Pasangan Muda Kembali Saling Menghormati Melalui Kultivasi Falun Dafa
(Minghui.org) Lv Shengcai dan istrinya,
Jian Jiamei, adalah pemilik sebuah restoran bernuansa Eropa yang
populer di Jalan Bade, Fengshan, Kabupaten Kaohsiung, Taiwan.
Lv Shengcai dan istrinya, Jian
Jiamei
Melihat rasa saling hormat di
antara mereka, sulit dibayangkan bagaimana keadaan mereka enam
tahun yang lalu. Mereka pernah saling mencaci dan membalas dengan
cacian yang bahkan lebih buruk. Namun, suasana di dalam keluarga
berubah menjadi harmonis setelah mereka mulai berkultivasi Falun
Dafa, yang merubah mereka menjadi pasangan yang sepenuhnya
berbeda.
Shengcai memiliki bakat memasak. Ketika usia enam tahun dia mulai memanggang roti, dan berbagi roti buatannya bersama teman-temannya. Saat usia 20 tahun dia belajar manajemen restoran di Swiss. Dia sudah mengelola sebuah hotel bintang lima saat usia 23 tahun. Sebelum 25, dia mulai memberi kuliah manajemen restoran dan menjadi konsultan bagi beberapa restoran besar. Dia membuka restoran pertama miliknya sendiri pada usia 26 dan yang kedua setahun kemudian.
Meskipun Shengcai menikmati karir yang sukses ketika muda, dia menyadari kekurangannya, “Saya memiliki mentalitas bersaing yang kuat sejak kecil. Saya sombong dan memandang rendah orang lain. Pengejaran akan nama dan keuntungan membuat saya berpikiran sempit dan mudah marah. Saya tidak dapat menolerir kesalahan kecil orang lain. Karyawan-karyawannya takut bekerja dengan saya. Saya akan memaki mereka dan membuat mereka menangis.”
Shengcai bekerja paruh waktu di sebuah hotel bintang lima dan menjalankan dua Internet Cafe dan restoran miliknya sendiri. Tetapi dia tidak memiliki sesaat pun kebahagiaan. Menoleh ke belakang, dia berkata sepertinya dirinya terus dalam keadaan marah selama 24 jam sehari ketika dia usia 27 tahun. Jantungnya semakin bermasalah. Para dokter di rumah sakit besar tidak dapat menemukan penyebab masalah jantungnya. Istrinya terkena TBC dan harus berhenti bekerja dari sebuah toko. Shengcai mulai bertanya-tanya makna kehidupannya. Dia membaca sejumlah besar buku, tetapi tidak dapat menemukan jawabannya.
Ibunya mengunjunginya suatu hari. Shengcai terkejut betapa segar penampilan ibunya. Ibunya dulu terlihat pucat karena sakit-sakitan, tetapi pipinya memiliki rona kemerahan pada hari itu. Dia memberi tahu Shengcai, “Saya sekarang berlatih Falun Gong. Saya baru saja mulai sebulan yang lalu.” Ketika Shengcai memberi tahu Jiamei tentang hal itu, Jiamei begitu bersemangat dan segera mulai berkultivasi. Tuberkulosis-nya segera lenyap.
Shengcai tidak segera berkultivasi bersama istrinya. Dia selama ini telah meragukan eksistensi para dewa dan Buddha. Namun, dia berubah pula, setelah menyaksikan betapa berbedanya sikap istrinya saat pertengkaran.
Suatu hari Shengcai marah pada Jiamei, tetapi istri hanya berkata, “Maaf! Saya telah membuat kesalahan.” Shengcai terkejut dan menjawab, “Jangan pura-pura!” Jiamei menegaskan, “Saya sungguh membuat kesalahan. Saya minta maaf padamu. Apa yang dapat saya lakukan untuk membuatmu merasa lebih baik?” Shengcai terdiam. Dia tidak dapat memercayai telinganya. Kemudian saat penuh keheningan membuat Shengcai semakin sengit. Dia berteriak, “Saya muak dengan kemunafikanmu!” Jiamei mendengarkan dengan tenang tanpa mengutarakan sepatah kata pun. Shengcai benar-benar heran. Dia berpikir sungguh ajaib istrinya yang biasanya angkuh mau meminta maaf sedemikian tenang. Jiamei memberi tahu dirinya, “Falun Gong mengajar kami menjadi orang baik. Saya tidak akan mencari kesalahan pada orang lain, seperti yang telah saya lakukan sebelumnya.”
