Li Liang dari Tianjin Ditangkap Lagi oleh Kantor 610 Setelah Dipenjara dan Dianiaya Selama Delapan Tahun
Nama: Yang
Guanghui (李良)
Jenis Kelamin: Pria
Umur: 41 tahun (lahir tahun 1971)
Alamat: Distrik Hedong, Tianjin
Pekerjaan: Tidak diketahui
Tanggal Penangkapan Terakhir: 8 Juni 2012
Tempat Penahanan Terakhir: Pusat Penahanan Beichen (北辰看守所)
Kota: Tianjin
Penganiayaan yang Diderita: Setrum listrik, pengurangan waktu tidur, kerja paksa, cuci otak, vonis ilegal, pemukulan, penyiksaan, rumah digeledah, interogasi, penahanan
Jenis Kelamin: Pria
Umur: 41 tahun (lahir tahun 1971)
Alamat: Distrik Hedong, Tianjin
Pekerjaan: Tidak diketahui
Tanggal Penangkapan Terakhir: 8 Juni 2012
Tempat Penahanan Terakhir: Pusat Penahanan Beichen (北辰看守所)
Kota: Tianjin
Penganiayaan yang Diderita: Setrum listrik, pengurangan waktu tidur, kerja paksa, cuci otak, vonis ilegal, pemukulan, penyiksaan, rumah digeledah, interogasi, penahanan
(Minghui.org)
Pada tanggal 8 Juni 2012, belasan petugas polisi dari Kantor 610
Distrik Beichen di Kota Tianjin dan Divisi Keamanan Domestik
menerobos rumah Fan Jinzhu (pria) dan menangkap Li Liang (pria),
Liu Yanli (wanita) dan 5 praktisi Falun Gong lainnya. Mereka semua
dibawa ke sebuah kantor polisi. Li masih ditahan secara ilegal di
Pusat Penahanan Beichen dan keadaan dia saat ini tidak
diketahui.
Li Liang, orangtuanya, dan kedua kakaknya, Li Hong dan Li Ying, mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1994. Dia adalah pemuda yang menonjol dan setelah berlatih Falun Gong, dia memperlakukan orang lain dengan lebih baik dan banyak dari mereka memperoleh manfaat dari bantuannya yang tanpa pamrih.
Li Liang, orangtuanya, dan kedua kakaknya, Li Hong dan Li Ying, mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1994. Dia adalah pemuda yang menonjol dan setelah berlatih Falun Gong, dia memperlakukan orang lain dengan lebih baik dan banyak dari mereka memperoleh manfaat dari bantuannya yang tanpa pamrih.
Li Liang dan kakak keduanya Li Ying, ketika mereka masih muda
Pada 8 Juni 2012 sekitar pukul 1
siang, polisi tiba-tiba menerobos masuk ketika Li Liang dan
istrinya Liu Yanli berada di dapur Pan Jinzhu sedang menyiapkan kue
bola. Setelah menanyakan dengan paksa nama Li, polisi menahannya di
ruang tamu. Kemudian mereka membawa Liu ke gudang bawah tanah,
menggeledah tasnya, dan menyita semua barang yang ada di
dalam tas. Polisi juga menyita mobil, ponsel, dompet, KTP Li, dan
barang pribadi lainnya. Fan juga dibawa kembali ke kantor
polisi.
Sekitar pukul 4 sore, polisi mengiringi mereka pulang dan menerobos rumah mereka. Pada tanggal 9 Juni, kakak perempuan Li mengetahui bahwa Li ditahan di Pusat Penahanan Beichen.
Selama 13 Tahun Penganiayaan Falun Gong oleh Rejim Komunis, Li Liang telah Dipenjara Total selama Delapan Tahun
- Ditahan selama dua tahun di Kamp Kerja Paksa Tianjin Shuangkou di Tianjin
Pada 28 September 1999, sekitar pukul 9 malam, Polisi Cabang Tianjin Hongqiao mengirim petugas ke tempat Li Liang untuk membawanya ke Pusat Penahanan Hongqiao. Pada saat itu, Li Liang bekerja di toko buku Beijing Cultural. Dia dijatuhi hukuman 18 bulan kerja paksa di Kamp Kerja Paksa Shuangkou Tianjin.
