(Minghui.org) Hari ini saya berencana untuk membagi-bagikan bahan klarifikasi fakta sambil berjalan menuju tempat kerja. Kemarin waktu sedang berjalan di suatu jalan tertentu ada seorang polisi memandangi saya, dan saya menjadi cemas. Hari ini saya tidak akan lewat jalan itu lagi, mengambil jalan lain. Tetapi perasaan itu masih ada, dan saya menemukan ada sesuatu masalah di hati saya. Saya merasa cemas itu karena saya takut dan ada sesuatu yang mengganjal. Saya menjadi sadar bahwa yang “mengganjal” dan “takut” itu adalah sesuatu yang bertentangan dengan karakteristik alam semesta. Kata “Sejati” muncul di benak saya. Tiba-tiba saya sadar, keragu-raguan dan ketakutan itu adalah suatu tanda bahwa kepercayaan saya tentang kesejatian itu tidak kokoh.

Guru mengatakan:

“Hati yang goyah juga merupakan semacam keterikatan hati dari ketidak-stabilan, juga merupakan keterikatan hati”. (Uraian Falun Dafa: “Saran-Saran pada Konferensi Para Pembimbing Falun Dafa di Beijing”)

Tiba-tiba saya mengerti satu lapis Fa; dalam alam semesta ini, jika hanya berasimilasi dengan “baik” dan “sabar” belum cukup. Kita juga harus berasimilasi dengan kesejatian alam semesta, dan bebas dari pengaruh jahat dari luar, hal-hal yang bersifat rendah dan elemen-elemen yang menyimpang. Bisa dikatakan sebagai tonggak rambu-rambu adanya kehidupan yang abadi di alam semesta ini. Selama saya berkultivasi, harus ada syarat-syarat yang berkaitan. Ini merupakan suatu proses untuk menguji apakah makhluk hidup dapat memegang kesejatian dan terus melekat kepada kepercayaan yang benar, tidak dirancukan dengan gambaran palsu dari luar, dan tidak goyah atau terpengaruh oleh keterikatan-keterikatan dan konsep-konsep. Ini adalah suatu proses mencari “kesejatian” dalam kultivasi.

Hati saya menjadi terbuka, −sesungguhnya, dunia manusia dan segalanya di tingkat rendah adalah tidak sejati. Karena keterikatan kita yang bertautan dengan egois, takut, dan lain-lainnya, kita membuat semuanya itu menjadi seperti suatu yang benar dan nyata. Semua hal semacam itu, yang timbul di ruang dimensi tingkat rendah dan kehidupan manusia biasa, makin mengikat begitu mulai termanifestasi. Ketika kita menganggap keterikatan sebagai pribadi kita yang sejati, itu sebenarnya bukan kultivasi pada “sejati.” Hanya jika bisa menembus dan menyisihkan keterikatan dan konsep-konsep yang diperoleh setelah lahir baru kita menemukan kesejatian yang murni, dan kita benar-benar kembali ke kepribadian yang sejati.

Akhirnya saya benar-benar memahami lapisan Fa ini. Kita harus percaya betul yang dikatakan Guru:

“Sebab prinsip Dafa tidak mengizinkannya, karakter alam semesta sedang mengendalikan segalanya.” (Petunjuk Penting 1 Untuk Gigih Maju: “Perbincangan sederhana tentang Shan”)

Guru mengajarkan, semua pengikut harus menjaga kesejatian yang murni, dan mereka harus kembali ke kepribadian yang sejati. Secara teori saya mengerti bahwa keterikatan dan konsep-konsep bukanlah diri pribadi yang sejati. Tetapi saya tidak menyadari bahwa hal-hal itu sebenarnya adalah halangan yang mencegah saya untuk berasimilasi dengan karakter alam semesta: “Sejati-Baik-Sabar.” Proses menghilangkan hal-hal seperti di atas itu adalah proses melindungi kehidupan saya yang akan datang dari kerunyaman dan kerusakan. Selama ini saya menganggap kepalsuan sebagai kenyataan dan konsep-konsep yang diperoleh setelah lahir sebagai diri pribadi saya, dan kemudian mereka bertindak mengendalikan pikiran dan tindakan saya. Bagaimana saya akan bisa mengkultivasikan sejati?

Saya menjadi sadar bahwa semua halangan, kerunyaman, karma, dan semua gangguan itu berasal dari diri kita sendiri. Hal-hal itu muncul karena keterikatan-keterikatan kita, konsep-konsep dan pengertian-pengertian yang salah, dan semuanya itu harus disingkirkan selama kita berkultivasi. Kita harus membeaskan diri dari konsep-konsep yang terbentuk setelah kita lahir, dan semua penyelewengan. Dengan pertolongan Guru selama masa pelurusan Fa, benar-benar kita akan dapat mengubah penyimpangan yang pernah kita alami, kembali ke kehidupan yang asli. Yaitu berasimilasi dengan karakter alam semesta, kembali ke tubuh kita yang tidak bisa rusak, kembali ke kesejatian alam semesta. Akhirnya kita akan hidup abadi.

Dengan cepat saya bisa menyingkirkan konsep-konsep yang mengganggu saya. Sekarang saya hanya mendengarkan Guru dan mengerjakan tiga hal yang diminta oleh Guru. Saya menjadi tabah dan hati saya mantap. Saya tidak pernah goyah dan ragu-ragu. Saya selalu memancarkan pikiran lurus selama saya berjalan. Saya menjernihkan pikiran saya dan pengaruh dari dimensi lain. Saya selalu dapat menyelesaikan pekerjaan saya tanpa ragu-ragu.

Ini adalah pemahaman saya pada tingkat saya. Prinsip Fa: “Sejati-Baik-Sabar” adalah sangat harmonis. Inilah pemahaman saya tentang “Sejati.” Mohon degan senang hati beritahukanlah bila ada yang tidak sesuai

Chinese version click here
English version click here