Setelah secara langsung menyaksikan keajaiban Dafa, Shengcai mulai belajar buku Zhuan Falun dan bergabung dalam kultivasi. Dia mengalami perubahan besar pada dirinya, dan menjadi lebih sabar dan hangat. Sekarang dia senantiasa tersenyum pada orang-orang. Teman-temannya suka meminta nasehat padanya, terutama bagaimana mendisplinkan anak-anak. Shengcai berkata, “Saya tidak suka memaksa anak-anak melakukan sesuatu. Saya akan menceritakan kepada mereka sehingga mereka bisa melakukan berbagai hal dengan cara ini atau cara lain. Mereka mungkin akan mendapatkan hasil yang berbeda.” Anak-anak suka mendengarkannya. Shengcai memulai kehidupan baru, dalam semangat baru dan kesehatan yang baik. Masalah jantungnya lenyap sebelum ia menyadarinya.
Suatu malam setelah Shengcai mulai berkultivasi, dia bermimpi: seorang ibu muda menerjang ke Internet Cafe miliknya dalam kemarahan, menyeret anaknya ke kasir, dan bertanya pada Shengcai, “Beraninya kamu mencari uang begini?” Shengcai terguncang bangun. Sebuah Internet Cafe benar-benar dapat membahayakan anak-anak. Dia memutuskan untuk tidak mencari uang dengan cara ini. Meskipun Internet Cafe miliknya menghasilkan ratusan ribu dollar Taiwan setiap bulannya, dia menutupnya karena pertimbangan nurani.
Shengcai membuka sebuah restoran bergaya Eropa. Tempat yang hangat dan menyenangkan untuk makan malam, dan tempat yang baik untuk memperkenalkan Dafa. Para pelanggan dapat menemukan materi informasi dan Epoch Times dalam jarak dekat. Beberapa dari pelanggan mulai berkultivasi.
Ketika badai Taifun Morakot menerjang Taiwan pada 8 Agustus 2009, banyak wilayah di Kaohsiung tidak memiliki air. Semua restoran di sekitarnya kehilangan sumber air, mulai dari tiga hingga tujuh hari, tetapi restoran Shengcai tidak pernah kekeringan sumber air mereka. Orang-orang dari daerah sekitar pergi ke restoran mereka untuk mendapatkan air. Mereka heran dengan keajaiban Falun Dafa.
Kejujuran, kebaikan dan kemurahan hati Shengcai dan Jiamei telah menyentuh para karyawan mereka, dan banyak dari mereka sekarang turut berkultivasi.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2012/1/3/学法轮大法让年轻夫妇相敬如宾(图)-251398.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2012/1/18/130808.html
Shengcai memiliki bakat memasak. Ketika usia enam tahun dia mulai memanggang roti, dan berbagi roti buatannya bersama teman-temannya. Saat usia 20 tahun dia belajar manajemen restoran di Swiss. Dia sudah mengelola sebuah hotel bintang lima saat usia 23 tahun. Sebelum 25, dia mulai memberi kuliah manajemen restoran dan menjadi konsultan bagi beberapa restoran besar. Dia membuka restoran pertama miliknya sendiri pada usia 26 dan yang kedua setahun kemudian.
Meskipun Shengcai menikmati karir yang sukses ketika muda, dia menyadari kekurangannya, “Saya memiliki mentalitas bersaing yang kuat sejak kecil. Saya sombong dan memandang rendah orang lain. Pengejaran akan nama dan keuntungan membuat saya berpikiran sempit dan mudah marah. Saya tidak dapat menolerir kesalahan kecil orang lain. Karyawan-karyawannya takut bekerja dengan saya. Saya akan memaki mereka dan membuat mereka menangis.”
Shengcai bekerja paruh waktu di sebuah hotel bintang lima dan menjalankan dua Internet Cafe dan restoran miliknya sendiri. Tetapi dia tidak memiliki sesaat pun kebahagiaan. Menoleh ke belakang, dia berkata sepertinya dirinya terus dalam keadaan marah selama 24 jam sehari ketika dia usia 27 tahun. Jantungnya semakin bermasalah. Para dokter di rumah sakit besar tidak dapat menemukan penyebab masalah jantungnya. Istrinya terkena TBC dan harus berhenti bekerja dari sebuah toko. Shengcai mulai bertanya-tanya makna kehidupannya. Dia membaca sejumlah besar buku, tetapi tidak dapat menemukan jawabannya.