Di kamp kerja paksa, berjarak 200 meter dari pintu masuk gedung, wakil kepala penjaga Lang Taoi dan staf kantor He Jun dengan kejam memukul muka Li Liang sewaktu mereka berjalan. Pemukulan menjadi semakin brutal. Sewaktu naik tangga, benjolan sebesar kenari tumbuh di wajah sebelah kiri Li. Pada sore hari, kepala politik Zhen Runzhong berusaha untuk memaksa Li menulis surat penyesalan namun dia menolak. Zhen lalu memukul mukanya, menyebabkan dia berdarah. Seluruh wajahnya bersimbah darah. Ada darah di kemeja dan di tanah. Zhen Runzhong memerintahkan seorang narapidana untuk mencuci lukanya dengan air, lalu melanjutkan pemukulan, menguyurnya dengan air dan kemudian memukulnya lagi. Ini berlangsung selama empat babak hingga Zhen kelelahan. Suatu ketika, He Jun memaksa dia berjongkok, menginjak punggung dan menyetrumnya dengan tongkat listrik.
Dari bulan Juni hingga September 2000, divisi ke-5 meningkatkan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong. Setiap hari, para praktisi dipaksa ikut kelas dimana mereka harus duduk tanpa bergerak dan menonton pidato yang memfitnah Falun Gong, yang mereka putar berulang-ulang. Mereka harus duduk dengan cara ini selama hampir 20 jam setiap hari dan hanya diperbolehkan tidur pada pukul 04:30 pagi. Mereka harus bangun pukul 5:30 pagi. Penjaga Du memberi setiap praktisi sepotong pakaian, dengan menghina dia mengatakan “potongan kain terbesar di dunia”. Kain itu sepanjang 2 cm dan selebar 4 cm, sedikit lebih besar dari ibu jari. Para praktisi harus membersihkan lantai, dinding, wc, dan tempat kencing dengan kain kecil ini. Mereka tidak dapat menggunakan baskom dan harus menggunakan kotak makan siang mereka untuk menampung air untuk membilas kain. Para praktisi harus selesai membersihkan di sekitar kamar mandi atau mereka tidak boleh tidur. Seringkali mereka harus membersihkan hingga subuh.
Pada musim panas 2001, karena para praktisi di divisi ke-5 meminta agar diperbolehkan melakukan latihan, mereka dipaksa duduk dengan menyilangkan kaki di tanah. Kaki mereka diikat dengan tali, seseorang berdiri di atas kaki mereka, menekan dengan keras dari waktu ke waktu. Mereka harus mengangkat kedua tangan, telapak tangan menghadap ke atas. Kemudian sebuah rokok yang menyala ditempatkan di telapak tangan mereka hingga rokok itu terbakar seluruhnya. Tangan mereka terbakar, membusuk dan berbau daging terbakar menyebar di seluruh ruangan.
Pada 13 September 2001, Li yang dituduh “menolak berubah”, dan hukumannya diperpanjang 5 bulan setelah diperpanjang 6 bulan yang belum berakhir. Dia dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Yushan di Jixian, Tianjin. Kemudian, hukumannya diperpanjang sebulan.
Di kamp kerja paksa, lebih dari 150 orang dimasukkan ke dalam sel yang hanya dapat menampung 90 orang. Akibatnya, banyak dari mereka harus tidur di lantai dan koridor. Fasilitas tersebut tidak memiliki langkah-langkah keamanan kerja, konsekwensinya adalah biasa mendapatkan luka seperti jari tertimpa peralatan, jari terbakar, dan sebagainya. Karena di sana ada lilin dan bedak dimana-mana, maka luka tersebut dengan cepat terbakar atau terinfeksi. Sendi jari menjadi keriput dan kuku copot. Jika kuota tidak tercapai, para penjaga tidak membolehkan praktisi tidur dan memukuli mereka atau memaksa mereka berdiri untuk waktu yang lama. Selama belasan hari berturut-turut, para praktisi hanya diperbolehkan tidur kurang dari dua atau tiga jam setiap hari. Lebih parah lagi, beberapa dari mereka dipaksa bekerja tanpa henti tanpa tidur selama tiga sampai lima hari. Banyak dari mereka tertidur saat bekerja.
