Peningkatan

(Minghui.org) Suatu malam di akhir musim gugur tahun 1995, saya beruntung memperoleh buku Falun Gong. Saya membaca buku itu dalam satu malam tanpa berhenti. Saya tercengang.


Sebelum mulai berlatih Falun Dafa, saya punya gangguan jantung, tetapi saya mulai berlatih bukan demi penyakit saya agar sembuh. Prinsip-prinsip Fa yang diuraikan oleh Guru kita telah membersihkan debu-debu di hati saya. Setelah membaca buku itu, saya tidak menutup mata semalaman, meskipun demikian saya tidak mengantuk.

Setelah membaca Falun Gong hanya sekali, pandangan saya terhadap dunia telah berubah dan pikiran saya telah meningkat. Pagi berikutnya, saya mengundang ibu saya dan beberapa saudara perempuan saya ke rumah. Mereka sangat terkejut melihat saya penuh energi! Saya memberi tahu mereka bahwa saya telah menemukan sebuah jalan yang lurus dan sebuah jalan luar biasa — Falun Dafa! Setelah itu, seluruh keluarga saya mulai berlatih.

Tiga bulan kemudian, saya memperoleh sebuah salinan buku Zhuan Falun. Saya menjadi lebih mantap setelah saya membaca Zhuan Falun. Saya menjadi semakin yakin bahwa pilihan saya adalah benar. Saya membenamkan seluruh hidup dan pekerjaan saya di dalam Xiulian (kultivasi). Saya memperlakukan Dafa sebagai Guru saya setiap saat dan memperlakukan diri sendiri menurut ketentuan “Sejati, Baik, Sabar.” Saya belajar Fa, mengkultivasikan pikiran saya, dan berlatih perangkat gerakan. Saya tidak pernah menjadi malas lagi. Kata-kata Guru, “Di dalam kultivasi Fa Buddha kalian harus tegas dan tekun menempa diri,” meninggalkan kesan mendalam dalam pikiran saya dan mendorong saya untuk rajin, lebih rajin, dan bahkan lebih rajin.

Dari tahun 1995 sampai bulan Juli 1999, saya punya waktu empat tahun yang berharga untuk Xiulian. Melihat kembali pada empat tahun ini, setiap peningkatan, setiap transformasi tubuh saya, setiap langkah kemajuan saya, dan setiap detik dari hidup saya adalah seluruhnya dikultivasikan pada Fa Buddha. Tanah murni Falun Dafa telah memurnikan saya dan membantu saya memperbaiki jalur Xiulian saya!

Pada tanggal 20 Juli 1999, si raja lalim dan pengecut Jiang Zemin, kehabisan kecemburuannya sendiri, menyebarkan kebohongan besar ke seluruh Tiongkok dan dunia, membelenggu Guru kita, membelenggu Fa Buddha, dan menindas 100 juta orang baik yang sedang berkultivasi Sejati, Baik, Sabar. Ketika beberapa rekan praktisi dan saya dalam perjalanan dengan kereta api dari Changchun, ibukota Provinsi Jilin, ke Beijing, kami melihat berita-berita pada sebuah layar TV besar. Meskipun saya begitu tenang, saya sedikit bingung. Saya merasa tenang karena saya mengingat kata-kata dari Guru kita,


"Jika kami merubah sejenak situasi masyarakat umum, di bawah situasi yang bertolak belakang dengan realitas, coba lihat siapa yang masih mengatakan Dafa Baik dan lihat pikiran siapa yang berubah." ("Penyingkapan Besar" di dalam Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I)


Saya merasa bingung karena mengapa hal yang menggelikan seperti itu bisa terjadi—mesin propaganda pemerintah sedang digunakan untuk menindas sekelompok orang yang berkultivasi Sejati, Baik, Sabar?

Di jalan-jalan, polisi bersenjata lengkap ada di mana-mana. Atmosfir teror dan keterbukaan dan ketenangan praktisi Falun Dafa selama penangkapan membentuk suatu kontras yang tajam. Lebih dari belasan praktisi yang datang bersama saya ditahan satu per satu. Pada saat itu, saya merasa sedih terhadap orang-orang berkuasa yang telah mengeluarkan perintah seperti itu dan menganiaya para kultivator. Sementara itu, saya merasa bangga terhadap Guru kita yang terhormat, yang memiliki begitu banyak murid yang teguh dan jujur! Saya juga merasa bangga terhadap diri saya sendiri bahwa saya bisa menjadi salah satu pengikut Guru. Walaupun saya satu-satunya yang tertinggal, saya tetap pergi untuk menghadapi teror dengan ketenangan. Saya menyadari bahwa suatu tugas yang lebih mulia telah menanti saya. Saya ingin pulang ke rumah untuk memberitahu lebih banyak praktisi agar melangkah keluar dan membantu Guru di dalam Pelurusan Fa! Pada tanggal 20 Juli 1999, tabir telah terbuka. Dalam peran dari pertunjukan ini, para praktisi Falun Dafa pergi ke Beijing untuk meluruskan kebenaran Fa dan menyelamatkan makhluk hidup.

Konferensi Fa

Menghadapi kebohongan-kebohongan dan teror yang merambah langit dan menyelimuti bumi, beberapa praktisi merasa ragu dan bingung, tidak tahu apakah melangkah keluar itu salah ataukah benar. Beberapa tidak melangkah keluar karena mereka takut ditangkap. Sebuah konferensi Fa kecil telah menyatukan hati semua praktisi dan membuat praktisi kita sadar akan pentingnya pergi ke Bejing untuk menjelaskan kebenaran Fa. Para praktisi telah  melangkah keluar satu per satu. Beberapa ada yang menyebarkan materi klarifikasi fakta, dan beberapa telah pergi ke Beijing untuk menjelaskan kebenaran Fa. Saya menyadari peran dari sebuah “konferensi Fa,” yang mana telah Guru tinggalkan kepada kita selama Pelurusan Fa.

Beberapa rekan praktisi dan saya memutuskan untuk menyelenggarakan konferensi Fa pada tempat berbeda di kota itu.


“Fa dapat menampakkan segala keterikatan, Fa dapat membasmi segala iblis, Fa dapat menyingkap segala berita bohong dan Fa dapat memperteguh pikiran-pikiran lurus.” ("Menyingkirkan Gangguan" dalam Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)


Pertama-tama kami belajar Fa dengan baik maka kami dapat mengajak para praktisi untuk melangkah keluar. Hanya peningkatan pemahaman terhadap prinsip-prinsip Fa yang dapat membawa kemajuan terhadap keseluruhan Pelurusan Fa. Oleh karena itu, sebelum setiap kali konferensi Fa, kita mempelajari artikel-artikel Guru terlebih dahulu. Melalui belajar Fa dan diskusi, kita dapat menemukan kekurangan-kekurangan kita. Banyak praktisi berpikir bahwa jika mereka pergi ke Beijing dan ditangkap mereka mungkin dapat melangkah ke sisi ekstrim ketika mereka tidak dapat menahan siksaan, maka mereka merasa mungkin lebih baik diam di rumah dan melakukan apa yang dapat mereka lakukan. Untuk pertanyaan ini, kami telah belajar dari artikel-artikel Guru “Melangkah Menuju Kesempurnaan,” dan “Menyingkirkan Gangguan” berulang kali. Melalui belajar Fa, rekan-rekan praktis menyadari bahwa dua macam pikiran dari “egoisme” dan “rasa takut” telah mencegah sisi dewa mereka yang telah dikultivasikan untuk tujuan meluruskan Fa. Semua orang telah menyadari bahwa pergi ke Beijing untuk menjelaskan kebenaran Fa adalah tugas suci dari pengikut Dafa pada masa Pelurusan Fa.

