Tinggal Kulit dan Tulang, Guru Bahasa Inggris Dianiaya Parah di Penjara Wanita Changchun
Nama: Song
Yanqun (宋彦群)
Jenis kelamin: Wanita
Umur: 41
Alamat: Kota Shulan
Pekerjaan: Guru Bahasa Inggris pada Sekolah Jepang Harbin Dade
Tanggal Penangkapan Terakhir: 27 November 2003
Tempat Penahanan Terakhir: Penjara Wanita Changchun
Kota: Changchun
Provinsi: Jilin
Penganiayaan yang Diderita: Dilarang tidur, hukuman ilegal, suntikan / pemberian obat-obatan secara paksa, pemukulan, digantung, penjara, kurungan isolasi, penyiksaan, diberi makan paksa dengan selang, interogasi
Jenis kelamin: Wanita
Umur: 41
Alamat: Kota Shulan
Pekerjaan: Guru Bahasa Inggris pada Sekolah Jepang Harbin Dade
Tanggal Penangkapan Terakhir: 27 November 2003
Tempat Penahanan Terakhir: Penjara Wanita Changchun
Kota: Changchun
Provinsi: Jilin
Penganiayaan yang Diderita: Dilarang tidur, hukuman ilegal, suntikan / pemberian obat-obatan secara paksa, pemukulan, digantung, penjara, kurungan isolasi, penyiksaan, diberi makan paksa dengan selang, interogasi
(Minghui.org)
Praktisi Falun Gong, Song Yanqun dari Kota Shulan, Provinsi Jilin
telah dianiaya berat di Penjara Wanita Changchun. Akibatnya, dia
sekarang tampak linglung dengan mata tak bercahaya dan
rambut acak-acakan, hanya tinggal kulit dan tulang.
Song Yanqun
Dilaporkan bahwa masa penahanan
ilegal Song baru-baru ini berakhir. Para penjaga
dari Divisi Pendidikan telah berusaha untuk memaksa dia menulis
"Lima Pernyataan" (mirip dengan Tiga Pernyataan). Mereka mengancam
untuk tidak membebaskannya jika dia menolak dan juga menempatkannya
di unit disiplin untuk penganiayaan lebih lanjut. Praktisi
Song melanjutkan mogok makan dalam upaya untuk menentang
penganiayaan. Sha, instruktur disiplin penjara, mencoba
memberinya suntikan. Song menolak untuk bekerja sama dan mencabut
jarum suntik. Para penjaga menyiksa dan memberi makan paksa
dengan makanan dan air garam.
Adik korban, Song Bing, juga dianiaya dan sangat menderita secara mental maupun fisik. Dia menjadi tunawisma untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut dan meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 2009. Song dan adiknya ditangkap pada saat yang sama. Ketika Song Bing berada di ambang kematian di Pusat Penahanan Kota Shulan, orang tuanya pergi untuk menjemputnya ke Komite Hukum dan Politik Kota Shulan. Sekretaris komite, Zhao Wei, mengatakan kepada mereka untuk tidak berbicara tentang hukum padanya dan dia tidak perlu bertindak sesuai dengan hukum. Kepala Departemen Kepolisian, Xin He, mengatakan bahwa jika Song Bing dibebaskan maka dia akan dipecat dari pekerjaannya.
Song Yanqun, 41, lulusan dari Sekolah Tinggi Perdagangan Changchun, Departemen Perdagangan Internasional dan juga seorang guru bahasa Inggris di Sekolah Jepang Harbin Dade. Pada tanggal 27 November 2003, polisi dari Departemen Kepolisian Kota Shulan dipimpin oleh Guo Wei masuk paksa ke rumah dan menangkapnya bersama adik perempuannya Song Bing. Kepala Departemen Kepolisian Kota Shulan, Xin Dia, dan petugas Li Zhuo, Li Yaochen, Li Jiazhe, dan Wang Tingbai menginterogerasi dan menyiksa Song dan adiknya di Pusat Penahanan Shulan Nanshan. Mereka mengikat mereka ke "Bangku Harimau," menggunakan objek ramping runcing untuk menusuk telinga dan mata, serta memaksa makan dengan perasan lobak. Song secara ilegal dihukum 12 tahun penjara.