Para praktisi seringkali dimaki dan disiksa secara fisik. Pada paruh pertama tahun 2000, para penjaga menggunakan tongkat kayu yang dibengkokkan membentuk lingkaran sepanjang 150 cm, berdiameter 10 cm, untuk memukul beberapa praktisi yang harus berdiri membungkuk membentuk sudut 90 derajat, muka menghadap tanah, celana ditanggalkan. Mereka disabet belasan kali. Pemukulan berlanjut keesokan harinya. Ketika celana mereka ditanggalkan, luka memar dan membengkak dapat terlihat. Bahkan mereka yang memukul tidak berani melanjutkan.
- Ditahan selama dua tahun di Kamp Kerja Paksa Qingpowa dan Jianxin di Tianjin
Pada 28 April 2002, Li Liang selesai menjalani hukuman penjara dan seharusnya dibebaskan. Para penjaga membawanya ke kantor di pagi hari. Ada beberapa orang tidak dikenal di dalam ruangan, dua orang dari mereka berseragam polisi.
Orang-orang yang tidak dikenal itu ingin membawanya pergi. Dia berkata, “Saya menunggu keluarga saya.” Mereka memberi berbagai alasan untuk membawanya pergi.
Salah satu dari mereka berbohong pada Li dengan mengatakan, “Keluarga kamu di sini, mereka menunggu di bawah.” Namun, ketika dia keluar dari pintu utama, Li hanya melihat sebuah mobil putih dengan tujuh orang di dalamnya. Mereka mendorongnya masuk ke dalam mobil dan membawanya ke Kamp Kerja Paksa Jianxin.
Pada 27 Juni 2002, Li dibawa ke Kamp Kerja Paksa Qingpowa dan setelah itu dengan diam-diam dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Jianxin. Dia dipenjara selama dua tahun lagi.
-Dijatuhi hukuman kerja paksa selama 2 tahun lagi
Pada Mei 2004, Li dibebaskan. Namun kurang dari lima bulan, di bulan Oktober, dia dikirim lagi ke sebuah kamp kerja paksa selama dua tahun.
Keluarga menyewa seorang pengacara namun pengacara tersebut tidak dapat menemukan orang yang benar-benar bertanggung jawab atas kasusnya. Dia menghubungi Liu Guangtao, yang menerobos rumah Li, namun Liu berkata bahwa dia tidak berwenang lagi untuk kasus tersebut dan mengatakan pada pengacara untuk mencari petugas polisi Liu Shiwei. Namun Liu Shiwei terus menghindari pengacara tersebut. Pengacara tidak tahu siapa yang berwenang dalam kasus tersebut sampai tanggal 3 November 2004, ketika keluarga Li Liang menerima sepucuk surat yang memberitahu mereka tentang penangkapannya.
- Berulangkali diganggu dan penahanan jangka pendek
Pada Oktober 2006, Li Liang kembali ke rumah. Pada “hari-hari sensitif”, polisi akan memantaunya sepanjang waktu, bahkan tidur bersama dengan dia. Ini memegaruhi kehidupan dan pekerjaan normal Li Liang.
Pada September 2007, dibawah kedok “mempertahankan stabilitas” selama Kongres Rakyat Nasional ke-17, Li ditahan selama 1 bulan di Beijing.
Pada malam Olimpiade Beijing 2008, sekitar tanggal 10 Juli, polisi pergi untuk mengusik Li lagi di tempat kerja, namun dia kebetulan berada jauh dari tempat kerja saat itu. Bagaimanapun, dia dipaksa meninggalkan rumah untuk menghindari penangkapan lagi.