Selama setiap kali konferensi Fa, kita telah dilindungi oleh Guru kita yang maha belas kasih. Pada awal tahun 2000, dikarenakan situasi pada saat itu, banyak rekan praktisi tidak dapat saling menghubungi satu sama lain. Bagaimanapun juga, kami akan selalu “tanpa sengaja bertemu satu sama lain secara kebetulan” dalam perjalanan kami ke Chaluhe, Shuangji, atau Erdao. Kami selalu dapat berhasil menemukan para praktisi yang kami cari. Setiap konferensi Fa terselenggara dengan lancar dan berakhir dengan sukses.

Ketika kami pergi ke Xiawuazi untuk menghadiri sebuah konferensi Fa, salju tebal menyelimuti permukaan tanah. Untuk mengetahui kemana kami harus pergi, kami saling mengikuti jejak kaki satu sama lain di salju. Ketika konferensi selesai pada jam 2 pagi, keadaan sangat gelap. Kami tidak dapat melihat jejak kaki sedikitpun. Ketika kami berempat merasa ragu jalan mana harus diikuti, seberkas sinar tampak dari kejauhan dan menerangi jalan di depan untuk kami. Dengan cepat kami berjalan melintasi sawah dan akhirnya tiba di jalan raya, dimana kami menjumpai sebuah taksi. Kami semua naik dan dan dengan gembira memberitahu sopir taksi, “Rasanya anda datang ke sini sengaja untuk menjemput kami.” Sopir itu menjawab, “Saya benar-benar telah menyelesaikan tugas saya hari ini, tapi entah bagaimana, saya menyetir taksi melewati jalan ini.” Ketika kami meceritakan kepadanya tentang Fa, ia berkata, “Saya juga seorang praktisi Falun Dafa.” Kami telah menjumpai pengalaman seperti ini berulang kali. Kami semua telah mendapatkan suatu pemahaman yang mendalam mengenai kejadian-kejadian itu. Asalkan kita memperlakukan diri kita dengan lurus, Guru kita senantiasa melindungi kita.

Pergi ke Beijing

Ketiga kalinya saya pergi ke Beijing untuk menjelaskan kebenaran Fa pada bulan November 2000. Tiga rekan praktisi dan saya dengan tenang pergi ke Beijing. Di dalam kereta api, kami melihat banyak polisi berlalu lalang. Saya memiliki satu pikiran lurus, “Saya adalah murid [Guru] Li Hongzhi, dan tak seorangpun bisa menganiaya saya.” Pada kedua ujung bilik gerbong, tangisan praktisi Falun Dafa yang sedang ditangkap dapat terdengar terus-menerus. Bagaimanapun juga, tangisan-tangisan itu tidak dapat menggoyahkan pendirian saya untuk pergi ke Beijing demi meluruskan kebenaran Fa. Ketika kami hampir sampai di stasiun kereta api Beijing, saya “melihat” pemandangan kami berempat kembali dari Beijing dengan selamat. Setelah saya keluar dari stasiun kereta, kami semua saling memandang satu sama lain dan tersenyum. Kami tidak merasa tertekan oleh taktik-taktik polisi teroris.

Kami menemui seorang rekan praktisi dari Beijing, yang memberitahu kami bahwa para praktisi dari seluruh negara sedang berkumpul. Ketika mereka menyadari dari logat kami bahwa kami datang dari kota kelahiran Guru, mereka semua ingin melihat kami dan bertukar pengalaman. Pikiran pertama saya adalah, “Jangan, kami belum melakukannya dengan cukup baik,” maka saya berulang kali menegaskan tujuan kami untuk meluruskan kebenaran Fa di Lapangan Tiananmen terlebih dahulu. Kemudian, setelah permintaan berulang-ulang dari praktisi Beijing, saya menyadari keegoisan saya. Saya menyadari bahwa masing-masing praktisi kita adalah sebuah partikel, dan para praktisi dari berbagai kota di seluruh negara adalah satu tubuh. Hanya jika masing-masing partikel itu digerakkan baru dapat menjadi sebuah tubuh yang tak terusakkan. Oleh karena itu, kami menuruti para praktisi dari Beijing, mengunjungi beberapa tempat, dan membagi pengalaman dan pemahaman kami. Selama bertukar pengalaman, kami mengetahui bahwa banyak praktisi dari kota-kota lain telah tinggal di Beijing untuk beberapa bulan untuk menyebarkan materi informasi.

Suatu sore, seorang praktisi dan saya pergi ke Lapangan Tiananmen. Beberapa polisi datang dan menginterogasi saya. Saya tersenyum dan berkata, “Saya datang ke sini untuk memberi tahu anda bahwa Jiang adalah jahat dan dia ada di sini di Beijing. Semua perintah untuk menganiaya kami adalah datang dari Beijing ini. Kami ingin membersihkan nama baik Falun Dafa, jadi tidak ada tempat lain lagi selain Beijing ini untuk kami datangi. Segala perbuatan dan perkataan kami tidak melanggar Konstitusi maupun hukum. Kami menggunakan hak-hak sebagai warganegara yang baik yang menjalankan keyakinan mereka dan memohon kepada pemerintah. Jiang telah menginjak-injak Konstitusi dan secara terang-terangan menangkap siapa saja yang berlatih ‘Sejati, Baik, Sabar.”

Para polisi itu menjawab, “Kami hanya mengikuti perintah.”

Saya melanjutkan, “Anda sudah pernah mengalami dan mendengar tentang hal ini sebelumnya: pergerakan-pergerakan politik di masa lalu adalah selalu diprakarsai oleh ‘perintah dari atas.’ Ketika pergerakan-pergerakan politik itu berakhir, adakah seseorang yang telah ambil bagian di dalammnya dibebaskan dari hukuman begitu saja karena mereka hanya mengikuti ‘perintah dari atas’?”

Setelah beberapa saat terdiam, mereka pergi. Masih punya banyak hal yang belum dikatakan kepada mereka, maka saya mengikuti mereka. Seorang polisi bertubuh besar bertanya kepada saya, “Mengapa kamu tidak pergi?” Saya menjawab, “Saya masih punya sesuatu untuk dikatakan.” Mereka menyuruh saya masuk ke dalam kendaraan mereka. Saya menumpang mobil mereka tanpa keraguan, dan saya dibawa ke kantor polisi dalam beberapa menit. Tak seorangpun menanyai saya ketika sampai di sana, maka saya masuk dan keluar gedung itu beberapa kali. Saya melihat tiga orang wanita dan dua orang pria dikurung di dalam sebuah sangkar besi. Mereka terlihat sangat tenang, maka saya berpikir mereka pastilah praktisi. Saya tersenyum dan mengangguk kepada mereka. Mereka bertanya apakah saya adalah seorang praktisi, saya jawab, “Ya.” Tidak ada seorangpun di koridor itu. Saya tidak berpikir untuk pergi ataupun merasa takut. Saya memberitahu mereka bahwa mereka perlu memiliki pikiran lurus.

Sekitar satu jam kemudian, seorang polisi datang dan menanyai saya mengapa saya di sana. Saya memberitahu dia bahwa saya adalah seorang praktisi Falun Dafa dan bahwa saya telah diundang. Ia memberi tahu saya untuk mengisi sebuah formulir dengan nama dan alamat saya. Saya mengatakan padanya hanya dapat menuliskan “praktisi” untuk nama. Sambil menunjuk ke arah sangkar besi, ia mengatakan bahwa jika saya tidak mau menuliskan nama saya mereka akan mengurung saya. Saya tersenyum dan tidak menjawab. Ia berkata, “Jika kamu tidak menyebutkan namamu, kamu bisa masuk ke dalam.” Ia membuka pintu terali besi itu. Saya masuk dengan tenang dan mulai melafalkan Hong Yin bersama praktisi yang lain.

