebek rumah menantu laki-laki saya, Zou Anyong di Desa Pule pada 5 April 2009. Mereka juga menggeledah rumah-rumah tetangganya, mencoba untuk menemukan saya, suami serta putra tertua saya.
Pada 4 Mei 2009, dengan menjanjikan sebuah hadiah, Xu Bing dan kepala kota, Xu Huaili mengiming-iming seorang warga desa, Li Bangmin untuk memata-matai rumah menantu saya di Desa Pule sepanjang waktu. Pada saat yang bersamaan, mereka menempatkan polisi di sana dan satu kendaraan polisi di jalan belakang rumah orangtua saya, juga di desa yang sama, Ketika malam tiba, Li Bangmin memimpin sekelompok orang dengan senter yang terang di tangan mereka dan mencari kami dimana-mana -- di jalan utama, di jalan belakang, dan di pepohonan.
Xu Bin bersama kepala Biro Keuangan, Xia Jiangkui juga membekukan dana pensiun suami saya pada Mei 2009 dan mengambil alih apartemen kami. Ibu saya yang telah berusia 80 tahun ditelantarkan begitu saja tanpa ada orang yang menjaganya. Dia dipaksa meninggalkan rumah dan menjadi tuna wisma.
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2011/7/8/残酷迫害夺去我家三条人命-243607.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/8/12/127433.html
Para petugas di Penjara Miaoxi menginjeksi saya dengan obat-obat yang tidak dikenal. Tidak lama kemudian, kepala saya terasa seperti terbelah. Saya berguling ke luar ranjang dan kehilangan kesadaran.
(8) Dicekok
Para petugas di kedua penjara menggunakan cara cekok makan sebagai cara penyiksaan. Mereka menggunakan berbagai jenis metode cekok makan untuk membuat saya menderita.
Para petugas di Penjara Miaoxi membuat saya berdiri dengan punggung menghadap jendela dan kemudian memerintah beberapa narapidana untuk menarik rambut saya dari luar jendela. Mereka kemudian memerintah salah satu narapidana di dalam ruangan untuk memegang erat tangan dan kaki saya. Mereka sengaja memasukkan selang makan ke dalam batang tenggorokan saya. Dengan segera saya tidak dapat bernapas dan jatuh berlutut. Namun mereka tidak melepaskan dan tetap mencekok saya. Pada waktu yang bersamaan mereka juga menjepit tangan dan hidung saya.
Kadang-kadang para petugas menekan ke bawah dan membuka mulut saya untuk mencekok saya. Mereka juga mendesak para narapidana kriminal untuk menginjak lutut saya.
Para petugas di Penjara Jianyang memborgol tangan saya ke belakang dan mencekok. Mereka memasukkan selang makan melalui lubang hidung saya ke dalam perut dan seringkali dibiarkan tertinggal di dalam selama beberapa hari. Lubang hidung saya menjadi bengkak, dan ingus serta air liur terus mengalir.
Yu Zhifang di Penjara Jiangyang membuat saya mengangkat lengan dan kemudian memborgol saya ke pintu gerbang besi. Dia memerintahkan sekelompok narapidana untuk berdiri di depan saya dan menjepit hidung saya. Ketika saya membuka mulut untuk mengambil nafas, mereka mencekok saya dengan makanan. Pada saat yang bersamaan dia memerintahkan kelompok narapidana lain untuk memukul saya dari belakang. Akibatnya saya hampir tidak dapat bernafas. Cekok makan jangka panjang ini membuat mulut saya terluka dan infeksi karena dibuka secara paksa dan wajah saya terluka karena dijepit.
(9) Diikat dengan Tali
Suatu hari Yu Zhifang dan beberapa narapidana menyeret saya ke lantai paling atas dan memerintah saya untuk berdiri tegak, dengan kaki saling bersentuhan. Mereka menarik salah satu lengan di atas pundak dan menghubungkannya dengan sebuah borgol ke lengan saya yang lain, dimana bersilangan di punggung, dan kemudian mengikat kaki dengan tali berukuran satu inci dari pergelangan kaki ke atas lutut. Mereka kemudian memaksa saya berlutut dan mencaci saya pada waktu yang bersamaan.
(10) Punggung Dibengkokkan dengan Tangan Menyentuh Lantai
Para petugas membuat saya berdiri dengan kaki disatukan dan lutut diluruskan, dan kemudian memerintah saya untuk membengkokan punggung, dengan tangan menyentuh lantai. Mereka memaksa saya tetap berada dalam posisi ini dari malam hingga keesokan paginya dan tidak membiarkan saya bergerak. Sepanjang waktu saya merasakan darah mengalir ke bagian kepala; benar-benar tidak nyaman. Meskipun mereka membolehkan saya berdiri tegak pada hari kedua, mereka melarang saya duduk untuk beristirahat.
(11) Dipukuli; Pakaian Dilucuti
Yu Zhifang memimpin sekelompok narapidana kriminal untuk membawa saya ke kamar mandi, dimana mereka secara paksa melucuti pakaian saya dan mencambuk saya dengan tongkat yang terbuat dari Herba Epimedii, semacam tanaman yang membuat saya sangat gatal. Mereka juga memukul tubuh bawah saya yang telanjang dengan tongkat sapu.