- Dipenjara lagi selama dua tahun
Pada Desember 2008 di Chongqing, Li ditangkap oleh Kantor 610 Kantor Polisi Distrik Hedong. Dia dijatuhi hukuman penjara dua tahun. Pada 25 Desember 2010, dia dibebaskan.
- Penangkapan Saat ini
Pada 8 Juni 2012, Li Liang ditahan sekali lagi. Dia masih di dalam tahanan di Pusat Penahanan Beichen.
Satu Keluarga Praktisi Dianiaya dengan Brutal
Pada tahun 1994, orangtua Li mulai berlatih Falun Gong. Sebelumnya, ayahnya tidak dapat berjalan tanpa bantuan. Segera setelah itu, dia dapat mengambil tanggung jawab menjaga dan mendidik cucunya. Ibunya berumur 60-an. Setelah berlatih Falun Gong, dia dapat berjalan dengan cepat dan mengendarai sepeda seperti anak muda.
Sekitar pukul 4 sore, polisi mengiringi mereka pulang dan menerobos rumah mereka. Pada tanggal 9 Juni, kakak perempuan Li mengetahui bahwa Li ditahan di Pusat Penahanan Beichen.
Selama 13 Tahun Penganiayaan Falun Gong oleh Rejim Komunis, Li Liang telah Dipenjara Total selama Delapan Tahun
- Ditahan selama dua tahun di Kamp Kerja Paksa Tianjin Shuangkou di Tianjin
Pada 28 September 1999, sekitar pukul 9 malam, Polisi Cabang Tianjin Hongqiao mengirim petugas ke tempat Li Liang untuk membawanya ke Pusat Penahanan Hongqiao. Pada saat itu, Li Liang bekerja di toko buku Beijing Cultural. Dia dijatuhi hukuman 18 bulan kerja paksa di Kamp Kerja Paksa Shuangkou Tianjin.
Di kamp kerja paksa, berjarak 200 meter dari pintu masuk gedung, wakil kepala penjaga Lang Taoi dan staf kantor He Jun dengan kejam memukul muka Li Liang sewaktu mereka berjalan. Pemukulan menjadi semakin brutal. Sewaktu naik tangga, benjolan sebesar kenari tumbuh di wajah sebelah kiri Li. Pada sore hari, kepala politik Zhen Runzhong berusaha untuk memaksa Li menulis surat penyesalan namun dia menolak. Zhen lalu memukul mukanya, menyebabkan dia berdarah. Seluruh wajahnya bersimbah darah. Ada darah di kemeja dan di tanah. Zhen Runzhong memerintahkan seorang narapidana untuk mencuci lukanya dengan air, lalu melanjutkan pemukulan, menguyurnya dengan air dan kemudian memukulnya lagi. Ini berlangsung selama empat babak hingga Zhen kelelahan. Suatu ketika, He Jun memaksa dia berjongkok, menginjak punggung dan menyetrumnya dengan tongkat listrik.
Dari bulan Juni hingga September 2000, divisi ke-5 meningkatkan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong. Setiap hari, para praktisi dipaksa ikut kelas dimana mereka harus duduk tanpa bergerak dan menonton pidato yang memfitnah Falun Gong, yang mereka putar berulang-ulang. Mereka harus duduk dengan cara ini selama hampir 20 jam setiap hari dan hanya diperbolehkan tidur pada pukul 04:30 pagi. Mereka harus bangun pukul 5:30 pagi. Penjaga Du memberi setiap praktisi sepotong pakaian, dengan menghina dia mengatakan “potongan kain terbesar di dunia”. Kain itu sepanjang 2 cm dan selebar 4 cm, sedikit lebih besar dari ibu jari. Para praktisi harus membersihkan lantai, dinding, wc, dan tempat kencing dengan kain kecil ini. Mereka tidak dapat menggunakan baskom dan harus menggunakan kotak makan siang mereka untuk menampung air untuk membilas kain. Para praktisi harus selesai membersihkan di sekitar kamar mandi atau mereka tidak boleh tidur. Seringkali mereka harus membersihkan hingga subuh.