Sekitar pukul 8 malam, seorang anak muda dikirim masuk, seorang praktisi berumur sekitar 18 tahun. Mukanya dipenuhi dengan tanda-tanda merah bekas sengatan dari tongkat listrik. Dia mengatakan bahwa dia tidak dapat menahan siksaan dan telah memberi tahu mereka bahwa ia adalah seorang siswa sekolah menengah. Polisi memanggil seorang wanita di sebelah kiri saya. Setelah setengah jam, ia kembali. Lehernya penuh darah, dan pakaian basahnya penuh lumpur. Ia mengatakan, “Ia mengunci saya di dalam sebuah ruangan dan memukuli saya. Ia tidak menghentikannya hingga seseorang mengetuk pintu. Saya tidak memberitahukan nama saya.”

Polisi datang lagi ke sangkar besi, menunjuk ke arah saya, dan mengatakan saya adalah berikutnya. Saya berpikir, “Saya adalah murid [Guru] Li Hongzhi. Jika ini adalah cobaan saya, saya akan menjalaninya. Tapi jika ini bukan milik saya, saya tidak akan mencarinya. Saya akan menjalani ujian ini dengan baik.” Saya mulai melafalakan salah satu puisi dari Hong Yin, “Arhat besar di dunia, Dewa dan hantu paling takut.” (“Keperkasaan De”) Tiba-tiba saya merasakan lapisan putih seperti susu menyelimuti saya. Saya terlepas dari rasa dingin yang saya rasakan awalnya dan merasa sangat hangat. Saya mencium suatu aroma ringan yang membersihkan paru-paru saya. Saya mengangkat kepala dan melihat Fashen Guru. Di dalam sinar merah, beliau tersenyum penuh belas kasih. Saya tiba-tiba terguncang. Saya mengetahui bahwa hanya prinsip-prinsip Guru yang dapat membuat kita menjadi tak termusnahkan.

Pintu besi itu sekali lagi terbuka. Polisi itu berdiri di pintu dan menunjuk ke arah saya, “Kamu.”

Saya seketika berdiri, tanpa rasa takut ataupun ragu. Saya sedang berpikir, “Saya adalah seorang murid [Shifu] Li Hongzhi. Tak seorangpun dapat mengganggu saya.” Kemudian saya mendengar teriakan polisi itu, “Bukan kamu! Dia!” Laki-laki di sebelah kanan saya dipanggil keluar. Saya kemudian mengetahui bahwa dia bekerja pada Departemen Kepolisian Kota Jilin. Dia telah memohon ke Beijing beberapa kali dan telah dipecat. Ia dikembalikan ke sangkar besi sekitar tengah malam. Ia berkata, “Badan saya telah kebal terhadap tongkat listrik. Polisi itu menjadi marah, lalu ia mencobanya ke dirinya sendiri, dan ternyata berfungsi penuh tidak masalah. Saya kemudian mulai mengklarifikasi fakta kepadanya sampai pikiran iblisnya menghilang.” Polisi itu tidak kembali lagi hingga besok paginya.

Pada jam 6 pagi berikutnya, praktisi-praktisi yang baru ditangkap telah dibawa masuk. Sekitar pukul 9 pagi, dua praktisi yang pernah melakukan perjalanan dengan saya tiba di penjara. Para praktisi yang telah berpartisipasi di dalam konferensi berbagi pengalaman hari sebelumnya juga telah dikirim masuk. Sepanjang sore itu, polisi mulai menghitung: lebih dari 900 praktisi telah tertangkap. Mereka mengirim kami ke tempat yang berbeda. Saya dikirim ke Pusat Penahanan Yanqing, di sebuah kabupaten dekat Beijing, bersama dengan seorang praktisi yang pernah melakukan perjalanan dengan saya. Karena kami tidak memberitahukan nama kami, mereka memberi kami nomor.

Ketika kami tiba di Yanqing, mereka mulai menginterogasi kami. Mereka memukuli dan menyetrum banyak praktisi dengan tongkat listrik. Mereka bahkan menyulutkan puntung rokok pada beberapa praktisi. Dua polisi menginterogasi saya. Saya mulai menceritakan kepada mereka tentang bagaimana Falun Gong menyembuhkan penyakit dan membuat orang-orang menjadi baik dan bagaimana rezim Jiang mulai menganiaya Falun Gong. Saya memberi tahu mereka bahwa, meskipun mereka adalah pelaku sebenarnya mereka adalah korban juga. Saya juga memberi tahu mereka bahwa mereka sedang dikelabui oleh kebohongan rezim Jiang, bahwa mereka sedang melaksanakan perintah bodoh, dan mereka harus mempertimbangkan baik buruknya dan tidak seharusnya bersekongkol dengan kejahatan hanya untuk keuntungan sesaat.

Selama interogasi, salah satu dari mereka berkata, “Kami tidak bisa berbuat apa-apa, kami adalah polisi. Takdir seorang prajurit adalah untuk melaksanakan perintah.”

Saya berkata, “Pertama anda adalah seorang manusia, seseorang dengan sebuah otak, baru kemudian anda adalah seorang polisi. Sebagai warganegara kita harus mengikuti suatu perintah yang benar. Tetapi akan sangat memalukan jika melaksanakan suatu perintah bodoh ketika anda mengetahui bahwa itu adalah konyol.” Mereka kemudian menanyai kami mengapa datang ke Beijing. Saya berkata, “Sangat sederhana. Pertama, kami ingin anda mengembalikan nama baik Guru kami. Kedua, kembalikan nama baik Falun Dafa. Ketiga, beri kami suatu lingkungan dimana kami dapat berlatih. Keempat, bebaskan semua praktisi. Kelima, bawa Jiang ke pengadilan atas semua kejahatannya.” Mereka tertawa ketika mereka mendengar permintaan terakhir dan mengatakan bahwa Jiang adalah pemimpin partai dan bahwa kami harus mengajukannya ke mahkamah internasional jika kami ingin menggugatnya. Saya tersenyum dan mengatakan kepada mereka bahwa ketika hari itu datang saya akan ada di sana.

Pada saat itu seorang polisi bertubuh besar yang berada di belakang mereka mengancam untuk memukul saya. Dia berdiri dan mengangkat tangannya. Saya tersenyum dan menatapnya dalam-dalam. Kepalan tinjunya tertahan beku di udara. Kursinya, seperti halnya beberapa handuk pada kursinya dan pakaian-pakaian yang tergantung pada sebuah tiang, semuanya berjatuhan ke lantai. Ia terkejut. Dua polisi yang sedang menginterogasi saya bertanya, “Apakah para dewa benar-benar ada?”

Saya berkata, “Mereka benar-benar ada.” Saya berkata kepada orang yang tangannya tadi saya bekukan, “Guru saya telah datang membawa penyelamatan kepada semua makhluk hidup, dan saya datang ke sini untuk memberi tahu anda kebenaran itu. Anda tidak seharusnya mempunyai niat jahat.” Ia menjawab dengan sedikit geram lalu pergi. Dua orang polisi lainnya berkata, “Jika nama Falun Gong telah dibersihkan, dan jika kami diberhentikan, dan jika kami secara kebetulan meminta makanan ke rumah anda, apakah anda memberi kami makan?”

Saya tertawa dan berkata, “Saya akan membimbing anda masuk ke rumah saya, mengajari anda Falun Gong, memberi anda makanan yang mewah dan memberi selamat kepada anda karena telah kembali ke jalur yang benar.”

Kultivasi pribadi harus terhubung dengan Pelurusan Fa

Ada 12 praktisi wanita di dalam sel kami. Saya berkata kepada mereka, “Kita sekarang terkurung di sini. Mungkin masih ada keterikatan-keterikatan yang harus kita lepaskan, dan kita harus memberikan penyelamatan kepada orang-orang di sini, tetapi kita tidak bisa berlama-lama tinggal di sini. Setelah kita menceritakan kepada orang-orang ini apa yang terjadi, kita harus pergi secepatnya. Haruskah kita melanjutkan mogok makan?” Satu dari praktisi yang tadinya pernah di Kamp Kerja Masanjia berkata, “Tempat ini tidak begitu buruk. Makanannya lumayan baik, dan kita bisa berlatih. Mogok makan sungguh menyakitkan, dan kita tidak semestinya menciptakan kesengsaraan pribadi.” Tujuh praktisi lain menyetujui perkataannya. Saya mengatakan bahwa kita harus menunggu sampai hari berikutnya karena semua orang belum setuju dengan mogok makan.