Ibunya mengunjunginya suatu hari. Shengcai terkejut betapa segar penampilan ibunya. Ibunya dulu terlihat pucat karena sakit-sakitan, tetapi pipinya memiliki rona kemerahan pada hari itu. Dia memberi tahu Shengcai, “Saya sekarang berlatih Falun Gong. Saya baru saja mulai sebulan yang lalu.” Ketika Shengcai memberi tahu Jiamei tentang hal itu, Jiamei begitu bersemangat dan segera mulai berkultivasi. Tuberkulosis-nya segera lenyap.
Shengcai tidak segera berkultivasi bersama istrinya. Dia selama ini telah meragukan eksistensi para dewa dan Buddha. Namun, dia berubah pula, setelah menyaksikan betapa berbedanya sikap istrinya saat pertengkaran.
Suatu hari Shengcai marah pada Jiamei, tetapi istri hanya berkata, “Maaf! Saya telah membuat kesalahan.” Shengcai terkejut dan menjawab, “Jangan pura-pura!” Jiamei menegaskan, “Saya sungguh membuat kesalahan. Saya minta maaf padamu. Apa yang dapat saya lakukan untuk membuatmu merasa lebih baik?” Shengcai terdiam. Dia tidak dapat memercayai telinganya. Kemudian saat penuh keheningan membuat Shengcai semakin sengit. Dia berteriak, “Saya muak dengan kemunafikanmu!” Jiamei mendengarkan dengan tenang tanpa mengutarakan sepatah kata pun. Shengcai benar-benar heran. Dia berpikir sungguh ajaib istrinya yang biasanya angkuh mau meminta maaf sedemikian tenang. Jiamei memberi tahu dirinya, “Falun Gong mengajar kami menjadi orang baik. Saya tidak akan mencari kesalahan pada orang lain, seperti yang telah saya lakukan sebelumnya.”
Setelah secara langsung menyaksikan keajaiban Dafa, Shengcai mulai belajar buku Zhuan Falun dan bergabung dalam kultivasi. Dia mengalami perubahan besar pada dirinya, dan menjadi lebih sabar dan hangat. Sekarang dia senantiasa tersenyum pada orang-orang. Teman-temannya suka meminta nasehat padanya, terutama bagaimana mendisplinkan anak-anak. Shengcai berkata, “Saya tidak suka memaksa anak-anak melakukan sesuatu. Saya akan menceritakan kepada mereka sehingga mereka bisa melakukan berbagai hal dengan cara ini atau cara lain. Mereka mungkin akan mendapatkan hasil yang berbeda.” Anak-anak suka mendengarkannya. Shengcai memulai kehidupan baru, dalam semangat baru dan kesehatan yang baik. Masalah jantungnya lenyap sebelum ia menyadarinya.
Suatu malam setelah Shengcai mulai berkultivasi, dia bermimpi: seorang ibu muda menerjang ke Internet Cafe miliknya dalam kemarahan, menyeret anaknya ke kasir, dan bertanya pada Shengcai, “Beraninya kamu mencari uang begini?” Shengcai terguncang bangun. Sebuah Internet Cafe benar-benar dapat membahayakan anak-anak. Dia memutuskan untuk tidak mencari uang dengan cara ini. Meskipun Internet Cafe miliknya menghasilkan ratusan ribu dollar Taiwan setiap bulannya, dia menutupnya karena pertimbangan nurani.
Shengcai membuka sebuah restoran bergaya Eropa. Tempat yang hangat dan menyenangkan untuk makan malam, dan tempat yang baik untuk memperkenalkan Dafa. Para pelanggan dapat menemukan materi informasi dan Epoch Times dalam jarak dekat. Beberapa dari pelanggan mulai berkultivasi.
Ketika badai Taifun Morakot menerjang Taiwan pada 8 Agustus 2009, banyak wilayah di Kaohsiung tidak memiliki air. Semua restoran di sekitarnya kehilangan sumber air, mulai dari tiga hingga tujuh hari, tetapi restoran Shengcai tidak pernah kekeringan sumber air mereka. Orang-orang dari daerah sekitar pergi ke restoran mereka untuk mendapatkan air. Mereka heran dengan keajaiban Falun Dafa.
Kejujuran, kebaikan dan kemurahan hati Shengcai dan Jiamei telah menyentuh para karyawan mereka, dan banyak dari mereka sekarang turut berkultivasi.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2012/1/3/学法轮大法让年轻夫妇相敬如宾(图)-251398.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2012/1/18/130808.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org