Pada musim panas 2001, karena para praktisi di divisi ke-5 meminta agar diperbolehkan melakukan latihan, mereka dipaksa duduk dengan menyilangkan kaki di tanah. Kaki mereka diikat dengan tali, seseorang berdiri di atas kaki mereka, menekan dengan keras dari waktu ke waktu. Mereka harus mengangkat kedua tangan, telapak tangan menghadap ke atas. Kemudian sebuah rokok yang menyala ditempatkan di telapak tangan mereka hingga rokok itu terbakar seluruhnya. Tangan mereka terbakar, membusuk dan berbau daging terbakar menyebar di seluruh ruangan.
Pada 13 September 2001, Li yang dituduh “menolak berubah”, dan hukumannya diperpanjang 5 bulan setelah diperpanjang 6 bulan yang belum berakhir. Dia dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Yushan di Jixian, Tianjin. Kemudian, hukumannya diperpanjang sebulan.
Di kamp kerja paksa, lebih dari 150 orang dimasukkan ke dalam sel yang hanya dapat menampung 90 orang. Akibatnya, banyak dari mereka harus tidur di lantai dan koridor. Fasilitas tersebut tidak memiliki langkah-langkah keamanan kerja, konsekwensinya adalah biasa mendapatkan luka seperti jari tertimpa peralatan, jari terbakar, dan sebagainya. Karena di sana ada lilin dan bedak dimana-mana, maka luka tersebut dengan cepat terbakar atau terinfeksi. Sendi jari menjadi keriput dan kuku copot. Jika kuota tidak tercapai, para penjaga tidak membolehkan praktisi tidur dan memukuli mereka atau memaksa mereka berdiri untuk waktu yang lama. Selama belasan hari berturut-turut, para praktisi hanya diperbolehkan tidur kurang dari dua atau tiga jam setiap hari. Lebih parah lagi, beberapa dari mereka dipaksa bekerja tanpa henti tanpa tidur selama tiga sampai lima hari. Banyak dari mereka tertidur saat bekerja.
Para praktisi seringkali dimaki dan disiksa secara fisik. Pada paruh pertama tahun 2000, para penjaga menggunakan tongkat kayu yang dibengkokkan membentuk lingkaran sepanjang 150 cm, berdiameter 10 cm, untuk memukul beberapa praktisi yang harus berdiri membungkuk membentuk sudut 90 derajat, muka menghadap tanah, celana ditanggalkan. Mereka disabet belasan kali. Pemukulan berlanjut keesokan harinya. Ketika celana mereka ditanggalkan, luka memar dan membengkak dapat terlihat. Bahkan mereka yang memukul tidak berani melanjutkan.
- Ditahan selama dua tahun di Kamp Kerja Paksa Qingpowa dan Jianxin di Tianjin
Pada 28 April 2002, Li Liang selesai menjalani hukuman penjara dan seharusnya dibebaskan. Para penjaga membawanya ke kantor di pagi hari. Ada beberapa orang tidak dikenal di dalam ruangan, dua orang dari mereka berseragam polisi.
Orang-orang yang tidak dikenal itu ingin membawanya pergi. Dia berkata, “Saya menunggu keluarga saya.” Mereka memberi berbagai alasan untuk membawanya pergi.
Salah satu dari mereka berbohong pada Li dengan mengatakan, “Keluarga kamu di sini, mereka menunggu di bawah.” Namun, ketika dia keluar dari pintu utama, Li hanya melihat sebuah mobil putih dengan tujuh orang di dalamnya. Mereka mendorongnya masuk ke dalam mobil dan membawanya ke Kamp Kerja Paksa Jianxin.
Pada 27 Juni 2002, Li dibawa ke Kamp Kerja Paksa Qingpowa dan setelah itu dengan diam-diam dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Jianxin. Dia dipenjara selama dua tahun lagi.
-Dijatuhi hukuman kerja paksa selama 2 tahun lagi
Pada Mei 2004, Li dibebaskan. Namun kurang dari lima bulan, di bulan Oktober, dia dikirim lagi ke sebuah kamp kerja paksa selama dua tahun.