Malam itu saya mendapatkan pencerahan bahwa bila kultivasi kita tidak terhubung dengan Pelurusan Fa, maka kultivasi kita tidak ada artinya, dan kami harus pergi secepatnya.

Pada sore berikutnya saya berkata bahwa ini adalah makan terakhir kami di sana dan bahwa kami akan melanjutkan mogok makan pada hari berikutnya. Setelah makan  kami pergi berlatih ketika kami mendengar penjaga tahanan memberitahu saya untuk mengemasi barang-barang saya. Di kantor itu, satu dari polisi yang menginterogasi saya berkata bahwa ia ingin pergi keluar bersama saya. Di dalam mobil ia berkata bahwa saat pertama kalinya ia tidak tahu apa itu Falun Gong, tetapi sekarang ia sudah mengerti. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya berharap agar dia dapat menjaga para praktisi jika ia berhubungan dengan mereka. Ia menganggukkan kepala, dan memberitahu saya agar hati-hati. Sebelum kami berpisah, dia bertanya kepada saya apakah saya bersedia memberitahunya dari mana asal saya. Saya berkata, “Saya percaya kepada anda.” Saya tulus dan mempercayainya dan saya melihat dia tersentuh. Ia memegang tangan saya dan terus saja mengatakan kepada saya agar hati-hati menjaga diri.

Ketika saya menumpang bus baru ingat bahwa saya hanya punya 50 yuan. Ongkos bus adalah 10 yuan. Sisa 40 yuan tidak akan cukup untuk perjalanan saya pulang ke rumah. Saya menunggu para praktisi di terminal bus. Banyak praktisi yang telah dibebaskan, dan akhirnya saya bertemu dengan mereka yang saya kenal. Saya pergi ke tempat mereka, dimana saya dapat bertemu banyak praktisi yang belum pernah ke Lapangan Tiananmen. Saya berkata bahwa, semenjak kita di sana, kita seharusnya mengunjungi Lapangan Tiananmen dan memenuhi sumpah kita. Saya memberi mereka spanduk yang ada pada saya. Kami berbincang-bincang sampai larut malam sebelum kami berpisah.

Dorongan Guru

Pada akhir tahun 2000, tujuan kota saya untuk “Menjelaskan Kebenaran Falun Dafa di Beijing” telah terselesaikan. Kami kemudian harus kembali untuk meningkatkan kesadaran publik dan memberikan penyelamatan kepada makhluk hidup. Kami memerlukan beberapa peralatan. Dengan bantuan praktisi kami membeli beberapa komputer, mesin fotocopy, mesin laminating, printer dan mobil. Bagaimanapun, kami tidak dapat memproduksi materi-materi dengan cepat, maka kami memutuskan untuk membeli sebuah mesin multi-tasking. Uang kami telah habis, maka saya mengambil 30.000 yuan lagi dari uang saya sendiri. Dengan bantuan para praktisi di Changchun, kami membeli satu buah seharga 35.000 yuan. Printer dapat menghasilkan beberapa lusin kotak selebaran setiap hari. Ini dapat memenuhi kebutuhan kami seperti halnya keperluan praktisi di daerah terdekat. Kami mendapatkan pencerahan bahwa apapun yang Dafa perlukan, itu pastilah sempurna. Kami bekerja sama dengan baik dalam pembuatan dan penyaluran materi. Kami mencari ke dalam apabila menemukan permasalahan. Kami menggunakan prinsip-prinsip seperti yang diajarkan Guru kita. Sulit bagi saya untuk menggambarkan keharmonisan yang telah kami alami. Saya bermimpi di suatu malam, dan di dalamnya semua praktisi sedang berjalan seolah-olah mereka sedang terbang. Mereka lebih cepat dari kilat. Mobil-mobil polisi sedang memburu kami, tetapi kami meninggalkan mereka cepat sekali. Banyak praktisi sampai pada suatu ruang angkasa yang lebar dan terbuka, dan di dalam sebuah pesta agung, Guru memberi kami masing-masing sebuah buah persik yang enak. Saya dapat mengingat manisnya bahkan setelah saya terbangun dan mulai bermeditasi.

Saya memberitahu rekan-rekan praktisi tentang mimpi saya itu. Mereka sangat gembira dan berkata bahwa ini adalah dorongan dari Guru.

Sebuah Pikiran

Pada bulan Desember 2000, beberapa praktisi di kota telah ditahan dan dikirim ke Kamp Kerja Paksa Heizuizi Changchun. Saya mendengar bahwa para pengawal telah membuat para praktisi meninggalkan Falun Gong agak cepat, dan para praktisi tersebut adalah teguh melakukan banyak pekerjaan Dafa. Mengapa mereka dapat merubah dirinya begitu cepat? Apakah Heizuizi begitu mengerikan? (“Heizuizi” secara harfiah berarti “Mulut Hitam.”) Praktisi lainnya dan saya punya sebuah pemikiran bahwa kami harus pergi memantaunya. Saya tidak menolak pikiran ini, dan saya tidak menyadari bahwa pikiran ini telah mengakui pengaturan dari kekuatan lama.

Delapan bulan kemudian, pada tanggal 15 Agustus 2001, sekelompok polisi berpakaian preman menahan seorang rekan praktisi dan saya ketika saya sedang membeli kertas. Mereka kecewa karena tidak menemukan bukti apapun untuk menghukum saya. Saya dikurung di dalam sebuah kamar kecil yang gelap di dalam kantor divisi. Saya menghabiskan sepanjang malam itu untuk memberitahu tujuh narapidana di sana tentang apa yang telah terjadi. Saya mulai memancarkan pikiran lurus pada tengah malam. Saya melihat Yuanshen (jiwa prima) dari seorang praktisi yang telah ditahan di depan sel saya datang ke arah saya dengan duduk beralaskan lotus. Kami memancarkan pikrian lurus bersama-sama.

Hari berikutnya, saya dikirim ke pusat penahanan. Saya memberitahu instruktur disiplin, yang datang untuk berbicara dengan saya, mengenai Falun Gong. Saya memulai cerita tentang bagaimana para penjahat telah menjadi orang baik. Saya memberitahu mereka bahwa mereka harus mengoreksi pikiran buruk mereka terhadap praktisi Falun Dafa. Saya berbicara dengan mereka mengenai “Sejati, Baik, Sabar,” menggunakan contoh dari bagaimana mereka menyangkal hal-hal kecil, yang mana kadang-kadang mengakibatkan kekerasan. Bersamaan dengan itu, saya mengirimkan pikiran lurus untuk membantu mereka. Pada hari-hari terakhir, seluruh tahanan melihat kemegahan Falun Dafa di dalam pusat penahanan. Mereka mulai mengucapkan kata-kata Guru dan berlatih dengan kami setiap hari. Seluruh sel penjara menjadi tempat berlatih dan belajar. Tak seorang pun, dari penegak disiplin sampai ke pimpinan, menentang apa yang kami lakukan. Seorang instruktur politis berkata kepada seorang tahanan yang sedang sakit, “Bangkitlah. Pergi dan berlatihlah dengan para praktisi Falun Gong, kemudian kamu akan lebih baik.” Nona Zhang telah ditahan selama 15 hari karena berjudi. Ia menangis setiap saat tentang bagaimana ia telah dipersalahkan oleh polisi. Di bawah pengaruh kami, ia mulai berlatih Falun Gong. Ia bahkan dapat melafalkan banyak puisi dari Hong Yin. Sebelum ia pergi, ia berkata kepada kami, “Saya tidak pernah menyia-nyiakan 15 hari ini. Tidak hanya sekedar mempelajari kebenaran, saya bahkan mempelajari Falun Gong. Saya akan mengajari suami saya ketika ia kembali.”