Di Penjara Wanita Changchun, Song tetap teguh, terus berlatih Falun Dafa dan menolak untuk menulis lima pernyataan. Dia menjadi sasaran metode penyiksaan seperti "Gantungan Besar" dan sel isolasi untuk jangka waktu lama. Akibatnya, Song batuk darah dari paru-parunya. Instruktur disiplin menugaskan empat narapidana untuk memonitor korban 24 jam sehari. Dia tidak diizinkan untuk tidur, sering dipukuli dan dilecehkan. Praktisi Song ditempatkan dalam ruangan gelap kecil di lantai lima dan diikat ke tempat tidur dengan tubuhnya tergantung di udara sekitar 20 cm di atas tempat tidur. Dia harus buang air kecil dan besar di tempat tidur. Penjaga Liu Chunyang bahkan menempatkan selimut di atas perut Song.
Adik korban, Song Bing, juga dianiaya dan sangat menderita secara mental maupun fisik. Dia menjadi tunawisma untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut dan meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 2009. Song dan adiknya ditangkap pada saat yang sama. Ketika Song Bing berada di ambang kematian di Pusat Penahanan Kota Shulan, orang tuanya pergi untuk menjemputnya ke Komite Hukum dan Politik Kota Shulan. Sekretaris komite, Zhao Wei, mengatakan kepada mereka untuk tidak berbicara tentang hukum padanya dan dia tidak perlu bertindak sesuai dengan hukum. Kepala Departemen Kepolisian, Xin He, mengatakan bahwa jika Song Bing dibebaskan maka dia akan dipecat dari pekerjaannya.
Song Yanqun, 41, lulusan dari Sekolah Tinggi Perdagangan Changchun, Departemen Perdagangan Internasional dan juga seorang guru bahasa Inggris di Sekolah Jepang Harbin Dade. Pada tanggal 27 November 2003, polisi dari Departemen Kepolisian Kota Shulan dipimpin oleh Guo Wei masuk paksa ke rumah dan menangkapnya bersama adik perempuannya Song Bing. Kepala Departemen Kepolisian Kota Shulan, Xin Dia, dan petugas Li Zhuo, Li Yaochen, Li Jiazhe, dan Wang Tingbai menginterogerasi dan menyiksa Song dan adiknya di Pusat Penahanan Shulan Nanshan. Mereka mengikat mereka ke "Bangku Harimau," menggunakan objek ramping runcing untuk menusuk telinga dan mata, serta memaksa makan dengan perasan lobak. Song secara ilegal dihukum 12 tahun penjara.
Di Penjara Wanita Changchun, Song tetap teguh, terus berlatih Falun Dafa dan menolak untuk menulis lima pernyataan. Dia menjadi sasaran metode penyiksaan seperti "Gantungan Besar" dan sel isolasi untuk jangka waktu lama. Akibatnya, Song batuk darah dari paru-parunya. Instruktur disiplin menugaskan empat narapidana untuk memonitor korban 24 jam sehari. Dia tidak diizinkan untuk tidur, sering dipukuli dan dilecehkan. Praktisi Song ditempatkan dalam ruangan gelap kecil di lantai lima dan diikat ke tempat tidur dengan tubuhnya tergantung di udara sekitar 20 cm di atas tempat tidur. Dia harus buang air kecil dan besar di tempat tidur. Penjaga Liu Chunyang bahkan menempatkan selimut di atas perut Song.