Keluarga menyewa seorang pengacara namun pengacara tersebut tidak dapat menemukan orang yang benar-benar bertanggung jawab atas kasusnya. Dia menghubungi Liu Guangtao, yang menerobos rumah Li, namun Liu berkata bahwa dia tidak berwenang lagi untuk kasus tersebut dan mengatakan pada pengacara untuk mencari petugas polisi Liu Shiwei. Namun Liu Shiwei terus menghindari pengacara tersebut. Pengacara tidak tahu siapa yang berwenang dalam kasus tersebut sampai tanggal 3 November 2004, ketika keluarga Li Liang menerima sepucuk surat yang memberitahu mereka tentang penangkapannya.
- Berulangkali diganggu dan penahanan jangka pendek
Pada Oktober 2006, Li Liang kembali ke rumah. Pada “hari-hari sensitif”, polisi akan memantaunya sepanjang waktu, bahkan tidur bersama dengan dia. Ini memegaruhi kehidupan dan pekerjaan normal Li Liang.
Pada September 2007, dibawah kedok “mempertahankan stabilitas” selama Kongres Rakyat Nasional ke-17, Li ditahan selama 1 bulan di Beijing.
Pada malam Olimpiade Beijing 2008, sekitar tanggal 10 Juli, polisi pergi untuk mengusik Li lagi di tempat kerja, namun dia kebetulan berada jauh dari tempat kerja saat itu. Bagaimanapun, dia dipaksa meninggalkan rumah untuk menghindari penangkapan lagi.
- Dipenjara lagi selama dua tahun
Pada Desember 2008 di Chongqing, Li ditangkap oleh Kantor 610 Kantor Polisi Distrik Hedong. Dia dijatuhi hukuman penjara dua tahun. Pada 25 Desember 2010, dia dibebaskan.
- Penangkapan Saat ini
Pada 8 Juni 2012, Li Liang ditahan sekali lagi. Dia masih di dalam tahanan di Pusat Penahanan Beichen.
Satu Keluarga Praktisi Dianiaya dengan Brutal
Pada tahun 1994, orangtua Li mulai berlatih Falun Gong. Sebelumnya, ayahnya tidak dapat berjalan tanpa bantuan. Segera setelah itu, dia dapat mengambil tanggung jawab menjaga dan mendidik cucunya. Ibunya berumur 60-an. Setelah berlatih Falun Gong, dia dapat berjalan dengan cepat dan mengendarai sepeda seperti anak muda.
Orangtua Li Liang
Li mempunyai dua kakak, Li Hong dan Li Ying. Semua anggota keluarga ini berlatih Falun Gong.
Kakak tertua Li Liang, Li Hong (kiri) dan kakak kedua Li Ying (kanan)
Setelah rejim komunis mulai
menganiaya Falun Gong 13 tahun lalu, lima anggota keluarga ini
mengalami penganiayaan yang tidak berperikemanusiaan.
Silahkan baca cerita lengkapnya: “Tragedi Satu Keluarga”
http://en.minghui.org/emh/articles/2004/10/11/53351.html#.UCmrwqC_ysx
Artikel Terkait: “Menyerukan pada Orang-orang dari Berbagai Lapisan Masyarakat untuk Ikut Serta dalam Usaha Penyelamatan Darurat bagi Praktisi Falun Dafa Li Liang di Kota Tianjin
http://en.minghui.org/emh/articles/2003/1/12/30803.html#.UALwAPXuhac
Chinese version click here
English version click here
Silahkan baca cerita lengkapnya: “Tragedi Satu Keluarga”
http://en.minghui.org/emh/articles/2004/10/11/53351.html#.UCmrwqC_ysx
Artikel Terkait: “Menyerukan pada Orang-orang dari Berbagai Lapisan Masyarakat untuk Ikut Serta dalam Usaha Penyelamatan Darurat bagi Praktisi Falun Dafa Li Liang di Kota Tianjin
http://en.minghui.org/emh/articles/2003/1/12/30803.html#.UALwAPXuhac
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org