Kepala sel kami adalah seorang yang masih muda, gadis cantik, tetapi ia selalu memukuli para tahanan. Saya memberitahunya bahwa seseorang harus cantik di dalam untuk menjadi cantik yang sesungguhnya, dan sejak ia memperoleh Falun Dafa ia harus mengikuti prinsip-prinsip dari “Sejati, Baik, Sabar.” Saya memberitahu dia untuk tidak hanya berlatih gerakan tanpa berkultivasi watak. Saya juga memperingatkan dia bahwa dia tidak seharusnya memerangi kejahatan dengan kejahatan, dan ia harus memperlakukan orang lain dengan belas kasih dan toleransi. Setelah itu, ia berhenti memukuli orang lain. Dia selalu menolong kami membagikan ceramah dan artikel-artikel Guru ke sel-sel lainnya. Ketika ia pergi, penegak disiplin Li Xiauomin ingin agar saya menjadi kepala sel. Ia berkata, “Pada umumnya tak seorangpun praktisi yang dibolehkan untuk mengatur sel, tetapi ini terbalik dengan apa dikatakan propaganda, saya menemukan bahwa kalian adalah sangat baik.” Dengan tidak ada cara untuk menolak, saya menerimanya. Saya mengatakan bahwa saya akan menjadi kepala sel beberapa hari saja. Setelah saya menjadi kelapa sel, tidak ada lagi perkelahian.

Beberapa hari kemudian, pimpinan Divisi Chuanyin, direktur, dan seorang pimpinan seksi dari sebuah cabang pemerintahan datang ke pusat penahanan untuk menginterogasi tiga tahanan. Mereka mencoba membuat para tahanan itu menandatangani sebuah pernyataan bahwa saya telah mengorganisir semua orang untuk berlatih Falun Gong. Tidak seorangpuan para tahanan itu mau menandatangani. Kemudian ia membawa dua orang praktisi pergi. Ketika praktisi itu kembali ia memberitahu saya apa yang telah terjadi. Saya menghela nafas panjang. Para tahanan itu tidak mau menandatangani, jadi apa yang membuat mereka berpikir para praktisi akan mau menandatangani? Rencana mereka gagal, tetapi mereka masih menahan saya untuk satu tahun di dalam sebuah kamp kerja paksa.

Ketika saya tiba di Kamp Kerja Paksa Heizuizi mereka menolak untuk membawa saya masuk karena tekanan darah saya begitu tinggi yaitu 220/80 dan detak jantung saya 200 kali per menit. Saya tidak merasa kurang normal sedikitpun. Saya tahu bahwa Guru menjaga saya. Saya memikirkan tentang bagaimana 12 artikel yang saya ingat tidak dapat terbawa masuk ke kamp kerja. Dengan pikiran ini, polisi kembali dan meminta kamp kerja untuk menerima saya masuk kembali, maka saya tertinggal di sana untuk satu minggu pengamatan.

Sebagai Murid Guru Li Hongzhi

Setelah saya dikirim ke kamp kerja paksa, saya tidak lagi memiliki kekhawatiran untuk dijebak. Sebagai gantinya, saya hanya memiliki satu pikiran murni di dalam benak saya, “Saya adalah murid Guru Li Hongzhi. Tak seorang pun yang dapat menyakiti saya. Dan saya tidak akan membiarkan celah-celah kekosongan saya dimanfaatkan oleh orang-orang yang bersekongkol dengan kejahatan untuk melawan Fa ketika mereka digunakan oleh kejahatan untuk menganiaya saya.”

Saya ditugaskan di Regu Penolong Dua. Orang-orang di dalam regu ini sepertinya telah kenal baik dengan saya. Saya tersenyum kepada mereka sambil mengirimkan pikiran lurus. Belas kasih saya timbul. Saya merasa kasihan terhadap mereka, khususnya orang-orang yang telah “terperdaya” oleh pengaturan iblis. Mereka memiliki ban lengan dan bebas jalan ke mana-mana.

Malam itu saya bermimpi. Saya melihat air hitam dan lumpur hitam di mana-mana. Semua orang sedang meronta-ronta di dalam lumpur itu. Mereka terbungkus di dalamnya seolah-olah mereka terbuat dari lumpur. Namun bagaimanapun juga, lumpur pada wajah mereka tidak dapat menutupi ekspresi dari rasa sakit mereka. Saya melihat diri saya sendiri berwarna putih, dan saya berjalan menyeberangi sebuah sungai dengan mudah. Saya melihat diri saya. Tidak ada kotoran pada diri saya. Di dalam mimpi itu, saya menyadari bahwa pikiran murni saya telah meletakkan suatu pondasi yang kuat untuk berjuang keras terus maju di dalam lingkungan ini. Guru dengan senang hati telah membiarkan saya melihat hasil terakhir saat saya ditahan. Saya berjanji kepada Guru di dalam hati, “Ya, saya akan melakukan pekerjaan dengan baik di sini. Saya akan menjadi seorang yang berkualitas, pengikut Falun Dafa sejati.”

Hari berikutnya, Yi, yang bertanggung jawab mereformasi para praktisi, datang kepada saya. Dia berkata akan mengumpulkan beberapa orang untuk “membantu” saya. Saya berkata, “Tidak masalah. Bawalah sebanyak yang anda inginkan.” Yi berkata, “Anda berbeda. Yang lain takut berbicara dengan saya.” Saya tersenyum sambil memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan unsur-unsur jahat yang sedang mengontrol mereka. Setelah beberapa saat, lebih dari sepuluh orang datang. Saya tersenyum. Saya memberitahu mereka mimpi saya pada malam sebelumnya sambil memancarkan pikiran lurus. Yi bertanya, “Apa artinya itu?” Saya berkata, “Itu berarti hal-hal buruk tidak akan menimbulkan dampak terhadap saya.” Sementara itu, saya memperkuat pikiran lurus saya. Mereka menjadi tenang untuk beberapa saat. Kemudian mereka mulai memperbincangkan masalah keluarga. Saya melihat roh-roh hitam kecil keluar dari tubuh mereka. Saya menyadari itu adalah setan-setan busuk dan makhluk tingkat rendah yang telah mengontrol mereka. Setelah benda-benda buruk itu telah dihancurkan, saya mulai mengklarifikasi fakta sebenarnya kepada mereka. Saya memberitahu mereka bahwa adalah salah telah meninggalkan keyakinan mereka terhadap Fa. Saya mengucapkan isi beberapa paragraf dari artikel Guru “Pengikut Dafa di Masa Pelurusan Fa” dan “Jalur.” Ketika mereka mendengar, “…pengikut Pelurusan Fa jika tidak mampu melewati masa Pelurusan Fa maka tidak ada kesempatan lain kali lagi untuk Xiulian, …(“Pengikut Dafa di Masa Pelurusan Fa”), beberapa dari mereka mulai menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar. Beberapa dari mereka bahkan mencucurkan air mata. Saya berkata, “Kalian pergi ke Beijing untuk memohon bagi Falun Gong pada akhir tahun 1999 dan pada awal tahun 2000, yang mana adalah perbuatan luhur. Ini menunjukkan bahwa kalian telah melangkah keluar dari keterikatan manusia biasa. Bagaimanapun kecermerlangan masa lalu tidak akan dapat menutupi kesalahan-kesalahan yang telah kalian lakukan sekarang. Di bawah tekanan, kalian telah kembali lagi dari alam dewa ke tingkat manusia biasa. Kalian perlu memperbaiki kesalahan kalian. Sebaliknya, kalian tidak layak menyebut diri kalian sebagai pengikut Dafa. Kalian hanya bisa mengatakan kalian pernah menjadi pengikut Dafa. Kalian perlu mengeluarkan pernyataan serius untuk memulainya lagi. Kalian harus bangkit dan melanjutkan jalur yang telah Shifu atur untuk kalian.”