(12) Ditelanjangi dan Dipermalukan
Suatu hari saat sedang diborgol, Yu Zhifang memegang gunting dan menggunting baju saya. Kemudian dia memerintahkan para narapidana kriminal untuk memegang rambut saya dan memfoto saya dalam keadaan telanjang. Seakan tidak cukup mempermalukan, dia memanggil petugas pria untuk melototi tubuh saya yang telanjang. Dia meninggalkan saya di sana untuk “menjadi santapan para nyamuk"; akibatnya sekujur tubuh saya mempunyai banyak gigitan nyamuk.
(13) Diikat di Bangku Harimau
Para petugas mendudukkan saya di bangku harimau dengan tubuh bagian atas diikat dengan tali berselang-seling dan tangan saya diborgol ke belakang. Kemudian, mereka mengikat kaki saya ke bangku tersebut. Untuk membuat saya lebih menderita, mereka mengangkat kaki saya untuk direbahkan ke tumpukan batu bata. Mereka seringkali membuat saya duduk di bangku tersebut selama beberapa hari terus-menerus, tanpa boleh menggunakan toilet.
(14) Tubuh Digosok dengan Bebatuan
Lantai di lokasi Divisi Tujuh tidaklah datar maupun rata, dengan batu-batu kecil timbul dimana-mana. Yu Zhifang memerintah para narapidana kriminal untuk menyeret saya di atas lantai dengan memegang satu maupun dua kaki sambil berlari maju dan mundur. Mereka secara sengaja membiarkan tubuh saya terseret di atas permukaan lantai yang kasar. Mereka juga memegang kaki saya dan secara berulang kali membanting saya ke lantai. Kulit saya menjadi robek dan berdarah.
Diawasi dan di Cuci Otak
Setelah dibebaskan dari Penjara Jianyang pada 20 Januari 2005, kepala Partai Kota Shibao, Wang Hongyou memerintahkan Yang Lin dan polisi Ma Fei untuk membuntuti dan mengawasi saya sepanjang waktu.
Pada September 2005, Wang Hongyou, kepala Kantor Polisi Kota Shibao, Shao Guanghui, dan polisi Tang Xinglong serta Ma Fei menangkap saya dan membawa ke Pusat Cuci Otak Kota Jianzhu. Saya melancarkan mogok makan untuk memprotes penganiayaan tersebut. Dibawah arahan kepala Komite Hukum dan Politik Kabupaten Gulin, Xia Chuanhui, Chen Mingquan dan beberapa lainnya memaksa saya tetap berdiri untuk waktu yang sangat panjang. Mereka juga mencekok saya dengan obat-obat tidak dikenal serta sup pedas.
Gangguan dan Penderitaan Seluruh Keluarga Saya
Hanya beberapa hari setelah dilepaskan dari pusat cuci otak, kepala Kantor Polisi Kota Shibao, Shao Guanghui dan polisi Ma Fei mendobrak jendela dan menjarah tempat tinggal saya. Kepala Partai Kota Shibao, Wang Hongyou dan Shao Guanghui kemudian mengarahkan Zhu Haife untuk memaksa membawa saya ke Daerah Hunian Pemerintah Kota Shibao, dimana mereka memiliki orang-orang untuk mengawasi saya sepanjang waktu.
Pada tahun 2008, saya dan suami tinggal di rumah putri kami ketika dia sedang ke luar kota. Suatu hari, wakil kepala Kota Shibao, Chen Zhenglong, Shao Guanghui bersama kepala Partai tingkat Desa, Wu Zhujun mendobrak masuk dan menjarah semua buku Falun Gong kami.
Dibawah arahan Zhou Qiang dari Kantor 610 Kabupaten Gulin, kepala Partai Kota Shibao yang baru, Xu Bin memimpin Yang Lin dari Kantor Urusan Umum, Yang Kang dari Biro Angkatan Bersenjata dan seorang polisi dengan nama panggilan Zhang untuk menggerebek rumah menantu laki-laki saya, Zou Anyong di Desa Pule pada 5 April 2009. Mereka juga menggeledah rumah-rumah tetangganya, mencoba untuk menemukan saya, suami serta putra tertua saya.
Pada 4 Mei 2009, dengan menjanjikan sebuah hadiah, Xu Bing dan kepala kota, Xu Huaili mengiming-iming seorang warga desa, Li Bangmin untuk memata-matai rumah menantu saya di Desa Pule sepanjang waktu. Pada saat yang bersamaan, mereka menempatkan polisi di sana dan satu kendaraan polisi di jalan belakang rumah orangtua saya, juga di desa yang sama, Ketika malam tiba, Li Bangmin memimpin sekelompok orang dengan senter yang terang di tangan mereka dan mencari kami dimana-mana -- di jalan utama, di jalan belakang, dan di pepohonan.
Xu Bin bersama kepala Biro Keuangan, Xia Jiangkui juga membekukan dana pensiun suami saya pada Mei 2009 dan mengambil alih apartemen kami. Ibu saya yang telah berusia 80 tahun ditelantarkan begitu saja tanpa ada orang yang menjaganya. Dia dipaksa meninggalkan rumah dan menjadi tuna wisma.
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2011/7/8/残酷迫害夺去我家三条人命-243607.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/8/12/127433.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org