Peragaan Penyiksaan: Ranjang
Peregang
Di Penjara Wanita Changchun
Jilin, metode paling kejam yang digunakan untuk menganiaya praktisi
Falun Gong disebut "Ranjang Peregang." Pertama-tama praktisi akan
ditelanjangi, kemudian tubuhnya diikat ke tempat tidur dengan kabel
tipis. Anggota tubuh praktisi diregangkan oleh penjaga, ditarik
terangkat dari tempat tidur dengan berat tubuh hanya ditopang oleh
anggota badan. Hal ini sangat menyakitkan. Jika dibiarkan dalam
posisi ini dalam jangka waktu panjang, orang akan menjadi cacat
permanen. Pada bulan Mei 2005, pihak berwenang dari Penjara Wanita
Changchun mulai menerapkan babak baru dari "Merubah Pendirian"
terhadap para praktisi yang ditahan secara ilegal. Praktisi Song
dipindahkan dari rumah sakit ke Divisi Pendidikan, di mana dia
sebelumnya berada di bawah kepungan berbagai kekerasan untuk
memaksa dia merubah keyakinannya. Karena Song menolak untuk bekerja
sama, para penjaga penjara mengikatnya erat-erat ke Ranjang
Kematian dengan tali, dan anggota tubuhnya direntangkan
seperti "Lima Kuda memisahkan Tubuh." Tidak ada orang
mengurusnya saat dia buang air kecil atau besar.
Sebagai akibat disiksa dengan "Ranjang Peregang" - Song kehilangan indera perasa di kaki dan selalu merasa kedinginan tanpa darah yang mengalir. Tulang-tulang di lengan kanannya sakit. Tangannya gemetar tak terkendali dan dia tidak bisa menulis. Reaksi mentalnya melemah. Rusuknya sakit pada kedua sisi dan paru-parunya nyeri, tuberkulosis telah memburuk dengan cepat. Bahkan sekarang, bekas luka di dekat pergelangan kakinya masih terlihat. Di antara penjaga penjara yang telah berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap Song adalah Cao Hong, instruktur disiplin Hu (telah dialihtugaskan), dan Liu Chunyang.
Pada tanggal 12 April 2012, Song mengatakan kepada ibunya selama kunjungan pada malam sebelumnya, empat narapidana dihasut oleh instruktur disiplin untuk menanggalkan pakaiannya dan secara brutal memukuli dia. Mereka juga menginjak keras pada batang tubuh, dan kedua kaki. Tubuhnya penuh luka dan memar. Satu narapidana juga menampari wajahnya setiap hari.
Song saat ini berada dalam situasi yang sangat sulit. Kami menghimbau orang-orang di seluruh dunia dan organisasi HAM international agar mendukung dan memberikan perhatian khusus pada kasus praktisi Song.
Penjara Wanita Changchun (Heizuizi), Divisi Pendidikan : +86-431-85375089
Sebagai akibat disiksa dengan "Ranjang Peregang" - Song kehilangan indera perasa di kaki dan selalu merasa kedinginan tanpa darah yang mengalir. Tulang-tulang di lengan kanannya sakit. Tangannya gemetar tak terkendali dan dia tidak bisa menulis. Reaksi mentalnya melemah. Rusuknya sakit pada kedua sisi dan paru-parunya nyeri, tuberkulosis telah memburuk dengan cepat. Bahkan sekarang, bekas luka di dekat pergelangan kakinya masih terlihat. Di antara penjaga penjara yang telah berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap Song adalah Cao Hong, instruktur disiplin Hu (telah dialihtugaskan), dan Liu Chunyang.
Pada tanggal 12 April 2012, Song mengatakan kepada ibunya selama kunjungan pada malam sebelumnya, empat narapidana dihasut oleh instruktur disiplin untuk menanggalkan pakaiannya dan secara brutal memukuli dia. Mereka juga menginjak keras pada batang tubuh, dan kedua kaki. Tubuhnya penuh luka dan memar. Satu narapidana juga menampari wajahnya setiap hari.
Song saat ini berada dalam situasi yang sangat sulit. Kami menghimbau orang-orang di seluruh dunia dan organisasi HAM international agar mendukung dan memberikan perhatian khusus pada kasus praktisi Song.
Penjara Wanita Changchun (Heizuizi), Divisi Pendidikan : +86-431-85375089
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org