Setelah beberapa kali diskusi pada hari itu, saya menemukan alasan bahwa mereka telah melangkah ke jalan yang salah karena mereka mempunyai banyak keterikatan. Mereka tidak dapat melepaskan pengejaran nama, kepentingan fisik, dan emosi. Di samping itu, mereka tidak memahami Fa di atas basis Fa. Mereka tidak sungguh-sungguh percaya pada Shifu. Ketika ada konflik, mereka tidak melihat ke dalam. Sebaliknya, mereka mencoba menanganinya dengan menggunakan cara-cara manusia biasa sehari-hari. Di bawah tekanan, mereka mulai mengejar kenyamanan. Beberapa dari mereka mempunyai keterikatan terhadap rasa takut. Mereka takut dipukuli atau disetrum dengan tongkat listrik. Oleh karena itu, dengan enggan mereka meninggalkan jalan Xiulian. Saya mengucapkan puisi Shifu “Hati Mengerti Sendiri.” Saya berkata, “Bukankah kalian seperti yang digambarkan Shifu di dalam puisi itu—Dengan hati manusia yang sarat, sulit menyeberangi lautan dan dengan keterikatan-keterikatan yang begitu kuat, menyesatkan arah?”

Di hari ketiga, Yi berkata kepada saya, “Saya akan membawa beberapa orang lainnya. Anda tahu beberapa dari mereka.” Saya tersenyum. Saya mengucapkan puisi Shifu yang membantu kita menyingkirkan unsur-unsur jahat. Saya merasa benar-benar telah terlebur dalam Fa dan oleh karena itu saya punya kekuatan untuk melebur unsur-unsur jahat. Pada jam berikutnya, saya tidak memberi mereka kesempatan untuk mencaci Fa. Ketika mereka pertama kali datang, mereka terlihat sombong. Namun kemudian, mereka semuanya mulai memuji keagungan Shifu dan keteguhan para pengikut Dafa. Saya tahu mereka adalah diri mereka yang sebenarnya pada saat itu. Saya merasa menyesal terhadap mereka karena telah menukar hati nurani mereka dengan kenyamanan sesaat. Meskipun Shifu masih memberi mereka harapan dan kesempatan untuk memperbaiki diri mereka sendiri, mereka harus membayar dengan harga mahal. Di samping itu, mereka telah memiliki sebuah sejarah ketika mereka mencoba untuk merusak Fa, yang mana merupakan sebuah aib.

Ketika mereka pergi, saya tidak merasa begitu gembira, meskipun saya tahu pikiran lurus saya telah menyesakkan nafas kejahatan. Saya jadi menyadari rasa egois saya, dan bahwa saya hanya berusaha untuk tidak “direformasi.” Saya tidak menganggap itu sebagai suatu kesempatan yang baik untuk membantu mereka memperbaiki kesalahan mereka.

Sore itu, Chen, yang baru saja “direformasi,” memberitahu saya, “Masa penahanan anda akan dikurangi bila anda setuju untuk direformasi. Sebaliknya, anda akan disiksa.” Saya tersenyum. Saya teringat apa yang Shifu katakan pada ceramah Fa di Chicago pada tahun 1999, “Dengan memiliki hati yang teguh kalian akan mampu menangani segala situasi.” (Ceramah Fa di Konferensi Fa di Amerika Bagian Tengah) Hati saya tenang karena keyakinan teguh saya terhadap Shifu. Tidak sampai kemudian saya dapat menyadari suatu arti yang lebih mendalam dari “Hati Mengerti Sendiri.” Itu adalah, untuk orang yang telah mendapatkan Fa, hatinya pasti akan mengetahui segalanya. Shifu berkata di dalam “Dafa Kukuh Tak Terhancurkan,” “Sebagai pengikut Dafa, mengukuhkan pikiran lurus adalah mutlak tak tergoyahkan …” Fa Shifu ada di dalam hati saya. Apapun tidak dapat menggoyahkan pendirian saya. Dua hari “pendidikan” itu terhenti. Dengan bimbingan Shifu, tak seorangpun mencoba untuk “mereformasi” saya lagi selama satu tahun penuh penahanan saya di kamp kerja paksa.

Kekuatan dari Pikiran Lurus

Pada hari ketiga, Yi berkata, “Mulai sekarang, anda dibebaskan dari pendidikan karena kepala regu penolong takut bahwa mereka yang berbicara dengan anda mungkin tidak ‘tereformasi.’ Sekarang, ikuti saya.” Dia mengajak saya ke sebuah ruangan kosong. Saya mengirimkan pikiran lurus untuk membuatnya tidur. Kemudian saya menggunakan waktu ketika ia tertidur untuk menuliskan lebih dari sepuluh artikel baru Shifu. Saya menyembunyikannya dengan baik. Tetapi kepada siapa saya harus memberikannya? Siapakah yang belum “terperdaya” di dalam jalur iblis? Ketika saya sedang merenungkan kepada siapa saya harus berbicara, Shifu telah membuat pengaturan.

Setelah sarapan pada hari berikutnya, para pengawal mulai memanggil orang-orang keluar ke gang. Mereka memerintahkan orang-orang yang belum direformasi untuk berkumpul bersama guna melakukan beberapa pekerjaan. Ini belum pernah terjadi sebelumnya sebab mereka tidak mengijinkan para praktisi yang teguh untuk berkumpul bersama. Saya dipanggil keluar juga. Ketika saya ke luar, saya melihat lebih dari 50 rekan praktisi. Saya sangat gembira. Ada sekitar seratus dua puluh orang di dalam Regu Penolong Dua. Kecuali para narapidana, saya menyadari bahwa separuh dari praktisi belum direformasi. Ini berbeda dengan apa yang telah saya katakan sebelumnya, yang mana bahwa kebanyakan praktisi telah direformasi. Saya sangat senang bahwa masih ada begitu banyak praktisi sejati.

Saya berkata kepada mereka di dalam hati, “Rekan-rekan praktisiku, Shifu mengirim saya ke sini untuk membawa artikel baru untuk kalian.” Saya melihat mereka dengan senyum. Mereka juga mengangguk kepada saya dengan gembira. Meskipun kami tidak diijinkan untuk saling berbicara, hati kami dapat berkomunikasi dengan mudah. Seorang rekan praktisi menemukan kesempatan dan berbicara kepada saya dengan suara rendah, “Hati-hati, ada mata-mata di antara kita.” Saya hanya punya satu pikiran, “Saya adalah pengikut dari Shifu Li Hongzhi. Shifu akan membuat pengaturan terbaik untuk saya.” Baru saja ketika saya meragukan siapa yang bisa meneruskan artikel-artikel itu. Liu Lianying, kepala regu penolong memanggil nama seseorang. Saya tidak bisa menahan senyum karena saya segera tahu bahwa dia adalah calon terbaik. Saya tidak pernah berbicara dengan dia sebelumnya. Bagaimanapun, saya telah mendengar tentang dia dan saya mengenal dia adalah seorang praktisi yang teguh. Kemudian saya mulai memberikan artikel-artikel itu kepadanya satu per satu, menggunakan peluang ketika kami bekerja bersama-sama. Sejak hari itu, kami mulai memancarkan pikiran lurus bersama-sama ketika kami berkumpul untuk bekerja. Saya melihat senyuman di wajah para praktisi. Jauh dari ekspresi tanpa harapan seperti sebelumnya. Saya tahu itu adalah kekuatan dari Fa. Fa dapat membantu orang yang dibuat bingung menjadi sadar kembali. Fa juga dapat membuat orang yang lemah menjadi kuat. Lingkungan buruk di Regu Penolong Dua mulai berubah. Beberapa orang yang telah “direformasi” menyadari kesalahan mereka dan bergabung kembali dengan kami. Itulah hasil dari pemancaran pikiran lurus kami secara bersama-sama.

Saya memberitahu praktisi yang lain bahwa kami harus membiarkan para praktisi yang baru datang mengetahui bahwa “direformasi” adalah salah dan mereka seharusnya tidak mendengarkan teori dari mereka yang telah “direformasi.” Karena usaha-usaha kami itu, tak satupun dari dua puluh lebih praktisi berikutnya yang telah dikirim ke Regu Penolong Dua “direformasi.” Liu Lianying menjadi sangat marah. Dia memaki mereka yang bertanggung jawab untuk mereformasi para praktisi. Kamp kerja paksa juga mengeluarkan sebuah pengumuman bahwa para praktisi yang telah direformasi masa penahanannya dapat diperpendek setengahnya. Beberapa praktisi tidak dapat menahan godaan itu. Kebanyakan dari kami, bagaimanapun juga, masih sangat teguh. Kami terus menerus memancarkan pikiran lurus.  

Untuk memaksa para praktisi “direformasi,” Liu Lianying secara brutal menyiksa mereka. Dia memukuli praktisi Xu dari kota Gongzhuling dan praktisi Liu dari kabupaten Jiutai. Mereka tidak dapat berjalan dengan baik bahkan sampai setahun kemudian. Pengawal Wei Dan menyetrum praktisi Mu Guiling dengan tongkat listrik bertegangan tinggi. Mu kehilangan kesadarannya dalam waktu yang lama. Dia telah “direformasi” ketika dia bukan dirinya sendiri. Mereka akan memukuli habis-habisan para praktisi kapanpun giliran mereka mengawasinya. Banyak praktisi mengalami memar parah akibat tendangan Liu Lianying dan setruman listrik. Mereka juga menghasut para narapidana untuk menyiksa praktisi. Mereka memberitahu para penjahat itu bahwa mereka harus ikut terlibat dalam “mereformasi” para praktisi jika mereka ingin masa penahanannya diperpendek. Beberapa narapidana dipaksa untuk memukuli habis-habisan para praktisi karena jika mereka tidak melakukannya, para penjaga akan memukuli mereka juga.

Liu Lianying memindahkan kami ke Kelompok Dua karena Wei Dan menjadi pengawal di sana, dan dia adalah asisten terbaiknya. Wei Dan telah mengatur Lin, seorang pecandu obat-obatan yang jahat, untuk secara lekat mengawasi saya. Dalam dua hari, bagaimanapun juga, Lin secara mendalam tergerak oleh keagungan Fa dan pikiran-pikiran lurus serta perbuatan lurus saya. Dia tidak pernah menyentuh saya. Sesungguhnya, dia telah melindungi saya dari pukulan membabi buta para narapidana lainnya. Pengawal Wei Dan kemudian mengatur He, seorang narapidana lain dengan reputasi buruk, untuk mengawasi saya. Suatu hari, dia mencoba untuk menendang saya dari belakang ketika ada beberapa pejabat di sekitar itu. Baru saja ia mengangkat kakinya, saya tiba-tiba memutar kepala saya dan melihat ke arah matanya. Dia menjadi takut dan bertanya, “Apakah kamu punya mata di belakang kepalamu?” Saya tersenyum, “Bukankah saya sudah mengatakan bahwa pada setiap pori-pori keringat seorang praktisi adalah mata? Apakah kamu percaya sekarang?” Dia menjawab, “Ya, saya percaya sekarang.” Hal yang sama telah terjadi tiga kali. Tak seorangpun dari mereka diatur untuk menyakiti saya. Kemudian saya mengklarifikasi fakta sebenarnya kepada mereka. Ia tidak mendapatkan pemotongan masa tahanannya sejak para pengawal mengetahui dia membantu para praktisi. Ketika dua orang narapidana itu dibebaskan, mereka mengatakan bahwa mereka akan berlatih Falun Gong.

Dua Kali Mogok Makan untuk Menyangkal Penganiayaan

Mogok makan pertama dimulai pada tanggal 28 Desember 2001. Hampir 20 praktisi ikut serta di dalamnya. Hari berikutnya, hanya 12 praktisi yang melanjutkan mogok makan. Beberapa praktisi mengundurkan diri karena mereka ditipu oleh kemunafikan pengawal. Ketika mereka memaksa memberi makan, saya terus saja memancarkan pikirlan lurus di dalam hati. Mereka secara paksa memberi makan saya semangkuk air garam. Saya tidak merasa sakit walaupun mereka menuangkan setabung ke dalam perut saya lewat hidung dan menarik tabung itu naik turun. Saya mohon Shifu untuk menguatkan saya. Shifu mengatakan seseorang adalah dewa sekali dia memperoleh Fa. Bagaimana mereka bisa dapat menyakiti saya?! Adalah sangat tenang ketika mereka memberi makan paksa saya. Mereka semua terkejut oleh ketenangan saya. Setelah pemberian makan paksa, saya berdiri dan tidak merasa sakit sama sekali. Mereka semua mengacungkan jempol dan berkata, “Kamu hebat. Kami belum pernah melihat seseorang seperti kamu sebelumnya.” Saya memberitahu mereka bahwa alasan kami melanjutkan mogok makan adalah untuk menyangkal penganiayaan. Memberi makan paksa adalah benar-benar merupakan bentuk lain dari penyiksaan. Oleh karena itu, mereka tidak seharusnya memberi makan paksa kepada kami. Seorang perawat berkata, “Mereka melakukan itu untuk membantu kamu menjadi baik.” Saya berkata, “Anda seharusnya bisa mengatakan apakah mereka telah mencoba untuk menolong atau menyakiti saya ketika mereka memberi makan paksa saya secara begitu brutal.” Setelah itu, perawat itu sangat baik terhadap saya saat dipanggil untuk memberi makan kepada saya secara paksa.

Pada hari kedelapan mogok makan, hanya ada delapan praktisi yang tersisa. Ketika saya melihat mereka sangat menderita karena diberi makan secara paksa, keterikatan saya akan emosi manusia biasa muncul. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka sulit sekali dapat menanggungnya lebih lama lagi. Bagaimanapun, kami tidak ingin mengakhiri mogok makan itu tanpa mendatangkan hasil apapun. Setelah melakukan beberapa diskusi, kami memutuskan bahwa saya akan menjadi perwakilan untuk berbicara dengan pejabat di kamp kerja paksa itu. Kami meminta empat hal: perbaiki kualitas makanan, mengurangi hari kerja, dilarang menyetrum praktisi dengan tongkat listrik, dan biarkan para praktisi yang teguh untuk saling berbicara. Otoritas kamp kerja mengadakan pertemuan. Saya meminta satu dari praktisi tertentu dari masing-masing kelompok di dalam regu penolong menghadiri pertemuan itu. Setelah beberapa jam diskusi, pejabat kamp kerja paksa menyetujui permohonan kami. Kami mendapatkan makanan yang lebih baik, dan jam kerja yang lebih pendek. Mereka tidak menggunakan tongkat listrik selama beberapa hari. Kemudian saya mendengar bahwa mereka semula merencanakan untuk membebaskan saya pada hari kedelapan mogok makan. Saya kemudian menyadari bahwa saya belum seluruhnya menyangkal penganiayaan oleh kekuatan lama.

Mogok makan yang kedua adalah setelah “Pencekalan Satelit TV” oleh para praktisi dari Changchun pada bulan Maret 2002. Rezim Jiang melancarkan kampanye penangkapan secara besar-besaran. Regu Penolong Dua bertambah menjadi 260 orang. Babak baru penganiayaan telah dimulai. Beberapa praktisi yang baru saja menyadari kesalahannya telah melangkah lagi ke jalur kejahatan. Mereka secara aktif terlibat di dalam penganiayaan terhadap praktisi yang baru ditangkap dengan menusukkan jarum kepada mereka. Saya mendengar tangisan sepanjang hari. Ketika saya melihat ke dalam, saya menemukan bahwa pikiran lurus saya tidak cukup kuat karena saya telah merasa puas dan egois karena tidak seorang pun yang berani menganiaya saya dan tidak seorang pun mengawasi saya apakah saya bekerja keras atau tidak. Hal ini telah membawa saya secara tanpa sengaja berjalan pada jalur yang diatur oleh kekuatan lama. Saya terkejut ketika menyadari hal ini. Untuk menyangkal penganiayaan itu, kami memutuskan untuk melanjutkan lagi mogok makan pada tanggal 18 April.

Hampir 30 praktisi ikut aksi mogok makan itu. Seluruh kamp kerja paksa dikejutkan. Pejabat dari kamp kerja paksa bertanya kepada saya, “Jika anda dapat meneruskan mogok makan selama tiga hari, kami akan menyetujui permohonan anda untuk menghukum Liu Lianying. Kami akan memindahkan dia ke tempat lain atau bahkan memecatnya.” Kamp kerja paksa menelpon sanak famili praktisi agar bisa berbicara dengan para praktisi yang  mereka pikir bahwa mereka tidak dapat menahan ujian Qing (perasaan). Dua hari kemudian, sekitar 15 praktisi mundur dari mogok makan. Ada 12 yang masih bertahan sampai pagi di hari ketiga. Pada hari ke-40, hanya praktisi Zheng Donghui dan saya yang masih bertahan mogok makan. Bagaimanapun, mogok makan masih mengejutkan para penguasa maka mereka tidak punya banyak energi yang tersisa untuk menganiaya para praktisi. Usaha-usaha “mereformasi” juga berangsur-angsur berkurang.

Selama 40 hari mogok makan, saya tidak merasakan sakit. Sebuah tes kesehatan fisik juga tidak menunjukkan kelainan apapun. Dr. Chen adalah orang yang baik. Ia tertarik dan berkata kepada saya, “Mengapa anda tidak memancarkan pikiran lurus untuk memalsukan beberapa penyakit. Kemudian saya dapat membiarkan anda keluar.” Saya memberitahu dia, “Bagamana saya dapat sakit setelah berkultivasi sekian banyak tahun? Saya tidak melanjutkan mogok makan untuk dapat keluar. Saya hanya ingin menunjukkan kepada anda bahwa Dafa adalah luar biasa.” Semua orang yang mendengar bahwa saya masih tetap sehat setelah 40 hari mogok makan tidak dapat menahan pujiannya terhadap Fa. Banyak dari mereka mengatakan, “Falun Gong adalah luar biasa. Anda tidak sakit sedikit pun setelah mogok makan. Kelihatannya anda sukses berkultivasi.” Meskipun demikian, saya merasa saya masih mempunyai banyak kekurangan dan keterikatan.

Setelah saya dibebaskan, saya belajar Fa terus menerus selama lebih dari 10 hari untuk mencuci bersih keterikatan-keterikatan saya. Guru berkata pada artikel “Mengajar Fa pada Konferensi Fa di Philadelphia, Amerika tahun 2002.”:


“… segala sesuatu yang terjadi di masyarakat manusia biasa, saat sekarang ini, semua adalah disebabkan oleh sifat hati pengikut Dafa. Walaupun kekuatan lama masih eksis, tetapi jika kalian tidak mempunyai sifat hati yang demikian, mereka niscaya tidak ada dalih untuk berbuat. Disaat Zheng Nian (Pikiran Lurus) anda sangat kuat, kekuatan lama akan tidak berdaya.” “Kalian adalah praktisi Xiulian, segala perubahan adalah terjadi ditengah Xiulian kalian dan Pelurusan Fa; segala sesuatu yang kalian sadari dan ketahui, segala sesuatu yang ingin kalian peroleh, semuanya muncul didalam perjalanan yang kalian tempuh sendiri. Jangan memikirkan kekuatan lama akan memberikan kita karunia apapun, atau masyarakat manusia akan membantu kita sesuatu. Adalah kalian yang sedang menyelamatkan masyarakat manusia, kalian sedang menyelamatkan semua makhluk!"


Saya dapat menyadari kekurangan-kekurangan saya. Meskipun saya muncul di kamp kerja paksa dengan penuh martabat, saya masih tetap berada pada tingkat dimana mencoba untuk tidak direformasi dan memancarkan pikiran lurus untuk menyesakkan nafas kejahatan. Saya kehilangan banyak kesempatan untuk mengklarifikasi fakta dan menyelamatkan makhluk hidup. Saya memiliki perjalanan panjang untuk ditempuh guna menyetarakan dengan rekan praktisi yang lain di daerah saya. Saya bahkan memiliki kesenjangan yang lebih besar untuk dikejar agar dapat sesuai dengan permintaan Fa. Bagaimanapun, saya adalah seorang murid Shifu Li Hongzhi. Saya yakin bahwa saya dapat melakukan pekerjaan dengan baik terhadap tiga hal yang telah Shifu minta kita kerjakan asalkan kita belajar Fa.

Shifu tidak Membiarkan Noda-noda Apapun pada Saya


Ketika masa penahanan saya akan berakhir, seorang pengawal meminta saya untuk mengisi sebuah formulir. Ketika saya hampir menandatangani formulir itu, saya merasa ragu untuk beberapa detik. Sebelumnya, saya hanya menulis untuk mengklarifikasi fakta dan saya hanya menandatangani “seorang praktisi Falun Dafa.” Saya tidak pernah menandatangani “Tahanan: si anu.” Karena keragu-raguan saya, kekuatan lama mencoba untuk mengambil keuntungan atas diri saya. Para pengawal Wei, Guo dan Jia secara serempak berkata, “Jangan cari masalah. Tanda tangan saja ‘Tahanan: si anu.’” Baru saja saya menuliskan kata, “Tahanan,” pena itu kehabisan tinta. Saya segera tahu apa yang harus dilakukan. Saya tersenyum dan berkata, “Lihat? Bukan saya yang tidak ingin tanda tangan seperti itu. Adalah Guru saya yang tidak mengijinkan saya menandatangani seperti itu.” Wei Dan menghampiri saya dan berkata, “Mengapa, saya baru saja mengisi tinta ke dalamnya. Bagaimana bisa tidak ada tinta yang tersisa?” Ia membuka pena itu dan mengayun-ayunkannya, tetapi tidak ada tinta yang keluar. Saya mengambil kembali pena itu. Tiba-tiba sebuah tetesan besar tinta keluar dan jatuh di atas kata-kata yang baru saja saya tulis. Saya tertawa dan berkata kepada mereka, “Bukankah ini sebuah keajaiban?” Para pengawal itu tidak bisa berkata apa-apa. Wei Dan memberi saya formulir yang lain. Saya mengisinya dan menandatangani “seorang praktisi Falun Dafa,” menggunakan satu-satunya pena yang tidak terlihat dan masih memiliki sedikit tinta.

Setelah kembali ke sel saya, saya memberitahu yang lainnya apa yang baru saja terjadi. Semua orang, termasuk mereka yang telah “tersesat” pada jalur iblis dan para narapidana, memberi selamat kepada saya dan berkata, “Pastilah Guru anda. Beliau tidak membiarkan noda-noda mengotori anda.” Ya, saya dapat merasakan Shifu di samping saya, melindungi dan membimbing saya sepanjang perjalanan.

Akhirnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Guru kita. Guru telah memberi saya kehormatan untuk mengikuti proses Pelurusan Fa. Saya akan terus belajar Fa, belajar Fa, dan belajar Fa lagi karena pikiran lurus saya, keyakinan kokoh saya dan segala apa yang saya miliki datang dari Fa.

Sumber: buku “Compassion Overcomes Evil” (Belas Kasih Mengalahkan Kejahatan)